Makalah Tokling
Makalah Tokling
Oleh :
Berbagai jenis senyawa beracun dari mulai bentuk cair, padat, gas kini
beracun atau asing limbah adalah salah satu bentuk hasil buangan dari aktivitas
limbah baik cair, padat, dan gas dapat menyebabkan masalah serius terhadap
limbah mengandung senyawa beracun dan berbahaya seperti logam berat, DDT
racun pembunuh serangga yang sangat efektif digunakan secara luas untuk
sederhana. Ketika DDT memasuki rantai makanan, waktu paruh nya adalah delapan
tahun, artinya setengah dari dosis DDT yang terkonsumsi baru akan terdegradasi
setelah delapan tahun. Ketika tercerna oleh hewan, DDT akan terakumulasi dalam
jaringan lemak dan dalam hati. Zat tersebut memiliki dampak yang sangat merugikan.
Sehingga zat tersebut akan terus berada dalam Rantai makanan dan tidak terputus.
karena itu perlu dipelajari bagaimana kerja dari senyawa beracun yang masuk
kedalam tubuh makhluk hidup (Toksodinamik) dan efek / respon apa yang
2. Apa saja proses yang terjadi pada fase toksokinetik dan toksodinamik
1.3 Tujuan
2. Mempelajari sifat dan efek suatu zat toksik bagi tubuh makhluk hidup
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kata racun ”toxic” adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari akar kata tox,
dimana dalam bahasa Yunani berarti panah. Dimana panah pada saat itu
digunakan sebagai senjata dalam peperangan, yang selalu pada anak panahnya
terdapat racun. Apabila zat kimia dikatakan beracun (toksik), maka
kebanyakan diartikan sebagai zat yang berpotensial memberikan efek
berbahaya terhadap mekanisme biologi tertentu pada suatu organisme.Sifat
toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh: dosis, konsentrasi racun di reseptor
“tempat kerja”, sifat zat tersebut, kondisi bioorganisme atau sistem
bioorganisme, paparan terhadap organisme dan bentuk efek yangapabila
menggunakan istilah toksik atau toksisitas, maka perlu untuk mengidentifikasi
mekanisme biologi di mana efek berbahaya itu timbul. Sedangkan toksisitas
merupakan sifat relatif dari suatu zat kimia, dalam kemampuannya
menimbulkan efek berbahaya atau penyimpangan mekanisme biologi pada
suatu organisme(Wirasuta, 2006).
Zat toksik dapat berasal dari berbagai macam sumber, salah satunya
yaitu zat toksik yang berasal dari bahan kimia. Toksisitas senyawa kimia
sendiri didefinisikan sebagai kemampuan senyawa kimia mengakibatkan
bahaya terhadap metabolism jaringan makhluk hidup. Racun yang berasal dari
zat atau senyawa kimia dapat berada di dalam lingkungan secara alamiah atau
yang sengaja dibuat oleh manusia. Harus diakui bahwa zat kimia beracun
kebanyakan berasal dari aktivitas manusia dan meliputi berbagai aspek
kehidupan. Senyawa kimia beracun juga dapat hadir di dalam lingkungan
secara alamiah. Kehadiran zat kimia beracun alamiah di dalam lingkungan
diasumsikan akan selalu konstan,kecuali ditambah oleh aktivitas manusia
seperti penambahan logam beracun kedalam lingkungan oleh kegiatan-
kegiatan industry dan kemajuan teknologi. Pengaruh kehadiran berbagai jenis
zat kimia beracun tersebut di dalam lingkungan mungkin dapat diketahui
dengan cepat,akan tetapi pengaru negative pada umumnya baru diketahui
setelah masuknya zat kimia tersebut dalam jangka waktu cukup lama.
Kehadiran zat kimia beracun alamiah mungkin dapat semakin
meningkat atau bahkan semakin menurun, tergantung kondisi lingkungan.
Sebagai contoh, jumlah bakteri dan jamur yang mengkotaminasi makanan saat
ini mungkin semakin berkurang sesuai dengan tersedianya peralatan yang
dapat menjaga makanan terbebas dari bakteri dan jamur. Akan tetapi
perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini juga memungkinkan akan
munculnya species baru yang atahan terhadap berbagai kondisi anti bakteri
dan anti jamur baru yang sangat immun terhadap berbagai jenis kondisi dapat
meningkatkan jumlah racun alamiah di dalam lingkungan.
