Anda di halaman 1dari 6

Data analysis problem sheet Page 1 of 6

1. Fotometri dan spektroskopi Nova Del 2013 (60 p)


Nova Klasik V339 Del (Nova Delphini 2013) ditemukan oleh Koichi Itagaki saat kecerlangannya 6,8
magnitudo pada tanggal 14 August 2013 pukul 14:01 UT (MJD = 56518,584). Astronom profesional
dan amatir menganalisis data fotometri dan spektroskopi nova ini. Kurang dari 10 jam setelah
peringatan penemuan (alert), ketika malam tiba di Piszkéstető Mountain Station, Konkoly
Observatory, Hungarian Academy of Sciences, astronomi Hungaria mengambil spektrum pertama dari
Nova ini menggunakan spektrograf echelle eShel di Gothard Astrophysical Observatory, Universitas
Loránd Eötvös, yang terpasang pada teleskop 1 meter, Konkoly Observatory.
Aculah Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut. Ukuran yang
besar dari Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 diberikan pada kertas ukuran A3 yang terpisah.

Gambar. 1.1: Nova Del 2013 – Kurva cahaya Johnson V Gambar. 1.2: Nova Del 2013 – Spektra garis Hα

Gambar. 1.1 memperlihatkan kurva cahaya visual nova berdasarkan data yang diunduh dari laman web
AAVSO (American Association of Variable Star Observers). Pada sumbu mendatar, Modified Julian
Date (MJD = JD−2 400 000,5) dari pengamatan dan pada sumbu tegak magnitudo Johnson V, masing-
masing diplot. Lingkaran kecil kelabu (sekitar 38000 titik data) merepresentasikan nilai-nilai yang
diukur, sementara garis hitam kontinu adalah hasil pemulusan data dengan penapis Gaussian (lebar
paro/Full Width at Half Maximum = 0,5 hari) untuk mendefinisikan kurva cahaya "rata-rata" dari titik
data.
Laju penurunan kurva dicirikan oleh nilai-nilai 𝑡𝑡2 dan 𝑡𝑡3 , yang menunjukkan interval waktu dalam hari
dimana nova meredup dari terang maksimumnya dengan faktor 2 dan 3 magnitudo.
Beberapa formula empiris antara magnitudo absolut saat puncak dalam pita-V (𝑀𝑀0 ) dan nilai-nilai 𝑡𝑡2 ,
𝑡𝑡3 dapat diperoleh dari literatur-literatur sebagai berikut, :
1,32−log 𝑡𝑡2
(a) 𝑀𝑀0 = −7,92 − 0,81 arctan (Della Valle, M. & Livio, M.: 1995, ApJ 452, 704)
0,23

(b) 𝑀𝑀0 = −11,32 + 2,55 log 𝑡𝑡2 (Downes, R.A. & Durbeck, H.W.: 2000, AJ 120, 2007)
(c) 𝑀𝑀0 = −11,99 + 2,54 log 𝑡𝑡3 (Downes, R.A. & Durbeck, H.W.: 2000, AJ 120, 2007)
Ekses warna 𝐸𝐸(𝐵𝐵 − 𝑉𝑉) dari Nova Del 2013 (Chochol, D. et al.: 2014, Contrib. Astron. Obs. Skalnaté
Pleso 43, 330) adalah sbb:
𝐸𝐸(𝐵𝐵 − 𝑉𝑉) = 0,184 ± 0,035
Gambar 1.2 memperlihatkan spektra nova spectra diambil dalam daerah panjang gelombang sekitar
garis Hα dalam enam malam berturut-turut sebelum dan setelah saat terang puncak (𝑡𝑡0 ). Spektrum
Data analysis problem sheet Page 2 of 6

individual telah digeser secara vertikal untuk kejelasan penyajian. Modified Julian Dates (MJD) dari
pengamatan didaftarkan di sisi kanan setiap spektrum.
Garis Hα memperlihatkan profil P Cygni dengan sayap yang amat lebar, yang tidak saja
merepresentasikan nova, namun ada dalam sebagian besar tipe spektrum dan merupakan petunjuk
terpercaya dari gerak radial materi masif yang disemburkan dari Bintang. Profil P Cygni tersusun
atas puncak emisi yang kuat dan lebar yang dianggap sebagai pusat dari panjang gelombang diam di
udara, 𝜆𝜆0 dari garis – dalam hal ini untuk Hα 𝜆𝜆0 = 6562,82 Å – beserta komponen absorpsi yang
umumnya lemah dan mengalami pergeseran biru. Kecepatan ekspansi (radial) dari kulit (shell) dapat
ditentukan dari penjang gelombang pengukuran dari lembah absorpsi dengan menggunakan formula
Doppler yang mengkaitkan perubahan ∆𝜆𝜆 = 𝜆𝜆 − 𝜆𝜆0 , kecepatan radial 𝑣𝑣r ,dan kecepatan cahaya, 𝑐𝑐.
Asumsikanlah bahwa garis Hα yang memperlihatkan profil P Cygni dipancarkan dari bagian terluar
dari kulit yang mengembang secara sferis, dan pengembangan kulit ini pada saat pengambilan
spectrum pertama masih dapat diabaikan..
a) Dari Gambar. 1.1, perkirakanlah Modified Julian Date saat di puncak (MJD0 ) beserta nilai
magnitudonya itu sendiri. Anggaplah galat kecerlangan ini 0,05m. (3 p)
b) Perkirakan Modified Julian Dates dalam interval waktu (hari) dimana nova telah meredup
dengan faktor 2 dan 3 magnitudo, lalu tentukanlah nilai-nilai 𝑡𝑡2 dan 𝑡𝑡3 . (6 p)
c) Dengan mengacu ke hasil-hasil 𝑡𝑡2 dan 𝑡𝑡3 dari (b), tentukan magnitude absolut puncak dari nova
dengan menggunakan tiga formula empiris yang telah didaftarkan di atas, hitunglah nilai
menengah (𝑀𝑀0 ) beserta simpangan bakunya, dan anggaplah ini sebagai ketidakpastian dari 𝑀𝑀0 .
(5 p)
Formula untuk simpangan baku:

∑𝑛𝑛𝑖𝑖=1(𝑥𝑥𝑖𝑖 − 𝑥𝑥̅ )2
𝜎𝜎 = �
𝑛𝑛 − 1

d) Dengan menggunakan nilai ekses warna 𝐸𝐸(𝐵𝐵 − 𝑉𝑉), tentukanlah ekstingsi antar bintang 𝐴𝐴𝑉𝑉 dan
ketidakpastiannya dalam arah nova. Gunakanlah 𝑅𝑅𝑉𝑉 = 3.1, tanpa galat. (4 p)
e) Perkirakan jarak ke nova dan ketidakpastiannya. Berikan hasil ini dalam kpc. (11 p)
f) Ukurlah panjang gelombang pusat dari ciri absorpsi P Cygni dalam Gambar. 1.2 (gunakanlah
gambar yang besar), dan hitunglah kecepatan radial dari masing-masing spektrum. Tidak
diperlukan estimasi galat (14 p)
g) Plot kecepatan radial ini terhadap Modified Julian Dates dari pengamatan. (6 p)
h) Dari grafik pada soal (g), perkirakanlah radius fisik dari selubung saat akhir interval waktu.
Nyatakan jawaban dalam satuan astronomi (au). (7 p)
i) Dengan mengetahui jarak ke nova dan radius fisik dari selubung sferis 5 hari setelah nova
ditemukan, perkirakanlah diameter sudut tampak dari selubung ini. (4 p)
Data analysis problem sheet Page 3 of 6

2. Tiga gerhana dari sistem tiga bintang hierarkis (90 p)


Bintang HD 181068 adalah salah satu target paling terang yang secara terus menerus diamati selama
hampir 4-tahun misi utama wahana teleskop ruang angkasa Kepler, sang pemburu exoplanet milik
NASA. Wahana tersebut mengamati peredupan (dimming) sebesar ≈ 3 − 4 × 10−3 magnitudo setiap
0,453 hari (Catatan: Setiap urutan peredupan yang genap ditemukan memiliki amplitudo sedikit lebih
kecil dibandingkan urutan pereduban yang ganjil). Lebih jauh, terdapat peredupan sebesar 0,007
magnitudo selama 2,3 hari yang diamati setiap 22,7 hari.
Penjelasan yang tepat untuk peristiwa fotometrik yang tidak biasa ini diberikan oleh para astronom
dari Hungaria. Mereka menemukan bahwa HD 181068 adalah sebuah sistem tiga buah bintang
hierarkis yang diamati hampir berada pada satu bidang (edge-on).
Dalam sistem hierarkis tiga benda terdiri dari 3 bintang A, B dan C. Dua bintang dari sistem ini (B dan
C) membentuk sebuah sistem bintang ganda dekat (close binary) atau disebut juga sistem dalam
(inner), sedangkan bintang ketiga, disebut komponen luar (outer), selalu memiliki jarak jauh lebih
besar dari kedua bintang sistem dalam, lebih besar dari setengah sumbu panjang sistem bintang dalam.
Tampilan skematis sistem tiga buah bintang tersebut diilustrasikan pada Gambar 2.1.

Gambar. 2.1: Tampilan skematis tampak atas dari sistem bintang ganda yang sebidang. Panah hitam menunjukkan arah
ke Bumi. Segmen tebal dari tiga orbit bintang mewakili busur orbit selama gerhana luar.

