Anda di halaman 1dari 140

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan sebagai hak asasi manusia yang diakui secara


konstitusional dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 sebagai hak warga negara dan tanggung jawab negara. Hak
asasi bidang kesehatan ini harus diwujudkan melalui pembangunan
kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan individu,
keluarga, dan masyarakat dengan menanamkan kebiasaan hidup sehat.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui pemberian
pelayanan kesehatan yang didukung oleh sumber daya kesehatan, baik
tenaga kesehatan maupun tenaga non-kesehatan. ( UU No.28 Tahun
2014).

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat yang


digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. ( UU No.28 Tahun
2014).

Dalam mengaplikasikan praktek asuhan keperawatan dalam


komunitas diperlukan pengetahuan penunjang yang berkaitan dengan
kesehatan masyarakat. Dalam melihat perspektif proses terjadinya masalah
kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan ilmu epidemiologi, ilmu
statistik kesehatan sehingga masalah tersebut diketahui faktor penyebab
dan alternatif pemecahannya. Termasuk juga diperlukan pemahaman
tentang konsep puskesmas, PHC atau posyandu dan untuk merubah
perilaku masyarakat diperlukan pengetahuan yang berkaitan dengan
pendidikan kesehatan masyarakat ( Soekidjo Notoadmojo, 2003).

1
Menurut Hendrik L. Blum, status Kesehatan dipengaruhi oleh 4
faktor, yaitu keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan
(fisik dan sosial-ekonomi-budaya). Kesehatan lingkungan adalah suatu
kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh
positif pada terwujudnya status kesehatan yang optimum.
Salah satu penyebab masalah kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan lingkungan. Oleh karena itu untuk melihat masalah kesehatan
lingkungan, khususnya di Kelurahan Molas Cempaka Lingkungan V
Kecamatan Bunaken Dasa wisma 1-15 , kami menggunakan aplikasi
praktek asuhan keperawatan komunitas.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan


fisik masyarakat Kelurahan Molas Cempaka Lingkungan V Kecamatan
Bunaken Dasa wisma 1-15.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan
fisik di Kelurahan Molas Cempaka Lingkungan V Kecamatan
Bunaken Dasa wisma 1-15.
b. Memberikan pemecahan masalah kesehatan lingkungan dan
kesehatan fisik melalui Asuhan Keperawatan Komunitas.
c. Meningkatkan status kesehatan masyarakat di Kelurahan Molas
Cempaka Lingkungan V Kecamatan Bunaken Dasa wisma 1-
15.
C. Manfaat
1. Untuk masyarakat
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat
mengenai pentingnya mengatasi masalah kesehatan lingkungan dan
kesehatan fisik.

2
2. Untuk pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk mengaplikasikan Asuhan
Keperawatan Komunitas yang lebih baik.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


1. Definisi

Komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh


batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta
adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang
satu dan yang lainnya (WHO, 1974). Komunitas adalah sebagai tempat
atau kumpulan orang-orang atau system sosial (Sounders, 1991). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa komunitas berarti sekelompok
individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan
dan minat relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan.
Keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek
keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada
pengembangan dan peningkatan kemmpuan kesehatan baik diri sendiri
sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga, kelompok
khusus atau masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup spectrum
pelayanan kesehatan untuk masyarakat (Ruth B. Freeman, 1981).

2. Tujuan

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan


peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya :

a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap


individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah

4
atau issue kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga,
individu dan kelompok.

Dan selanjutnya secara spesifik diharapkan : individu, keluarga,


kelompok dan mayarakat mempunyai kemampuan untuk :

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.


b. Menetapkan masalah dan memprioritaskan masalah tersebut.
c. Merumuskan serta memecahkan masalah.
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka
hadapi yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam
memelihara kesehatan secara mandiri (self care).
3. Sasaran

Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok


baik yang sehat maupun yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi
dalam masyarakat.

a. Individu

Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek


biologi, psikologi, social dan spiritual. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan karena ketidakmampuan merawat dirinya
sendiri oleh karena sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi
anggota keluarga lainnya dan keluarga yang ada dilingkungan sekitar
tempat tinggal mereka. Maka disini peran perawat komunitas adalah
membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena
adanya kelemahan fisik dan mental yang dialami, keterbatasan
pengetahuannya dan kurangnya kemauan menuju kemandirian.

b. Keluarga

5
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal
dalam satu rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan
atau adopsi. Antara keluarga satu dengan yang lainnya saling tergantung
dan berinteraksi, bila salah satu atau beberapa anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan maka akan berpengaruh terhadap anggota
yang lainnya dan keluarga yang ada disekitarnya. Dari permasalahan
tersebut diatas maka keluarga merupakan focus pelayanan kesehatan yang
strategis.

1. Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan


2. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan
seluruh anggota keluarga
3. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
4. Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (dicision making)
dalam perawatan kesehatan
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha-
usaha kesehatan masyarakat.
c. Kelompok khusus

Yang dimaksud adalah sekumpulan individu yang mempunyai


kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan (problem), kegiatan yang
terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain :

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai


akibat perkembangan dan pertumbuhan (growth and development),
seperti : ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita, anak usia sekolah
dan usia lanjut.
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain :
kasus penyakit kelamin, tuberculosis, AIDS, kusta, dan lain-lain.

