Bab 2
Bab 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tertentu hingga berwarna kemerahan, rasa nyeri dan gangguan fungsi karena
bakteri dan virus di daerah tersebut maka kemungkinan peradangan menjadi parah
semakin besar dan cepat. Infeksi dapat menjalar ke paru-paru, dan menyebabkan
sesak atau pernafasan terhambat, oksigen yang dihirup berkurang. Infeksi lebih
lanjut membuat sekret menjadi kental dan sumbatan di hidung bertambah. Bila
tidak terdapat komplikasi, gejalanya akan berkurang sesudah 3-5 hari. Komplikasi
yang mungkin terjadi adalah sinusitis, faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi
saluran tuba eustachii, hingga bronkhitis dan pneumonia.10
Penyakit pada saluran pernafasan mempunyai gejala yang berbeda yang
pada dasarnya ditimbulkan oleh iritasi, kegagalan mucociliary transport, sekresi
lendir yang berlebihan dan penyempitan saluran pernafasan. Tidak semua
penelitian dan kegiatan program memakai gejala gangguan pernafasan yang sama.
Misalnya untuk menentukan infeksi saluran pernafasan, WHO menganjurkan
pengamatan terhadap gejala-gejala, kesulitan bernafas, radang tenggorokan, pilek
dan penyakit pada telinga dengan atau tanpa disertai demam. Efek pencemaran
terhadap saluran pernafasan memakai gejala-gejala penyakit pernafasan yang
meliputi radang tenggorokan, rinitis, bunyi mengi dan sesak nafas.11
Dalam hal efek debu terhadap saluran pernafasan telah terbukti bahwa
kadar debu berasosiasi dengan insidens gejala penyakit pernafasan terutama gejala
batuk. Di dalam saluran pernafasan, debu yang mengendap menyebabkan oedema
mukosa dinding saluran pernafasan sehingga terjadi penyempitan saluran.
Menurut Putranto, faktor yang mendasari timbulnya gejala penyakit pernafasan :
1. Batuk
Timbulnya gejala batuk karena iritasi partikulat adalah jika terjadi
rangsangan pada bagian-bagian peka saluran pernafasan, misalnya
trakeobronkial, sehingga timbul sekresi berlebih dalam saluran pernafasan.
Batuk timbul sebagai reaksi refleks saluran pernafasan terhadap iritasi
pada mukosa saluran pernafasan dalam bentuk pengeluaran udara (dan
lendir) secara mendadak disertai bunyi khas.
2. Dahak
7
pertahanan tubuh berupa fagosit akan melumat benda asing tersebut dan
membawanya ke kelenjar limfe untuk diproses lebih lanjut.
ISPA dapat terjadi apabila saluran pernapasan manusia sering
terpajan debu dengan jumlah yang semakin banyak sehingga silia akan
terus menerus mengeluarkan debu. Kejadian tersebut lama kelamaan akan
membuat silia teriritasi dan tidak peka lagi sehingga debu akan mudah
masuk. Hal ini dapat membuat manusia menjadi rentan terkena infeksi
saluran pernapasan.
2. Pertahanan Kekebalan (immune defense)
Sistem kekebalan adalah sistem pertahanan manusia terhadap
infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme (termasuk virus,
bakteri, protozoa, dan parasite). Pada saluran pernapasan manusia, apabila
agen penyakit dapat lolos dari mekanisme pertahanan fisik tersebut dan
membuat koloni di saluran pernapasan atas, lini penting pertahanan
kekebalan atau sistem imun akan bekerja untuk mencegah agen penyakit
tersebut ke saluran pernapasan bawah. Respon ini diperantai oleh limfosit
yang juga melibatkan sel darah putih lainnya (misalnya makrofag dan
neutrofil) yag tertarik ke area tempat proses inflamasi berlangsung.
Apabila terjadi gangguan mekanisme pertahanan di sistem pernapasan atau
apabila agen penyakit sangat virulen, maka infeksi saluran pernapasan
bawah bisa terjadi.13
udara). Penularan melalui udara adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak
dengan penderita maupun dengan benda terkontaminasi.14
3. Status Gizi
Keadaan gizi yang buruk muncul sebagai faktor risiko yang penting untuk
terjadinya ISPA. Beberapa penelitian telah membuktikan tentang adanya
hubungan antara gizi buruk dan infeksi paru, sehingga orang yang bergizi buruk
sering mendapat pneumonia.21
c. Faktor Lingkungan (Environment)
1. Ventilasi
Faktor lingkungan rumah seperti ventilasi juga berperan dalam penularan
ISPA, dimana ventilasi dapat memelihara kondisi udara yang sehat bagi
manusia.22 Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah
menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti
keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap
terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya oksigen di dalam
rumah yang berarti kadar karbon dioksida yang bersifat racun bagi penghuninya
menjadi meningkat. Sirkulasi udara dalam rumah akan baik dan mendapatkan
suhu yang optimum harus mempunyai ventilasi minimal 10% dari luas lantai.23
2. Pemakaian Anti Nyamuk
Penggunaan anti nyamuk sebagai alat untuk menghindari gigitan nyamuk
dapat menurunkan kualitas udara dalam ruangan sehingga menyebabkan
gangguan saluran pernafasan karena menghasilkan asap dan bau tidak sedap.
Adanya pencemaran udara di lingkungan rumah akan merusak mekanisme
pertahanan paru-paru sehingga mempermudah timbulnya gangguan pernafasan.24
3. Kebiasaan Merokok
Paparan asap rokok merupakan penyebab signifikan masalah kesehatan
seperti pernafasan akut infeksi (ISPA) pada anak. Satu batang rokok dibakar maka
akan mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia seperti nikotin, gas carbon
monoksida, nitrogen oksida, hidrogen cianida, amonia, acrolein, acetilen,
benzoldehide, urethane, methanol, conmarin, 4-ethyl cathecol, ortcresor peryline
dan lainnya.19
13
per millimeter kubik, maka 10% dari jumlah tersebut akan tertimbun di paru.
Konsentrasi yang melebihi 5000 partikel per millimeter kubik sering dihubungkan
dengan terjadinya pneumokoniosis.27
6. Pekerjaan
Pekerjaan adalah hal yang harus dilakukan manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Tujuan bekerja adalah 1. Memenuhi kebutuhan hidup. 2.
Mengurangi tingkat pengangguran dan kriminalitas. 3. Melayani sesama 4.
Mengontrol gaya hidup.28