Anda di halaman 1dari 31

[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

MODUL II : SISTEM SARAF LANJUTAN

1. Anatami dan fisiologi

A. Medulla Spinalis

Dari batang otak berjalan suatu silinder jaringan saraf panjang dan ramping, yaitu
medulla spinalis, dengan ukuran panjang 45 cm (18 inci) dan garis tengah 2 cm (seukuran
kelingking). Medulla spinalis, yang keluar dari sebuah lubang besar di dasar tengkorak,
dilindungi oleh kolumna vertebralis sewaktu turun melalui kanalis vertebralis. Dari medulla
spinalis spinalis keluar saraf-saraf spinalis berpasangan melalui ruang-ruang yang dibentuk
oleh lengkung-lengkung tulang mirip sayap vertebra yang berdekatan.

Saraf spinal berjumlah 31 pasang dapat diperinci sebagai berikut : 8 pasang saraf
servikal (C), 12 pasang saraf thorakal (T), 5 pasang saraf lumbal (L), 5 pasang saraf sakral
(S), dan 1 pasang saraf koksigeal (Co).

Selama perkembangan, kolumna vertebra tumbuh sekitar 25 cm lebih panjang daripada


medulla spinalis. Karena perbedaan pertumbuhan tersebut, segmen-segmen medulla spinalis
yang merupakan pangkal dari saraf-saraf spinal tidak bersatu dengan ruang-ruang antar
vertebra yang sesuai. Sebagian besar akar saraf spinalis harus turun bersama medulla spinalis
sebelum keluar dari kolumna vertebralis di lubang yang sesuai. Medulla spinalis itu sendiri
hanya berjalan sampai setinggi vertebra lumbal pertama atau kedua (setinggi sekitar
pinggang), sehingga akar-akar saraf sisanya sangat memanjang untuk dapat keluar dari
kolumna vertebralis di lubang yang sesuai. Berkas tebal akar-akar saraf yang memanjang di
dalam kanalis vertebralis yang lebih bawah itu dikenal sebagai kauda ekuina ”ekor kuda”
karena penampakannya.

Walaupun terdapat variasi regional ringan, anatomi potongan melintang dari medulla
spinalis umumnya sama di seluruh panjangnya. Substansia grisea di medulla spinalis
membentuk daerah seperti kupu-kupu di bagian dalam dan dikelilingi oleh substansia alba di
sebelah luar. Seperti di otak, substansia grisea medulla spinalis terutama terdiri dari badan-
badan sel saraf serta dendritnya antarneuron pendek, dan sel-sel glia. Substansia alba tersusun
menjadi traktus (jaras), yaitu berkas serat-serat saraf (akson-akson dari antarneuron yang

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

panjang) dengan fungsi serupa. Berkas-berkas itu dikelompokkan menjadi kolumna yang
berjalan di sepanjang medulla spinalis. Setiap traktus ini berawal atau berakhir di dalam
daerah tertentu di otak, dan masing-masing memiliki kekhususan dalam mengenai informasi
yang disampaikannya.

Perlu diketahui bahwa di dalam medulla spinalis berbagai jenis sinyal dipisahkan,
dengan demikian kerusakan daerah tertentu di medulla spinalis dapat mengganggu sebagian
fungsi tetapi fungsi lain tetap utuh. Substansia grisea yang terletak di bagian tengah secara
fungsional juga mengalami organisasi. Kanalis sentralis, yang terisi oleh cairan serebrospinal,
terletak di tengah substansia grisea. Tiap-tiap belahan substansia grisea dibagi menjadi kornu
dorsalis (posterior), kornu ventralis (anterior), dan kornu lateralis. Kornu dorsalis
mengandung badan-badan sel antarneuron tempat berakhirnya neuron aferen. Kornu ventralis
mengandung badan sel neuron motorik eferen yang mempersarafi otot rangka. Serat-serat
otonom yang mempersarafi otot jantung dan otot polos serta kelenjar eksokrin berasal dari
badan-badan sel yang terletak di tanduk lateralis.

Saraf-saraf spinalis berkaitan dengan tiap-tiap sisi medulla spinalis melalui akar
spinalis dan akar ventral. Serat-serat aferen membawa sinyal datang masuk ke medulla
spinalis melalui akar dorsal; serat-serat eferen membawa sinyal keluar meninggalkan medulla
melalui akar ventral. Badan-badan sel untuk neuron-neuronaferen pada setiap tingkat
berkelompok bersama di dalam ganglion akar dorsal. Badan-badan sel untuk neuron-neuron
eferen berpangkal di substansia grisea dan mengirim akson ke luar melalui akar ventral.

Akar ventral dan dorsal di setiap tingkat menyatu membentuk sebuah saraf spinalis
yang keluar dari kolumna vertebralis. Sebuah saraf spinalis mengandung serat-serat aferen
dan eferen yang berjalan diantara bagian tubuh tertentu dan medulla spinalis spinalis. Sebuah
saraf adalah berkas akson neuron perifer, sebagian aferen dan sebagian eferen, yang
dibungkus oleh suatu selaput jaringan ikat dan mengikuti jalur yang sama. Sebagaian saraf
tidak mengandung sel saraf secara utuh, hanya bagian-bagian akson dari banyak neuron.
Tiap-tiap serat di dalam sebuah saraf umumnya tidak memiliki pengaruh satu sama lain.
Mereka berjalan bersama untuk kemudahan, seperti banyak sambungan telepon yang berjalan
dalam satu kabel, nemun tiap-tiap sambungan telepon dapat bersifat pribadi dan tidak
mengganggu atau mempengaruhi sambungan yang lain dalam kabel yang sama.