6
4. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas :

a. Proses kelompok (Group Process)


b. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
c. Kerja sama (Partnership)
5. Prinsip Keperawatan Komunitas

Yang harus menjadi prinsip dalam melaksanakan keperawatan


komunitas haruslah mempertimbangkan :

a. Kemanfaatan

Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat


sebesar-besarnya bagi komunitas artinya: ada keseimbangan antara
manfaat dan kerugian.

b. Autonomi

Dalam keperawatan komunitas diberikan kebebasan untuk melakukan


atau memilih alternative yang terbaik yang disebabkan untuk komunitas.

c. Keadilan

Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan


kemampuan atau kapasitas komunitas.

6. Falsafah Keperawatan Komunitas

Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada


falsafah atau paradigma keperawatan secara umum yaitu : manusia yang
merupakan titik sentral dari setiap upaya pembangunan kesehatan yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bertolak dari pandangan ini
disusunlah paradigma keperawatan komunitas yang terdiri dari empat
komponen dasar yaitu :

7
a. Manusia
b. Kesehatan
c. Lingkungan
d. Keperawatan
7. Asumsi Dasar dan Keyakinan Dalam Keperawatan Komunitas
a. Asumsi dasar

Menurut American Nurses Association (ANA, 1989), asumsi dasar


keperawatan komunitas didasarkan pada asumsi :

1) Sistem pelayanan bersifat komplek


2) Pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tertier, merupakan
komponen system pelayanan kesehatan
3) Keperawatan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, dimana
hasil pendidikan dan penelitian mendasari praktek
4) Fokus utama adalah keperawatan primer, sehingga keperawatan
komunitas perlu dikembangkan ditatanan kesehatan utama.

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan


kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif sesuai keyakinan
keperawatan komunitas.

b. Keyakinan

Keyakinan yang mendasari praktek keperawatan komunitas :

1) Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat


diterima semua orang
2) Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan,
dalam hal ini komunitas.
3) Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima
pelayanan perlu terjalin kerja sama yang baik.

8
4) Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik
bersifat mendukung maupun menghambat, untuk itu perlu
diantisipasi.
5) Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya peningkatan
kesehatan.
6) Kesehatan merupakan tanggungjawab setiap orang.

Dari asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar maka


dikembangkan falsafah keperawatan komunitas yang akan menjadi
landasan praktek keperawatan komunitas.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam


ilmu keperawatan yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu
kesehatan masyarakat dan social (WHO, 1959).Suatu bidang dalam
keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat (Rapat
Kerja Keperawatan Kesehatan Masyarakat, 1989). Dengan demikian ada 3
teori yang menjadi dasar ilmu perawatan kesehatan masyarakat yaitu : (1)
Ilmu Keperawatan, (2) Ilmu kesehatan masyarakat dan (3) Ilmu social
(peran serta masyarakat).
Dalam melakasanakan asuhan keperawatan komunitas pada
dasarnya menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan langkah-
langkah : pengkajian data, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang dilaksanakan
secara sistematis dan berkelanjutan.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara


lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis

9
sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam
tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masyarakat.
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan
objektif.Data subyektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau
masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan sedangkan data objektif
adalah data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer adalah
data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan dan komunitas. Data sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record
(Wahit, 2005).
Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan wawancara atau
anamnase, pengamatan dan pemeriksaan fisik.

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi


mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan
tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, psikologis, social ekonomi dan spiritual serta
factor lingkungan yang mempengaruhinya.Oleh karena itu data tersebut
harus akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :

10
1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas

Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal


di komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut.Uraikan
termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan
praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas
(masyarakat rusal atau urban), keadaan demografi, struktur politik,
distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.

b) Data demografi

Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status


perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan,
pekerjaan, agam dan komposisi keluarga.

c) Vital statistic

Jabarkan atau uraikan data tentang : angka kematian kasar atau


CDR, penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.

d) Status kesehatan komunitas

Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital


statistic antara lain : dari angka mortalitas, morbiditas, IMR. MMR,
cakupan imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan
berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia.
Pada kelompok khusus di masyarakat : ibu hamil, pekerja industri,
kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapun pengkajian
selanjutnya dijabarkan sebagaimana dibawah ini :

- Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas


- Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh
- Kejadian penyakit (dalam 1 tahun terakhir) :

11
ISPA
Penyakit asthma
TBC paru
Penyakit kulit
Penyakit mata
Penyakit rheumatic
Penyakit jantung
Penyakit gangguan jiwa
Kelumpuhan
Penyakit menahun lainnya
Riwayat penyakit keluarga
Pola pemenuhan sehari-hari :
Pola pemenuhan nutrisi
Pola pemenuhan cairan dan elektrolit
Pola istirahat dan tidur
Pola eliminasi
Pola aktivitas gerak
Pola pemenuhan kebersihan diri
Status psikososial :
Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan
Hubungan dengan orang lain
Peran di masyarakat
Kesedihan yang dirasakan
Stabilitas emosi
Penelantaran anak atau lansia
Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal ini perilaku
tindakan kekerasan
Status pertumbuhan dan perkembangan
Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan

12
Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi
yang berlebihan, mengkonsumsi alcohol, penggunaan obat tanpa
resep, penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam,
lemak dan purin.

2) Data lingkungan fisik


a) Pemukiman
Luas bangunan
Bentuk bangunan
Jenis bangunan
Atap rumah
Dinding
Lantai
Ventilasi
Pencahayaan
Penerangan
Kebersihan
Pengaturan ruangan dan perabot
Kelengkapan alat rumah tangga
b) Sanitasi
Penyediaan air bersih (MCK)
Penyediaan air minum
Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air
Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana cara pengolahannya : dibakar, ditimbun, atau cara
lainnya, sebutkan.
Polusi udara, air, tanah atau suara/kebisingan
Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya, sebutkan.

