Anda di halaman 1dari 2

Radikal bebas (free radical) adalah atom atau molekul yang mempunyai elektron tidak

berpasangan, terbentuk sebagai hasil antara (intermediet) dalam suatu reaksi organik melalui
proses homolisis dari ikatan kovalen. Karena reaktivitasnya, senyawa radikal bebas akan
segera mungkin menyerang komponen seluler yang berada disekelilingnya, baik berupa
senyawa lipid, lipoprotein, protein, karbohidrat, RNA, maupun DNA. Akibat lebih jauh dari
reaktivitas radikal bebas adalah terjadinya kerusakan struktur maupun fungsi sel (Winarsi
2007).
Seiring bertambahnya usia, senyawa radikal akan terus terbentuk didalam tubuh kita akibat
paparan dari lingkungan sekitar. Radikal bebas di dalam tubuh kita dapat dihambat
pembentukannya oleh senyawa antioksidan. Senyawa Antioksidan merupakan atom atau
molekul pemberi elektron yang dapat meredam dampak negatif radikal bebas. Antioksidan
diketahui merupakan zat yang dapat menetralkan radikal bebas atau bahan yang dapat
mencegah sistem biologi tubuh dari efek yang merugikan yang timbul dari proses ataupun
reaksi yang menyebabkan oksidasi yang berlebihan didalam tubuh (Amanah dan Aznam).
Konsumsi antioksidan dalam jumlah memadai dilaporkan dapat menurunkan kejadian
penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, kanker, aterosklerosis, osteoporosis, dan lain-
lain (Winarsi 2007).
Senyawa antioksidan banyak terdapat dialam, terutama pada tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan
yang telah banyak dikonsumsi dan diketahui memiliki kandungan antioksidan yang tinggi
adalah teh. Menurut Septianingrum et al. (2004), teh merupakan minuman yang telah lama
diyakini khasiatnya bagi kesehatan tubuh karena kandungan antioksidannya. Teh
mengandung senyawa kimia polifenol yang merupakan suatu kelompok antioksidan yang
secara alami terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, dan minuman seperti teh dan anggur.
Senyawa golongan fenolik menunjukkan aktivitas antioksidan yang poten. Korelasi antara
kadar senyawa golongan fenolik atau flavonoid dengan aktivitas antioksidan dengan metode
DPPH sangat tinggi (Wahdaningsih et al. 2011).
Pada pengujian kali ini, akan diukur kadar total fenolik dari beberapa jenis teh sebagai
salah satu parameter kemampuan antioksidatif yang tedapat pada sampel-sampel teh. Standar
yang digunakan pada analisis kandungan fenolik adalah asam galat, hal ini karena asam galat
bersifat stabil, memiliki sensitivitas yang tinggi dan harganya cukup terjangkau (Rahmawati
2015). Kandungan fenolik dari standar asam galat dan sampel ditentukan dengan
menggunakan metode Folin-Ciocalteau. Prinsip metode ini adalah reaksi oksidasi senyawa
fenol pada sampel dalam suasana basa oleh pereaksi Folin-Ciocelteau yang akan
menghasilkan warna biru yang memberikan serapan kuat pada gelombang 760 nm.
Peningkatan intensitas warna biru akan sebanding dengan jumlah senyawa fenolik yang
berada didalam sampel (Blainski et al 2013).

DAFTAR PUSTAKA
Winarsi H. 2007. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta: Kanisius.
Amanah I dan Aznam N. 2016. Penentuan kada total fenol dan uji aktivitas antioksidan
kombinasi ekstrak sarang semut (Myrmecodiapendens Merr. & L.M. Perry) dan ekstrak
kencur (Kaempferia galanga Linn.) dengan metode Carotene Bleaching. Jurnal Kimia Dasar.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Septianingrum ER et al. 2009. Kadar fenol dan aktivitas antioksidan pada teh hijau dan teh hitam
komersial. Artikel Publikasi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi
Pertanian Institut Pertanian Bogor.
Wahdaningsih S, Setyowati EP, Wahyuono S. 2011. Aktivitas penangkap radikal bebas dari
batang Pakis (Alsophila glauca J. Sm). Majalah Obat Tradisional. 16(3):156-160.
Rahmawati ND. 2015. Aktivitas antioksidan dan total fenol teh herbal daun pacar air (impatiens
balsamina) dengan variasi lama fermentasi dan metode pengeringan. Artikel Publikasi.
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Blainski A, Lopes GC, Mello JCP. 2013. Application and analysis of the folin ciocelteau method for
the determinationof the total phenolic content from Limonium brasiliense L. Molecules.
18:6852-6865.

Anda mungkin juga menyukai