Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH
NAMA : - DONI MAULANA SYAHPUTRA (118150100)
- FADLI ANDRE OMPU SUNGGU (118150102)
PRODI : TEKNIK GEOLOGI
KELAS : TPB 28
PENULIS
2
Contents
PRAKATA.................................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................2
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................................................2
BAB II ISI................................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Batuan.................................................................................................................3
Batuan Beku...................................................................................................................................3
Batuan Sedimen.............................................................................................................................5
Batuan Metamorf..........................................................................................................................6
2.3 Siklus Batuan................................................................................................................................8
3.2 SARAN..................................................................................................................................10
Batuan Beku
Batuan beku atau yang disebut sebagai batuan igneus merupakan jenis batuan dimana proses
pembentukannya terjadi dari magma yang telah mengalami pembekuan atau pendinginan.
Batuan ini biasanya ada di dalam mantel atau kerak bumi. Saat ini setidaknya sudah terdapat
700 jenis batuan beku yang dapat diindentifikasi dan sebagian besar terdapat di bawah kerak
bumi.
a. Morfologi Batuan Beku
Morfologi atau cara terbentuknya batuan beku sertidaknya dibagi menjadi tiga macam yaitu
intrusive, ekstrusif dan hipabissal. Selengkapnya mengenai ketiga batuan tersebut simak
berikut ini:
Intrusive
Batuan beku jenis intrusive merupakan batuan beku dimana proses pembentukannya terjadi
di dalam kerak bumi atau di bawah permukaan bumi. Batuan ini merupakan bentuk dari
pendinginan magma yang ada di dalam kerak bumi sehingga tekstur batuan beku biasanya
bersifat kasar. Pada batuan beku bahkan bisa dilihat butiran mineral yang sangat jelas dan
dapat dilihat oleh mata telangjang. Pada batuan beku terdapat formasi yang cukup unik yaitu
batolit, stok, lakolit, sill, dan dike. Nah saat batuan sudah semakin mendingin dan membeku
maka akan memunculkan batuan yang memiliki tekstur kasar seperti batu granit, diorite ataua
grabo.
Biasanya di dalam lubang inti pada sebuah pegunungan akan diisi dengan batuan granit
namun ketika lubang tersebut tertimbun oleh material lainnya akan membentuk batuan
batolit. Batuan beku yang memiliki tekstur butir kasar yang terletak pada kedalaman cukup di
dalam kerak disebut sebagai abyssal sedangkan batuan beku intrusive yang proses
terbentuknya sudah hampir berada di permukaan disebut sebagai hypabyssal.
Ekstrusif
Berbeda dengan batuan beku intrusive, batuan beku ekstrusif ini terjadi di atas permukaan
kerak bumi karena adanya pencairan magma di dalam mantel atau kerak bumi. Proses
pembekuan dari batuan beku ini lebih cepat dibandingkan dengan proses pencairan batuan
beku intrusive karena proses pembekuannya terjadi di atas permukaan bumi. Magma yang
keluar dari dalam mantel atau kerak bumi ini melalui gunung berapi yang terdapat lubang
dipuncaknya sehingg magma bisa keluar dan membentuk batuan yang lebih cepat membeku.
Oleh karena itu tekstur dari batuan ini bersifat halus berpasir. Jenis batuan beku esktrusif
yang paling sering ditemukan adalah batu basalt. Beberapa batuan basalt bahkan membentuk
sebuah pola yang unik seperti di Antrim, Irlandia utara.
Jenis batuan ekstrusif dan intrusive agak sulit dibedakan karena biasanya keduanya memiliki
tekstur kasar dengan butiran-butiran halus di permukaannya. Untuk membedakan keduanya
biasanya hanya bisa dilakukan melalui pemeriksaan di bawah mikroskop karena mineral yang
terdapat di dalam kedua jenis batuan ini berbeda sehingga jika ada penyebutan apakah itu
merupakan batuan intrusive atau batuan ekstrusif di lapangan secara langsung hanyalah
sebuah dugaan saja dan tidak bisa dipegang kebenaranya.
Hipabissal
Untuk jenis batuan beku hipabissal merupakan jenis batuan yang terbentuk diantara batuan
plutonik dan vulkanik. Batuan ini terbentuk karena adanya proses naik turunnya magma di
dalam mantel dan kerak bumi. Batuan hipabissal seringkali membentuk sebuah batuan
pakolit, dike, sill, lakolit, dan lopolit.
Struktur Batuan Beku
Struktur batuan merupakan penampakan dari batuan yang bisa dilihat dari kedudukan
lapisannya. Pada batuan beku seringkali hanya dapat dilihat langsung dari lapangannya
langsung. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Pillow lava atau lava bantal dimana terjadi karena adanya pembekuan magma pada
gunung di bawah laut yang membentuk menyerupai bantal.
