Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ANALISIS KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan

Universitas Diponegoro

Semarang

Di susun oleh

ARQHAB WALZTHY 40040417060070

M. IQBAL NOVERY 40040417060069

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK PERKAPALAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatakan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya
saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, yang bertemakan “ analisis penyebab terjadinya
kecelakaan kerja di atas kapal ”. Makalah ini disusun guna menyelesaikan tugas mata kuliah mesin perkakas
. Semoga pembahasan yang ada dalam makalah ini dapat memberi manfaat bagi tiap pembacanya dan
menambah wawasan mengenai kesehatan, keselamatan kerja.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Semarang , 12 September 2019

2x
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR…………………………………………………………………………………………………x
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................................. 2
C. TUJUAN DAN MANFAAT MAKALAH ..................................................................................... 2
BAB. II PEMBAHASAN
A. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ......................................................................... 3
B. PERALATAN KESELAMATAN KERJA ................................................................................... 3
C. KECELAKAAN DI ATAS KAPAL ..................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................. 14
B. SARAN ........................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai salah satu negara maritim maka peranan sektor perhubungan khususnya perhubungan
laut sangat menunjang kelancaran arus barang dari suatu daerah kedaerah lainnya. Dalam era
pembangunan yang sedang giat-giatnya kita laksanakan saat ini peran tersebut sangat dibutuhkan,
sehingga dengan demikian berarti tantangan akan semakin meningkat.
Menurut Drs.Daryanto ,keselamatan kerja peralatan bengkel dan perawatan mesin ,sebab
terjadinya kecelakaan sering terjadi diakibatkan oleh lebih dari satu sebab, kecelakaan dapat di
cegah dengan menghilangkan hal hal yang menyebabkan kecelakaan tersebut, ada dua sebab utama
terjadinya suatu kecelakaan. Pertama, tindakan yang tidak aman, kedua, kondisi kerja yang tidak
aman, orang yang mendapat kecelakaan luka luka sering kali di sebabkan oleh orang lain atau
karena tindakannya sendiri yang tidak menunjang keaamanan.sebagai alat transportasi laut
merupakan jawaban yang tepat dalam menunjang kelancaran arus pengangkutan barang, olehnya
itu dituntut Perwira pelayaran niaga yang disiplin, terampil dan gesit dalam melaksanakan
tugasnya.
Pada akhir masa ini kita menyaksikan perubahan yang cepat dalam kehidupan sehari-hari
maupun ditempat kerja. Kemajuan teknologi membawa perkembangan dalam bidang pendidikan,
tata hubungan sosial dan pergaulan masyarakat, yang mana hal ini akan berpengaruh terhadap
tingkah laku manusia.
Banyak mesin-mesin, bahan-bahan maupun proses-proses baru yang kita temui sebagai hasil
kemajuan teknologi. Tetapi kemajuan teknologi juga membawa akibat sampingan yang merugikan
bila tidak ditangani dengan baik, yaitu dalam bentuk bahaya-bahaya baru yang muncul seperti
kecelakaan kerja.
Tidak jarang suatu industri perkapalan karena kurang teliti dalam perawatan dan
perancangannya mengakibatkan jiwa manusia menjadi korban. Walau bagaimanapun kecelakaan
tidak terjadi dengan sendirinya, akan tetapi ada yang menyebabkannya.
Menurut Purwanto (1987), keselamatan kerja, bahwa dari data-data statistik dunia terlihat
bahwa 85% dari kecelakaan disebabkan oleh perbuatan manusia yang salah (Unsafe Human Act)
walaupun sebenarnya terdapat sebab-sebab lain.
Oleh karena itu untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas maka perlu adanya usaha pencegahan,
yaitu melalui usaha keselamatan kerja yang baik, yang mana usaha keselamatan kerja ini
merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengendalikan terjadinya kecelakaan yang
berkaitan dengan lingkungan kerja. Dan yang sangat penting apabila kita bekerja harus betul-betul
memperhatikan keselamatan kerja dan kita jangan sampai ceroboh atau lalai karena dapat
menyebabkan kecelakaan terutama dalam hal pemakaian alat-alat keselamatan pada waktu
bekerja. Tentunya dalam hal ini pihak perusahaan pun sangan berperan aktif terutama dalam

41
penyiapan alat-alat keselamatan kerja. Seperti yang kita ketahui sering terjadi kecelakaan kerja di
atas kapal sehingga penulis mencoba mengkaji lebih lanjut mengenai masalah tersebut, sehingga
menjadikannya suatu masalah yang perlu dipaparkan dalam makalah dengan judul “ANALISIS
PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN KERJA DI ATAS KAPAL”

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian serta perbedaan dari kesehatan dan keselamatan kerja.


