Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rifqi Rasis

NIM : 14304241036
Prodi : Pend. Biologi I
TUGAS I
MANAJEMEN BISNIS

Jika saya adalah sebagai seorang manajer sebuah perusahaan, saya akan lebih memilih
menggunakan robot untuk efisiensi yang menggantikan tenaga kerja manusia, namun tidak semua
tenaga kerja dapat diambil alih oleh robot. Salah satu alasan perusahaan yang akhirnya
menggunakan robot adalah karena perusahaan memang mau menghemat upah buruh atau stafnya
hal ini dilakukan guna meraup untung sebesar-besarnya dengan modal yang seminimal mungkin
hal tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi yang biasanya dipegang teguh oleh
perusahaan-perusahaan yang sudah ada. Seiring dengan berjalannya waktu beberapa perusahaan
mulai berpikir untuk menggunakan mesin/robot, sudah hal pasti bahwa semua orang tentunya ingin
serba canggih, menggunakan robot, komputerisasi, penerapan kecerdasan buatan (Artificial
Intelligence) dan lain-lain. Itu terlihat di beberapa negara-negara maju, di sana beberapa loket tol
tidak menggunakan petugas seperti di Indonesia ini, mereka sudah menggunakan sensor untuk
mendeteksi kendaraan yang keluar-masuk gerbang tol tersebut, yang selanjutnya pembayaran
bulanannya bisa otomatis dilakukan melalui rekening bank milik pengguna jasa jalan tol, sehingga
perusahaan tidak perlu lagi menggaji petugas tol yang nantinya akan memberikan dampak positif
yaitu perusahaan dapat menghemat anggaran pengeluaran.
Jepang merupakan salah satu contoh negara maju yang sudah mengimplementasikan
tenaga kerja berupa robot-robot canggih, salah satu teknologi robot yang sudah mereka
kembangkan yaitu robot berotak AI (Artificial Intelligence). Terlepas dari pro dan kontra yang ada
dimasyarakat mengenai perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence
(AI), yang diperkirakan akan banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar untuk
menggantikan tenaga kerja manusia. Robot memang pesat dikembangkan di Jepang dimana robot
berotak AI ini didesain untuk dapat melakukan aktifitas semirip mungkin seperti manusia, dengan
menghilangkan kekurangan-kekurangan yang ada pada manusia. Beberapa perusahaan besar
Jepang, seperti SoftBank, sudah meluncurkan dan menggunakan robot dalam layanannya,
termasuk sebagai penerima tamu di hotel. Jepang sendiri sedang terancam krisis tenaga kerja,
karena rendahnya angka kelahiran. Berdasarkan laporan pada 2016 lalu, jumlah penduduk yang
meninggal malah lebih banyak ketimbang jumlah anak-anak yang lahir. Sebagian besar populasi
Jepang juga akan memasuki usia pensiun dalam beberapa tahun mendatang.
Dibandingkan dengan tenaga kerja manusia, robot tidak akan pernah melakukan
demonstrasi, mogok kerja, menuntut kenaikan gaji, dan lain sebagainya karena robot akan bekerja
sesuai dengan perintah yang “dituliskan” pada dirinya, tidak seperti yang sering terjadi dewasa ini
yaitu tuntutan tenaga kerja manusia yang kadangkala terlalu "berlebihan", tentu saja para
pengusaha tersebut akan berpikir ulang untuk mengganti mereka dengan robot ataupun mesin.
Mereka tentunya punya perhitungan sendiri tentang tentang biaya produksi, mereka juga punya
basic plan profit margin yang diharapkan, jadi jika biaya produksi tadi angkanya naik karena
bertambahnya beban tenaga kerja, sedangkan pendapatan perusahaan yang didapatkan tetap,
otomatis yang akan tergerus tentu saja keuntungan yang didapat oleh perusahaannya, bahkan bisa
menjadi rugi. Secara umum pandangan pengusaha akan berusaha menghindari hal tersebut, kalau
seumpama harga jual produk yang tidak memungkinkan untuk dinaikan, tentu saja cost bebannya
yang harus diefisienkan untuk kestabilan biaya produksi, salah satunya dengan mengganti buruh
dengan mesin tadi, sehingga rencana bisnis mereka bisa tetap terjaga.

Dilain sisi selain ada kelebihan ada juga kekurangan, pada kasus ini ketika tenaga kerja
telah digantikan oleh mesin-mesin pintar yang beroperasi secara otomatis maka akan menimbulkan
dampak negatif salah satunya yaitu manusia akan sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan di
masa yang akan datang. Hal ini tentunya harus diimbangi oleh para pencari kerja di masa yang
akan datang agar mempunyai kemampuan ataupun keterampilan yang tidak bisa dimiliki oleh
robot.

Berdasarkan Artikel tentang "Artificial Intelligence Creats a Wicked Problem for The
Enterprise" yang ditulis oleh Stefan Holtel. Sesuai dengan yang ditulis pada artikelnya, terdapat 6
ciri-ciri dari masalah yang akan ditimbulkan oleh kecerdasan buatan/robot dan dapat berdampak
buruk bagi perusahaan:
1. Not Understood before solution
2. No Stopping Rule
3. No Right or Wrong
4. Novel and Unique
5. Any Solution = 1 Shot Operation
6. No Alternative
Dari ciri-ciri di atas, perusahaan tersebut akan maju dengan mudah. Akan tetapi, jika di
hari yang akan datang AI yang telah ada sudah tidak dapat digunakan, maka perusahaan tersebut
akan dengan mudah runtuh, dikarenakan proses AI yang menyelesaikan masalah dengan cepat dan
perusahaan itu sendiri tidak dapat mempelajari kelemahan yang ada pada diri perusahaan tersebut.
Maka, perusahaan masih memerlukan tenaga kerja manusia untuk mengembangkan
perusahaannya secara manual untuk memperoleh hasil maksimal di hari yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai