Anda di halaman 1dari 10

Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 8 No 2 - 2016 speed.web.

id
 

Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerima Beasiswa


Dengan Metode SAW
Yogha Radhitya1, Fitro Nur Hakim2, Achmad Solechan3
1,2,3
Program Studi Teknik Informatika STMIK ProVisi Semarang
1
yogaradhitya @gmail.com, 2masfitro@gmail.com, 3achmad.solechan.semarang@gmail.com

ABSTRACT - Scholarships can be regarded as non-sourced financing from its own funding or
parents, but is given by the government, private companies, embassies, universities, and institutions
educator or researcher, or also from the office where work is due to the achievement of an employee
may be given the opportunity to improve the capacity of human resources through education.
Methods of decision support systems for multicriteria including Fuzzy SAW (Simple Additive
weighting). This method includes process assessment criteria starting from the weighting of criteria to
determine the importance weight of each indicator and then the translation of strategic objectives into
performance indicators. Based on the weighted indicators can generate alternative weights to
determine the highest value of the available alternatives in this regard will provide recommendations
scholarship recipients are as expected.
Results from this study is the Decision Support System for Determining Fellows with the SDN
Wonoyso SAW method that facilitates the selection committee in the process data of the applicants
and determine the order of priority recipients.
Keywords : Scholarship, Decision Support Systems, Simple Additive Weighting.

ABSTRAK - Beasiswa dapat dikatakan sebagai pembiayaan yang tidak bersumber dari pendanaan
sendiri atau orang tua, akan tetapi diberikan oleh pemerintah, perusahaan swasta, kedutaan,
universitas, serta lembaga pendidik atau peneliti, atau juga dari kantor tempat bekerja yang karena
prestasi seorang karyawan dapat diberikan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya
manusianya melalui pendidikan.
Metode sistem pendukung keputusan untuk multikriteria diantaranya metode Fuzzy SAW (Simple
Additive Weighting). Metode ini meliputi proses penilaian kriteria yang dimulai dari pembobotan kriteria
untuk mengetahui bobot kepentingan masing-masing indikator kemudian penjabaran tujuan strategis
ke dalam indikator kinerja. Berdasarkan pembobotan indikator tersebut dapat menghasilkan bobot
alternatif untuk mengetahui nilai tertinggi dari alternatif yang ada dalam hal ini akan memberikan
rekomendasi penerima beasiswa yang sesuai dengan yang diharapkan.
Hasil dari penelitian ini adalah Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Penerima Beasiswa
dengan Metode SAW pada SDN Wonoyso yang memberikan kemudahan bagi panitia seleksi dalam
mengolah data calon penerima beasiswa dan menentukan urutan prioritas penerima beasiswa.
Kata kunci : Beasiswa, Sistem Pendukung Keputusan, Simple Additive Weighting.

1. Pendahuluan (http://www.pdkjateng.go.id). Salah satunya SD


Beasiswa dapat dikatakan sebagai pembiayaan Wonoyoso juga mengirimkan daftar penerima
yang tidak bersumber dari pendanaan sendiri beasiswa untuk mengikuti program beasiswa
atau orang tua, akan tetapi diberikan oleh dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
pemerintah, perusahaan swasta, kedutaan, SDN Wonoyoso berada di desa Wonoyoso
universitas, serta lembaga pendidik atau dan mempunyai jumlah siswa 406 siswa yang
peneliti, atau juga dari kantor tempat bekerja terdiri dari 63 siswa kelas I, 71 siswa kelas II,
yang karena prestasi seorang karyawan dapat 67 siswa kelas III, 69 siswa kelas IV, 69 kelas V
diberikan kesempatan untuk meningkatkan dan 67 kelas VI. SDN Wonoyoso memiliki
kapasitas sumber daya manusianya melalui program pemberian beasiswa terhadap siswa
pendidikan. Biaya tersebut diberikan kepada yang rutin diadakan tiap tahunnya, oleh karena
yang berhak menerima, terutama berdasarkan itu beasiswa harus diberikan kepada penerima
klasifikasi, kualitas, dan kompetensi si yang layak dan pantas untuk mendapatkannya.
penerima beasiswa.
Pemerintah melalui Dinas Pendidikan Tabel 1. Jumlah Penerima Beasiswa
Provinsi Jawa Tengah memberikan beasiswa “SDN Wonoyoso”
kepada sekolah dasar negeri yang ada di Jawa Tahun Jumlah Penerima
Tengah dengan sasaran 260.199 siswa tiap 2011 8
tahunnya sebesar Rp. 360.000 untuk tiap siswa
ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 23
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 8 No 2 - 2016 speed.web.id
 