2. Apa saja peralatan-peralatan keselamatanan kerja utama di atas kapal.
3. Apakah penyebab kecelakaan kerja di atas kapal.
4. bagaimana cara pencegahan terhadap kecelakaan di atas kapal.

C. TUJUAN DAN MANFAAT MAKALAH

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:


1. Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang peranan peralatan keselamatan kerja pada
saat bekerja di atas kapal.
2. Untuk memanbah pengetahuan terhadap pentingnya menggunakan alat keselamatan kerja.
3. Untuk menambah pehaman keselamatan dalam berkerja
4. Untuk memberikan gambaran khususnya kepada pembaca tentang hal-hal yang akan
terjadi apabila tidak menggunakan peralatan keselamatan kerja.
5. Sebagai bahan pemikiran kepada perusahan pelayaran tentang pentingnya alat keselamatan
kerja.

25
BAB. II

PEMBAHASAN

A. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kegiatan untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman, nyaman dan cara peningkatan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja baik
jasmani, rohani dan sosial. Keselamatan dan kesehatan kerja secara khusus bertujuan untuk
mencegah atau mengurangi kecelakaan dan akibatnya, dan untuk mengamankan kapal,
peralatan kerja, dan produk hasil tangkapan. Secara umum harus diketahui sebab-sebab dan
pencegahan terhadap kecelakaan, peralatan, serta prosedur kerjanya di atas kapal. Secara
khusus prosedur dan peringatan bahaya pada area tahapan kegiatan operasi penangkapan perlu
dipahami dengan benar oleh seluruh awak kapal didalam menjalankan tugasnya.
Komponen terpenting dalam menjaga keselamatan jiwa dan keselamatan peralatan kerja
adalah pengetahuan tentang penggunaan perlengkapan keselamatan kerja bagi awak kapal,
utamanya adalah awak kapal bagian mesin. Penggunaan alat perlengkapan keselamatan kerja
ini telah di standarisasi baik secara nasional maupun internasional, sehingga wajb digunakan
ketika akan melaksanakan kegiatan kerja utamanya adalah kegiatan kerja di ruang mesin.
Dengan demikian kenyamanan kerja pada lingkungan kerja dapat tercipta, dan kecelakaan
yang diakibatkan karena factor kelalaian manusia maupun faktor karena kelelahan bahan
resiko yang ditimbulkannya dapat diperkecil atau dihindari.

B. PERALATAN KESELAMATAN KERJA


Berdasarkan Undang - undang Keselamatan Kerja N0.1. Tahun 1970, pasal 12b dan pasal 12c,
bahwa tenaga kerja diwajibkan :
1. Memahami alat-alat perlindungan diri.
2. Memenuhi atau mentaati semua syarat-syarat keselamatan kerja.
Dalam pasal 13 disebutkan juga bahwa barang siapa yang akan memasuki tempat kerja,
diwajibkan untuk mentaati semua petunjuk keselamatan dan kesehatan kerja dan wajib
menggunakan alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
Dalam pasal 14 disebutkan bahwa perusahaan diwajibkan secara cuma-cuma menyediakan
semua alat perlindungan diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah dan bagi
setiap orang yang memasuki tempat kerja tersebut.
Ada 2 macam alat-alat pelindung keselamatan yaitu terdiri dari :
1. Alat Pelindung Untuk Mesin-Mesin dan Alat-Alat Tenaga