Secara matematis, gerak sistem tiga benda dapat diaproksimasi dengan dua buah sistem gerak dua-
benda Keplerian tanpa gangguan: (1) Gerak Keplerian dari sistem bintang ganda dalam (inner binary)
(2) Pusat massa sistem bintang ganda dekat dan bintang ketiga membentuk orbit gerak Keplerian
bintang ganda luar (outer binary).
Data analysis problem sheet Page 4 of 6

Pada soal ini, bintang B dan C teramati sebagai bintang ganda gerhana dengan periode P1 = 0,9056768
hari, sedangkan orbit pusat massa kedua bintang ini dengan bintang A juga membentuk sistem bintang
ganda luar dengan periode P2 = 45,4711 hari. Bidang orbital dari orbit sistem luar tampak sebagai
edge-on oleh wahana Kepler (dan dari Bumi), selama revolusi orbit sistem luar, bintang B dan C tidak
saja saling menggerhanai satu sama lain, tetapi juga menggerhanai bintang A atau, bergantian,
setengah dari revolusi sistem bintang luar sistem B dan C digerhanai oleh A yang menyebabkan
tambahan pereduban.
i. Penentuan ukuran fisis bintang (dan kuantitas lainnya) dari geometri gerhana
Asumsi-asumsi berikut digunakan untuk menyelesaikan soal pada bagian ini: (1) kedua bentuk
orbit sistem dalam dan luar tepat berbentuk lingkaran, (2) bidang orbital sistem dalam dan luar
identik, dan (3) bidang ini terlihat sebagai tampak samping (edge-on) (i.e. 𝑖𝑖1 = 𝑖𝑖2 = 90° and 𝑖𝑖rel =
0°). Kita anggap peredupan ekstra, yaitu sebagai sebuah gerhana pusat atau central eclipse (seperti
peristiwa okultasi atau transit – gerhana cincin), karena itu peristiwa ini memiliki 4 kontak. Pada
kasus sebuah bintang ganda gerhana biasa (atau sebuah transit exoplanet) saat terjadi kontak luar,
proyeksi piringan dua objek bertemu satu sama lain pada satu titik dari luar, sedangkan kontak
dalam kedua piringan bertemu satu sama lain dari dalam. Sementara pernyataan terakhir ini juga
berlaku untuk gerhana luar, situasinya menjadi lebih kompleks, karena alih-alih dua, tiga bintang
terlibat ke dalam gerhana. Namun, terlepas dari fakta ini, kita tentu dapat menentukan waktu setiap
kontak dari kurva cahaya, dan lebih jauh lagi, kita juga dapat memutuskan secara eksplisit anggota
bintang ganda dalam mana yang terlibat dalam kontak yang diberikan. (Anggota lainnya, tentu
saja, selalu bintang A.)
Pada tabel di bawah ini, waktu akurat dari beberapa kontak gerhana yang berbeda diamati oleh
wahana Kepler, tipe kontak dan bintang yang terlibat diberikan. Waktu diekspresikan dalam
Barycentric Julian Days (BJD).
No. peristiwa kontak bintang BJD 𝜑𝜑1 𝜑𝜑2
1 I A, B 2455476,1096 1111111111 1111111111
II A, C 2455476,4245
III A, B 2455477,9677
IV A, B 2455478,4722
2 I A, B 2455521,5217
3 III A, C 2455568,9434
4 I A, C 2455612,4733
III A, C 2455614,3571
5 III A, B 2455659,9241
IV A, C 2455660,2422

a) Diberikan nilai 𝑇𝑇01 = 2455051,2361 dan 𝑇𝑇02 = 2455522,7318 sebagai waktu dari
sebuah konjungsi inferior dari sistem bintang dalam dan luar (yaitu waktu, dari perspektif
pengamat, bintang C menggerhanai bintang B, dan ketika bintang A menggerhanai pusat
massa bintang B dan C.)
Didefinisikan
𝜑𝜑1 (𝑡𝑡) = {(𝑡𝑡 − 𝑇𝑇01 )⁄𝑃𝑃1 }, and 𝜑𝜑2 (𝑡𝑡) = {(𝑡𝑡 − 𝑇𝑇02 )⁄𝑃𝑃2 }
sebagai fase fotometrik dari sistem bintang dalam dan luar. {𝑥𝑥} menunjukkan bagian
desimal dari bilangan asli 𝑥𝑥. Jika {𝑥𝑥} < 0, gunakan {𝑥𝑥} + 1. Hitunglah fase untuk waktu-
waktu kontak yang diberikan pada tabel dan tuliskan jawaban pada kolom yang tersedia
Data analysis problem sheet Page 5 of 6