13
c) Fasilitas
Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain
Pekarangan
Sarana olahraga
Taman, lapangan
Ruang pertemuan
Sarana hiburan
Sarana ibadah
d) Batas-batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur, dan selatan
e) Sarana ibadah
3) Pelayanan kesehatan dan social
a) Pelayanan kesehatan
Lokasi sarana kesehatan
Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
Jumlah kunjungan
Sistem rujukan
b) Fasilitas social (pasar, took ,swayalan)
Lokasi
Kepemilikan
Kecukupan
4) Ekonomi
a) Jenis Pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lansia
5) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
Sistem keamanan lingkungan
Penanggulangan kebakaran

14
Penanggulangan bencana
Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah
b) Transportasi
Kondisi jalan
Jenis transportasi yang dimiliki
Sarana transportasi yang ada
6) Politik dan pemerintahan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7) Sistem komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
8) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)
Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
c) Jenis bahasa yang digunakan
9) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
b. Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data


dengan cara sebagai berikut :

1) Klasifikasi data atau kategori data

Cara mengkategori data :

15
Karakteristik demografi
Karakteristik geografi
Karakteristik social ekonomi
Sumber dan pelayanan kesehatan

(Anderson & Mc Farlane, 1981. Community as Client)

2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly


3) Tabulasi data
4) Interpretasi data

c. Analisa data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan


menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
Tujuan analisa data adalah :

Menetapkan kebutuhan komunity


Menetapkan kekuatan
Mengidentifikasi pola respon komunity
Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan

d. Perumusan atau penentuan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan


keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan
yang selanjutnya dilakukan intervensi.Namun demikian masalah yang
telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus.Oleh karena itu
perlu diprioritaskan masalah.

16
e. Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan


keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria,
diantaranya adalah :

Sesuai dengan peran perawat


Sesuai dengan program pemerintah
Sesuai dengan intevensi pendidikan kesehatan
Resiko terjadi
Resiko parah
Minat masyarakat
Kemudahan untuk diatasi
Tempat
Dana
Waktu
Fasilitas
Petugas
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah


kesehatan baik yang aktual maupun potensial.Masalah actual adalah
masalah yang diperoleh pada saat pengkajian sedangkan masalah potensial
adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (American Nurses of
Association (ANA).
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu :

1) Problem (Masalah)
2) Etiologi (Penyebab)
3) Sign or Symptom (Tanda atau Gejala)

Perumusan daignosa keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

17
1) Dengan rumus PES

DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab) + S (Symptom/gejala)

2) Dengan rumus PE

DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab)
Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :

1) Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah


2) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3) Partisipasi dan peran serta masyarakat

Sedangkan diagnosa keperawatan menurut Mueke, 1984 terdiri dari :

1) Masalah ……. Sehat ……. Sakit


2) Karakteristik populasi
3) Karakteristik lingkungan (Epidemiologi triagle)
3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan


yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan
pasien. Rencana keperawatan harus mencakup : Perumusan tujuan,
Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan, kriteria hasil
untuk menilai pencapaian tujuan.

a. Perumusan tujuan

Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) Berfokus pada masyarakat


2) Jelas dan singkat

18
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistik
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyarakat

Formulasi kriteria tujuan : T = S + P + K.1 + K.2


S: Subjek K.1 : Kondisi
P: Predikat K.2 : Kriteria

Selain itu dalam perumusan tujuan :

1) Dibuat berdasarkan goal : sasaran dibagi hasil akhir yang


diharapkan
2) Perilaku yang diharapkan berubah
3) Specific
4) Measurable atau dapat diukur
5) Attainable atau dapat dicapai
6) Relevant/realistic atau sesuai
7) Time-Bound atau waktu tertentu
8) Sustainable atau berkelanjutan
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan melalui


kegiatan :

1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan


2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perncanaan
melalui kegiatan : musyawarah masyarakat desa atau lokakarya
mini
4) Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia

19
5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi
kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat
6) Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
7) Tindakan harus bersifat realistic
8) Disusun secara berurutan
c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah


sebagai berikut

1) Menggunakan kata kerja yang tepat


2) Dapat dimodifikasi
3) Bersifat spesifik :
Siapa yang melakukan ?
Apa yang dilakukan ?
Dimana dilakukan ?
Kapan dilakukan ?
Bagaimana melakukan ?
Frekuensi melakukan ?
4. Pelaksanaan

Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau


implementasi pada keperawatan komunitas adalah : I2 RMU.

a. Inovatif

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan


mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan berdasar pada iman dan takwa

b. Integrated

20
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesame profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan asas kemitraan

c. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan


keperawatan harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi
tercapainya rencana program yang telah disusun.

d. Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan


dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta
komponen.

e. Ugem

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas


kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :

Keterpaduan antara : Biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan


prasarana dengan pelayanan kesehatan maupun sector lainnya
Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader dan tokoh masyarakat
dalam rangka alih peran.
Tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat dan
didokumentasikan.
Adanya penyelenggaraan system rujukan baik medis maupu
rujukan kesehatan.
5. Evaluasi
a. Fokus evaluasi
1) Relevansi

21
Apakah program yang diperlukan ?
Yang ada atau yang terbaru
2) Perkembangan kemajuan
Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana ?
Bagaimana staf, fasilitas dan jumlah peserta ?
3) Cost efficiency (efisiensi biaya)
Bagaimana biaya ?
Apa keuntungan program ?
4) Efektifitas
Apakah tujuan tercapai ?
Apakah klien puas ?
Apakah focus pada formulatif dan hasil jangka pendek ?
5) Impact
Apakah dampak jangka panjang ?
Apa perubahan perilaku dalam 6 bulan atau 1 tahun ?
Apakah status kesehatan meningkat ?
b. Keguanaan evaluasi
1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat
yang diberikan.
2) Menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan
keperawatan yang diberikan.
3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk
memperbaiki atau menyusun rencana dalam proses keperawatan.

c. Hasil evaluasi

Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu :

1) Tujuan tercapai

Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah


menunjukkan kemajuan sesuai denga kriteria yang telah ditetapkan.

