Disusun Oleh :
Arifianada Azhary Handriani
25-2015-047
Prinsip kerja PLTU Paiton unit 7 dan 8 secara umum adalah pembakaran
batubara pada boiler untuk memanaskan air dan mengubah air tersebut menjadi uap
yang sangat panas yang digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan
tenaga listrik dari kumparan medan magnet di generator. Sistem Pengaturan yang
digunakan pada power plant ini menggunakan sistem pengaturan Loop tertutup,
dimana air yang digunakan untuk beberapa proses merupakan putaran air yang
sama, hanya perlu ditambahkan jika memang level yang ada kurang dari set
pointnya. Bentuknya saja yang berubah, pada level tertentu berwujud air, tetapi
pada level yang lain berwujud uap (Paiton Energy, 2017).
Proses berawal dari air yang dipompa ke kondenser, kemudian dari kondenser
dipompa ke Polisher untuk diproses agar korosi dan pengendapan hilang , setelah
itu dipompa ke Feed Water Heater 1, 2, 3 dan 4 untuk dipanaskan dan kemudian
dialirkan ke Daerator untuk menghilangkan gas – gas O2 dan CO2 kemudian
dipompa lagi menuju ke Feed Water Heater 6, 7, 8 yang selanjutnya akan
diteruskan di Economizer untuk dinaikan temperaturnya dan selanjutnya menuju
ke Steam Drum untuk dipisahkan antara uap dan air , setelah itu SuperHeated
Steam yang ada akan melalui First Super Heater, Secondary Super Heater dan
membentuk Super Heated Steam yang akan digunakan untuk memutar HP turbine
sehingga tekanan dan temperaturnya akan turun sehingga SH steamnya perlu
pemanasan ulang yang terjadi di Re Heater, dari Re Heater ini SH Steam akan
dikembalikan untuk Memutar IP dan LP Turbin. Didalam turbin ini akan terjadi
konversi energi thermal dari Steam menjadi energi mekanis berotasi yang
menyebabkan rotor turbin berputar. Perputaran Rotor ini yang akan menggerakkan
Generator dan akhirnya oleh generator energi mekanis akan diubah menjadi energi
listrik (Paiton Energy, 2017).
1. Boiler
Sub Kritis
2) Kapasitas
2,300 ton/jam
Pembangkit Uap
2. Turbin Uap
3. Generator
2) Kapasitas yang
846MVA
Terhitung
Emisi gas buangan yang dikeluarkan adalah sulfur dioksida (SO2), partikulat
dan emisi NOx. Pengendalian pencemaran udara yang sesuai untuk partikulat adalah
Electrostatic Precipitators (ESP). Berikut ini adalah desain ESP yang digunakan
dalam pengendalian pencemaran udara untuk Partikulat Meter.
Diketahui asumsi partikulat dengan diameter 5 µm mencapai kesetimbangan
dalam ESP dimana kekuatan medannya 230 kV/m dengan efisiensi 98%. Emisi gas
yang dikeluarkan PLTU PT Paiton adalah 10.556 m3/min (Sucofindo, 2015).
Asumsi tinggi pelat 10 m, panjang pelat 5 m dan ESP terdiri dari 2 field dan berlaku
Hk. Stokes dan Ech = Eco = E.
1. Menghitung drift velocity (ω)
𝜀
𝑑𝑝 𝜀0 (𝜀 + 2) 𝐸𝑐ℎ 𝐸𝑐𝑜
𝜔=
𝜇
2
−6 𝐶 −12 𝜀 5 𝑉
5.10 𝑚 × 8,85. 10
𝜔= 𝑉𝑚 × (𝜀 + 2) × (2,3. 10 𝑚)
𝐾𝑔
1,8 × 10−5 𝑚𝑠
𝐶 6 𝑉 2
5.10−6 𝑚 × 8,85. 10−12 𝑉𝑚 × (6 + 2) × (2,3. 105 𝑚)
𝜔=
𝐾𝑔
1,8 × 10 −5 𝑚𝑠
𝑚
𝜔 = 0,0975 ~5,84 𝑚/𝑚𝑖𝑛
𝑠
𝜔𝐴
(− )
2. Menghitung Total Luas Area Pengumpulan 𝜂 = 1 − 𝑒 𝑄
−𝜔𝐴
ln(1 − 𝜂) =
𝑄
𝑄
A= 𝑙𝑛(1 − 𝜂)
−𝜔
10.556 𝑚3 /𝑚𝑖𝑛
A= 𝑙𝑛(1 − 0,98)
−5,84 𝑚/𝑚𝑖𝑛
A = 7.071 𝑚2
3. Jumlah Plat yang dibutuhkan 𝐴 = 𝐴𝑝 (𝑁 − 𝑁𝑠 )
𝐴
𝑁= + 𝑁𝑠
𝐴𝑝
7.071 𝑚2
𝑁= + 2
2 × 5 × 10
7.071 𝑚2
𝑁= + 2
2 × 5 × 10
𝑁 = 70,71 ≈ 71 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑡
Jadi total area pengumpulan adalah sebesar 7.071 m2 dan jumlah pelat yang
digunakan di ESP adalah sebanyak 71 pelat atau 35 pelat per field.
Berikut ini adalah contoh desain ESP yang akan digunakan dalam pengendalian
emisi pada PT Paiton Energy,