pada lembar jawaban kalian. Bulatkan jawaban kalian hingga 4 angka dibelakang koma.
(10 p)
b) Tentukan, apakah bintang A ataukah bintang ganda dekat (bintang B dan C) yang lebih
dekat ke pengamat selama setiap peristiwa gerhana di atas. Tuliskan jawaban kalian pada
tabel di lembar jawaban. (5 p)
c) Dengan menggunakan tabel di atas, hitunglah (1) radius tanpa dimensi dari tiap bintang
relatif terhadap setengah sumbu panjang orbit luar (𝑅𝑅A,B,C ⁄𝑎𝑎2 ), (2) rasio setengah sumbu
panjang dari kedua orbit (𝑎𝑎1 ⁄𝑎𝑎2 ) dan (3) rasio massa bintang B dan C (𝑞𝑞1 = 𝑚𝑚C ⁄𝑚𝑚B ).
Petunjuk: Gunakan paling sedikit 4 angka desimal akurasi pada perhitunganmu. Berhati-
hatilah, bisa jadi tidak dimungkinkan untuk menggunakan semua kombinasi kontak secara
teoretis untuk akurasi terbatas dari data waktu yang diberikan. (30 p)
d) Berdasarkan hasil pada soal-soal di atas, hitunglah rasio massa sistem luar (𝑞𝑞2 = 𝑚𝑚BC ⁄𝑚𝑚A ).
(8 p)

ii. Penentuan massa bintang secara dinamik dengan menggunakan data pengukuran kecepatan
radial (RV) dan variasi waktu gerhana (Eclipse Time Variation, EVT)
Untuk memperoleh data RV, pengamatan spektroskopik landas Bumi dilakukan dengan
menggunakan empat buah instrumen. Hanya garis dari bintang A yang tampak pada semua
spektrum. Dengan memplot semua pengukuran terhadap waktu, diperoleh kurva kecepatan radial
yang dapat di-fit dengan baik oleh persamaan :
𝑉𝑉rad,A = 𝑉𝑉𝛾𝛾 + 𝐾𝐾A sin 𝜙𝜙RV ,

Dengan 𝑉𝑉𝛾𝛾 adalah kecepatan sistemik dan 𝐾𝐾𝐴𝐴 adalah amplitudo kecepatan

𝑉𝑉𝛾𝛾 = 6,993 ± 0,011 km s −1 , 𝐾𝐾A = 37,195 ± 0,053 km s −1 ,


2𝜋𝜋
𝑃𝑃2 = 45,4711 ± 0.0002 hari, 𝜙𝜙RV = [𝑡𝑡 − (2455522,7318 ± 0,0095)].
𝑃𝑃2

Lebih jauh, para peneliti menentukan waktu tengah dari tiap gerhana dari bintang ganda dekat
(yang dibentuk oleh bintang B dan C), dan menemukan bahwa terjadinya waktu minima gerhana
terkait pada revolusi orbital ke-N dapat dijelaskan dengan persamaan:
2𝜋𝜋
𝑇𝑇𝑁𝑁 = 𝑇𝑇0 + 𝑃𝑃1 𝑁𝑁 + 𝐴𝐴ETV sin � 𝑃𝑃 𝑃𝑃1 𝑁𝑁 + 𝜙𝜙0 �,
2

dengan
𝑇𝑇0 = 𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵𝐵 2455051,23607 ± 5,1 × 10−5 , 𝑃𝑃1 = 0,9056768 ± 3 × 10−7 hari,
𝐴𝐴ETV = 0,0014466 ± 0,000110 hari, 𝜙𝜙0 = −0,76779 ± 0.01937 rad.
Pada persamaan ini AETV adalah amplitudo dari variasi waktu gerhana, T0 adalah waktu tengah
gerhana acuan (orde ke-nol) dari gerhana utama, dan N adalah nomor siklus, yang bernilai bulat
untuk gerhana primer (yaitu ketika bintang C yang lebih redup menggerhanai bintang B), dan
bernilai setengah-bilangan bulat untuk gerhana sekunder (yaitu saat bintang B menggerhanai
bintang C).
Tentukan kembali (1) rasio massa (𝑞𝑞2 = 𝑚𝑚BC ⁄𝑚𝑚A ) dari pusat massa bintang ganda dalam dan
bintang A, (2) massa bintang A (𝑚𝑚A ) dan (3) massa total dari bintang ganda dekat (𝑚𝑚BC ). Hitung
Data analysis problem sheet Page 6 of 6

pula galat dari massa pada soal (1), (2) dan (3). Petunjuk: Kalian dapat menghemat waktu dengan
menggunakan satuan massa dalam massa Matahari dan separasi orbital dalam satuan radius
Matahari atau au. (22 p)
iii. Dengan menggunakan hasil pada soal 1 dan 2, tentukan massa bintang B dan C dan hitunglah
radius tiga buah bintang tersebut (radius bintang dalam satuan fisika). (15 p)

Anda mungkin juga menyukai