2012 8 belum adanya komputerisasi dalam


menentukan penerima beasiswa sehingga
2013 30 banyak masalah yang terjadi pada sistem ini.
2014 122 Permasalahanya yang sering muncul yaitu
kurang tepatnya penyaluran beasiswa terhadap
Sumber : Kepala Sekolah SDN Wonoyoso
siswa, misalnya siswa yang sebenarnya tidak
layak mendapatkan beasiswa namun
Berdasarkan Tabel 1.1, diketahui bahwa
mendapatkan beasiswa, sebaliknya siswa yang
jumlah penerima beasiswa meningkat tajam
berhak mendapatkan beasiswa baik itu
dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2011 dan
beasiswa berprestasi maupun beasiswa kurang
2012 dana beasiswa dihimpun dari kas sekolah
mampu tetapi tidak mendapatkan beasiswa.
sendiri. Pada tahun 2013 dana beasiswa
Masalah seperti itu muncul karena kurang
dihimpun dari kas sekolah dan dibantu oleh
telitinya para penyeleksi beasiswa dalam
paguyuban wali siswa, sehingga pihak sekolah
melakukan seleksi penerima beasiswa,
mampu memberikan beasiswa lebih banyak
dikarenakan pihak penyeleksi beasiswa itu
kepada para siswa, sedangkan di tahun 2014
sendiri adalah guru yang ada di SDN
dana beasiswa murni dari pemerintah dan
Wonoyoso yang pekerjaan sehari-harinya
jumlahnya cukup untuk mendanai 122 anak.
mengajar siswa, sehingga kurangnya waktu
Banyaknya siswa yang berhak menerima
yang ada untuk melakukan penyeleksian
beasiswa menjadikan pihak sekolah harus
penerima beasiswa, sehingga sering terjadi
sangat selektif untuk memberikan beasiswa.
kesalahan dalam menentukan penerima
Masalah yang dialami SDN Wonoyoso adalah
beasiswa dengan tepat disebabkan kurang
sebagian besar orang tua murid yang bekerja
telitinya seleksi yang dilakukan.
sebagai buruh dan berpenghasilan kecil. Pada
Berdasarkan latar belakang tersebut,
tabel 1.2 dapat dilihat jumlah penghasilan
rumusan masalah yang ada yaitu bagaimana
orangtua murid di SDN Wonoyoso.
merancang sistem pendukung keputusan yang
Tabel 2. Jumlah Penghasilan Orangtua
terkomputerisasi untuk seleksi penerima
Murid di SDN Wonoyoso
beasiswa pada SDN Wonoyoso untuk
Penghasilan Tetap Jumlah menentukan urutan (prioritas) siswa yang
berhak dan layak menerima beasiswa dengan
0 3
menggunakan metode Fuzzy SAW.
Rp 500.000,00 –
30 2.1. Beasiswa
Rp 1.000.000,00
Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan
>Rp 1.000.000,00 – keuangan yang diberikan kepada perorangan,
271
Rp 2.000.000,00 mahasiswa atau pelajar yang digunakan demi
>Rp 2.000.000,00 – keberlangsungan pendidikan yang ditempuh.
48 Menurut Murniasih (2009:18) beasiswa
Rp 3.000.000,00
diartikan sebagai bentuk penghargaan yang
>Rp 3.000.000,00 – diberikan kepada individu agar dapat
49
Rp 4.000.000,00 melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
> Rp 4.000.000,00 5 tinggi. Penghargaan itu dapat berupa akses
tertentu pada suatu institusi atau penghargaan
Sumber : Kepala Sekolah SDN Wonoyoso berupa bantuan keuangan.

Berdasarkan Tabel 1.2, dapat diketahui 2.2. Logika Fuzzy


bahwa anak yatim dan yatim piatu ada 3 orang. Logika fuzzy pertama kali ditemukan oleh
Ketiga anak ini mutlak mendapatkan beasiswa profesor Lotfi A. Zadeh, dari Universitas
dari pihak sekolah. Namun bila dilihat dari California, pada bulan Juni 1965. Logika fuzzy
kategori penghasilan orang tua dibawah Rp merupakan Generalisasi dari logika klasik yang
2.000.000,00 per bulan, maka akan ada 309 hanya memiliki dua nilai keanggotaan, yaitu 0
orang. Padahal pihak sekolah hanya mampu dan 1. Dalam logika fuzzy, nilai kebenaran
menyalurkan beasiswa untuk 122 anak saja. suatu pernyataan berkisar dari sepenuhnya
Oleh karena itu diperlukan metode khusus agar benar, sampai dengan sepenuhnya salah.
penyaluran beasiswa benar – benar tepat Dengan teori himpunan fuzzy, suatu objek
sasaran. dapat menjadi anggota dari banyak himpunan
Pengolahan data beasiswa di SDN dengan derajat keanggotaan yang berbeda
Wonoyoso pada umumnya masih dalam masing-masing himpunan. Konsep ini
menggunakan sistem yang masih manual, yaitu berbeda dengan himpunan klasik (crisp). Teori
ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 24
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 8 No 2 - 2016 speed.web.id
 