22
2) Tujuan tercapai sebagian

Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu


dicari penyebab dan cara memperbaiki atau mengatasinya.

3) Tujuan tidak tercapai

Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak


menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah
baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam apakah terdapat problem
dalam data, analisis, diagnosis, tindakan dan faktor-faktor yang lain tidak
sesuai sehingga menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.

23
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN

a. Data Geografi

Kelurahan Molas Lingkungan V. Kecamatan Bunaken. Provinsi

Sulawesi Utara. Kelurahan molas lingkungan V memiliki luas 97.780 M2

b. Data demografi

Kelurahan Molas Lingkungan V Kecamatan Bunaken terbagi menjadi

15 dasawisma. Terdiri dari 776 KK dan yang dijadikan target untuk asuhan

keperawatan komunitas adalah 776 KK. Jumlah KK yang disurvey (540

KK) tidak sesuai dengan jumlah KK yang berada di Kelurahan Molas

Lingkungan V Kecamatan Bunaken (776 KK) , karena berbagai kendala

seperti pada saat disurvey ada keluarga yang tidak berada dirumah,

berpindah tempat dan tidak bersedia dikaji.

Setelah dilakukan pengkajian data pada tanggal 22, 23,24 Januari 2016

dan di dapatkan data sebagai berikut :

24
1. Komposisi penduduk
Diagram 1.1.Distribusi status penduduk di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

Asli/menetap,
600 523
Asli/menetap,
96.85
400
Musiman, 3.15
200
%
0 Musiman, 17

Frekuensi
Asli/menetap
Musiman

Berdasarkan diagram 1.1, menunjukan status penduduk di Desa


Molas Cempaka Lingkungan V 523 keluarga (96,85%) adalah penduduk
asli atau menetap dan 17 keluarga (3.15%) adalah penduduk musiman.
Diagram 1.2. Distribusi kepemilikan rumah penduduk di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

477
500

400

300
88.33 Frekuensi
200
%
100 11.67
63
%
0
Frekuensi
Pribadi
Menumpang

Berdasarkan diagram 1.2, kepemilikan rumah di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V 477 (88.33%) keluarga dengan kepemilikan
rumah adalah milik pribadi dan 63 (11.67%) keluarga menumpang.

25
Diagram 1.3 Distribusi data demografi di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

3% 3% 2% 2% 3% 3% 0 s/d 1
1 s/d 3
6% 10%
7% 3 s/d 5

8% 12% 5 s/d 10
10 s/d 15
9% 10% 15 s/d 20
9% 5% 21 s.d 25
8%
25 s/d 30
30 s/d 35
35 s/d 40

Berdasarkan diagram 1.3, penduduk berdasarkan data demografi


(usia) di Desa Molas Lingkungan V yang paling banyak yaitu usia 10-15
tahun (11%), kemudian diurutan kedua ada usia 5-10 tahun dan 15-20
tahun, masing-masing 10%.
Diagram 1.4. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

47.54
2
1014

Perempuan
Laki-laki
52.46
1
1119

0 200 400 600 800 1000 1200

Berdasarkan diagram 1.4, penduduk di Desa Molas Lingkungan V


berjenis kelamin laki-laki 1119 orang (52,46%) dan berjenis kelamin
perempuan 1014 orang (47.54 %).

26
Diagram 1.5 Distribusi tingkat pendidikan penduduk di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
900
800
700
600
Axis Title

500
400
300
200
100
0
Belum Tidak Perguru
TK SD SMP SMA
sekolah sekolah an tinggi
Series1 182 63 50 839 468 463 68
Series2 9 3 2 39 22 22 3

Berdasarkan diagram 1.5, tingkat pendidikan penduduk di Desa


Molas Lingkungan V dengan pendidikan terakhir SD yaitu 839 orang
(39%) dan tingkat pendidikan SMP & SMA 468 orang (22%).
Diagram 1.6. Distribusi pekerjaan penduduk di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016
Tani
1%
Wiraswasta Sopir
6% 2%
Tukang
7%
Nelayan Tidak bekerja
10% 39%

IRT
24% Swasta PNS
10% 1%
Pensiunan
TNI/POLRI 0%
0%
Berdasarkan diagram 1.6, pekerjaan yang paling banyak di Desa
Molas Lingkungan V adalah IRT yaitu 517 orang (24%), dan yang tidak
bekerja yaitu 832 orang (39%).

27
Diagram 1.6 Distribusi agama di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016

Hindu
Kristen Katolik 0%
8% Budha
0%
Islam
38% Konghuchu
0%
Kristen Lain-lain
Protestan 0%
54%

Berdasarkan diagram 1.6, pemduduk Desa Molas Lingkungan V


1158 orang (54%) beragama kristen protestan sedangkan yang paling
sedikit agama kristen katolik yaitu 162 orang (8%).