Pada umumnya efek berbahaya timbul apabila terjadi interaksi antara zat
kimia (tokson atau zat aktif biologis) dengan reseptor. Terdapat dua aspek yang harus
diperhatikan dalam mempelajari interakasi antara zat kimia dengan organisme hidup,
yaitu kerja tokson pada suatu organisme (aspek toksodinamik) dan pengaruh tokson
merupakan hasil dari sederetan proses fisika, biokimia, dan biologik yang sangat
rumit dan komplek. Proses ini umumnya dikelompokkan ke dalam tiga fase yaitu:
(Mutschler, 1999)
2.2 Fase Eksposisi
Laju absorpsi suatu xenobiotika ditentukan oleh sifat membran biologi dan aliran
tempat kontak, maka harus melewati membran sel di tempat kontak.Suatu membran
sel biasanya terdiri atas lapisan biomolekular yang dibentuk oleh molekul lipid
dengan molekul protein yang tersebar diseluruh membrane (Gambar 3).Jalur utama
diabsorpsi menuju aliran darah atau pembuluh limfe, maka xenobiotika tersebut akan
bersama aliran darah atau limfe didistribusikan ke seluruh tubuh dan ke tempat kerja
toksik (reseptor). Pada saat yang bersamaan sebagian molekul xenobitika akan
termetabolisme, atau tereksresi bersama urin melalui ginjal, melalui empedu menuju
saluran cerna, atau sistem eksresi lainnya. Pada umumnya tokson melintasi
membrane saluran pencernaan menuju sistem sistemik dengan difusi pasif, yaitu
A. Absorbsi
dipengaruhi oleh sifat-sifat anatomic dan fisiologik tempat absorpsi (sifat membrane
biologis dan aliran kapiler darah tempat kontak),serta sifat-sifat fisiko-kimia tokson
utama absorpsitokson adalah saluran cerna, paru-paru, dan kulit (Wirasuta, 2006).
B. Distribusi
Setelah xenobiotika mencapai sistem peredahandarah, ia bersama darah akan
suatu proses transpor reversibel suatuxenobiotika dari satu lokasi ke tempat lain
didukung oleh model sederhana. Modelyang paling sederhana untuk itu adalah
ruang yanghomogen (seperti satu ember besar), dalam halini distribusi xenobiotika
melalui proses difusi pasif, difusi terpasilitasi, difusi aktif, filtrasi melalui poren, atau
tercampurnya xenobiotika di dalam darah, laju aliran darah, dan laju transpor
C. Eliminasi
Metabolisme dan ekskresi dapat dirangkum kedalam eliminasi. Yang dimaksud
proses eliminasi adalah proses hilangnya xenobiotika dari dalam tubuh organisme.
ekskresi xenobiotika melalui ginjal, empedu, saluran pencernaan, dan jalur eksresi
D. Eksresi
Setelah diabsorpsi dan didistrubusikan di dalamtubuh, xenobiotika/tokson dapat
bersama urin, tetapi hati danparu-paru juga merupakan alat ekskresi pentingbagi
tokson tertentu. Disamping itu ada juga jalurekskresi lain yang kurang penting
E. Konsentrasi Plasma
Sifat dan intensitas efek suatu tokson di dalamtubuh bergantung pada kadar
didarah(Wirasuta, 2006).
DDT adalah salah satu tokson yangbersifat sangat lipofil, dia akan terikatkuat
dijaringan akan lebih tinggi dari pada di darah,selanjutnya dia akan terlepas secara
(Wirasuta, 2006).
toksik) danjuga proses-proses yang terkait dimana pada akhirnya muncul efek
subtrat biologi dimana terjadi ikatan kimia kovalen yang bersifat irreversibel
mengakibatkan kerusakan sistem biologi, seperti: kerusakan saraf, dan kerusakan sel
hati (serosis hati), atau juga pertumbuhan sel yang tidak normal, seperti karsinoma,
(Wirasuta, 2006).
B. Mekanisme kerja efek toksik
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
khusunya tentang efek dari berbagai macam tokson yang membahayakan organisme