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

Dalam medulla spinalis lewat dua traktus dengan fungsi tertentu, yaitu traktus
desenden dan asenden. Traktus desenden berfungsi membawa sensasi yang bersifat perintah
yang akan berlanjut ke perifer. Sedangkan traktus asenden secara umum berfungsi untuk
mengantarkan informasi aferen yang dapat atau tidak dapat mencapai kesadaran. Informasi
ini dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu (1) informasi eksteroseptif, yang berasal dari luar
tubuh, seperti rasa nyeri, suhu, dan raba, dan (2) informasi proprioseptif, yang berasal dari
dalam tubuh, misalnya otot dan sendi

Traktus desenden yang melewati medulla spinalis terdiri dari:

1. Traktus kortikospinalis, merupakan lintasan yang berkaitan dengan gerakan-gerakan


terlatih, berbatas jelas, volunter, terutama pada bagian distal anggota gerak.

2. Traktus retikulospinalis, dapat mempermudah atau menghambat aktivitas neuron


motorik alpha dan gamma pada columna grisea anterior dan karena itu, kemungkinan
mempermudah atau menghambat gerakan volunter atau aktivitas refleks.

3. Traktus spinotektalis, berkaitan dengan gerakan-gerakan refleks postural sebagai


respon terhadap stimulus verbal.

4. Traktus rubrospinalis bertidak baik pada neuron-neuron motorik alpha dan gamma
pada columna grisea anterior dan mempermudah aktivitas otot-otot ekstensor atau otot-
otot antigravitasi.

5. Traktus vestibulospinalis, akan mempermudah otot-otot ekstensor, menghambat


aktivitas otot-otot fleksor, dan berkaitan dengan aktivitas postural yang berhubungan
dengan keseimbangan.

6. Traktus olivospinalis, berperan dalam aktivitas muskuler.

Traktus asenden yang melewati medulla spinalis terdiri dari:

1. Kolumna dorsalis, berfungsi dalam membawa sensasi raba, proprioseptif, dan berperan
dalam diskriminasi lokasi.

2. Traktus spinotalamikus anterior berfungsi membawa sensasi raba dan tekanan ringan.

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

3. Traktus spinotalamikus lateral berfungsi membawa sensasi nyeri dan suhu.

4. Traktus spinoserebellaris ventralis berperan dalam menentukan posisi dan


perpindahan, traktus spinoserebellaris dorsalis berperan dalam menentukan posisi dan
perpindahan.

5. Traktus spinoretikularis berfungsi membawa sensasi nyeri yang dalam dan lama.

Gambar medull spinalis

b. Medula Oblongata

Permukaan anterior medula oblongata berhubungan dengan bagian basilar tulang oksipital,
dan bagian posterior yang tenggelam ke bagian bawah takik anterior otak kecil. Saham
bagian atas di bounding ventrikel keempat dari otak, tapi setengah lebih rendah adalah
terowongan oleh kanal pusat yang menghubungkan ventrikel bahwa dengan kanal sentral
bagi sumsum tulang belakang.
Anterior permukaan batang otak, yang terdiri dari medula oblongata, pons, dan otak tengah

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

Median celah
Pembangunan bilateral dari medulla oblongata ditunjukkan di permukaan oleh anterior dan
posterior celah median. Celah median anterior terganggu, pada bagian bawah medulla
oblongata, oleh decussation dari piramida (berkas saraf yang terletak di samping celah
median anterior; untuk lebih lanjut lihat di bawah). Celah Media posterior hanya ada di
bagian bawah medulla oblongata. Untuk kanal pusat, seperti yang ditelusuri ke atas,
mendekati bagian belakang medula dan membuka ke dalam ventrikel keempat, bibir celah
yang dorong terpisah menjadi menganjal terus menerus margin lateral ventrikel.

Permukaan karakter
Dua baris linear rootlets saraf yang melekat pada setiap setengah medula oblongata. Baris
anterior terdiri dari rootlets dari saraf hypoglossal. Mereka sejalan dengan akar anterior
saraf tulang belakang, dan mereka muncul di sepanjang bagian bawah alur yang kurang
lebih berbeda antara piramida dan zaitun (lihat di bawah). Baris posterior terbentuk, dari
bawah ke atas, dari rootlets dari saraf aksesori, saraf vagus, dan saraf glossopharingeus.
Mereka secara seri dengan akar posterior saraf tulang belakang, dan yang melekat pada
lantai sebuah alur, tidak jelas vertikal yang bagian atas adalah sedikit di belakang zaitun.

Piramida
Piramida adalah bundel yang terletak di samping celah median anterior. Hal ini terdiri dari
serat kortikospinalis yang timbul di area motor dari korteks serebral, dan turun dalam kapsul
internal, penduculi dasar, dan bagian anterior dari pons ke medula oblongata. Di bagian
bawah medula, tiga perempat dari serat yang menyeberang di decussation dan membentuk
saluran serebrospinal lateralis; saluran ini turun di kolom putih lateral tulang belakang, dan
serat yang arborise sekitar sel-sel abu-abu motor di anterior kolom kabelnya. Kuartal tersisa
piramida membentuk saluran serebrospinal anterior, melainkan turun di sepanjang celah
median anterior dari bagian atas kabel, dan datang ke karena mengakhiri serat nya telah
secara bertahap menyeberang ke arborise sel motorik putaran sisi berlawanan dari kabel.