63
Alat pelindung ini disediakan oleh pabrik pembuat mesin dan alat tenaga misalnya kap-kap
pelindung dari motor listrik, katup-katup pengaman dari ketel uap, pompa-pompa dan sebagainya.
2. Alat Pelindung Untuk Para Pekerja (Personal Safety Equipment)
Alat pelindung untuk para pekerja adalah gunanya untuk melindungi pekerja dari bahaya-bahaya
yang mungkin menimpanya sewaktu-waktu dalam menjalankan tugasnya seperti:
1) Helm pelindung batok kepala
2) Alat pelindung muka dan mata
3) Alat pelindung badan
4) Alat pelindung anggota badan (lengan dan kaki)
5) Alat pelindung pernafasan
6) Alat pelindung pendengaran

Adapun jenis-jenis perlengkapan kerja, seperti yang dimaksud pada pasal 13 dan pasal 14 Undang-
undang Keselamatan Kerja N0.1 Tahun 1970 adalah :
1. Alat-alat pelindung batok kepala.
2. Alat-alat pelindung muka dan mata.
3. Alat-alat pelindung badan.
4. Alat-alat pelindung anggota badan seperti lengan dan kaki.
5. Alat-alat pelindung pernafasan.
6. Alat-alat Pencegah jantung.
7. Alat-alat pelindung pendengaran.
8. Alat-alat pencegah tenggelam.

47
a. Kegunaan Alat Keselamatan Kerja
Adapun jenis peralatan keselamatan kerja beserta kegunaannya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :

Tabel. Alat Keselamatan Kerja Dan Kegunaannya


Alat-Alat
Alat-alat Keselamatan Kegunaan Bagi Pemakai
Pelindung kepala dari benturan dan terkena benda yang
Topi keselamatan
jatuh.
Digunakan pekerja untuk pekerjaan
penyemprotan
Topi penyemprot pasir menggunakan pasir di dok kapal atau pekerja
yang bekerja membersihkan tanki bahan bakar
pada kapal
Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las
Masker las yang dilengkapi
listrik, fungsinya melindungi muka dan mata
dengan tangkai pemegang
dari percikan bunga api listrik.
Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las
Masker las yang dilengkapi
listrik, fungsinya melindungi muka, mata dan
dengan penutup kepala
kepala dari percikan bunga api listrik
Dikenakan oleh pekerja yang pekerjaannya
Masker pelindung muka
berhubungan dengan reaksi kimia
Digunakan oleh pekerja yang men ggunakan las
Pelindung mata
listrik, fungsinya melindungi mata
Digunakan oleh pekerja yang menggunakan las
acyteline yang fungsinya melindungi dari
Kaca mata las acytelin
percikan bunga api.

Kaca mata yang terbuat dari


Untuk melindungi pekerja yang pekerjaannya
karet
berhubungan dengan debu.
Digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya
mengelas dengan menggunakan las listrik dan
Peralatan pelindung dada
las karbit. Fungsinya untuk mencegah anggota
badan terutama dada dari percikan bunga api
Sarung tangan yang terbuat Digunakan untuk kerjaan mengecat dan
dari kain melakukan perawatan dan perbaikan pada
motor diesel.
Digunakan oleh pekerja yang pekerjaannya
mengelas dengan menggunakan las listrik dan
Sarung tangan las
las karbit, fungsinya untuk menghindari tangan
dari percikan bunga api.

85
Sepatu keselamatan ( Safety Dikenakan oleh pekerja untuk menghindari dari
shoes) terperosot dan terkena beban berat pada waktu
bekerja.
Digunakan pada pekerja yang melaksanakan
Jaring keselamatan
pekerjaan diatas mesin yang beroperas i
Digunakan untuk menemukan orang yang jatuh
Pengeruk terbenam dalam air, atau barang -barang yang
terjatuh ke dalam air.
Sumbat telinga (Ear plug ) Digunakan oleh pekerja untuk menghindari diri
dari suara bising.
Digunakan oleh pekerja untuk menghindari dari
Tutup telinga (Ear muff)
suara bernada tinggi dan keras

b. Peralatan kerja utama di atas kapal


Keselamatan Kerja merupakan prioritas utama bagi seorangpelaut
profesional saat bekerja di atas Kapal. Semua perusahaan pelayaran
memastikan bahwa kru mereka mengikuti prosedur keamanan pribadi dan
aturan untuk semua operasi yang dibawa di atas Kapal.
Untuk mencapai keamanan maksimal di kapal, langkah dasar adalah
memastikan bahwa semua crew Kapal memakai peralatan pelindung pribadi
mereka dibuat untuk b erbagai jenis pekerjaan yang dilakukan pada kapal.
Berikut ini adalah peralatan dasar peralatan pelindung diri yang harus ada
di sebuah kapal untuk menjamin keselamatan para pekerja:

1. Pakaian pelindung: pakaian pelindung adalah COVERALL yang melindungi


tubuh anggota awak dari bahan berbahaya seperti minyak panas, air,
percikan pengelasan dll Hal ini dikenal sebagai, “dangri “or “boiler suit”.
2. Helmet: Bagian yang paling penting dari tubuh manusia adalah kepala.
Perlu perlindungan terbaik yang disediakan o leh helm plastik keras di atas
kapal. Sebuah tali dagu juga disediakan dengan helm yang menjaga helm di
tempat ketika ada perjalanan atau jatuh.
3. Safet y Shoes: maksimum dari ruang internal kapal digunakan oleh kargo
dan mesin, yang terbuat dari logam k eras dan yang membuatnya canggung

96
untuk awak untuk berjalan di sekitar. Safety Shoes memastikan bahwa tidak
ada luka yang terjadi di kaki para pekerja atau crew di atas Kapal
4. Sarung tangan (Hand safet y) : Berbagai jenis sarung tangan yang disediakan
Di Kapal. sarung tangan ini digunakan dalam operasi dimana hal ini menjadi
keharusan untuk melindungi tangan orang -orang. Beberapa sarung tangan
yang diberikan sarung tangan tahan panas untuk bekerja pada permukaan
yang panas, kapas sarung tangan untuk operasi no rmal, sarung tangan las,
sarung tangan bahan kimia dll
5. Goggles: Mata adalah bagian paling sensitif dari tubuh manusia dan dalam
operasi sehari -hari pada kemungkinan kapal sangat tinggi untuk memiliki
cedera mata. kaca pelindung atau kacamata yang digunakan untuk
perlindungan mata, sedangkan kacamata las digunakan untuk operasi
pengelasan yang melindungi mata dari percikan intensitas tinggi.
6. Plug: Di Ruang Mesin kapal menghasilkan suara 110 -120 db ini merupakan
frekuensi suara yang sangat tinggi untuk teling a manusia. Bahkan beberapa
menit paparan dapat menyebabkan sakit kepala, iritasi dan gangguan
pendengaran kadang-kadang sebagian atau penuh. Sebuah penutup telinga
atau steker telinga digunakan pada kapal yang mengimbangi suara yang
dapat di dengar oleh ma nusia dengan aman,
7. Safet y harness: operasi kapal rutin mencakup perbaikan dan pengecatan
permukaan yang tinggi yang memerlukan anggota kru untuk menjangkau
daerah-daerah yang tidak mudah diakses. Untuk menghindari jatuh dari
daerah tinggi seperti itu, maka menggunakan Safet y harness. Safet y harness
adalah di kenakan oleh operator di satu ujung dan diikat pada titik kuat di
ujung lainnya.
8. Face mask: Bagi yang Bekerja di permukaan insulasi, pengecetan atau
membersih kan karbon yang melibatkan partikel be rbahaya dan minor yang
berbahaya bagi tubuh manusia jika dihirup langsung. Untuk menghindari
hal ini, masker wajah diberikan hal ini di gunakan sebagai perisai muka
dari partikel berbahaya.

10
7
9. Chemical suit: Penggunaan bahan kimia di atas kapal sangat sering dan
beberapa bahan kimia yang sangat berbahaya bila berkontak langsung
dengan kulit manusia. Chemical suit dipakai untuk menghindari situasi
seperti itu.
10.Welding perisai: Welding adalah kegiatan yang sangat umum di atas kapal
untuk perbaikan struktural. J uru las yang dilengkapi dengan perisai las atau
topeng yang melindungi mata dari kontak langsung dengan sinar ultraviolet
dari percikan las, hal Ini Harus Di perhatikan dan sebaiknya pemakaian
Welding shield sangat di haruskan untuk keselamatan Pekerja.

