Anda di halaman 1dari 8

Trad. Med. J.

, September - December 2016 Submitted : 13-06-2016


Vol. 21(3), p 116-123 Revised : 23-08-2016
ISSN : 1410-5918 Accepted : 20-10-2016

AN IN VITRO ANTIOSTEOPOROTIC ACTIVITY OF 96% ETHANOL


EXTRACT OF Abelmoschus manihot L. MEDIK LEAVES USING MC3T3-E1
PREOSTEOBLAST CELLS
AKTIVITAS ANTIOSTEOPOROSIS EKSTRAK ETANOL 96 % DAUN Abelmoschus
manihot L. MEDIK SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN SEL PREOSTEOBLAS
MC3T3-E1
Agnis Pondinekaria Aditama, Mangestuti Agil, Hening Laswati*
Faculty of Pharmacy, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia

ABSTRACT

Osteoporosis is a disease characterized by low bone mass and structural deterioration of bone tissue.
Estrogen deficiency causes loss of bone mineral density which causes osteoporosis. Phytoestrogen is a
potential alternative of estrogen that can be used as Hormone Replacement Therapy on osteoporosis with
minimum side effects. Many edible plants contain phytoestrogens that are believed to promote bone health.
Abelmoschus manihot (L.) Medik has been known as a plant that is empirically used in the traditional
medicine and has potency to prevent osteoporosis. The aim of this research is to determine whether the
Abelmoschus manihot (L.) Medik leaves have the potential to increase bone formation in an in vitro assays
using preosteoblast cell line MC3T3-E1. The results showed an increasing activity of Alkaline phosphatase
using confocal laser scanning microscopy technique.
Keywords: Abelmoschus manihot L. Medik, preosteoblast MC3T3-E1 cell, alkaline phosphatase, in vitro.

ABSTRAK

Osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan kerusakan
struktur jaringan tulang. Defisiensi estrogen menyebabkan hilangnya kepadatan mineral tulang yang dapat
menyebabkan osteoporosis. Fitoestrogen berpotensi sebagai alternatif pengganti fungsi estrogen yaitu
sebagai Hormon Replacement Therapy pada penyakit osteoporosis yang memiliki efek samping minimal.
Banyak tanaman yang mengandung phytoestrogen diyakini dapat meningkatkan kesehatan tulang.
Abelmoschus manihot (L.) Medik merupakan tanaman yang diketahui secara empiris mempunyai banyak
efek yang digunakan sebagai pengobatan tradisional dan berpotensi untuk mencegah osteoporosis. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol 96 % daun Abelmoschus
manihot (L.) Medik untuk meningkatkan pembentukan tulang secara in vitro pada sel preosteoblast MC3T3-
E1. Hasil penelitian in vitro menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% daun Abelmoschus manihot (L.) Medik
mampu meningkatkan aktivitas Alkaline Phosphatase yang diukur dengan Confocal Laser Scanning
Microscopy.
Kata kunci : Abelmoschus manihot L. Medik, sel preosteoblas MC3T3-E1, alkaline phosphatase, in vitro.

PENDAHULUAN Tanaman yang di Sulawesi Utara dikenal pula


Abelmoschus manihot L. Medik atau yang dengan sebutan sayur yondok ini juga dapat
dikenal dengan nama daun gedi merupakan dimasak dengan berbagai macam cara disesuaikan
sayuran khas Sulawesi Utara yang biasa digunakan dengan selera masing-masing. Bunga Abelmoschus
sebagai sayuran untuk membuat tinutuan atau manihot mengandung quercetin-1-O-
yang dikenal dengan bubur Manado. Selain robinobioside, hyperine, isoquercetine, gossipetin-
memberikan aroma lebih enak dan gurih, daun 8-O-glukuronide, dan myricetine (Liu et al., 2006).
gedi juga berfungsi sebagai pengental sehingga Jia et al., (2011) melaporkan telah mengisolasi
bubur menjadi bening kental seperti larutan kanji. beberapa senyawa terpenoid dan flavonoid dalam
genus Abelmoschus. Senyawa yang berhasil
diisolasi adalah 6-hydroxystigmasta-4-en-3-one,
Corresponding Author : Agnis P. Aditama
Email : agnisaditama@yahoo.co.id 6-hydroxystigmasta-4,22-dien-3-one, stigmasta-5-
en-3-ol-7-one, stigmasta-5,22-dien-3-ol-7-one,