Zaitun
Sebuah oval mulus bengkak di bagian atas medula oblongata; mengandung massa sel saraf,

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

terutama masalah abu-abu. Zaitun adalah sekitar 1,25 cm (setengah inci) panjang dan
terletak lateral piramida. Ketinggian zaitun diproduksi dengan koleksi yang mendasari
materi abu-abu, berbentuk seperti vas bergelombang - inti olivary. Inti ini mungkin
berkaitan dengan equilibrium, untuk bundel besar dari serat - saluran olivocerebellar -
keluar dari mulut atau hilus, melintasi ke sisi berlawanan dan memasuki gagang bunga
cerebellar inferior (lihat di bawah), membentuk sebagian besar kepala itu.

Saraf yang berhubungan dengan medula oblongata

Delapan rendah saraf kranial yang terhubung dengan medula di tingkat yang lebih besar
atau lebih kecil, dan serat-serat atas dari akar anterior saraf serviks pertama mungkin timbul
di dalamnya.

Saraf kranial kelima terhubung dengan batang otak secara keseluruhan. Ia memiliki nukleus
di otak tengah, lebih dari satu di pons, dan saluran tulang belakang yang memanjang ke
bawah medulla oblongata ke sumsum tulang belakang.

Saraf keenam milik pons. Asosiasi hanya dengan medula adalah bahwa ini menembus ujung
atas piramida.

Inti bermotor dari ketujuh adalah di pons, tetapi inti sensorik adalah di bagian atas dari
medulla - di ujung atas inti kesembilan. Hubungan dari saraf delapan dengan medula telah
disebutkan sebelumnya.

Saraf kesembilan, kesepuluh, dan kedua belas milik sepenuhnya ke medulla oblongata,
tetapi hanya bagian atas dari kesebelas muncul di medula.

Komponen dan fungsi medulla oblongata:

Subdivisi Area Fungsi


Substansia Grisea Nukleus Gracili Sebagai transmitter sensorik

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

Nukleus Koneatus yang penting dan informasi


somatic ke hipotalamus
Nukleus Oliari Sebagai transimiter informasi
dari red nucleus, nucleus otak
tengah, dan korteks selebri
dan serebellum
Pusat refkes
Pusat oengatur Regulasi denyut jantung dan
kardiovaskular kekuatan kontraksi jantung
Pusat Vasomotor Regulasi distribusi aliran
darah
Pusat ritmisitas pernafasan Mengatur pergerakan
respirasi
Nukleus lainnya Sensorik dan motorik dari 5
saraf cranial
Nucleus menyanpaikan
informasi dari sensorik
asending dari medulla
spinalis ke pusat yang lebih
tinggi
Subtansia alba Traktus asending dan Penghubung otak dengan
desending medulla spinalis

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

Gambar medulla oblongata

2. Menjelaskan serabut sensoris meliputi serbut afferent somatic dan afferent visceral
baik umum maupun khusus (traktus spinothalamicus, fasciatus gracialis dan
fasciculus cuneatus (topografi dan sumber atau jenis rangsangannya).
Sumber: The Principle of Anatomy & Physiology (Tortora, Gerard J.)

2.1 Sensasi
Sensasi adalah merasakan secara sadar ataupun tidak sadar perubahan pada
lingkungan dalam ataupun luar.
Persepsi adalah interpretasi secara sadar dari sebuah sensasi dan merupakan fungsi
utama dari korteks serebral.

2.1.1 Modalitas sensoris


Setiap tipe sensasi unik―seperti sentuhan, nyeri, pengelihatan, atau
pendengaran―disebut modalitas sensoris. Modalitas sensoris dibagi menjadi dua:
general senses dan special senses.

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

2.1.2 Proses sensasi

2.1.3 Reseptor sensoris


Klasifikasi reseptor sensoris

Dasar klasifikasi Deskripsi

Sturuktur mikroskopis

Ujung saraf bebas Dendrit tanpa selubung yang berhubungan dengan


sensasi nyeri, termal, geli, gatal,dan beberapa
sentuhan.

Ujung saraf berkapsul Dendrit yang diselubungi oleh kapsul jaringn ikat
untuk sensasi tekanan, getran dan beberapa

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

sentuhan.

Sel bentuk lain Sinaps sel reseptor sebagai neuron sensoris ordo
pertama; terletak pada retina mata (fotoreseptor),
telinga bagian dalam (vili), dan taste buds lidah (sel
reseptor gustatory)

Lokasi reseptor dan aktivasi stimulus

Exteroceptors Terletak pada atau dekat permukaan tubuh; sensitive


terhadap stimulus dari luar tubuh; menyediakan
informasi tentang lingkuhan luar, menyampaikan
pengelihatan, bau, rasa, sensasi sentuhan, tekanan,
getaran, termal, dan nyeri.

Interoceptors Terletak pada pembuluh darah, organ visceral, dan


sistem saraf; menyediakan infromasi tentang
lingkungan dalam; biasanya imouls tidak disadari
namun bebrapa dapat dirasakan seperti nyeri atau
tekanan.

Proprioceptors Terletak pada otot, tendon, sendi, dan telinga bagian


dalam; menyediakan informasi tentang posisi tubuh,
panjang dan regangan otot, posisi dan gerakan
sendi, dan equilibrium (keseimbangan).

Tipe stimulus yang terdeteksi

Mechanoreceptors Mendeteksi stimulus mekanik; menyediakan sensasi


sentuhan, teknan, getaran, propriosepsi,
pendengaran, dan equilibrium; juga memantau
peregangan pembuluh darah dan organ dalam.