2. Status kesehatan
Diagram 2.1. Distribusi penyakit yang diderita 1 tahun
terakhir di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Februari 2016
Demam, pilek ISPA Thypoid
Gout Atritis DM Hipertensi
Gastritis Malaria DHF
Stroke Cikumunya Kolestrol
Asma Lain-lain ( TB, Diare ) JUMLAH
Hipertensi Gastritis Malaria

0 35 23 220 423 372 8


5 75 69 56
28
123 1383 123 75 5
6
220 23 35 9 0

Berdasarkan diagram 2.1, jenis penyakit yang diderita penduduk


Desa Molas Lingkungan V selama 1 tahun terakhir yang terbanyak adalah

28
Demam Pilek dengan 423 orang (31%) yang kedua terbanyak ada ISPA
yaitu 372 orang (27%) dan ketiga terbanyak Hipertensi yaitu 123 orang
(9%) dari jumlah penduduk.
Diagram 2.2 Distribusi kondisi kecatatan penduduk
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

2500
2122
2000
Axis Title

1500
Ya
1000
Tidak
500
11
0 1 99

Frekuensi
%

Berdasarkan diagram 2.2, penduduk di Desa Molas Cempaka


Lingkungan V 2122 orang (99%) tidak mengalami kecatatan dan hanya 11
orang (1 %) yang mengalami kecatatan.
Diagram 2.3 Distribusi anggota keluarga yang meninggal
dalam 1 tahun terakhir di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Februari 2016

2500
2107

2000

1500 Ada
Tidak
1000

500
26 99
1
0
Frekuensi %

29
Berdasarkan diagram 2.3, Di Desa Molas Cempaka Lingkungan V
99% tidak ada anggota keluarga yang meninggal dalam 1 tahun terakhir.

3. Lingkungan fisik
Diagram 3.1 Distribusi lingkungan fisik dilihat dari luas lantai
bangunan rumah di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Februari 2016
350

300

250

200
> 50 m2
150 < 50 m2
100

50

0
Frekuensi %

Berdasarkan diagram 3.1, distribusi lingkungan fisik dilihat dari


luas lantai bangunan rumah di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang
terbanyak 310 keluarga (57%) dengan jarak < 50m2.
Diagram 3.1 Distribusi jumlah kamar tidur di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016

500
427
400
300
200 79
0 Frekuensi
11
100 61 10
0 %
52
0 %
Tidak ada Frekuensi
1 kamar
2-3 tidur
tidur Lebih dari
3 kamar
tidur

30
Berdasarkan diagram 3.1, distribusi jumlah kamar tidur di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V yang terbanyak 2-3 kamar tidur yaitu 427
keluarga (79%) dan paling sedikit > 3 kamar tidur yaitu 52 keluarga
(10%).
Diagram 3.2. Distribusi kebiasaan penduduk untuk membuka jendela
di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

450
400
350
300
Ya
250
200 Tidak
150
100
50
0
Frekuensi %

Berdasarkan diagram 3.2, menunjukan 439 (81%) keluarga di Desa


Molas Cempaka Lingkungan V memiliki kebiasaan untuk membuka
jendela.
Diagram 3.2 Distribusi jenis lantai rumah di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016

500 465
400
300
10 86
200
53 4
100 Frekuensi
22 %
0
%
Frekuensi
Tanah
(sebagian Plesten, ubin,
keramik Papan, kayu
besar)
1.
2.
3.

31
Berdasarkan diagram 3.2, jenis lantai rumah penduduk di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V menunjukan 465 keluarga (86%) jenis
lantai rumah adalah plesten, ubin atau keramik dan yang paling sedikit
yaitu papan kayu 22 keluarga (4%).
Diagram 3.3 Distribusi tipe bangunan rumah di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016

300 262
248
250
200
150 49
46 Frekuensi
100
50 64 5 %
%
0
Frekuensi
Permanen
Semi
permanen Non
permanen

Berdasarkan diagram 3.3, menunjukan tipe bangunan rumah


penduduk di Desa Molas Cempaka Lingkungan V 262 rumah (49%)
memiliki tipe bangunan permanen dan yang paling sedikit non permanen
yaitu 64 rumah (5%).
Diagram 3.4 Distribusi kebersihan jendela dan lubang angin di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

279
300
233
250

200

150 Frekuensi

100 %
52 43
28
50 5
0
Bersih Kurang bersih Tidak bersih
1. 2. 3.

32
Berdasarkan diagram 3.4, kebersihan jendela dan lubang angin di
Desa Molas Cempaka Lingkungan V 279 rumah (52%) memiliki jendela
dan lubang angin yang bersih dan yang tidak bersih yaitu 28 rumah (5%).
Berdasarkan diagram 3.5 Distribusi berdasarkan kebersihan dalam
rumah dan pekarangan di Lingkungan V Desa Molas Cempaka

Bersih Kotor

350
295
300
245
250

200

150

100
55 45
50

0
Frekuensi %

Berdasarkan diagram 3.5, kebersihan dalam rumah dan pekarangan


dan lingkungan di Desa Molas Cempaka Lingkungan V 295 rumah (55%)
pekarangan rumah bersih dan yang kotor yaitu 245 rumah (45%).
Diagram 3.6. Distribusi kesehatan air di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

72
Sumur gali

178 Sumur pompa


Mata air
95
Air sungai
Air galon
PAM
15
Lain-lain
188

33
Berdasarkan diagram 3.6, kesehatan air di Desa Molas Cempaka
Lingkungan V 188 keluarga (35%) jenis air yang digunakan untuk
memasak dan minum yaitu air gallon.
Diagram 3.7. Distribusi penggunaan air untuk mencuci di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
250