116 Traditional Medicine Journal, 21(3), 2016


AN IN VITRO ANTIOSTEOPOROTIC ACTIVITY

stigmast-5-en-3,7-diol, stigmast-5,22-dien-3,7- estrogen dan proses penuaan penyebab bone loss.


diol, stigmast-4,22-dien-3,6-dione, stigmasta-4,22- Triterpenoid oleanolic acid, betulinic acid dan
dien-3-one, ergosta-7,2-dien-3-ol, cycloart-25-en- ursolic acid dilaporkan dapat menstimulasi sel
3,24-diol, lupeol, aurantiamide acetate, osteoblas untuk peningkatan bone formation
hexadecanoic acid. Lai et al. (2009), telah (Badole and Katwal., 2014). Efek estrogenik juga
mengisolasi senyawa hibifolin dan adenosin. Jain terdapat pada glikosida triterpen (Kovalchuk.,
et al. (2009), telah mengisolasi dua steroid yaitu 2006).
stigmasterol dan γ-sitosterol dari ekstrak Mekanisme fitoestrogen secara in vitro
petroleum eter batang kayu A. manihot . Satu untuk pencegahan osteoporosis dengan
senyawa steroid yaitu senyawa sitosterol dapat merangsang aktivitas pembentukan sel osteoblas
diisolasi dari fraksi n-heksana dari daun dan menghambat pembentukan osteoklas
tumbuhan gedi merah (Abelmoschus manihot) (Branca., 2003). Secara in vitro, fitoestrogen dapat
(Mamahit, 2009). Abelmoschus manihot merangsang osteoblas untuk menstimulasi
mengandung isoflavon, steroid dan terpenoid sintesis protein dan melepaskan alkaline
(Brotosudirdjo., 2000). Kandungan senyawa phosphatase (Yamaguchi and Sugimoto., 2000).
dalam tanaman telah diteliti dapat mengendalikan Penggunaan bahan alam yaitu tanaman yang
terjadinya osteoporosis, senyawa yang telah memiliki kandungan fitoestrogen bertujuan untuk
terbukti secara ilmiah dapat digunakan sebagai mengendalikan dan mengantisipasi kejadian
antiosteoporosis yaitu terpenoid dan flavonoid. osteoporosis, salah satu tanaman yang dikonsumsi
Menurut Jia et al., (2011) tanaman yang memiliki dan secara empiris telah digunakan sebagai
potensi digunakan untuk antiosteoporosis salah pengobatan di Indonesia salah satunya yaitu daun
satunya adalah dari familia Malvaceae. gedi merah.
Penelitian Puel et al (2005), konsumsi Penelitian ini bertujuan untuk menguji
harian serbuk simplisia daun Abelmoschus aktivitas antiosteoporosis in vitro dari ekstrak
manihot yang dicampur dalam makanan tikus etanol 96 % daun Abelmoschus manihot L. Medik
terkait aktivitasnya untuk mencegah keropos pada sel preosteoblas MC3T3-E1.
tulang pada tikus yang telah diangkat ovariumnya.
Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa METODOLOGI
terdapat peningkatan nilai Bone Mineral Content Alat dan Bahan
(BMC) dan Bone Mineral Density (BMD) dengan Alat yang digunakan yaitu : alat gelas untuk
dosis optimal 15 % daun gedi, sehingga tanaman maserasi, Microplate 24 well, cover slip,
ini dapat membantu mengurangi keropos tulang mikropipet, shaker, lamina air flow (LAF),
pada kondisi defisiensi estrogen. Dengan demikian inkubator CO2, Confokal Laser Scanning
dapat dikatakan bahwa daun gedi dapat Microscopy (CLSM) type Olympus FV1000. Bahan
memberikan perlindungan terhadap osteoporosis. yang digunakan yaitu : Daun Abelmoschus manihot
Penggunaan bahan alami yang mengandung L. Medik diperoleh dari daerah Kotamobagu,
hormon atau fitohormon sudah banyak Manado, Sulawesi Utara. Dipanen pada tanggal 15
dikembangkan saat ini, salah satunya adalah Februari 2015 dalam usia 90 hari. Identifikasi
fitoestrogen. Fitoestrogen merupakan suatu dilakukan di Balai Kebun Raya Purwodadi,
substrat dari tumbuhan yang memiliki aktivitas Pasuruan, Jawa Timur. Cell line jenis sel
mirip estrogen (Glover and Assinder, 2006). preosteoblas MC3T3-E1 didapatkan dari kultur sel
Fitoestrogen adalah juga dianggap sebagai zat calvaria (C57BL/6) dan dibeli dari American Type
alternatif yang efektif dalam mencegah keropos Culture Collection (ATCC, CRL-2593; Manassas, VA,
tulang yang disebabkan oleh defisiensi estrogen USA) subclone preosteoblas tipe 4 dari
(Urasopon et al., 2008). Selanjutnya menurut Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH)
Jefferson et al., (2002), fitoestrogen merupakan Universitas Brawijaya. Etanol 96 %, aquades steril,
senyawa yang ditemukan pada tumbuhan yang tween 80, FBS, Bovine Serum Albumine, dapar
memiliki banyak kesamaan dengan estradiol, fosfat, DMSO, asam ascorbat, kit ALP antibodi,
bentuk alami estrogen yang paling poten. antibodi sekunder ALP, dll.
Flavonoid (isoflavon) diklasifikasikan
sebagai fitoestrogen, berdasarkan kemiripan Pembuatan simplisa
aktivitasnya dengan estrogen. Secara klasik Daun Abelmoshus manihot L. Medik
komponen fitoestrogen terdiri dari (isoflavon, sejumlah 3,2 kg yang didapat disortasi dan
lignan, coumestane, stilbene, flavonoid quercetin dilakukan pencucian dan dikeringkan dengan
dan kaemferol) (Grippo et al., 2007). diangin-anginkan untuk meminimalkan jumlah air
Triterpenoid telah diteliti secara in vivo dan yang terkandung di dalam daun. Serbuk kering
in vitro berperan sebagai terapi pada defisiensi yang didapatkan sejumlah 320 g.