himpunan klasik tergantung pada logika dua 7. Menentukan nilai preferensi untuk setiap
nilai (two valued logic) untuk menentukan alternatif dengan cara menjumlahkan hasil
apakah sebuah objek merupakan suatu kali antara matriks ternormalisasi dengan
anggota himpunan atau bukan (Kusumadewi, nilai bobot.
2010:15)
2.3. Algoritma SAW 2.4. Model Waterfall
Metode SAW sering juga dikenal istilah metode Waterfall model pertama kali
penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode diperkenalkan oleh Winston Royce tahun 1970.
SAW adalah mencari penjumlahan terbobot Waterfall model merupakan model klasik yang
dari rating kinerja pada setiap alternatif pada sederhana dengan aliran sistem yang linier.
semua atribut. Metode SAW disarankan untuk Output dari setiap tahap merupakan input bagi
menyelesaikan masalah penyeleksian dalam tahap berikutnya. (Whitten, 2004:158)
sistem pengambilan keputusan multi proses. Model ini telah diperoleh dari proses
Metode Simple Additive Weighting merupakan rekayasa lainnya dan menawarkan cara
metode yang banyak digunakan dalam pembuatan perangkat lunak secara lebih nyata.
pengambilan keputusan yang memiliki banyak Model ini melibatkan tim SQA (Software Quality
atribut. Metode SAW membutuhkan proses Assurance) dengan lima tahapan, dimana
normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu setiap tahapan selalu dilakukan verifikasi atau
skala yang dapat diperbandingkan dengan testing. Tahapan model ini meliputi (Whitten,
semua rating alternatif yang ada. (Nofriansyah, 2004:158).
2014:11) 1. Requirement Definition
Pengembangan sistem dimulai dengan
mengadakan penelitian terhadap elemen-
elemen kebutuhan sistem bersangkutan dan
mendefinisikan kebutuhan-kebutuhan tersebut
dan menjabarkannya ke dalam panduan bagi
pengembangan sistem di tahap berikutnya.
dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi Tahap ini merupakan tahap penting dalam
dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan
mendapatkan gambaran utuh sistem untuk
j=1,2,...,n. pengembangan sistem ke dalam bentuk
penerapan sistem basis data.
Nilai preferensi untuk setiap alternatif
2. System and Software Design
(Vi)diberikan sebagai: Pada tahap ini menyiapkan dan
menyusun sistem baru, kemudian
mengembangkan secara tertulis dan
mendifinisikan spesifikasi, kemudian diperiksa
Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan
oleh tim SQA. Selanjutnya jika disetujui oleh
bahwa alternatif Ai lebih terpilih.
klien, maka dokumen tersebut merupakan
Secara singkat, algoritma dari metode ini
kontrak kerja antara klien dan pengembang
adalah sebagai berikut (Nofriansyah, 2014:13):
software. Selanjutnya merencanakan jadwal
1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan
pengembangan software. Jika disetujui tim
dijadikan acuan dalam pengambilan
SQA, tahap desain baru dilakukan Pada tahap
keputusan.
ini menyiapkan dan menyusun sistem baru,
2. Memberikan nilai setiap alternative pada
kemudian mengembangkan secara tertulis
setiap kriterian yang sudah ditentukan.
kemudian membagi kebutuhan-kebutuhan
3. Menentukan rating kecocokan setiap
menjadi sistem perangkat lunak atau perangkat
alternative pada setiap kriteria kemudian
keras. Proses tersebut menghasilkan sebuah
memodelkannya kedalam bilangan fuzzy
arsitektur sistem keseluhan. Desain perangkat
setelah dikonversikan kebilangan crips.
lunak termasuk menghasilkan fungsi sistem
4. Memberikan nilai bobot yang juga
perangkat lunak dalam bentuk yang mungkin
didapatkan berdasarkan nilai crpis.
ditransformasi ke dalam satu atau lebih
5. Melakukan normalisasi matriks dengan
program yang dapat dijalankan. Tahapan ini
cara menghitung nilai rating kinerja
telah menentukan alur software hingga pada
ternormalisasi.
tahap algoritma yang detil. Diakhir tahap ini,
6. Menentukan proses perangkingan untuk
kembali diperiksa oleh tim SQA.
setiap alternatif dengan cara mengalikan
3. Implementation and Unit Testing
nilai bobot dengan nilai rating kinerja
Selama tahap ini desain perangkat lunak
ternormalisasi.
disadari sebagai sebuah program lengkap atau
unit program. Desain yang telah disetujui,
ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 25
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 8 No 2 - 2016 speed.web.id
 