11
8
C. KECELAKAAN DI ATAS KAPAL

a. Penyebab terjadinya kecelakaan di atas kapal

Dari hasil penelitian ternyata 80 -85 % kecelakaan disebabkan oleh faktor


kesalahan dan kelalaian manusia yang lebih dominan. Kecelakaan umumnya
diakibatkan karena berhubungan dengan sumber tenaga misalnya tenaga gerak
mesin dan peralatan, kimia, panas, li strik dan lain -lain di atas ambang dari tubuh
atau struktur bangunan. Kerugian -kerugian tersebut tidak sedikit menelan biaya
dan untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya usaha pencegahan melalui usaha
keselamatan kerja yang baik. Adapun penyebab yang dapat menimbulkan
terjadinya kecelakaan adalah factor manusia. Kecelakaan yang disebabkan oleh
faktor manusia karena manusianya mempunyai sifat -sifat antara lain :
a. Tidak tahu, dimana yang bersangkutan tidak mengetahui bagaimana
melakukan pekerjaan dengan aman , dan tidak tahu bahaya -bahaya yang
ditimbul-kannya sehingga terjadi kecelakaan.
b. Tidak mau yang bersangkutan, walupun telah mengetahui dengan jelas cara
kerja / peraturan dan bahaya -bahaya yang ditimbulkan -nya serta mampu
atau dapat melakukannya, tetapi kemauannya tidak ada yang berakibat
terjadinya kesalahan sehingga terjadi kecelakaan.
c. Tidak mampu / tidak bisa, yang bersangkutan telah mengetahui cara yang
aman dan bahaya -bahaya yang mungkin ditimbul -kannya, namun belum
mampu atau kurang terampil sehingga melakukan suatu kesalahan yang
fatal.

b. Akibat Kecelakaan Kerja


Adapun akibat yang dapat ditimbulkan dari kecelakaan kerja adalah :
a. Bagi Karyawan berupa
 Kematian / cacat.
 Persoalan kejiwaan akibat cacat, kerusakan bentuk tubuh atau
kehilangan harta.
 Kesedihan/penderitaan keluarga akibat kehilangan salah satu anggota
keluarga.
 Beban masa depan.
b. Bagi Perusahaan
 Biaya pengobatan dan kegiatan pertolongan.
 Biaya ganti rugi yang harus dibayar.
12
9
 Upah yang dibayar selama korban tidak bekerja.
 Biaya lembur.
 Hilangnya kepercayaan masyarakat.
 Penurunan produktivitas korban setelah bekerja nanti .
c. Bagi Masyarakat
 Menimbulkan korban jiwa / cacat.
 Kerusakan lingkungan.
 Kerusakan harta.

Setelah kita mengetahui sebab dan proses terjadinya kece lakaan, maka kita
dapat menentukan cara penanggulangannya, baik untuk meniadakan atau
mengurangi akibat kecelakaan itu. Pada masa lalu, usaha keselamatan kerja
ditujukan untuk mengatasi “Unsafe Act” dan “Unsafe Condition” yang
ternyata hanya merupakan geja la dari adanya ketimpangan pada unsur sistem
produksi.

c. Pencegahan kecelakaan
Perbaikan pada unsur sistem produksi ini selain dapat mencegah terjadinya
kecelakaan/insiden yang merugikan, juga dapat meningkatkan produktifitas
perusahaan.
a. Pendekatan Sub Sistem Lingkungan fisik.
Usaha keselamatan kerja yang diarahkan pada lingkungan fisik ini bertujuan
untuk menghilangkan, mengendalikan atau mengurangi akibat dari bahaya -
bahaya yang terkandung dalam peralatan, bahan -bahan produksi maupun
lingkungan kerja. Menurut ASSE dalam “Thje Dictionary of term used in
the safety professional” , bahaya adalah suatu keadaan atau perubahan
lingkungan yang mengandung potensi untuk menyebabkan cedera, penyakit,
kerusakan harta benda, bahaya ini dapat berbentuk bahaya mekanik , fisik,
kimia, dan listrik. Usaha Pencegahan Kecelakaan melalui :
1) Perancangan mesin atau peralatan dengan memperhatikan segi -segi
keselamatannya.
2) Perancangan peralatan atau lingkungan kerja yang sesuai dengan batas
kemampuan pekerja, agar tercipta “The Right Design for
Human” sehingga dapat dihindari ketegangan jiwa, badan maupun
penyakit kerja terhadap manusia.
3) Pembelian yang didasarkan mutu dan syarat keselamatan kerja.

