Anda di halaman 1dari 3

PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

Nomor : No. Revisi : Halaman :


004/SPO/03/PM/2018 02 1/2
Ditetapkan :
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit :
OPERASIONAL 21 Desember2018
Dr. Wahyu Hapsari, MARS
Direktur
Insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien,
terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak
Cedera (KTC), Kejadian Potensial Cedera (KPC), dan Kejadian Sentinel.

Kejadian Tidak Diharapkan (KTD)/ Adverse Event adalah suatu kejadian yang
mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
(“commission”) atau karena tidak bertindak (“omission”), bukan karena “underlying disease”
atau kondisi pasien.

Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/ Near Miss adalah suatu insiden yang belum sampai terpapar
ke pasien sehingga tidak menyebabkan cedera pada pasien.
PENGERTIAN
Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak
menimbulkan cedera, dapat terjadi karena "keberuntungan" (misal: pasien menerima obat
kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat pada pasien tersebut) atau “peringanan” (misal:
pasien diberikan obat yang dapat menimbulkan alergi kemudian diketahui secara dini lalu
diberikan antidotumnya).

Kondisi Potensial Cedera (KPC)/ “Reportable Circumstance” adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.

Kejadian Sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius;
biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima
(misal: operasi pada bagian tubuh yang salah).
1. Terlaksananya sistem pencatatan dan pelaporan insiden keselamatan pasien.
2. Tergambarnya data/angka insiden keselamatan pasien.
3. Mengetahui akar masalah penyebab terjadinya insiden keselamatan pasien.
TUJUAN 4. Bahan evaluasi di masa mendatang, terkait upaya pencegahan terjadinya insiden
keselamatan pasien.
5. Bahan pembelajaran terkait upaya peningkatan dan perbaikan terhadap pemberian
asuhan dan keselamatan pasien.
Keputusan Direktur tentang Kebijakan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah
KEBIJAKAN
Sakit Kurnia Serang No. 117/SK-DIR/RSKS/XII/2018
1. Apabila terjadi suatu insiden keselamatan pasien, petugas segera menindaklanjuti
(mencegah/ menangani) insiden yang terjadi dengan tindakan yang sesuai untuk
mengurangi dampak/ akibat yang tidak diharapkan.
2. Petugas yang menemukan insiden segera melaporkan bahwa telah terjadi insiden
keselamatan pasien kepada atasan langsung (paling lambat 2x24 jam).
3. Petugas yang menemukan insiden atau atasan langsungnya segera melaporkan bahwa
telah terjadi insiden keselamatan pasien kepada koordinator patient safety Unit KPRS &
Manajemen Risiko (paling lambat 2x24 jam).
4. Petugas yang menemukan insiden membuat laporan insiden dengan mengisi formulir
laporan insiden keselamatan pasien pada akhir shift/ jam kerja untuk diberikan kepada
atasan langsung (paling lambat 2x24 jam).
5. Setelah selesai mengisi laporan, petugas yang menemukan insiden menyerahkan
PROSEDUR laporan insiden kepada atasan langsung.
6. Atasan langsung yang menerima laporan insiden memeriksa kelengkapan dan
kejelasan laporan dan menyerahkan laporan insiden keselamatan pasien kepada
koordinator patient safety Unit KPRS & Manajemen Risiko (paling lambat 2x24 jam).
7. Atasan langsung melakukan grading risiko terhadap insiden yang dilaporkan.
Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisis yang akan dilakukan,
yaitu sebagai berikut :
- Grade biru : investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal 1 minggu.
- Grade hijau : investigasi sederhana oleh atasan langsung, waktu maksimal 2
minggu.
- Grade kuning : investigasi komprehensif/ analisis akar masalah/ RCA oleh Unit
KPRS & Manajemen Risiko, waktu maksimal 45 hari.
- Grade merah : investigasi komperhensif/ analisis akar masalah/ RCA oleh Unit KPRS
& Manajemen Risiko, waktu maksimal 45 hari.

PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN


Nomor : No. Revisi : Halaman :
004/SPO/03/PM/2018 02 2/2
8. Jika hasil grading risiko adalah grade biru atau hijau :
a. Atasan langsung unit terkait melakukan investigasi sederhana.
b. Atasan langsung unit terkait membuat laporan tertulis hasil investigasi sederhana
dan meminta persetujuan kepada Kepala Bidang.
c. Setelah mendapat persetujuan kepada Kepala Bidang, atasan langsung unit terkait
menyerahkan hasil investigasi sederhana kepada koordinator patient safety Unit
KPRS & Manajemen Risiko RS Kurnia Serang.
d. Koordinator patient safety Unit KPRS & Manajemen Risiko RS Kurnia Serang
menganalisis laporan hasil investigasi sederhana dan melakukan grading ulang
(regrading risiko) untuk menentukan apakah cukup dilakukan investigasi sederhana
atau perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA). Investigasi sederhana dilakukan
jika hasil regrading risiko menunjukkan warna biru atau hijau, sedangkan analisis
akar masalah (RCA) dilakukan jika hasil regrading risiko menunjukkan warna
kuning atau merah.
e. Jika sampai batas waktu yang ditentukan koordinator patient safety Unit KPRS &
Manajemen Risiko belum menerima hasil investigasi sederhana, koordinator patient
safet Unit KPRS & Manajemen Risiko akan berkoordinasi dengan kepala Unit
KPRS & Manajemen Risiko. Kepala Unit KPRS & Manajemen Risiko akan
berkoordinasi dengan Kepala Bidang terkait untuk follow up dan bidang terkait
diberi spare waktu tambahan 3 hari untuk menyelesaikannya.
9. Jika hasil grading risiko menunjukkan grade kuning/merah :
a. Unit KPRS & Manajemen Risiko melakukan RCA ( Root Cause Analysis) terhadap
PROSEDUR insiden keselamatan yang terjadi dan membuat rekomendasi perbaikan untuk
mencegah agar insiden keselamatan pasien yang sama tidak terulang lagi di
kemudian hari.
b. Kepala Unit KPRS & Manajemen Risiko melaporkan hasil RCA ( Root Cause
Analysis) dan rekomendasi tindak lanjut perbaikan atas insiden yang ditemukan
kepada Kepala Bidang Mutu dan Direktur RS Kurnia Serang maksimal 45 hari
setelah insiden ditemukan.
Kepala Bidang Mutu dan Direktur RS Kurnia Serang mempelajari dan
menandatangani rekomendasi hasil tindak lanjut RCA (Root Cause Analysis) atas
pelaporan insiden yang terjadi.
c. Kepala Unit KPRS & Manajemen Risiko mendistribusikan hasil rekomendasi dari
pelaporan RCA (Root Cause Analysis) yang telah disetujui oleh Kepala Bidang
Mutu dan Direktur RS Kurnia Serang ke unit kerja terkait untuk ditindaklanjuti
sebagai upaya pencegahan agar insiden yang sama tidak terulang lagi di masa
mendatang.
d. Unit KPRS & Manajemen Risiko dan Kepala Bidang terkait melakukan monitoring
pelaksanaan rekomendasi tindak lanjut perbaikan RCA (Root Cause Analysis) yang
telah ditetapkan di unit kerja terkait.
10. Jika insiden keselamatan pasien melibatkan lebih dari 1 unit, maka investigasi
sederhana dilakukan secara kolaboratif antara unit yang berkaitan.
11. Insiden keselamatan pasien yang terjadi di RS akan dilaporkan ke Komite Nasional
Keselamatan Pasien secara e-reporting oleh Unit KPRS & Manajemen Risiko.
12. Pelaporan insiden keselamatan pasien dijamin keamanannya, bersifat rahasia, anonim
(tanpa identitas), dan tidak mudah diakses oleh yang tidak berhak.
UNIT TERKAIT Seluruh Unit Kerja

Anda mungkin juga menyukai