Traditional Medicine Journal, 21(3), 2016 117


Agnis Pondinekaria Aditama

Pembuatan ekstrak PBS dan di shaker. Pengamatan dengan CLSM


Serbuk daun Abelmoshus manihot L. Medik dilakukan pada panjang gelombang 488 nm dan
sejumlah 320 gram diremaserasi dengan etanol 96 menganalisa intensitas fluorosensi ALP.
% selama 5 hari. Hasil maserasi di lakukan
pemekatan ekstrak dengan penguapan pelarut Identifikasi golongan senyawa aktif
menggunakan rotary evaporator sampai Identifikasi golongan senyawa flavonoid
didapatkan ekstrak kental dan menghasilkan 34 menggunakan metode KLT : ekstrak etanol 96 %
gram ekstrak etanol 96 % daun Abelmoschus daun A. manihot L. Medik dengan fase diam plat
manihot L. Medik. KLT silika gel 60 F254 dan fase gerak (BAW)
butanol : asam asetat glasial ; air (4 : 1 : 5) dan
Preparasi ekstrak etanol 96 % daun A. manihot penampak noda uap ammonia dan pereaksi sitrat
L. medik borat.
Ekstrak etanol 96 % daun A. manihot L. Identifikasi golongan senyawa terpenoid
Medik sejumlah 50 mg dimasukkan ke dalam menggunakan metode KLT : ekstrak etanol 96 %
beaker glass 50 ml ditambahkan tween 80 (0,5% daun A. manihot L. Medik dengan fase diam
dari volume maksimal) diaduk hingga homogen. lempeng plat KLT silika gel 60 F254 dan fase gerak
Kemudian ditambahkan DMSO 0,5 % dalam n-heksana : etil asetat (6:4) menggunakan
deionized water pada labu ukur 50 ml untuk penampak noda Anisaldehid H2SO4
membuat larutan sampel induk yaitu suspensi
ekstrak etanol 96 % daun A. manihot L. Medik HASIL DAN PEMBAHASAN
1000 ppm. Saring larutan sampel induk ekstrak Hasil identifikasi di Balai Kebun Raya
etanol 96 % dengan milipore 0,22 µm dan Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur Daun
disimpan dalam tabung steril. Membuat larutan Abelmoschus manihot L. Medik diperoleh dari
sampel untuk perlakuan dengan beberapa dosis daerah Kotamobagu, Manado, Sulawesi Utara,
dari larutan sampel 500 ppm yang telah menyatakan bahwa daun tersebut adalah benar
disaring,yaitu : dosis 40 ppm, dosis 25 ppm, dosis Daun Abelmoschus manihot L. Medik.
12,5 ppm, dosis 6,25 ppm, dosis 3,125 ppm. Identifikasi golongan senyawa flavonoid
Kontrol negatif berupa well yang ditambah dan terpenoid menggunakan metode KLT.
larutan berisi Tween 80 dan DMSO 0,5 % ad 50 ml Flavonoid teridentifikasi menggunakan fase diam
dalam labu ukur, dilakukan replikasi tiga kali. silica gel 60 F254, fase gerak BAW (4 : 1 : 5)
Kontrol positif berisi 17β-estradiol yang dengan pereaksi penampak noda Amonia dan
dilarutkan terlebih dahulu dalam DMSO 0,5 % dan sitroborat berupa bercak noda berwarna kuning
Tween 80 dalam labu ukur kemudian dimasukkan dengan hRf 70 yang juga muncul pada totolan
kedalam well dilakukan replikasi tiga kali. pembanding Quercetin. Terpenoid teridentifikasi