13
10
4) Pengelolaan (pengangkutan, penyusunan, penyimpanan) bahan -bahan
produksi dengan memperhitungkan standar keselamatan yang berlaku.
5) Pembuangan bahan limbah/ ballast/air got dengan memper -hitungkan
kemungkinan bahaya -nya, baik terhadap masyarakat maupun lingkungan
sekitarnya.

b. Pendekatan Sub Sistem Manusia.


Tinjauan terhadap unsur manusia ini dapat berdiri sendiri, tetapi harus
dikaitkan dengan interaksinya bersama unsur lingkungan fisik dan
sistem manajemen. Dari sudut manusia secara pribadi, kita harus
mengusahakan agar dapat dicapainya penempatan kerja yang benar ( the
right man in the right job ) disertai suasana kerja yang baik. Oleh karena
itu usaha pencegahan kecelakaan ditinjau dari sudut unsur manusia
meliputi antara lain :

1) Dari Segi Kemampuan


Dari segi kemampuan, dapat dilakukan program pemilihan penempatan
dan pemindahan pegawai yang baik, selain itu perlu dilaksanakan
pendidikan yang terpadu bagi semua karyawan sesuai dengan kebutuhan
jabatan yang ada. Karyawan / ABK yang secara fisik mampu
melaksanakan pekerjaannya dengan baik, perlu dilakukan :
 Uji kesehatan pra kerja
 Uji kesehatan tahuanan secara berkala
 Penempatan kerja yang baik
 Uji kesehatan untuk pemindahan pegawai pengamatan keterbatasan
fisik dari pekerja, dll
Sedangkan untuk memperoleh karyawan/ABK yang tepat dari segi
pengetahuannya, keterampilan dan sikap kerja sesuai kompetensi perlu
dilakukan pembinaan, baik bagi pekerja/ABK baru, maupun pekerja lainnya.
a. Dari Segi Kemauan
Dari segi kemauan, perlu dilakukan program yang mampu / mau,
memberikan motivasi pada para pekerja agar bersedia bekerja secara aman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan karyawan dalam bidang
keselamatan kerja antara lain :
1) Contoh yang diberikan oleh pengawas, pimpinan madya maupun pejabat
teras perusahaan.

14
11
2) Komunikasi, dalam bentuk safety contact, safety
indoctrination, propaganda &publikasi kesela -matan dan lain -lain.
3) Partisipasi karyawan, seperti : safety talks, safety meeting safety
observer program dan lain -lain.
4) Enforcement, melalui penerapan peraturan keselamatan kerja dan saksi -
saksinya.
5) Hadiah ( Reward ) dalam bentuk “Safe Behavior Reinforcement
“ maupun “Award Program”
6) Dari segi keadaan mental, seperti: marah, ketegangan kerja ( stress),
kelemahan mental, bioritmik, dll. Dapat diatasi melalui perencanaan alat
dan kepengawasan yang baik, sehingga tercipta suasana kerja yang aman
dan nyaman.

c. Pendekatan Sub Sistem Manajemen.