Thermoreceptors Mendeteksi perubahan suhu.

Nociceptors Berespon pada stimulus nyeri dari kerusakan


jaringan secara fisik maupun kimia.

Photoreceptors Mendeteksi cahaya yang mengenai retina mata.

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

Chemoreceptors Mendeteksi zat kimia pada mulut (rasa), hidung


(bau), dan cairan tubuh.

Osmoreceptors Merasakan tekanan osmotik cairan tubuh.

2.2 Sensasi Somatic


Sensasi somatic muncul dari stimulasi reseptor sensoris yang menempel pada
lapisan kulit atau subkutan; pada membrane mukosa mulut, vagina dan anus; pada
otot, tendon, dan sendi; dan pada telinga bagian dalam.
Reseptor sensoris somatic terdistribusi secara tidak merata―beberapa bagian
permukaan tubuh memiliki kumpulan reseptor yang banyak, dan lainnya hanya
memiliki sedikit. Area yang memiliki reseptor sensoris somatic paling banyak
adalah pada ujung lidah, bibir, dan ujung jari.

2.2.1 Sensasi taktil

a. Sentuhan

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

Sensasi sentuhan merupakan hasil dari stimulasi resptor taktil di lapisan kulit
atau subkutan.
Terdapat dua tipe reseptor yang cepat beradaptasi terhadap sentuhan:
 Meissner corpuscle, reseptor sentuhan yang terletak di papilla dermal
pada kulit tak berambut. Terdapat banyak di ujung jari, tangan, kelopak
mata, ujung lidah, bibir, papilla mamae, telapak kaki, klitoris, dan ujung
penis.
 Pleksus akar rambut, reseptor sentuhan yang terletak pada kulit
berambut; terdiri dari ujung saraf bebas yang melingkupi sekeliling folikel
rambut.
Terdapat dua tipe reseptor yang lambat beradaptasi terhadap sentuhan:
 Diskus taktil (mekanoreseptor kutaneus tipe I), ujung saraf bebas
gepeng yang bersentuhan langsung dengan sel Merkel pada stratum basal.
Terdapat banyak di ujung jari, tangan, bibir, dan genitalia eksterna.
 Ruffini corpuscle (mekanoreseptor kutaneus tipe II), terletak dalam
pada dermis dan pada ligament dan tendon. Terdapat pada tangan dan
banyak pada telapak kaki, sangat sensitive terhadap regangan yang terjadi
saat jari dan ekstremitas digerakan.
b. Tekanan
Reseptor yang terlibat pada sensasi tekanan termasuk Meissner corpuscle,
mekanoreseptor kutaneus tipe I, dan Pacinian corpuscle.
Pacinian corpuscle terdistribusi luas pada tubuh: di lapisan dermis dan
subkutan; di jaringan submukosa tempat membrane mukosa dan serosa;
disekeliling sendi, tendon, dan otot; di periosteum; dan di glandula mamae,
genitalia eksterna, dan organ visceral, seperti pankrean dan vesika urinari.

c. Getaran
Sensasi getaran merupakan hasil dari sinyal sensori cepat yang berulang dari
reseptor taktil. Reseptor sensasi getaran adalah Meissner corpuscle (getaran
dengan frekuensi rendah) dan Pacinian corpuscle (getaran dengan frekuensi
tinggi).

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

d. Gatal
Sensasi gatal merupakan hasil dari stimulasi ujung saraf bebas oleh zat
kimia, seperti bradikinin atau antigen pada saliva nyamuk yang diinjeksikan
lewat gigitan, seringnya karena respon inflamasi lokal.

e. Geli
Ujung saraf bebas diperkirakan memperantai sensari geli.

2.2.2 Sensasi termal


Termoreseptor merupakan ujung saraf bebas pada permukaan kulit. Sensasi panas
dan dingin dideteksi oleh reseptor yang bebeda.
 Reseptor dingin terletak pada stratum basalis epidermis dan melekat pada
myelinated A fibers, diaktivasi oleh suhu antara 10o dan 40oC.
 Reseptor panas tidak sebanyak reseptor dingin, terletap pada dermis dan
melekat pada unmyelinated C fibers, diaktivasi oleh suhu antara 32o dan
48oC.
Suhu dibawah 10o dan diatas 48oC utamanya menstimulasi reseptor nyeri
dibandingkan termoreseptor, menghasilkan sensasi menyakitkan.

2.2.3 Sensasi nyeri


Nosiseptor, reseptor nyeri, merupakan ujung saraf bebas yang ditemukan pada
setiap jaringan tubuh kecuali di otak. Stimulus suhu yang intens, mekanik, dan
kimia dapat mengaktivasi nosiseptor. Terdapat dua macam tipe nyeri: cepat dan
lambat.

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

 Nyeri cepat, nyeri yang terjadi cepat (biasanya 0.1 detik setelah stimulus
diberikan), karena impuls saraf merambat melalui myelinated A fibers.
Nyeri tipe ini disebut juga nyeri akut, tajam, tusuk. Nyeri cepat tidak
dirasakan pada jaringan tubuh lebih dalam.
 Nyeri lambat, dirasakan setelah stimulus kedua atau lebih diberikan. Stimulus
perlahan meningkat dan semakin intens setiap waktunya, karena impuls saraf
merambat melalui unmyelinated C fibers. Nyeri tipe ini disebut juga nyeri
kronis, terbakar, nyeri, atau berdenyut. Nyeri lambat dapat terjadi pada kulit
(superficial somatic pain) maupun pada jaringan yang lebih dalam (deep
somatic pain) dan organ dalam (visceral pain).
 Reffered pain adalah nyeri yang dirasakan pada atau jauh didalam kulit yang
terletak pada organ yang terstimulasi, atau pada permukaan area yang jauh
dari organ yang terstimulasi.