Larutan sampel dari berbagai dosis, kontrol menggunakan fase diam silica gel 60 F254, fase
negative dan kontrol positif dimasukkan ke dalam gerak n-heksana : etil asetat (6 : 4) dengan
microplate 24-well berisi sel preosteoblas MC3T3- pereaksi penampak noda Anisaldehid H2SO4.
E1 yang telah dipersiapkan sebelumnya, replikasi Pengujian in vitro ekstrak etanol 96 % daun
masing-masing dosis dilakukan tiga kali. A. manihot L. medik menggunakan sel
Kemudian Microplate 24-well diinkubasi selama preosteoblas MC3T3-E1 dengan metode ICC
48 jam dan dianalisis dengan metode dilakukan menggunakan CLSM. Pemilihan cell line
Immunocytochemistry (ICC) menggunakan preosteoblas MC3T3-E1 karena jenis sel ini
Confocal Laser Scanning Microscopy (CLSM). merupakan model yang sangat baik untuk
mengetahui proses pembentukan tulang secara in
Preparasi pengamatan dengan CLSM vitro dan sering digunakan untuk penelitian in
Media dalam microplate 24-well dibuang vitro untuk mengetahui peran suatu senyawa
kemudian sel difiksasi dengan paraformaldehyde dalam proses bone remodeling cycle. Metode ICC
(PFA). Membilas well dengan phosphate buffer dipilih karena memiliki sensitivitas yang tinggi
saline (PBS), kemudian dilakukan penambahan untuk mendeteksi adanya aktivitas ALP pada sel
blocking buffer 5 % dan di shaker. Dilakukan dengan prinsip antigen-antibodi serta waktu yang
pembilasan well dengan PBS dan di shaker. diperlukan untuk melihat aktivitas yang terjadi di
Dilakukan penambahan antibodi primer (anti dalam sel relatif lebih singkat (Javois, 1999;
rabbit ALP) lalu tunggu selama 1 jam. Dilakukan Fujiwara et al., 2011; Taylor dan Rudbeck, 2013).
pembilasan well dengan PBS dan di shaker. Penyiapan proses uji in vitro diawali dengan
Dilakukan penambahan antibodi sekunder (anti preparasi sel preosteoblas MC3T3-E1. Pemilihan
rabbit FITC) lalu simpan selama 45 menit dalam media harus sesuai karena sangat berpengaruh
keadaan gelap. Dilakukan pembilasan well dengan terhadap perkembangan sel kultur, dalam

118 Traditional Medicine Journal, 21(3), 2016


AN IN VITRO ANTIOSTEOPOROTIC ACTIVITY

Tabel I. Hasil rata-rata ± SD pengukuran aktivitas ALP pada masing-masing perlakuan

Kelompok Rata-rata Respon Aktivitas ALP (μm) SD


Kontrol negatif 40,81 0,09
Ekstrak dosis 3,125 ppm 49,20 0,34
Ekstrak dosis 6,25 ppm 110,03 0,10
Ekstrak dosis 12,5 ppm 120,16 0,88
Ekstrak dosis 25 ppm 142,74 0,33
Ekstrak dosis 40 ppm 84,41 1,02

Gambar 1. Grafik pengukuran aktivitas ALP (Alkaline Phosphatase) melihat pengaruh pemberian ekstrak
etanol 96 % daun Abelmoschus manihot L. Medik dengan dosis : 1 (Kontrol Negatif); 2 (Dosis 3,125 ppm);
3 (Dosis 6,25 ppm); 4 (Dosis 12,5 ppm); 5 (Dosis 25 ppm); 6 (Dosis 40 ppm).