Manajemen merupakan unsur penting dalam usaha penanggulangan


kecelakaan, karena manajemenlah yang menentukan pengaturan unsur produksi
lainnya. Dalam kaitannya dengan manajemen ini, perlu digaris bawahi bahwa
keselamatan kerja yang baik harus terpadu dalam kegiatan perusahaan. Ini dapat
terwujud jika keselamatan kerja d ipadukan dalam prosedur yang ada dalam
perusahaan Selain usaha untuk memadukan keselamatan kerja kedalam sistem
prosedur kerja perusahaan, masih diperlukan usaha -usaha lain untuk memadukan
keselamatan kerja dalam kegiatan operasi perusahaan. Umumnya usaha -usaha ini
dirumuskan dalam suatu program keselamatan kerja yang komponen -
komponennya antara lain :

a. Kebijakan keselamatan kerja (S afety Policy) dan partisipasi manajemen


(Manajemen Participation ).
b. Pembagian tanggung jawab dan pertanggungjawaban ( Accountability)
dalam bidang keselamatan kerja.
c. Panitia keselamatan kerja ( Safety Commitee ).

15
12
d. Peraturan standar dan prosedur keselamatan kerja.
e. Sistem untuk menentukan bahaya, baik yang potensial melalui inspeksi,
analisa kegagalan (Fault Tree Analysis). Analisa keselmatan ( Job Safety
Observation ).

Incident Recall Techniques maupun yang telah terjadi melalui penyelidikan


kecelakaan (Accident Investigation ):
a. Pencegahan secara teknik melalui: pengawasan teknik, perlindungan mesin,
alatalat kesela matan, perlindungan perorangan ( Personal Protective
Equipment), program medis, pengendalian lingkungan dan tata rumah
tangga.
b. Prosedur pemilihan, penempatan dan pemindahan pegawai serta program
pembinaan. Program motivasi yang meliputi : indoktrinasi keselamatan
kerja, pertemuan keselamatan kerja dan lain -lain.
c. Enforcement dan Supervission.
d. Emergency Action Plan (Rencana Tindakan Darurat).
e. Program Pengendalian Kebakaran.
f. Pengendalian Tuntutan dan Biaya Ganti Rugi.
g. Penilaian efektifitas pr ogram keselamatan kerja, melalui Catatan dan
Analisa kecelakaan, Pelaporan Kecelakaan Audit Keselamatan, perhitungan
biaya dan operasi produksi.

16
13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dengan memperhatikan permasalahan yang telah diuraikan, maka penulis dapat
menyimpulkan faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja adalah rendahnya
Kedisiplinan yang dimiliki oleh para pekerja tentang pentingnya penggunaan alat keselamatan
kerja masih kurang. Hal ini dibuktikan berdasarkan dari hasil penelitian ternyata 80-85 %
kecelakaan disebabkan oleh faktor kesalahan dan kelalaian manusia yang lebih dominan.

B. SARAN
Penulis mengajukan saran sebagai upaya yang dapat direalisasikan dalam usaha mencapai
tingkat keselamatan kerja yang tinggi di kapal yaitu Disiplin di kapal harus diterapkan terutama
dalam melakukan suatu pekerjaan harus selalu menggunakan alat-alat keselamatan kerja yang
sesuai dengan standar internasional, sehingga seluruh awak kapal dapat terhindar dari akibat fatal
kecelakaan bekerja.

17
14
DAFTAR PUSTAKA
 Badan Diklat Perhubungan, BST, Modul-4, “Personal Safety and Social Responsibility”,
Departemen Perhubungan, Jakarta, 2000
 Badan Diklat Perhubungan, “International Safety Management Code”, Departemen
Perhubungan, Jakarta, 2006
 Daryanto, “Keselamatan Kerja Peralatan Bengkel Dan Perawatan Mesin”, Penerbit Alfa Beta,
2010
 http://adzwarmudztahid.files. Wordpress .com /2011/04/mkkk.pdf ILO & WHO Join Commitee
on Occupational health, Keselamatan dan Kesehatan Kerja,Tahun 1950.
 http://expressclass.blogspot.com/ 2009/ 02/ pengaruh-keselamatan-dan kesehatan.html
 http://www.anneahira.com/teori-keselamatan-kerja.htmH.W.Heinrich, kecelakaan kerja.

 http://www.scribd.com/doc/ 226662481/ Analisa- Penyebab-Terjadinya-Kecela kaan-Kerja-Di-


Atas-Kapal#scribd

18
15

Anda mungkin juga menyukai