Joint struktur merupakan aliran lava yang berbentuk kekar-kekar dan tegak lurus
sesuai dengan arah alirannya sehingga menghasilkan penampakan yang sangat
memukau.
Massif, merupakan jejak aliran lava yang keluar dari perut bumi namun tidak
menunjukkan adanya tanda-tanda lubang atau aliran gas di dalamnya.
Vesikuler, merupakan aliran lava yang mengalir dan dibersamai dengan adanya aliran
gas sehingga arah dan teksturnya tidak teratur.
Xenolitis, merupakan aliran lava yang dibersamai dengan masuknya batuan lain di
dalamnya sehingga menunjukkan sebuah fragmen yang membentuk pecahan-pecahan.
Batuan Sedimen
Batuan sedimen merupakan jenis batuan yang terbentuk di atas permukaan bumi dan
dibekukan pada suhu dan tekanan udara yang rendah. Batuan sedimen sebenarnya merupakan
bentukan dari batuan yang pernah ada sebelumnya yang sudah terkena berbagai jenis
pelapukan dan erosi tanah. Nah, material hasil dari pelapukan dan erosi ini kemudian
mengendap di dalam sebuah cekungan dan berkumpul menjadi satu sehingga lambat laun
karena adanya tekanan udara dan suhu yang rendah menjadikan kumpulan tersebut sebuah
batu baru. Material tersebut kemudian mengeras atau membentuk dan mengelami litifikasi
sehingga menjadikan sebuah batuan sedimen.
Di dalam permukaan bumi sendiri jumlah batuan sedimen ini diperkirakan mencapai 75%
sedangkan di dalam kerak bumi diperkirakan ada 8%. Dengan mempelajari batuan sedimen
ini sebenarnya juga sangat bermanfaat bagi berbagai jenis cabang ilmu pengetahuan seperti
geokimia, paleografi, klimatologi serta dari cabang ilmu sejarah kehidupan dan pembentukan
muka bumi. Hal ini disebabkan karena setiap lapisan batuan sedimen dapat memperkirakan
berapa lama waktu tersebut dan berapa lama usia bumi sebenarnya.
Klasifikasi Batuan Sedimen
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dibedakan menjadi empat jenis yaitu
batuan sedimen klasik, batuan sedimen biokimia, batuan sedimen kimia dan batuan sedimen
vulkanik. Selengkapnya mengenai ke empat jenis batuan sedimen ini simak berikut ini:
1. Batuan Sedimen Klasik
Batuan sedimen klasik merupakan jenis batuan yang terdiri dari silikat dan beberapa fragmen
batuan yang diangkut menggunakan sebuah fluida nah kemudian material yang diangkut oleh
fluida ini akan terhenti dimana fluida ini juga terhenti.
Bentuk dan ukuran dari batuan sedimen klasik kemudian dibedakan lagi sesuai dengan skala
ukuran partikel yang mendominasi dan menggunakan ukuran skala butir Udden-Wentworth.
Kemudian para ahli membagi ukurannya menjadi tiga jenis yaitu kerikil (batuan yang
memiliki diameter lebih dari 2 mm), pasir (batuan yang memiliki diameter antara 1/16 hingga
2 mm) dan lumpur (lumpur terbagi menjadi dua yaitu lempung yang memiliki diameter
kurang dari 1/256 mm dan lanau yang memiliki diameter antara 1/16 hingga 1/256 mm).
2. Batuan Sedimen Biokimia
Pada batuan sedimen biokimia menggunakan jasa dari berbagai organisme biasanya
merupakan organism mikro yang ikut mengangkut material sehingga berkumpul pada tempat
tertentu dan membentuk sebuah batuan. Pada batuan sedimen biokimia ini diantaranya
adalah:
Batu gamping yang terbuat dari berbagai kerangka biota laut yang berkapur seperti
diantaranya karang, foraminifera dan moluska.
Batubara yang terbuat dari tumbuhan dimana sudah dihilangkan karbonnya dari
atmosfer dan proses ini dibantu oleh beberapa unsure lainnya. ini membuat batu bara
memiliki bentuk yang unik dan proses dari tumbuhan menjadi batu bara ini
membutuhkan waktu yang sangat lama.
Endapan rijang, yang terbentuk dari akumulasi kerangka yang mengandung zat silika
dimana zat ini didapatkan dari berbagai biota laut yang memiliki ukuran mikroskopis
contohnya adalah ladiolaria dan diatom.
3. Batuan Sedimen Kimia
Batuan sedimen kimia merupakan batuan yang terbentuk dari sebuha kejadian ketika
kumpulan material terperangkap di dalam sebuah tempat dan kandungan mineral di dalam
larutannya menjadi jenuh dan membeku dengan proses anorganik atau secara kimiawi.
Contoh dari batuan sedimen kimia yang paling banyak ditemukan antara lain adalah batu
gamping oolitik, dan batuan lain yang mengandung evaporit seperti silvit, halit, barit dan juga
gypsum.