penelitian ini menggunakan media Alpha- al., 2012; Chen et al., 2011; Widyowati, 2011).
Minimum Essensial Medium Eagle (α-MEM) yang Fraksi n-heksana daun Abelmoschus manihot L.
merupakan media kultur sel yang sangat baik yang Medik memiliki nilai IC50 pada dosis 50 ppm
dapat digunakan untuk berbagai jenis sel. (Mamahit., 2009). Dari data tersebut maka range
Pemilihan nutrisi pada media α-MEM dikondisikan dosis ekstrak etanol 96 % yang digunakan yaitu,
sesuai dengan kebutuhan sel yang akan dikultur dengan 3 range dosis dibawah 25 ppm dengan
dan disesuaikan dengan karakteristik sel sesuai kelipatan setengah dan 1 dosis diantara 25 ppm
persyaratan dalam prosedur dari ATCC. Penam- dan 50 ppm yaitu 40 ppm untuk melihat pengaruh
bahan bahan seperti asam ascorbat, natrium dosis pada dosis antara 25 ppm dan 50 ppm.
piruvat, natrium bikarbonat, Asam amino non Sehingga range dosis yang dipilih untuk pengujian
esensial, FBS dan antibiotik agar sel dapat tumbuh yaitu 3,125 ppm; 6,25 ppm; 12,5 ppm; 25 ppm dan
dengan baik. Fungsi dari penambahan bahan asam 40 ppm.
ascorbat yang diperlukan untuk menginduksi Preparasi sampel ekstrak etanol 96 % daun
diferensiasi sel, asam amino yang digunakan yaitu A. manihot L. Medik dibuat larutan dalam DMSO
L-glutamin yang diperlukan dalam pertumbuhan 0,5 % dan dengan penambahan surfactant
sel, natrium piruvat sebagai sumber energi sel, (tween 80) 0,5 %. Pemilihan DMSO karena
natrium bikarbonat memper-tahankan pH media merupakan pelarut inert dan sering digunakan
dan FBS untuk membuat complete medium sebagai sebagai pelarut pada penelitian in vitro dengan
sumber growth factor yang akan menginduksi persyaratan kadar DMSO tidak boleh lebih dari 1
partumbuhan sel. Antibiotik berfungsi untuk %. Sifat polar dari DMSO maka diperlukan
menghindari terjadinya kontaminasi pada media. penambahan surfaktan yaitu tween 80 agar
Proses preparasi dilakukan di dalam laminar air sampel yang bersifat non polar dapat terdispersi
flow dengan menggunakan teknik kerja aseptik secara homogen.
untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Data aktivitas ALP dari 17β-estradiol
Pemilihan dosis dilakukan dengan studi sebagai kontrol positif digunakan untuk melihat
literatur penelitian in vitro yang menyebutkan adanya kemampuan 17β-estradiol dalam
bahwa penggunaan dosis ekstrak pada jenis sel menginduksi diferensiasi sel preosteoblas menjadi
preosteoblas MC3T3-E1 untuk uji ALP tidak sel osteoblas. Kontrol negatif menggunakan
terlalu besar, yaitu range dosis 1 – 50 ppm (Choi et well yang berisi media yaitu α-MEM dan sel

Traditional Medicine Journal, 21(3), 2016 119


Agnis Pondinekaria Aditama

Gambar 2. Profil KLT identifikasi golongan senyawa flavonoid menggunakan KLT : quercetin (Q) dan
ekstrak etanol 96 % daun A. manihot L. Medik (Et) dengan fase diam plat KLT silika gel 60 F254 dan fase
gerak (BAW) butanol : asam asetat glasial ; air (4 : 1 : 5) dan penampak noda uap ammonia dan pereaksi
sitrat borat.

Gambar 3. Profil KLT identifikasi golongan senyawa terpenoid menggunakan KLT : ekstrak etanol 96 %
daun A. manihot L. Medik dengan fase diam plat KLT silika gel 60 F254dan fase gerak n-heksana : etil
asetat (6 : 4) menggunakan penampak noda Anisaldehid H2SO4

preosteoblas MC3T3-E1 untuk melihat keadaan menganalisis sel pada waktu yang tepat sesuai
normal dimana tidak ada perlakuan pemberian dengan yang diinginkan dan mencegah adanya
larutan sampel ekstrak etanol 96 %. reaksi lanjutan. Kemudian dilakukan pemberian
Preparasi sel preosteoblas sebelum blocking buffer yaitu FBS dalam phosphate bovine
pengamatan dengan CLSM yaitu dengan serum (PBS) pada sel yang bertujuan untuk
melakukan proses fiksasi dengan penambahan mencegah terjadinya ikatan non spesifik dari
paraformaldehyde (PFA). Proses fiksasi bertujuan antibodi ALP yang akan diberikan terhadap
untuk membunuh sel tanpa adanya kerusakan protein lain yang bukan ALP yang dapat
lanjutan pada sel yang diperlukan agar dapat menpengaruhi ikatan antara antibodi ALP dengan

