Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Dasar Penapisan Calon Akseptor KB (Seleksi Klien, Pemeriksaan Ginekologi
Dan Konseling Calon Akseptor)”. Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan
bernilai untuk para pembaca yang membutuhkan Konsep Dasar Penapisan
Calon Akseptor KB.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Pengembangan Asuhan Pelayanan KB. Makalah ini membahas segala
aspek yang berkaitan dengan Penapisan Calon Akseptor KB yang terdiri dari
konsep Seleksi Klien, Pemeriksaan Ginekologi Dan Konseling Calon Akseptor.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Bandung, 2019
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
BAB III PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Seleksi Klien
Tujuan utama penapisan atau seleksi klien sebelum pemberian
suatu metode kontrasepsi (seperti pil KB, suntikan atau AKDR) adalah
untuk menentukkan apakah ada kehamilan, adanya keadaan yang
membutuhkan perhatian khusus, adanya masalah yang membutuhkan
pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut (seperti diabetes atau tekanan
darah tinggi). Bagi sebagian besar klien, keadaan-keadaan ini dapat
diketahui dengan cara anamnesis terarah, sehingga bisa menemukan
masalah utama atau adanya kemungkinan hamil. Untuk meyakini bahwa
klien tidak hamil dapat dipastikan melalui anamnesis seperti: tidak
senggama sejak haid terakhir, sedang memakai metode efektif secara baik
dan benar, sekarang di dalam 7 hari pertama haid terakhir, di dalam 4
minggu pascapersalin, dalam 7 hari pascakeguguran, sementara menyusui
aktif dan tidak mendapatkan haid. Pemeriksaan fisik jarang dibutuhkan,
kecuali untuk menyingkirkan kehamilan yang lebih dari 6-8 minggu. (2)
Sebagian besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi
mantap, tidak memerlukan pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan
panggul. Pemeriksaan laboratorium untuk klien keluarga berencana baru,
umumnya tidak diperlukan karena sebagian besar klien keluarga
berencana baru berusia muda (16-35 tahun) dan umumnya sehat, dan
pada wanita masalah kesehatan reproduksi yang membutuhkan perhatian
seperti kanker genitalia dan payudara serta fibroma uterus jarang didapat
pada umur sebelum 35 tahun. Prosedur penapisan klien dapat
digambarkan dalam table berikut : (2)
1.http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/Pedoman%20Manajemen
%20Pelayanan%20KB.pdf
2. Saifuddin, AB. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi
3. https://www.alomedika.com/tindakan-medis/obstetrik-dan-ginekologi/pemasangan-iud/teknik