220
200
177
150
143
Frekuensi
100 %

50
41
33 26
0
Sumur gali Sumur pompa PAM

Berdasarkan diagram 3.7, penggunaan air untuk mencuci di Desa


Molas Cempaka Lingkungan V yang terbanyak adalah sumur pompa yaitu
220 keluarga (41%) dan yang paling sedikit yaitu 143 keluarga (26%)
menggunakan air PDAM.
Diagram 3.8 Distribusi waktu pembersihan / pengurasan air di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

15
Lain-lain ( setiap hari )
82

45
> 2x seminggu
241
%
19
2x seminggu Frekuensi
104

21
1x seminggu
113

0 50 100 150 200 250

34
Berdasarkan diagram 3.8, waktu untuk pembersihan/pengurasan air
di Desa Molas Cempaka Lingkungan V 241 keluarga (45%) melakukan
pembersihan / pengurasan air sebanyak > 2x seminggu.
Diagram 3.9 Distribusi penampungan air untuk memasak di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
600

483
500

400

300 1. Ya
2. Tidak
200

89
100 57
11
0
Frekuensi %

Berdasarkan Diagram 3.9, tempat penampungan air untuk


memasak di Desa Molas Cempaka Lingkungan V 89% penduduk memiliki
tempat penampungan untuk masak air dan minum sedangkan 11 % tidak
memiliki tempat penampungan air untuk masak dan minum.
Diagram 3.10. Distribusi jarak sumber air dengan penampung
kotoran di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

242
250 227
200
150
100 71 13 45
42
50 0
0 0 %
Frekuensi
<5m Frekuensi
> 10 m %
5 s/d 10
Lain-lain (
m
tidak ada
1. WC )
2.
3.
4.

35
Berdasarkan diagram 3.10, jarak sumber air dengan penampung di
Desa Molas Cempaka Lingkungan V 242 rumah (45 %) sumber air dengan
penampungan kotoran yang paling banyak dengan jarak > 10m dan 71
rumah (13 %) dengan jarak yaitu < 5m.
Diagram 3.11. Distribusi keadaan fisik air di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Lingkungan V Februari 2016
Berbau
3%

Berwarna
39%

Jernih
58%

Berdasarkan diagram 3.11, keadan fisik air di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V yang terbanyak yaitu air jernih 315 rumah (58 %)
sedangkan yang paling sedikit air berbau yaitu 14 rumah (3%).
Diagram 3.12. Distribusi penampungan air untuk masak dan
minum di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
500 465
450
400
350
300
250 Terbuka
200 Tertutup
150
75 86
100
50 14
0
Frekuensi %

36
Berdasarkan diagram 3.12, penampungan air untuk masak dan
minum di Desa Molas Cempaka Lingkungan V terbanyak yaitu 465 rumah
(86%) tertutup sedangkan yang sedikit yaitu terbuka 75 rumah (14%).

4. Pembuangan sampah
Table 4.1 Distribusi tempat pembuangan sampah di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

482
500

400

300
Ada
58
200 Tidak
11
100 89 Tidak

0
Ada
Frekuensi
%

Berdasarkan diagram 4.1, tempat penampungan sampah di Desa


Molas Cempaka Lingkungan V terbanyak yaitu 482 keluarga (89%) ada
sedangkan yang paling sedikit tidak 58 keluarga (11%).
Diagram 4.2 Distribusi pengelolaan sampah di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

250
211 214

200

150
Frekuensi
100 %
55
39 44 40
50
10 8 16
3
0
Dibakar Dibuang Ditimbun Dibuang Lain-lain
ke kali ke TPU

37
Berdasarkan diagram 4.2, pengelolaan sampah di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V yaitu 214 keluarga (40%) mengatakan sampah
dibuang ke TPU .
Diagram 4.3 Distribusi kondisi tempat penampungan sampah
dirumah di Lingkungan V Desa Molas Cempaka

Frekuensi

0 50 100 150 200 250 300 350 400 450

Terbuka Tertutup

Berdasarkan diagram 4.3, kondisi tempat penampungan sampah


dirumah di Desa Molas Cempaka Lingkungan V terbanyak yaitu terbuka
406 rumah (75%) sedangkan tertutup 134 rumah (25%).
Diagram 4.4 Distribusi vektor yang ada di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016
Ada Tidak ada

600

500 51

400

300
489
200

100 9
91
0
Frekuensi %

Berdasarkan diagram 4.2, vektor yang terdapat pada tempat


penampungan sampah di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang

38
terbanyak yaitu ada 489 rumah (91%) sedangkan yang paling sedikit tidak
ada 51 rumah (9%).
Diagram 4.3 Distribusi jenis vektor di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016
450
400
350
300
250
Frekuensi
200
%
150
100
50
0
Tikus Lalat Anjing Nyamuk Kecoa Kucing Lain-lain

Berdasarkan diagram 4.3, jenis vektor dari tempat penampungan


sampah di Desa Molas Cempaka Lingkungan V paling banyak yaitu lalat
26% sedangkan yang paling sedikit yaitu anjing 8%.

5. Kondisi jamban
Diagram 5.1. Distribusi tempat pembuangan tinja di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
600
498
500

400

300 Ada
Tidak
200

92
100
42
8
0
Frekuensi %

39
Berdasarkan diagram 5.1, kondisi jamban dari tempat pembuangan
tinja di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu ada
498 rumah (92%) sedangkan yang tidak 42 rumah (8%).
Diagram 5.2 Distribusi kondisi jamban di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016
400

350

300

250

200 Bersih

150 Tidak bersih

100

50

0
Frekuensi %

Berdasarkan diagram 5.2, kondisi jamban di Desa Molas Cempaka


Lingkungan V 374 rumah (69%) memiliki kondisi jamban yang bersih
sedangkan 166 rumah (31%) memiliki jamban yang tidak bersih.
Diagram 5.2 Distribusi pembuangan limbah di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

450
400
350
300
Axis Title

250
200
150
100
50
0
Frekuensi %
Axis Title

40
Berdasarkan diagram 5.2, pembuangan limbah di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V 409 rumah (76 %) memiliki tempat pembungan
limbah sedangkan 131 rumah (24%) tidak memiliki pembuangan limbah.
Diagram 5.3. Distribusi saluran air limbah di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016
400
Frekuensi, 339
350
300
250 Frekuensi, 201
200
150
100 %, 63
%, 37
50
0
Frekuensi %

Berdasarkan diagram 5.3, saluran air limbah di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V 339 rumah (63%) memiliki saluran air limbah
yang lancar dan 201 rumah (37%) terbendung/mampet.

6. Komunikasi
Diagram 6.1 Distribusi sarana komunikasi di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016

600 528

400
12 Ada
200 2
Tidak
98 Tidak
0
Ada
Frekuensi
%

Berdasarkan diagram 6.1, sarana komunikasi di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V 528 keluarga (98%) sudah memiliki sarana

41
komunikasi dan hanya 12 keluarga (2%) yang belum memilki sarana
komunikasi
Diagram 6.2 Distribusi jenis bahasa yang dipakai sehari-hari di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

350
306
300
234
250
200
150 Frekuensi
100 43 %
50 57
0
0 0
Indonesia
Daerah
Asing

Berdasarkan diagram 6.2, jenis bahasa yang dipakai sehari-hari di


Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang palinng banyak yaitu bahasa
daerah 306 keluarga (57%) sedangkan yang sedikit bahasa Indonesia 234
keluarga (43%).
Diagram 6.3 Distribusi berdasarkan metode penyampaian
informasi kesehatan yang diharapkan di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

34
Pertemuan antar masyarakat 182

20
Posyandu / kader 108
%
9 Frekuensi
Media cetak (koran/majalah) 47

37
Media elektronik ( Radio/TV) 203

0 50 100 150 200 250

42
Berdasarkan diagram 6.3, metode penyampaian informasi yang
diharapkan oleh penduduk di Desa Molas Cempaka Lingkungan V 203
keluarga (37% )yaitu media elektronik (radio/tv) sedangkan yang paling
sedikit yaitu media cetak (koran/majalah) 47 keluarga (9%).
Diagram 6.3. Distribusi sarana informasi yang digunakan penduduk
di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

476
500
400
300
88
200
1 7
100 4 Frekuensi
6 40
0 18 %
%
Frekuensi

Berdasarkan diagram 6.4, sarana informasi yang digunakan di Desa


Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu pesawat
telepon/handphone 476 keluarga (88%) sedangkan yang paling sedikit
yaitu majalah 6 keluarga (1%).

7. Ekonomi
Diagram 7.1 Distribusi penghasilan keluarga tiap bulan penduduk
di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

92
< Rp. 750.000

226 Rp. 750.000 – Rp.


1.000.000

117 Rp. 1.000.000- Rp.


1.500.000
Rp. 1.500.00 -
...............................
105

43
Berdasarkan diagra 7.1, penghasilan keluarga tiap bulan di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu Rp. 1.500.000
sebanyak 226 keluarga (42%) sedangkan yang paling sedikit yaitu
<Rp.750.000 sebanyak 92 keluarga (17%).
Diagram 7.2 Distribusi dana yang dialokasikan untuk kesehatan di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

293
300
247
250

200
Ya
150 Tidak
100 56
44
50

0
Frekuensi %

Berdasarkan diagram 7.2, dana yang dialokasikan untuk kesehatan


di Desa Molas Cempaka Lingkungan V 293 keluarga (56%) penduduk
memiliki dana kesehatan untuk dialokasikan sedangkan 247 keluarga (44
%) tidak memiliki dana untuk kesehatan yang dialokasikan.

8. Transport dan keamanan


Diagram 8.1 Distribusi sarana transportasi keluarga di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
350

300 301

250
239
200
Ya / pribadi
150 Tidak / umum
100
66
50
34
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5

44
Berdasarkan diagram 8.1, sarana transportasi keluarga di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V 301 keluarga (66%) memiliki sarana
transportasi pribadi sedangkan 205 keluarga (34%) menggunakan
kendaraan umum.
Diagram 8.2 Distribusi sarana pengaman dirumah di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016
400

350
335
300

250

200 205 Ya

150 Tidak

100

50 62
38
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5

Berdasarkan diadram 8.2. sarana pengaman dirumah di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V 335 keluarga (62%) tidak memiliki sarana
pengaman dirumah sedangkan hanya 205 kelyarga (38%) yang memiliki
sarana pengaman dirumah.

9. Rekreasi
Diagram 9.1. Distribusi waktu rekreasi khusus keluarga di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
300
282
250 258

200

150 Ada
Tidak
100

50 52
48

0
Frekuensi %

45
Berdasarkan diagram 9.1, waktu rekreasi khusus keluarga di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V 282 keluarga (52%) tidak memiliki waktu
rekreasi khusus dengan keluarga dan 258 keluarga (48%) memiliki waktu
untuk rekreasi khusus dengan keluarga

10. Pendidikan
Table 10.1 Distribusi jenis pendidikan kesehatan yang
dibutuhkan penduduk di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Februari 2016

Kesehatan ibu dan anak


45 10
45 Cara penanggulangan
98
kesehatan
342 Pembinaan kesehatan
lansia
Pembinaan kesehatan
remaja
Lain-lain ........