2.2.4 Sensasi propriosepsi

2.3 Sensory somatic pathway


Sensory somatic pathway menyampaikan informasi dari reseptor sensori somatic ke
area primer somatosensory pada koteks serebral dan ke serebelum. Alur menuju
korteks serebral terdiri dari ribuan set dari tiga neuron: neuron ordo pertama, neuron
ordo kedua, dan neuron ordo ketiga.
 Neuron ordo pertama, mengantarkan impuls dari reseptor somatic ke brain
stem atau medulla spinalis. Dari wajah, mulut, gigi, mata, impuls sensori
somatic disampaikan melalui saraf kranial ke brain stem. Dari leher, batang

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

tubuh, ekstremitas dan aspek posterior kepala, sensori somatic disampaikan


melalui saraf spinal ke medulla spinalis.
 Neuron ordo kedua, mengantarkan impuls dari brain stem dan medulla
spinalis ke thalamus. Akson ordo kedua mengalami decussatio (penyilangan
ke sisi berlawanan) pada brain stem atau medulla spinalis sebelum menaiki
posterior ventral nucleus dari thalamus. Sehingga, semua informasi sensori
somatic dari satu sisi akan mencapai thalamus ada sisi berlawanan.
 Neuron ordo ketiga, mengantarkan impuls dari thalamus ke area
somatosensory pada korteks serebral pada ipsilateral (sisi yang sama).

2.3.1 Posterior Column―Medial Lemniscus Pathway

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

Posterior columnar―medial lemniscus pathway menyampaikan impuls untuk


sensasi sentuhan, tekanan, getaran dan propriosepsi sadar dari batang tubuh,
ekstremitas, leher, dan kepala bagian belakang ke korteks serebral.
2.3.2 Anterolateral Pathway

Anteriolateral pathway menyampaikan impuls saraf untuk sensasi nyeri, panas,


dingin, gatal, dan geli dari batang tubuh, ekstremitas, leher dan kepala bagian
belakang ke korteks serebral.

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

2.3.3 Trigeminothalamic Pathway

Trigeminothalamic pathway menyalurkan impuls saraf untuk kebanyakan sensasi


somatic (taktil, termal, nyeri, dan propriosepsi) dari wajah, rongga hidung, rongga
mulut, dan gigi ke korteks serebral.

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

3. Menjelaskan serabut motorik (efferent) somatik baik umum maupun khusus (traktus
corticospinalis anterior, traktus corticospinalis lateral, traktus corticobulbaris).

CORTICOSPINAL PATHWAYS
Melakukan impuls untuk kontrol otot-otot tungkai dan batang tubuh. Akson neuron motorik
atas (Upper motor neuron) di korteks serebral membentuk traktus kortikospinalis, yang turun
melalui kapsul internal cerebrum dan pedunculus cerebri dari otak tengah. Di medulla
oblongata, bundel akson dari traktus kortikospinal membentuk tonjolan ventral dikenal
sebagai piramida. Sekitar 90% dari akson kortikospinalis menyeberang ke kontralateral
(berlawanan) sisi di medula oblongata dan kemudian turun ke sumsum tulang belakang di
mana mereka bersinaps dengan neuron sirkuit lokal atau neuron motorik yang lebih rendah
(lower motor neuron). 10% tetap pada ipsilateral (sisi yang sama) hingga akhirnya
berdekusasio pada tingkat sumsum tulang belakang di mana mereka bersinaps dengan sirkuit
lokal neuron atau lower motor neuron. Dengan demikian, korteks cerebri bagian kanan
mengontrol otot di sisi kiri tubuh, dan korteks cerebri bagian kiri mengontrol otot di sisi
kanan tubuh.

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

Ada dua jenis traktus kortikospinal: traktus kortikospinalis lateral dan traktus kortikospinalis
anterior.
1. Traktus kortikospinalis lateral.
Akson kortikospinalis di medula 2. Traktus kortikospinalis anterior.
membentuk traktus kortikospinalis lateral Akson kortikospinalis yang tidak
dalam white column lateral sumsum tulang berdekusasio di medula membentuk
belakang, kemudian akson ini bersinaps traktus kortikospinalis anterior di white
dengan lokal sirkuit neuron atau lower column anterior dari sumsum tulang
motor neuron di grey horn anterior dari belakang. Pada setiap tingkat sumsum
sumsum tulang belakang. Akson lower tulang belakang, beberapa akson ini
motor neuron keluar traktus di anterior melalui komisura putih anterior.
roots saraf spinal dan berakhir pada otot Kemudian, mereka bersinaps dengan
rangka yang mengontrol pergerakan sirkuit lokal neuron atau lower motor
bagian distal dari tungkai. Otot-otot distal neuron di grey horn anterior. Akson
bertanggung jawab untuk dapat tepat, lower motor neuron keluar traktus di
tangkas, dan sangat terampil dalam anterior root saraf spinal dan berakhir pada
menggerakan tangan dan kaki. Contohnya otot rangka yang mengontrol gerakan
bermain piano. batang tubuh dan bagian proksimal dari
tungkai.

