Anda di halaman 1dari 3

Nutrisi dan Mineral

Nutrien mineral yaitu unsur kimia esensial yang diabsorpsi dari dalam tanah dalam bentuk ion anorganik.
Nutrien mineral dari tanah hanya memberikan sumbangan yang kecil untuk keseluruhan massa dari
tumbuhan tersebut,80-85% dari tumbuhan herbacious (yang mengandung sedikit lignin) terdiri dari air
yang diakumulasi di dalam vakuola sentral selnya.

Air yang diabsorbsi:

10% digunakan tumbuhan, dengan fungsi :

1. Untuk pelarut

2. Perpanjangan sel

3. Menjaga suhu tanaman

4. Membantu proses metabolisme

5. Menyangga turgiditas sel.

90% hilang melalui transpirasi :

1. 90% melalui stomata

2. 10% melalui kutikula,dan lain sebagainya.

Kadar air tumbuhan dapat diukur dengan mengurangkan berat materi tumbuhan sebelum dan sesudah
dikeringkan, sampai mencapai berat konstan. Komposisi Kimia Berat Kering Tumbuhan:

95% berupa bahan organik, dalam bentuk:

1. Karbohidrat (termasuk Sellulosa dari dinding sel)

2. Senyawa sulfur, nitrogen dan fosfat

5% berupa bahan anorganik (50 unsur kimia)

Pentingnya Nutrisi Terhadap Tanaman

Makhluk hidup membutuhkan nutrisi untuk keberlangsungan hidupnya. Nutrisi yang dibutuhkan oleh
setiap jenis makhluk hidup berbeda-beda. Manusia dan hewan memerlukan karbohidrat, protein, lemak
serta mineral-mineral lainnya sedangkan tumbuhan bentuk nutrisinya berupa senyawa – senyawa kimia
tertentu yang esensial untuk sistem metabolisme. Nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan biasanya
diperoleh dari tanah maupun atmosfer. Ketersediaan nutrisi – nutrisi tersebut biasanya berbeda-beda
bergantung banyak faktor. Namun, konsentrasinya dapat bertambah atau berkurang berkali – kali lipat
disebabkan adanya faktor lingkungan seperti cuaca dan iklim, serta adanya faktor kimiafisik seperti erosi,
jenis tanah dan pH tanah. Oleh karena itu, tanaman memiliki mekanisme tersendiri untuk beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan yang menyebabkan perubahan kandungan nutrisi di dalam
tanah.Kebutuhan nutrisi utama pada tumbuhan meliputi macronutrient dan micronutrient atau yang
biasa disebut elemen esensial. Macronutrient berupa nitrogen (N), fosfor (P), potasium (K), kalsium (Ca),
magnesium (Mg), dan sulfur (S) yang dibutuhkan dalam jumlah besar dan akumulasinya pada jaringan
tumbuhan berkisar 0.1%. Micronutrient meliputi boron (Br), klorin (Cl), tembaga (Cu), besi (Fe), mangan
(Mn), molybdenum (Mo), nikel(Ni), dan zinc (Zn) yang dibutuhkan dalam jumlah kecil dan akumulasinya
pada jaringan tumbuhan berkisar 0.01%. Ketiadaan atau kurangnya elemen esensial pada tanaman dapat
menyebabkan tanaman menjadi mati sebelum siklus hidupnya terlengkapi serta pertumbuhan tanaman
menjadi tidak normal. Hal itu terjadi karena defisiensi nutrisi dapat mengganggu siklus metabolisme
pada tumbuhan. Selain itu terdapat pula elemen penting lainnya yang meliputi aluminium (Al), kobalt
(Co), selenium, silikon (Si), sodium (Na), dan vanadium yang berperan menstimulasi pertumbuhan
namun hanya dibutuhkan oleh tumbuhan-tumbuhan tertentu.

Tumbuhan yang mengalami kekurangan salah satu atau beberapa elemen-elemen tersebut dapat
mengganggu proses reproduksi dan pertumbuhan tanaman. Gejala-gejala yang ditunjukkan oleh
tanaman akan berbeda bergantung jenis elemennya. Tanaman yang kekurangan salah satu elemen yang
penting biasanya akan mengalami kematian sebelum siklus hidupnya terlengkapi. Gejala lain yang umum
terlihat pada bagian organ tumbuhan yang mengalami difisiensi nutrisi yaitu berupa klorosis, nekrosis,
dan warna daun berubah menjadi merah. Klorosis merupakan rusaknya jaringan terutama pada bagian
daun akibat klorofil gagal terbentuk sehingga menyebabkan warna daun menjadi kuning. Hal tersebut
disebabkan tanaman kekurangan besi, sulfur, mangan, zinc, dan tembaga. Nekrosis dapat terjadi karena
tanaman kekurangan nitrogen, potasium dan kalsium. Nekrosis dapat terjadi pada bagian daun ataupun
batang tumbuhan dengan gejala organ daun mengalami kematian atau terhambatnya pertumbuhan
daun sebagai akibat dari kematian jaringan tumbuhan. Perubahan warna daun menjadi merah dapat
terjadi karena akumulasi antosianin akibat kurangnya kandungan fosfor.

Kekurangan satu atau beberapa elemen nutrisi terkadang menunjukkan gejala fisik yang sama. Oleh
karena itu diperlukan analisis lebih lanjut untuk mengetahui dengan pasti penyebab terganggunya
pertumbuhan dan reproduksi tanaman. Analisis yang dapat dilakukan berupa analisis tanaman (analisis
kuantitatif, analisis jaringan tanaman, analisis biokimia) serta kandungan tanahnya. Analisis–analisis
tersebut dapat mengonfirmasi gejala-gejala yang nampak pada tanaman, mengetahui elemen-elemen
yang masuk ke jaringan tanaman, mengetahui konsentrasi elemen-elemen nutrisi pada jaringan
tanaman, serta kandungan mineral tanah yang dapat diserap oleh tanaman.

Dapus :

Barkerr and David J. Pilbeam. 2007. Handbook of Plant Nutrition. New York : CRC Press

Bidwel. R.G.S.(1979). Plant Physiology. New York: Macmillan Publishing Co. Inc.

Anda mungkin juga menyukai