diubah dalam bentuk kode-kode program. kepribadian dan kondisi rumah sedangkan
Tahap ini, kode-kode program yang dihasilkan pada penelitian sebelumnya yaitu , nilai,
masih pada tahap roodul-modul. Diakhir tahap penghasilan orang tua, jumlah tanggungan
ini, tiap modul di uji coba tanpa diintegrasikan. orang tua dan jumlah saudara kandung saja.
4. Integration and SystemTesting Perbedaan lainnya yaitu jika hasil akhir terdapat
Unit program diintegrasikan dan diuji nilai yang sama maka dapat dilakukan penilaian
menjadi sistem yang lengkap untuk lagi dengan kriteria yang dapat ditambah
menyakinkan bahwa persyaratan perangkat secara dinamis sedangkan pada penelitian
lunak telah dipenuhi. Setelah uji coba, sistem sebelumnya tidak ada.
disampaikan ke konsumen.
5. Operation and Maintenance 2. Metode Pengembangan Sistem
Normalnya, ini adalah tahap yang Metode pengembangan sistem yang
terpanjang. Sistem dipasang dan digunakan. digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Pemeliharaan termasuk pembetulan kesalahan waterfal.l. Tahapan-tahapan yang dilakukan
yang tidak ditemukan pada langkah dalam perancangan sistem pendukung
sebelumnya. Perbaikan implementasi unit keputusan untuk menentukan penerima
sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai beasiswa adalah adalah:
kebutuhan baru ditemukan. 1. Pada tahap requirement definition, kegiatan
yang dilakukan adalah mengidentifikasi
2.5. Penelitian Terdahulu permasalahan yang terjadi pada SDN
Sebagai bahan pertimbangan dalam Wonoyoso pada proses penyeleksian
penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil beasiswa dan menganalisa kebutuhan data
penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti. untuk pengembangan sistem seperti :
Penelitian berjudul Sistem Pendukung a. data siswa, meliputi nis, kelas, nilai rata-
Keputusan Untuk Menentukan Penerima rata, jumlah ekstrakulikuler dan
Beasiswa Bagi Siswa SD Salman Al Farisi 2 kepribadian.
Yogyakarta Menggunakan Metode Simple b. Data orang tua, meliputi penghasilan,
Additive Weighting (SAW) yang ditulis jumlah tanggungan, jumlah saudara
Maghfirah (2013). Penelitian ini menjelaskan kandung siswa, dan kondisi rumah
tentang permasalahan dalam penyaluran 2. Pada tahap system and software design,
beasiswa terhadap siswa. Tujuan penelitian ini kegiatan yang dilakukan yaitu membuat
yaitu membangun sistem pendukung keputusan kriteria sistem, pemodelan proses,
dengan menggunakan metode Simple Additive pemodelan data, dan membuat desain
Weighting (SAW) untuk menentukan penerima tampilan antar muka (interface).
beasiswa di SD Salman Al Farisi 2 Yogyakarta a. Kriteria sistem.
yang diharapkan dapat menyelesaikan Kriteria yang digunakan dalam sistem
permasalahan yang ada di penyaluran pendukung keputusan untuk menentukan
penerima beasiswa di SD Salman Al Farisi 2 penerimaan beasiswa dengan metode
Yogyakarta. SAW seperti pada tabel 3.
Penelitian sejenis lainnya yaitu, Tabel 3. Kriteria Sistem
Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Kriteria Nama Kriteria
Untuk Penerimaan Beasiswa Dengan Metode C1 Kelas
SAW (Simple Additive Weighting) yang ditulis C2 Jumlah Penghasilan Orang Tua
oleh Sri Eniyati (2011). Penelitian ini C3 Jumlah Tanggungan Orang Tua
C4 Jumlah Saudara Kandung
menghasilkan sistem pendukung keputusan
C5 Nilai Rata-Rata Raport
untuk memudahkan petugas seleksi dalam
C6 Jumlah Ekstrakurikuler
proses pengelolaan data siswa yang
C7 Kepribadian
mengajukan permohonan bantuan beasiswa,
Kriteria Nama Kriteria
dan menentukan kelayakan dari para siswa C8 Kondisi Rumah
tersebut berdasarkan kriteria dan perangkingan
yang telah ditentukan dengan menggunakan
Dari masing-masing kriteria pada Tabel 3.1
metode SAW (Simple Additive Weighting).
akan ditentukan bobot-bobotnya. Bobot terdiri
Perbedaan penelitian yang akan
dari enam bilangan fuzzy yaitu sangat rendah
dilakukan oleh penulis saat ini dengan
(SR), rendah (R), sedang (S), tinggi (T), dan
penelitian sebelumnya yaitu pada kriteria
sangat tinggi (ST) seperti terlihat pada gambar
penilaian beasiswa yang digunakan penulis
1.
yaitu kelas, nilai, penghasilan orang tua, jumlah
tanggungan orang tua dan jumlah saudara
kandung, jumlah ekstrakulikuler yang diikuti,
ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 26
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 8 No 2 - 2016 speed.web.id
 

5) Kriteria nilai rata-rata raport


Tabel 9. Kriteria Nilai Rata-Rata Raport
Nilai Rata-Rata Raport Bobot Nilai
(C 5)
Gambar 1. Bobot Fuzzy C5<= 60 SR 0
C5 = 61-70 R 0.25
Berdasarkan Gambar 3.1, bilangan Fuzzy C5 = 71-80 S 0.5
dikonversikan ke bilangan crisp seperti pada C5 = 81-90 T 0.75
tabel 4. C5 >= 91 ST 1
Tabel 4. Bobot
Bobot Nilai 6) Kriteria jumlah ekstrakulikuler
SangatRendah (SR ) 0 Tabel 10. Kriteria Jumlah
Rendah (R) 0.25 Ekstrakurikuler
Sedang (S) 0.5 Jumlah Ekstrakurikuler Bobot Nilai
Tinggi (T) 0.75
(C 6)
SangatTinggi (ST) 1
C6 = 0 SR 0
C6 = 1 R 0.25
1) Kriteria kelas
C6 = 2 S 0.5
Tabel 5. Kriteria Kelas
Bobot Nilai
C6 = 3 T 0.75
Kelas (C 1)
C6 > 3 ST 1
C1 = I SR 0
C1 = II R 0.25
7) Kriteria kepribadian
C1 = III S 0.5
Tabel 11. Kriteria Kepribadian
C1 = IV T 0.75
Kepribadian (C 7) Bobot Nilai
C1 = V-VI ST 1
C7 = SANGAT JELEK SR 0
C7 = JELEK R 0.25
2) Kriteria jumlah penghasilan orang tua C7 = CUKUP S 0.5
Tabel 6. Kriteria Jumlah Penghasilan Orang C7 = BAIK T 0.75
Tua C7 = SANGAT BAIK ST 1
Jumlah Penghasilan Bobot Nilai
Orang Tua (C 2) 8) Kriteria kondisi rumah
C2<=Rp.500.000 ST 1 Tabel 12. Kriteria Kondisi Rumah
C2>Rp.500.000– T 0.75 Kondisi Rumah (C 8) Bobot Nilai
C2>Rp.1.000.000– S 0.5 C8 = SANGAT JELEK SR 0
C2>Rp.2.000.000– R 0.25 C8 = JELEK R 0.25
C2>Rp.3.000.000 SR 0 C8 = CUKUP S 0.5
C8 = BAGUS T 0.75
3) Kriteria jumlah tanggungan orang tua C8 = SANGAT BAGUS ST 1
Tabel 7. Kriteria Jumlah Tanggungan Orang
Tua b. Pemodelan Proses. Pemodelan proses
Jumlah Tanggungan Bobot Nilai sistem informasi perencanaan
Orang Tua (C 3) digambarkan dengan sistem use case
C3 = 1 anak SR 0 yang menerangkan secara rinci tentang
C3 = 2 anak R 0.25 apa yang dilakukan oleh aktor di dalam
C3 = 3 anak S 0.5 sistem pendukung keputusan untuk
C3 = 4 anak T 0.75 menentukan penerima beasiswa.
C3 >= 5 anak ST 1

4) Kriteria jumlah saudara kandung


Tabel 8. Kriteria Jumlah Saudara Kandung
Jumlah Saudara Bobot Nilai
Kandung (C 4)
Jumlah Tanggungan Bobot Nilai
Orang Tua (C 3)
C4 = 1 Orang SR 0
C4 = 2 Orang R 0.25
C4 = 3 Orang S 0.5
C4 = 4 Orang T 0.75 Gambar 2. Use Case Diagram
C4 >= 5 Orang ST 1
ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 27
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 8 No 2 - 2016 speed.web.id
 

Sistem pendukung keputusan untuk menentukan Tabel-tabel yang telah dirancang kemudian
penerima beasiswa yang akan dikembangkan direalisasikan antara tabel satu dengan yang
hanya mempunyai satu actor. Diagram use case lain untuk mendukung kelancaran pengolahan
pada gambar 2 menjelaskan bahwa panitia data. Gambar 5 merupakan hubungan antar
seleksi harus melakukan login terlebih dahulu tabel yang saling berelasi.
untuk dapat melihat data, menambah
data,memperbarui data,menghapus data, dan
mencetak daftar rekomendasi penerima
beasiswa.
Alur kerja sistem pendukung keputusan
untuk menentukan penerima beasiswa
digambarkan secara rinci dengan activity
diagram seperti yang ditunjukkan pada
gambar 3.