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

CORTICOBULBAR PATHWAY
Traktus Kortikobulbar
Melakukan impuls untuk mengontrol otot skelet di kepala. Akson neuron motorik atas atau upper
motor neuron dari korteks cerebri membentuk traktus kortikobulbar, yang turun bersama dengan
traktus kortikospinal melalui kapsul internal dari cerebrum dan pedunculus cerebri dari otak
tengah. Beberapa akson dari traktus kortikobulbar berdekusasio; yang lainnya tidak. Akson
berakhir di nucleus motorik sembilan pasang saraf kranial di batang otak: oculomotorius (III),
trochlearis (IV), trigeminus (V), abducens (VI), facialis (VII), glossopharingeus (IX), vagus (X),
aksesorius (XI), dan hypoglossus (XII). Lower motor neuron dari saraf kranial menyampaikan
impuls yang mengontrol dengan tepat, gerakan mata, lidah, dan leher, ditambah mengunyah,
ekspresi wajah, dan berbicara.

Sumber: Anatomy and Physiology Gerard Tortora

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

4. Menjelaskan serabut motorik (efferent) visceral atau system otonom meliputi system
simpatis maupun parasimpatis.

Motoric System

Somatic Visceral
General
General Special Special
(OTONOM)

Sistem motorik (efferent)

 Membawa impuls dari SSP ke efektor seperti otot dan kelenjar.

Dibagi menjadi

1. System saraf motorik somatic


Mengontrol kontraksi otot rangka secara volunteer/sadar, dan involunter berupa respons yang
sederhana & otomatis, atau gerakan kompleks diluar kesadaran (reflex)
2. System saraf motorik otonom / visceral
Mengontrol kontraksi otomatis otot polos, otot jantung, & sekresi kelenjar tanpa disadari, terdiri
dari saraf simpatis dan parasimpatis yang berefek antagonis.

Sistem saraf otonom

SSO merupakansistem motorik eferen visceral. System ini menginervasi jantung, seluruh otot polos,
seperti pada pembuluh darah danviscera kelenjar-kelenjar. SSO tidak memiliki input volunteer, walaupun

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

demikian system ini dikendalikan oleh pusat dalam hipotalamus, medulla spinalis dan korteks serebral serta
pusat tambahan pada formasi reticular batang otak.

System saraf otonom terbagi dua, yaitu :

1. Simpatis / torakolumbal
Merangsang atau mempercepat kerja organ-organ tubuh. Memiliki satu neuron preganglionik pendek
dan satu neuron postganglionic panjang. Badan sel neuron preganglionik terletak pada tanduk lateral
substansi abu-abu dalam segmen toraks dan lumbal bagian atas medulla spinalis.
2. Parasimpatis / kraniosakral
Menghambat kerja organ-organ tubuh. Memiliki neuron preganglionik panjang menjulur mendekati
organ yang terinervasi dan memiliki serabut serabut postganglionic pendek. Badan sel neuron terletak
dalam nuclei batang otak dan keluar melalui Nervus Cranial III, VII, IX, X, dan saraf XI, juga dalam
substansi abu-abu lateral pada segmen sacral kedua, ketiga dan keempat medulla spinalis dan keluar
melalui radiks ventral.

Neurotransmitter system saraf otonom

 Asetilkolin dilepas oleh serabut preganglionik simpatis dan serabut preganglionik parasimpatis yang
disebut serabut kolinergik.
 Norepinefrin dilepas oleh serabut postganglionic simpatis, yang disebut serabut adrenergic.
Norepinefrin dan substansi yang berkaitan,epinefrin juga dilepas oleh medulla adrenal.

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

5. Menjelaskan Upper Motor Neuron & Lower Motor Neuron

Upper Motor Neuron (UMN)

UMN adalah neuron-neuron motorik yang berasal dari korteks motorik cerebri atau batang otak yang
seluruhnya (serat sarafnya) ada di dalam sistem saraf pusat. Sebagian besar UMN bersinaps dengan
local circuits neuron, yang kemudian bersinaps denan Lower Motor Neuron (LMN). UMN dari Cortex
Cerebral penting untuk eksekusi gerakan volunter pada tubuh.

UMN’s lain yang terletak pada pusat motoris pada batang otak : red nucleus, nucleus vestibular,
colliculus superior, dan formasi retikular. UMN’s pada batang otak meregulasi tonus otot, kontrol
otot postural, membantu keseimbangan dan orientasi kepala dan tubuh.

Upper Motor Neuron (UMN) mempengaruhi LMN melalui dua cara, yaitu :
1. Direct Pathway (Traktus Piramidal)
Tersusun atas akson-akson yang menurun dari sel piramidal. Sel piramidal adalah Upper Motor
Neuron dengan badan sel yang berbentuk seperti piramid terletak pada area motor primer dan
area pre-motor di Cortex Cerebral (area 4 dan 6).
Direct Motor Pathways tersusun atas :
a) Jaras Corticospinal
 Corticospinal Lateral
Meneruskan impuls saraf dari cortex motoris ke otot rangka pada sisi berlawanan
pada tubuh untuk ketepatan, gerakan volunter pada bagian distal ekstremitas, bagian
distal bertanggung jawab untuk pengaturan gerakan terlatih. Akson UMN’s menurun
dari cortex gyrus precentralis menuju medulla. Disini 90% menyilang pada sisi
berlawanan dan masuk sisi contralateral corda spinalis untuk membentuk traktus
corticospinal lateral. UMN’s berakhir pada anterior gray horns disisi yang sama.
Mereka menyediakan input untuk LMN’s yang menginervasi otot rangka.