4. Batuan Sedimen Vulkanis
Untuk pengelompokkan jenis batuan sedimen selain di dalam ketiga kelompok yang sudah
dijelaskan di atas maka akan masuk ke dalam jenis batuan vulkanis. Batuan ini terbentuk
karena beberapa hal diantaranya adalah adanya arus piroklastik, breksi vulkanik, breksi
impact dan proses lainnya yang jarang sekali ditemukan dan hanya ada pada beberapa kasus
saja.
Batuan Metamorf
Jenis batuan ketiga adalah batuan metamorf atau yang juga sering disebut sebagai
batuan malihan. Batuan metamorf merupakan sebuah batuan yang mengalami perubahan atau
transformasi dari batuan lainnya yang sudah ada sebelumnya dan dibersamai dengan adanya
proses metamorfosa sehingga membentuk bentuk baru yang berbeda dengan jenis batuan
sebelumnya. jumlah dari batuan metamorf di dalam bumi ini cukup banyak dan
pembentukannya sangat mudah karena adanya kedalaman tempat yang sangat dalam, adanya
tekanan udara yang sangat rendah atau tinggi dan tekanan dari batuan yang sudah ada di
atasnya.
Proses pembentukan batuan metamorf juga bisa terjadi karena adanya tabrakan lempeng
benua yang bisa menyebabkan adanya tekanan horizontal, distorsi dan gesekan pada lempeng
tersebut. Batuan metamorf juga bisa terbentuk karena adanya pemanasan dari magma yang
ada di dalam perut bumi.
Jenis-jenis Batuan Metamorf
Ada beberapa jenis batuan metamorf dan bisa dibedakan menjadi berikut ini:
1. Batuan Metamorfosis Kontak
Proses terjadinya batuan metamorf kontak adalah adanya suntikan magma yang mengenai
pada batuan disekitarnya. Perubahan ini adalah perubahan besar dimana hampir batuan yang
terkena suhu yang sangat tinggi akan melakukan proses metamorphosis. Karena adanya
proses ini juga bisa merubah biji mineral yang ada di dalam batuan. Semakin dekat letak batu
dengan magma akan semakin besar pula proses perubahannya dibandingkan dengan batuan
yang letaknya jauh dari magma.
Ketika batuan mengalami kontak dengan magma juga mengakibatkan permukaan mineralnya
menjadi lebih keras. Istilah untuk menyebut batuan yang telah mengalami proses
metamorphosis ini biasanya disebut dengan batu tanduk (hornfless).
Siklus batuan adalah satu set proses dimana material bumi berubah dari satu bentuk
ke bentuk lainnya dan terjadi akibat interaksi antara lempengan tektonik dan siklus hidrologi
[ CITATION Ann05 \l 1033 ]1
Siklus batuan ini berjalan secara kontinyu atau berulang dan tidak pernah berakhir.
Siklus ini adalah fenomena yang terjadi di kerak benua (geosfer) yang berinteraksi dengan
atmosfer, hidrosfer, dan biosfer dan digerakkan oleh energi panas internal atau energi panas
dari dalam Bumi dan energi panas yang datang dari matahari.
Kerak bumi yang tersingkap ke udara akan mengalami pelapukan dan mengalami
transformasi menjadi regolit melalui proses yang melibatkan atmosfer, hidrosfer dan biosfer.
Selanjutnya, proses erosi mentansportasikan regolit dan kemudian mengendapkannya sebagai
sedimen. Setelah mengalami deposisi, sedimen tertimbun dan mengalami kompaksi dan
kemudian menjadi batuan sedimen. Kemudian, proses-proses tektonik yang menggerakkan
lempeng dan pengangkatan kerak Bumi menyebabkan batuan sedimen mengalami deformasi.
Penimbunan yang lebih dalam membuat batuan sedimen menjadi batuan metamorik, dan
penimbunan yang lebih dalam lagi membuat batuan metamorfik meleleh membentuk magma
yang dari magma ini kemudian terbentuk batuan beku yang baru. Pada berbagai tahap siklus
batuan ini, tektonik dapat mengangkat kerak bumi dan menyingkapkan batuan sehingga
batuan tersebut mengalami pelapukan dan erosi, siklus batuan ini akan terus berlanjut tanpa
henti.
Dari kesimpulan diatas, jika kita hubungkan siklus batuan dengan sedimentologi,
maka batuan sedimen itu bisa berasal dari batuan apa saja, baik itu batuan beku, batuan
metamorf, atau pun batuan sedimen itu sendiri, untuk mudah memahami bisa dilihat dari
gambar dibawah ini.
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber
yang[ CITATION Den18 \l 1033 ] lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung
jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi
terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari
makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar
pustaka makalah.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Egger, A. E. (2005). The Rock Cycle : Uniformitarianism and Recycling. Jakarta: Vision Learning.