Gambar 5. Relasi Antar Tabel


d. Rancangan antarmuka, rancangan
antarmuka aplikasi digunakan untuk
memberikan gambaran mengenai sistem
pendukung keputusan untuk menentukan
penerima beasiswa yang dirancang.
Rancangan antar muka halaman
penilaian digunakan untuk menyimpan
data penilaian beasiswa dari siswa SDN
Wonoyoso. Pada halaman ini panitia
seleksi dapat menambah, mengubah,
menghapus data penilaian beasiswa dari
siswa SDN Wonoyoso. Rancangan
halaman penilaian ditunjukkan pada
Gambar 3. Activity Diagram gambar 6.

c. Pemodelan Data. Pemodelan data pada


sistem informasi perencanaan kebutuhan
bahan baku meliputi penggambaran
entity relationship diagram, merancang
tabel-tabel yang dibutuhkan pada
database, dan membuat relasi antar
tabel. Entity Relationship yang dibuat
memiliki keterkaitan antara data yang
satu dengan data yang lainnya.
Gambar 6. Rancangan Antar muka
Halaman Penilaian.

Rancangan antar muka halaman rekomendasi


digunakan untuk menampillkan rekomendasi
penerima beasiswa SDN Wonoyoso. Desain
rancangan halaman rekomendasi ditunjukkan
pada gambar 7.

Gambar 4. Entity Relationship Diagram Gambar 7. Rancangan Antar muka


Halaman Rekomendasi.
ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 28
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 8 No 2 - 2016 speed.web.id
 

e. Implementasi sistem, Perangkat keras yang dirangking menurut nilai tertinggi sesuai
yang diperlukan untuk mengembangkan dengan tahun periode penyerahan beasiswa
sistem pendukung keputusan untuk seperti yang ditunjukkan pada gambar 10.
menentukan penerima beasiswa adalah
sebuah komputer dengan spesifikasi
Processor Intel Pentium Core i3, memory
2Gb DDR3, hardisk 250Gb. Perangkat
lunak yang digunakan adalah, Adobe
Dreamweaver8, Apache (2.2.4) + PHP
(5.2.3), MySQL (5.1), Mozilla Firefox.
Metode Pengujian yang digunakan adalah
pengujian kotak hitam (black box testing)
yaitu dengan cara memberi input dari
pengguna kepada sistem yang sudah
berjalan dan mengamati hasil output dari
sistem.

4.1 Hasil Implementasi Rancangan


Ketika login berhasil, maka sistem akan
menampilkan halaman siswa. Pada halaman
ini, panitia seleksi dapat menambah,
mengubah, menghapus data siswa SDN
Wonoyoso seperti yang ditunjukkan pada Gambar 10. Daftar Rekomendasi Penerima
gambar 8. Beasiswa

Panitia seleksi dapat mencetak daftar


rekomendasi penerima beasiswa tersebut
dengan meneuju ke halaman printpdf melalui
link yang ada di bagian bawah halaman
rekomendasi seperti yang ditunjukkan pada
gambar 11.

Gambar 8. Halaman Siswa

Setelah data siswa tersimpan pada


database, panitia dapat mengentri penilaian
kriteria siswa menggunakan fo dm penilaian
yang ada pada halaman penilaian seperti yang
ditunjukkan pada gambar 9.

Gambar 11. Halaman printpdf

Apabila terjadi persamaan nilai akhir pada


daftar rekomendasi, panitia dapat menghitung
kembali nilai akhir menggunakan kriteria
tambahan yang ada pada halaman penilaian
tambahan untuk menentukan siswa yang paling
berhak memeperoleh beasiswa seperti
ditunjukkan pada gambar 12 dan hasilnya akan
Gambar 9. Halaman Penilaian ditampilkan seperti pada gambar 13.

Setelah panitia seleksi melakukan entri


nilai pada halaman penilaian, panitia dapat
melihat daftar rekomendasi penerima beasiswa
ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 29
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 8 No 2 - 2016 speed.web.id
 

data siswa
dari tabel Berhasil
siswa berjalan
dengan baik.

Gambar 12. Penilaian Tambahan P003 Kriteria 1. Pengecekan Berhasil


data kriteria
dari tabel
kriteria
berjalan
dengan baik.
2. Penambahan
Berhasil
data kriteria
ke tabel
kriteria
berjalan
dengan baik.