120 Traditional Medicine Journal, 21(3), 2016


AN IN VITRO ANTIOSTEOPOROTIC ACTIVITY

ALP. Selanjutnya diberi antibodi primer yaitu aktivitas ALP, dimana peningkatan dosis tidak
antibodi ALP (anti rabbit ALP) yang akan mengikat disertai dengan adanya peningkatan aktivitas ALP.
ALP yang diproduksi sel preosteoblas ketika Keadaan tersebut kemungkinan besar
berdiferensiasi. Pengikatan ALP oleh antibodi berkaitan dengan teori yang menyatakan tidak
primer tersebut akan berikatan dengan antibodi dapat ditetapkannya linieritas hubungan antara
sekunder yaitu anti rabbit FITC yang telah konsentrasi hormon dan ikatan dengan reseptor.
terkonjugasi dengan gugus fluorofor. Ikatan antara Pada konsentrasi diatas K, yaitu konstan disosiasi
ALP, antibodi primer dan antibodi sekunder akan untuk kinetika ikatan reseptor dan ligand, terjadi
berfluorosensi pada panjang gelombang 488 yang penjenuhan respons awal, dimana peningkatan
akan terdeteksi pada CLSM (Fujiwara et al., 2011; konsentrasi selanjutnya akan terjadi penjenuhan
Taylor and Rudbeck, 2013). reseptor (Vandenberg et al., 2012).
Aktivitas ALP uji in vitro menggunakan Pada hasil pengujian ekstrak etanol 96 %
CLSM ditunjukkan dari intensitas fluoresensi yang daun A. manihot L. Medik didapatkan data yaitu,
terdeteksi. Semakin tinggi intensitas fuoresensi pada dosis rendah yang ditingkatkan
yang dihasilkan maka semakin tinggi aktivitas konsentrasinya dari 3,125; 6,25; 12,5 dan 25
ALP. Aktivitas ALP menunjukkan kemampuan dari terjadi peningkatan aktivitas ALP. Peningkatan
senyawa dalam ekstrak etanol 96 % daun A. dosis berikutnya sebesar 40 ppm tidak
manihot L. medik dalam menginduksi diferensiasi menunjukkan peningkatan kekuatan yang lebih
sel preosteoblas MC3T3-E1 menjadi sel osteoblas tinggi.
serta masing-masing dapat dibandingkan dengan Terdapat beberapa alasan yang dapat
kontrol negatif. membantu menjelaskan fenomena tersebut, yaitu
Pengamatan yang dilakukan secara visual faktor-faktor yang menyebabkan hormon
terhadap sel preosteoblas MC3T3-E1 endogen dapat menunjukkkan aktivitasnya pada
menunjukkan tidak ada perubahan morfologi pada dosis rendah: Reseptor hormon yang bersifat
sel setelah perlakuan dengan pemberian larutan spesifik mempunyai afinitas tinggi, sehingga dapat
sampel ekstrak etanol 96 %. Morfologi sel berikatan dengan molekul hormon dalam jumlah
preosteoblas masih berbentuk poligonal dan cukup untuk memacu respons; Terdapatnya
menempel pada cover slip, tidak terjadi shrinking hubungan non linier antara konsentrasi hormon
atau swelling dan mengambang pada media. Hal dan jumlah reseptor yang dapat berikatan;
ini menunjukkan pemberian larutan sampel Terdapatnya hubungan non linier antara jumlah
ekstrak etanol 96 % daun A. manihot L. Medik reseptor yang berikatan dan efek biologik terkuat
pada semua range dosis tidak memberikan efek yang dapat diamati.
toksik pada sel preosteoblas MC3T3-E1. Non monotonic dose response dapat
Kemampuan ekstrak etanol 96 % daun A. manihot berlangsung karena terdapatnya perbedaan
L. Medik dalam menginduksi proses diferensiasi afinitas reseptor yang mengakibatkan terdapatnya
sel preosteoblas menjadi osteoblas dapat selektivitas respons pada dosis tinggi versus dosis
dibandingkan satu sama lain dengan rendah. Jadi, ada senyawa yang dapat terikat
membandingkan prosentasenya terhadap kontrol secara kuat pada sebuah reseptor estrogen pada
negatif. dosis rendah, namun pada dosis tinggi senyawa itu
Berdasarkan data yang diperoleh, kelompok juga terikat pada reseptor hormon lain secara
kontrol negatif memiliki nilai aktivitas ALP lebih lemah, seperti pada reseptor androgen dan tiroid.
rendah dibandingkan kelompok perlakuan ekstrak Dalam kenyataannya, beberapa zat kimia yang
etanol 96 % daun A. manihot L. Medik dengan menunjukkan efek pada dosis rendah ternyata
dosis 3,125 ppm; 6,25 ppm; 12,5 ppm; 25 ppm dan menunjukkan aktivitas lewat kerjanya melalui
40 ppm. ikatan multi reseptor dan multi jalur. Efek yang
Prosentase aktivitas ALP ekstrak etanol 96 terlihat pada dosis tinggi dapat terjadi karena
% daun A. manihot L. medik pada range 3,125 ikatan dengan multi reseptor dibandingkan
ppm; 6,25 ppm; 12,5 ppm; 25 ppm dan 40 ppm dengan efek pada dosis rendah yang terjadi
terhadap kontrol negatif secara berurutan yaitu melalui ikatan hanya pada satu reseptor
1.20 %, 2.69 %, 2.94 %, 3.49 %, 2.06 %. Sehingga (Vandenberg et al., 2012).
terdapat dugaan kuat ekstrak etanol tersebut Ini sesuai dengan sifat multi-komponen
mampu menginduksi diferensiasi sel preosteoblas ekstrak yang memberikan efek sinergisme yang
MC3T3-E1 melalui peningkatan aktivitas ALP. dapat digunakan untuk mengobati penyakit yang
Hasil pengujian in vitro ekstrak etanol 96 % kompleks (Yang Y et al., 2014). Ekstrak
daun A. manihot L. Medik menunjukkan hubungan Abelmoschus manihot L. Medik diketahui
yang tidak linear antara peningkatan dosis dan mempunyai kandungan senyawa golongan
flavonoid, terpenoid dan steroid (Liu et al., 2006;