 Corticospinal Anterior
Meneruskan impuls saraf dari cortex motoris ke otot rangka pada sisi berlawanan
pada tubuh untuk gerakan badan dan bagian proksimal ekstremitas. Akson-akson
UMN’s menurun dari cortex menuju medulla. Pada bagian ini 10% yang tidak
menyilang masuk ke corda spinalis dan membentuk traktus corticospinal anterior.
Pada level dimana akson-akson berakhir, UMN’s menyilang dan berakhir pada
anterior gray horn di sisi berlawanan pada tubuh. Mereka memberi input pada LMN
yang menginervasi otot rangka.

b) Jaras Corticobulbar
Meneruskan impuls sarafdari cortex motoris ke otot rangka pada kepala dan leher untuk
mengkoordinasi ketepatan gerakan volunter. Akson-akson UMN’s menurun dari cortex

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

menuju brain stem, ada yang beberapa menyilang dan ada yang tidak menyilang. Mereka
memberikan input pada LMN’s pada nuclei di Nervus Cranialis III, IV, V, VI, VII, IX, X,
XI, XII, yang mengontrol pergerakan volunter pada mata, lidah dan leher, mengunyah;
ekspresi wajah; dan berbicara.

2. Jaras Motor Tidak Langsung (Indirect Motor Pathways)


Indirect Motor Pathways atau Jaras Extrapiramidal melingkupi semua traktus motor somatis
selain traktus Corticospinal dan traktus Corticobulbar. Akson-akson UMN menurun dari
berbagai nuclei pada brain stem menjadi lima traktus utama pada corda spinalis dan berakhir
pada neuron-neuron circuit local atau LMN’s
a) Tractus Rubrospinal
Meneruskan impuls saraf dari red nuclei (yang menerima impuls dari cortex cerebral dan
cerebellum) ke otot rangka Contralateral yang mengatur ketepatan, gerakan volunter pada
bagian distal ekstremitas superior

b) Tractus Tectospinal
Meneruskan impuls dari colliculus superior ke otot rangka contralateral yang secara refleks
menggerakkan kepala, mata, dan badan sebagai respon terhadap stimulus visual atau
auditorius.

c) Tractus Vestibulospinal
Meneruskan impuls saraf dari nucleus vestibular (yang menerima input mengenai
pergerakkan kepala dari telinga dalam) ke otot rangka ipsilateral pada badan dan bagian
proksimal ekstremitas untuk mempertahankan postur dan keseimbangan sebagai respon
terhadap pergerakkan kepala.

d) Tractus Reticulospinal Medial dan Lateral


Meneruskan impuls saraf dari formasi reticular ke otot rangka ipsilateral pada badan dan
bagian proksimal ekstremitas untuk mempertahankan postur dan meregulasi tonus otot
sebagai respon terhadap gerakan yang sedang berlangsung

Karakteristik lesi pada Upper Motor Neuron :


1. Tidak ada atrofi pada otot-otot yang lumpuh
2. Peningkatan tonus otot
3. Kelemahan yang terjadi pada kebanyakan otot-otot yang melawan gravitasi
4. Peningkatan refleks dan klonus
5. Respons ekstensor plantar dan refleks automatisme spinal

Lower Motor Neuron (LMN)

Merupakan signal eksitatorik atau inhibitorik yang mengontrol pergerakkan yang muncul pada
neuron-neuron motoris yang memanjang dari batang otak dan korda spinalis untuk
menginervasi otot rangka. Badan selnya terletak dibatang otak dan korda spinalis.

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

Dari korda-korda spinalis, akson-akson LMN memanjang melalui nervus spinalis untuk menginervasi
otot rangka pada badan dan ekstremitas. Hanya LMN yang memberikan output dari Sistem Saraf Pusat
kepada serabut otot rangka.

LMN’s diklasifikasi berdasarkan serabut otot yang diinervasi


a) Alpa-Motor Neurons, menginervasi serabut saraf ekstrafusal yang merupakan serabut saraf
terbanyak dan berperan dalam kontraksi otot
b) Gamma-Motor Neurons, menginervasi serabut saraf intrafusal yang bersama dengan sensory
afferent menyusun spindel otot merupakan bagian dari Sistem Proprioception

6. Menjelaskan perbedaan Neuron Motoris pada Sistem Somatik dan Otonom

Neuron motor somatis yang termielinisasi memanjang dari sistem saraf pusat menuju serabut otot
rangka pada unit motorisnya. Sedangkan sebagian besar jaras motor otonom tersusun dalam 2 motor
neuron.
a) Neuron pertama (Preganglionik Neuron) memiliki badan sel di sistem saraf pusat; aksonnya
yang termielinisasi memanjang dari sistem saraf pusat menuju ganglion ganglion otonom.
b) Badan sel neuron kedua (Neuron Postganglionic) juga berada dalam ganglion yang sama; akson
yang tidak termielinisasi memanjang dari ganglion ke efektor (otot halus, otot jantung, atau
glandula).

Secara alternatif, pada beberapa jaras otonom, neuron motor pertama memanjang ke sel yang
terspesialisasi yang dikenal dengan Sel Chromaffin dalam Medulla Adrenal. Pada neuron motor
somatis, neurotransmitter yang dikeluarkan adalah acetylcholine (ACh), akan tetapi neuron motoris
otonom melepaskan ACh atau norepinephrine (NE) sebagai neurotransmitter.