Gambar 13. Hasil Akhir Penilaian Tambahan


3. Pengubahan Berhasil
data kriteria
dari dan ke
4.2 Pengujian Sistem tabel kriteria
Pengujian sistem dilakukan secara berjalan
berurutan yaitu melalui Form login, mengakses dengan baik.
setiap menu dan pengujian tombol operasi 4. Penghapusan Berhasil
setiap Form. Pengujian tersebut akan diketahui data kriteria
keluaran (output) yang dihasilkan dari setiap dari tabel
Form. Prosedur pengujian Sistem Pendukung kriteria
Keputusan untuk Menentukan Penerima berjalan
Beasiswa dengan Metode SAW pada SDN dengan baik.
Wonoyoso dapat dilihat pada Tabel 13.
Kode Pengujian Hasil Keterangan
Tabel 13. Hasil Pengujian P004 Nilai 1. Pengecekan Berhasil
Kode Pengujian Hasil Keteranga data nilai
n dari tabel
P001 Login Login Berhasil nilai berjalan
menggunakan dengan
username dan baik.
password 2. Penambaha Berhasil
berhasil berjalan n data nilai
dengan baik. ke tabel nilai
P002 Siswa 1. Pengecekan Berhasil berjalan
data siswa dengan
dari tabel baik. Berhasil
siswa berjalan 3. Pengubahan
dengan baik. data nilai
2. Penambahan dari dan ke
data siswa ke Berhasil tabel nilai
tabel siswa berjalan
berjalan dengan Berhasil
dengan baik. baik.
3. Pengubahan 4. Penghapusa
data siswa n data nilai
dari dan ke Berhasil
dari tabel
tabel siswa nilai berjalan
berjalan dengan
dengan baik. baik.
4. Penghapusan
ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 30
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 8 No 2 - 2016 speed.web.id
 

P005 Rekomend 1. Pengecekan Berhasil Wonoyoso menyediakan fasilitas bagi


asi pemilihan panitia untuk mengelola data calon
periode penerima beasiswa yang terkoneksi
berjalan dengan database sehingga data dapat
dengan baik
tersimpan dengan aman. Apabila
2. Proses Berhasil panitia melakukan kesalahan dalam
menampilka proses input data calon penerima
n hasil beasiswa, panitia dapat merubah data
rekomendas sewaktu-waktu dengan memanfaatkan
i seleksi menu ubah data pada halaman siswa
penerima yang ditunjukkan pada Gambar 8
beasiswa (Halaman Siswa).
berjalan 2. Kemudahan bagi panitia seleksi dalam
dengan baik
menentukan urutan (prioritas) siswa
P006 Logout Logout sistem Berhasil yang berhak dan layak untuk menerima
berhasil beasiswa.
berjalan Sebelum Sistem Pendukung
dengan baik. Keputusan untuk Menentukan
Penerima Beasiswa dengan Metode
Berdasarkan pelaksanaan pengujian, SAW pada SDN Wonoyoso ini di buat,
output dari sistem yang dirancang telah sesuai untuk menentukan prioritas siswa yang
dengan yang diharapkan sehingga dapat berhak menerima beasiswa panitia
disimpulkan bahwa perancangan sistem seleksi harus memabaca dengan
pendukung keputusan untuk menentukan seksama data dari setiap calon
penerimaan beasiswa ini berhasil. penerima beasiswa. Hal ini sangat tidak
efektif karena jumlah pengajuan bisa
4.3 Pembahasan melebihi 100 orang pada setiap
Berdasarkan simulasi Sistem Pendukung tahunnya. Oleh karena itu, diperlukan
Keputusan untuk Menentukan Penerima waktu yang sangat lama dalam proses
Beasiswa dengan Metode SAW pada SDN penentuan prioritas penerima
Wonoyoso selanjutnya dilakukan pembahasan beasiswa.
terhadap sistem berjalan. Pembahasan Sistem Pendukung Keputusan untuk
dilakukan dengan melihat hubungan sistem Menentukan Penerima Beasiswa
dengan kebutuhan pengguna terhadap dengan Metode SAW pada SDN
informasi yang didapatkan. Berdasarkan hasil Wonoyoso ini dapat menentukan
penilaian pada simulasi sistem, pembahasan prioritas siswa yang berhak dan layak
meliputi : untuk menerima beasiswa melalui
1. Kemudahan bagi panitia seleksi perhitungan dengan rumus logika fuzzy
penerima beasiswa dalam mengolah metode SAW. Nilai akhir tertinggi yang
data calon penerima beasiswa. diproses oleh SPK merupakan siswa
Berdasarkan hasil wawancara yang direkomendasikan dan layak untk
dengan panitia seleksi dan wali kelas, menerima beasiswa, sedangkan siswa
dalam mengelola data calon penerima dengan nilai akhir terendah merupakan
beasiswa dengan menggunakan siswa yang tidak direkomendasikan
metode manual yaitu menggunakan atau tidak layak untuk menerima
form-form kertas tidaklah efektif. beasiswa seperti yang ditunjukkan
Kondisi pengelolaan yang belum pada Gambar 10 (Daftar Rekomendasi
terkomputerisasi seperti itu Penerima Beasiswa).
membutuhkan cost yang lebih untuk
kebutuhan kertas dan membutuhkan 5.1 Kesimpulan
lebih banyak waktu untuk proses 1. Terciptanya sistem pendukung keputusan
pengelolaannya. Selain itu, data calon untuk menentukan penerimaan beasiswa
penerima beasiswa juga menjadi dengan metode Fuzzy SAW.
kurang aman karena dapat hilang 2. Sistem Pendukung Keputusan untuk
sewaktu-waktu apabila panitia kurang Menentukan Penerima Beasiswa dengan
teliti dalam menyimpannya. Metode SAW pada SDN Wonoyoso
Sistem Pendukung Keputusan untuk memberikan kemudahan bagi panitia seleksi
Menentukan Penerima Beasiswa penerima beasiswa dalam mengolah data
dengan Metode SAW pada SDN calon penerima beasiswa
ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 31
Journal Speed – Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi – Volume 8 No 2 - 2016 speed.web.id
 