Traditional Medicine Journal, 21(3), 2016 121


Agnis Pondinekaria Aditama

Brotosudirdjo., 2000; Mamahit., 2009). Jadi, manihot. Asian Journal of Biological


terdapat kemungkinan kandungan senyawa Sciences.
tersebut bekerja memberikan efek sinergisme Jefferson W, Padilla-Banks E, Clark G and Newbold
yang belum diketahui mekanismenya secara R. 2002. Assessing estrogenic activity of
langsung dalam menginduksi diferensiasi sel phytochemicals using transcriptional
preosteoblas. activation and immature mouse
uterotrophic responses. Journal of
KESIMPULAN Chromatography. B Analytical Technologies
Ekstrak etanol 96 % daun Abelmoschus in the Biomedical and Life Sciences 777(1-
manihot L. Medik dapat menunjukkan aktivitas 2):179-189.
pembentukan alkaline fosfatase pada percobaan in Jia L and Guo Li M. 2011. Chemical constituents
vitro dengan sel preosteoblas MC3T3-E1. from petroleum ether portion of
Abelmoschus esculentus II. China journal of
DAFTAR PUSTAKA chinese Materia Medica.
Badole S and Kotwal S. 2014. Equisetum arvense: Jia L and Guo Li M. 2011. Chemical constituents
Ethanopharmacological and Phytochemical from petroleum ether portion of
review with reference to osteoporosis. RTM Abelmoschus esculentus II. China journal of
Nagpur University. Issue 4, Vol 1. chinese Materia Medica.
Branca F. 2003. Dietary Phyto Oestrogens and Kovalchuk S, Kozhemyako, V, Atopkina S,
Bone Health. Proceeding of the Nutrition Silchenko A, Avilov S, Kalinin V, Rasskazov
Society, 877-887. V and Aminin D. 2006. Estrogenik activity of
Brotosudirdjo M. 2000. Telaah fitokimia daun triterpene glycosides in yeast two-hybrid
Gedi merah (Abelmoschus manihot L. assay. The Journal of Steroid Biochemistry
Medik), Malvaceae. Dalam : Penelitian and Molecular Biology. Volume 101. Issue s
Tanaman Obat Di Beberapa Perguruan 4 – 5. Pages 226 – 231.
Tinggi di Indonesia. Buku X. Jakarta: Depkes Lai X, Liang H, Zhao Y and Wang B. 2009.
RI. Balitbang Kesehatan Puslitbang Farmasi. Simultaneous determination of seven active
Chen, L., Lei, L., Ding, P., Tang, Q., Wu, Y. 2011. flavonols in the flowers of Abelmoschus
Osteogenic effect of Drynariae rhizoma manihot by HPLC. J. Chromatogr. Sci. 3,
extracts and Naringin on MC3T3-E1 cells 206–210.
and an induced rat alveolar bone resorption Liu Y, Xianyin L, Xiaomei, yuying Z and Jingrong C.
model. Elsevier : Archieves of oral biology. 2006. Interactions Between Thrombin with
Vol 56. Page 1655-1662. Flavonoids from Abelmoschus manihot
Choi, E. M. 2012. Liquiritigenin isolated from Medicus by CZE. Chromatographia.