Bagian output pada sistem saraf otonom memiliki 2 divisi, setiap organ memiliki “dual innervation”
yang artinya, mereka menerima impuls dari divisi simpatis dan parasimpatis.
1. Divisi Simpatis
Sering dikenal sebagai fight or flight division. Aktivitas simpatis menyebabkan meningkatnya
ketajaman perhatian dan aktivitas metabolik dalam mempersiapkan tubuh untuk situasi darurat,
yang dapat muncul selama aktivitas fisik, stress emosional, termasuk naiknya frekuensi nafas,
dilatasi pupil, mulut kering, dan konstriksi pembuluh darah

2. Divisi Parasimpatis
Sering dikenal sebagai rest and digest division karena aktivitasnya mengembalikan energi tubuh
saat istirahat atau mencerna makanan; mayoritas outputnya ditujukan kepada otot polos dan
jaringan glandular pada gastrointestinal dan tractus respiratorius.

Source :
Tortora, G.J. dan Derickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. Twelfth Edition.
Asia: Wiley

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

7. menjelaskan lengkung reflek dan contoh aplikasi reflek meliputi reseptor, saraf afferent, pusat
integrasi , saraf efferent dan efektor.

-reaksi tubuh terhadap suatu rangsangan yang melibatkan system syaraf  refleks

-peristiwa tersebut terbentuk melalui mekanisme yang melalui jalur tertentu pada resepto, saraf efferent,
medulla spinalis, saraf afferent efektor  lengkung reflex

 system saraf bekerja karena terdapat penghantaran impuls karena terdapat peristiwa kelistrikan di sel
saraf (depolarisasi & potensial aksi)
 penghantaran impuls bisa terjadi karena adanya keterlibatan ion-ion dalam compartment tubuh (ion
Na & K ) di ekstrasel
 rangsangan sel berupa: - mekanik
- suhu
- listrik
- kimia
 bila sel dirangsang?
Akan terjadi transduksi reseptor
1. membrane akan lebih permeable shg. Ion Na ekstrasel masuk ke dalam intrasel  kenegatifan
intrasel berkurang  penurunan beda potensial ekstrasel dan intrasel (DEPOLARISASI)
2. Depolarisasi akan meningkatkan permeabilitas membrane sehingga makin banyak ion Na ekstrasel
yang masuk ke intrasel dan depolarisasi makin besar (LINGKARAN HODGKIN)
3. Bila peristiwa terus berlanjut, depolarisasi akan mencapai batas ambang shg. terjadi POTENSIAL
AKSI. Jika tidak berlanjut, maka terjadi REPOLARISASI
4. Potensial aksi yang menjalar  IMPULS

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

fungsi lengkung reflex

1. reseptor sensoris
merespon stimulus spesifik pada lingkungan internal dan eksternal dengan memproduksi potensial
generator

2. Neuron sensoris
Impuls saraf merambat melalui reseptor sensoris dari neuron sensoris sampai ke akson terminal yang
terletak di substansi gray pada spinal cord

3. Pusat integrasi
- beberapa bagian pada substansi gray di CNS/SSP berfungsi sebagai pusat integrasi
- reflex pathway hanya memiliki 1 sinaps pada SSP, yaitu Lengkung Refleks Monosinaptic

4. Neuron Motoris
Impuls saraf dipicu oleh pusat integrasi yang melintas pada SSP dari Neuron motoris menuju bagian
tubuh yang dituju

5. Efektor
-bagian tubuh yang merespon terhadap impuls Neuron motoris
- efektor pada system skeletal  reflex somatic
- efektor pada system musculus, cardiac, atau glandula  reflex otonom

8. menjelaskan perbedaan myelinisasi pada system saraf pusat dengan system saraf perifer

Sistem saraf dibagi menjadi dua pasang sub sistem, yaitu


1. Sistem saraf sentral dan sistem saraf perifer, yang dibedakan karena letaknya . Sistem saraf
sentral (SSS) meliputi otak dan medulla spinalis, sedangkan system.Saraf perifer (SSP)
meliputi semua jaringan saraf lainnya.


2. Sistem saraf autonom dan somatik, diidentifikasikan berdasarkan fungsinya, meskipun


struktur yang dimilikinya sama. Sistem saraf autonom mengendalikan fungsi alat dalam yang
sifatnya involunter (misalnya sekresi kelenjar, kontraksi otot polos) dan memiliki alur motorik
dan sensorik. Setiap lintas motoric erdiri atas dua neuron yang bersinapsis di dalam ganglion
autonomik periferal, badan sel saraf preganglionik terdapat pada system saraf sentral dan
badan sel saraf postganglionik terdapat di dalam ganglion autonom. Neuron sensorik terdapat
di dalam ganglion craniospinal dan memiliki taju-taju panjang yang meluas sampai perifer. 


AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

Sistem saraf autonom terbagi menjadi 2 ialah:

 sistem saraf simpatis dan

 system saraf aparsimpatis. 


*Sistem saraf somatik meliputi seluruh jaringan saraf kecuali otak dan medulla spinalis.

Myelinisasi saraf tepi

tipe serabut saraf tepi:

Tipe A: bermyelin,diameter 4-20 μm, kec.konduksi 15-120 m/dtk. Contoh: serabut motorik (di
otot skelet), serabut sensorik (penglihatan, pendengaran, penghidu).

Tipe B: bermyelin, diameter 1-4 μm, kec.konduksi 3-14 m/dtk. Contoh: serabut otonom
preganglionik.

Tipe C: tidak bermyelin, diameter 0,2-1 μm, kec.konduksi 0,2-2 m/dtk. Contoh: serabut otonom

AKADEMIK-FSI IBNU SINA


[FSI IBNU SINA] AKADEMIK

AKADEMIK-FSI IBNU SINA

Anda mungkin juga menyukai