3. Sistem Pendukung Keputusan untuk [8] Marwa Sulehu, Sistem Pendukung


Menentukan Penerima Beasiswa dengan Keputusan Pemilihan Layanan Internet
Metode SAW pada SDN Wonoyoso berhasil Service Provider Menggunakan Metode
menentukan urutan (prioritas) siswa yang Weighted Product (Studi kasus : STMIK
berhak dan layak untuk menerima beasiswa AKBA), Vol 4, No 4 (2015): IJNS
dengan menggunakan metode Fuzzy SAW. Oktober 2015
Nilai akhir tertinggi yang diproses oleh SPK
[9] Riesda Ganevi, Bambang Eka
merupakan siswa yang direkomendasikan
Purnama, Sistem Pendukung
dan layak untk menerima beasiswa,
Keputusan Penilaian Kinerja Guru
sedangkan siswa dengan nilai akhir
Sekolah Menengah Pertama Negeri
terendah merupakan siswa yang tidak
(SMP N) 1 Pacitan, Vol 6, No 4 (2014):
direkomendasikan atau tidak layak untuk
Jurnal Speed 24 – 2014
menerima beasiswa.
[10] Erwinsyah, Sistem Pendukung
5.2 Saran Keputusan Untuk Seleksi Mahasiswa
1. Pengembangan selanjutnya, sistem Baru (Studi Kasus : Program Khusus
diharapkan dapat menggabungkan metode Ulama IAIN Antasari Banjarmasin), Vol
Fuzzy SAW dengan metode yang lain agar 8, No 1 (2016): Jurnal Speed 29 – 2016
hasil seleksi penerimaan beasiswa lebih
[11] Hera Wasiati, Dwi Wijayanti, Sistem
komplek.
Pendukung Keputusan Penentuan
2. Kriteria beasiswa dibuat jadi lebih dinamis.
3. Pengelolaan bilangan fuzzy dibuat jadi lebih Kelayakan Calon Tenaga Kerja
Indonesia Menggunakan Metode Naive
dinamis.
Bayes (Studi Kasus: Di P.T. Karyatama
DAFTAR PUSTAKA Mitra Sejati Yogyakarta), Vol 3, No 2
(2014): IJNS April 2014
[1] Eniyati, S. 2011. Perancangan Sistem
Pendukung Keputusan Untuk [12] Ramadhani Noor Pratama, Sistem
Penerimaan Beasiswa Dengan Metode Pendukung Keputusan Untuk
SAW (Simple Additive Weighting). Penentuan Penerima Beasiswa (Studi
Tersedia: Kasus : Politeknik Hasnur), Vol 8, No 1
http://download.portalgaruda.org/article. (2016): Jurnal Speed 29 – 2016
php?article=7487&val=544 [16 Mei
2015] [13] Imam Soleh Ma'rifati, SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI BIAYA JOB
[2] Kusumadewi, S. 2010. Aplikasi Logika ORDER COSTING UNTUK USAHA
Fuzzy untuk Pendukung Keputusan. KECIL, Vol 1, No 1 (2013): Jurnal
Yogyakarta : Graha Ilmu Evolusi 2013
[3] Maghfirah. 2013. Sistem Pendukung [14] Sardiarinto, APLIKASI SISTEM
Keputusan Untuk Menentukan PENDUKUNG KEPUTUSAN
Penerima Beasiswa Bagi Siswa SD KELAYAKAN PEMINJAMAN KREDIT
Salman Al Farisi 2 Yogyakarta NASABAH KOPERASI BERBASIS
Menggunakan Metode Simple Additive ANDROID, Vol 1, No 1 (2013):
Weighting (SAW). Tersedia: Bianglala 2013
http://repository.amikom.ac.id/files/Publi
kasi_11.22.1376.pdf [16 Mei 2015]
[4] Murniasih, Erny. 2009. Buku Pintar
Beasiswa. Jakarta : GagasMedia
[5] Nawangjati, A. 2011. Daftar Retur 5 – 6
Pengiriman Beasiswa Miskin Sekolah
Dasar (BSM-SD) Tahun 2011.
http://www.pdkjateng.go.id/
[6] Nofriansyah, Dicky. 2014. Konsep Data
Mining Vs Sistem Pendukung
Keputusan. Yogyakarta : Deepublish
[7] Whitten, J.L. 2004. Metode Desain dan
Analisa Sistem, Yogyakarta : Andi

ISSN : 1979-9330 (Print) - 2088-0154 (Online) 32

Anda mungkin juga menyukai