Glycyrrhiza uralensis stimulates osteoblast Mamahit L. 2009. Satu Senyawa Steroid Dari Daun
function in osteoblastic MC3T3-E1 cells. Gedi (Abelmochus manihot L. Medik) Asal
Elsevier : International Sulawesi Utara. Chem. Prog. Vol. 2, No 1.
Immunopharmacology. Vol 12. Page 139- Puel C, Mathey J, Davicco M, Labecque P,
143. Chanteranne B, Horcajada M and Coxam V.
Fujiwara, K., Shin, M., Hougaard, D. M., Saita, T. 2005. Preventive effect of Abelmoschus
Distribution study of peplomycin in rat manihot L. Medik on bone loss in the
kidney revealed by immunocytochemistry ovariectomised rats. J Ethnopharmacology.
using monoclonal antibodies. Histochem 99:655-660.
Cell Biology. Vol 135. page 93-101. Taylor, C. R., and Rudbeck, L. 2013.
Glover A and Assinder S. 2006. Acute exposure of Immunohistochemical Staining Methods.
adult male rats to dietary phytoestrogen Dako Denmark : IHC Handbook sixth
reduces fecundity and alters epididymal edition.
steroid hormon receptor expression. Jour. Urasopon N, Hamada Y, Cherdshewasart W,
Endoc. 189: 565-573. Malaivijitnond S. 2008. “Preventive effects
Grippo A, Capps K, Rougeau B and Gurley BJ. 2007. of Pueraria mirifica on bone loss in
Analysis of flavonoid phytoestrogens in ovariectomized rats,” Maturitas, vol. 59, no.
botanical and ephedra-containing dietary 2, pp. 137–148.
supplements. Ann Pharmacother. 41:1375– Vandenberg, L. N., Colborn, T., Hayes, T. B.,
82. Heindel, J. J., Jacobs, D. R., Lee, D-H., Shioda,
Jain P and Bari S. 2009. Isolation of Stigmaterol T., Soto, A. M., Saal, F. S., Welshons, W. V.,
and γ-sitosterol from petroleum ether Zoeller, R. T., Myers, J. P. 2012. Review :
exstract of woody stem of Abelmoschus Hormones and Endocrine-Disrupting

122 Traditional Medicine Journal, 21(3), 2016


AN IN VITRO ANTIOSTEOPOROTIC ACTIVITY

Chemicals: Low-Dose Effects and Yamaguchi M, Lai Y 2006. Oral administration of


Nonmonotonic Dose Responses. Endocrine phytocomponent p-hydroxycinnamic acid
Journal. Vol 33. No 3. has anabolic effects on bone calcification in
Widyowati, R. 2011. Alkaline Phosphatase Activity femoral tissues of rats in vivo. J Health Sci
of Graptophylum pictum and Sphilanthes 52; 308 – 312.
acmella Fractions Against MC3T3-E1 Cells Yang Y, Zhang Z, Li S, Ye X, Li X, He K.
as Marker of Osteoblast Differentation Cells. 2014. Synergy effects of herb extracts:
International Journal of Pharmacy and Pharmacokinetics and pharmacodynamic
Pharmaceutical Sciences. Vol 3. Suppl 1. basis. Fitoterapia. Vol 92, P 133–147

Traditional Medicine Journal, 21(3), 2016 123

Anda mungkin juga menyukai