Berdasarkan diagram 10.1, jenis pendidikan kesehatan yang


dibutuhkan di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak
yaitu cara penanggulangan kesehatan 342 keluarga (63%).

46
11. Pelayanan kesehatan dan social
Diagram 11.1 Distribusi sarana kesehatan yang paling
dimanfaatkan di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Februari 2016
Bidan praktek Perawat klinik Dokter klinik Lain-
3% 2% keluarga lain
0% 0%
Rumah sakit
1% Puskesmas
48%
Dokter praktek
46%

Berdasarkan diagram 11.1, sarana kesehatan yang paling banyak


dimanfaatkan di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yaitu puskesmas
258 keluarga (48%) sedangkan yang paling sedikit yaitu dokter klinik
keluarga yaitu 1 keluarga (0.1%).
Diagram 11.2 Distribusi waktu yang baik untuk mendapatkan
penyuluhan di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
300
42
250
227
200 31
164
150 22
121
100

50
5
28
0
Pagi Sore Siang Malam

Frekuensi %

47
Berdasarkan diagram 11.2,waktu yang baik untuk mendapatkan
penyuluhan kesehatan di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang
paling banyak adalah sore sebanyak 227 keluarga (42%) sedangkan yang
paling sedikit yaitu malam 28 keluarga (5%).
Diagram 11.3 Distribusi tempat untuk mendapatkan penyuluhan
kesehatan di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
Frekuensi %

170 170

116

84

31 31
15 22
0 0

Dirumah Puskesmas Pertemuan Balai Lain-lain


kelompok

Berdasarkan diagram 11.3, tempat untuk mendapatkan penyuluhan


kesehatan di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak
dirumah dan pertemuan kelompok sebanyak 170 keluarga (31%)
sedangkan yang paling sedikit yaitu puskesmas sebanyak 84 keluarha
(15%).

12. Kebijakan dalam keluarga


Diagram 12.1. Distribusi peraturan dalam keluarga di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016
Ya Tidak

400 303

237
200 56
Tidak
44
0
Ya
Frekuensi
%

48
Berdasarkan diagram 12.1, peraturan dalam keluarga di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V 303 keluarga (56%) tidak memiliki aturan
dalam keluarga sedangkan 237 keluarga (44%) memiliki aturan dalam
keluarga.
Diagram 12.2. Distribusi anggota keluarga yang berpengaruh dalam
pemeliharaan kesehatan di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016

339
350
300
250 191
200
150
67
100 35
50 10 3 0 0
0
Ayah Ibu Anak Lain-lain

Frekuensi %

Berdasarkan diagram 12.2, yang berpengaruh dalam pemeliharaan


kesehatan di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak
yaitu ibu sebesar 67% sedangkan yang paling sedikit yaitu anak sebesar
3%.

13. Perilaku hidup sehat


Diagram 13.1 Distribusi frekuensi makan keluarga dalam
sehari di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

Frekuensi %

435

81
50 55
0 9 10
1 x / hari 2 x/ hari 3 x / hari > 3 kali

49
Berdasarkan diagram 13.1, frekuensi makan keluarga dalam sehari
di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu 3x/hari
sebanyak 435 keluarga (81%) sedangkan yang paling sedikit 2x/hari
sebanyak 51 keluarga (9%).
Diagram 13.2 Distribusi anggota keluarga yang merokok di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

Ya Tidak

313

217

60
40

Frekuensi %

Berdasarkan diagram 13.2, anggota keluarga yang merokok di


Desa Molas Cempaka Lingkungan V 313 keluarga (60%) terdapat
keluarga dengan anggota yang merokok sedangkan keluarga dengan
anggota yang tidak merokok sebanyak 217 keluarga (40%).
Diagram 13.3 Distribusi pentingnya olahraga bagi penduduk di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

3
2
97

15
1
525

0 100 200 300 400 500 600

Tidak Ya

50
Berdasarkan diagram 13.1, pentingnya olahraga bagi penduduk di
Desa Molas Cempaka Lingkungan V 252 keluarga (97%) mengatakan
olahraga itu penting sedangkan 15 keluarga (3%) mengatakan olahraga
tidak penting.

14. Kesehatan anak balita


Diagram 14.1 Distribusi status imunisasi dasar balita di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

150 119
91 69
100

50 Frekuensi
25 12
%
0 16
%
Lengkap Frekuensi
Belum
lengkap Tidak
lengkap

Berdasarkan diagram 14.1, status imunisasi dasar balita di Desa


Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu lengkap
sebanyak 91 balita (69%) sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 16
balita (12%).
Diagram 14.2 Distribusi status perkembangan balita di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016
Normal Tidak normal

140 129
120
98
100
80
60
40
20
3 2
0
Frekuensi %

51
Berdasarkan diagram 14.2, status perkembangan balita di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu normal sebanyak
129 balita (98%) sedangkan yang paling sedikit tidak normal sebanyak 3
balita (2%).
Diagram 14.3 Distribusi penyakit yang diderita balita 3 bulan
terakhir di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
ISPA Diare Muntah-muntah Demam Penyakit kulit Lain-lain ( alergi )

3% 3%

36%
32%

10%
16%

Berdasarkan diagram 14.3, penyakit yang diderita balita 3 bulan


terakhir di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu
82 balita dengan ISPA (37%) sedangkan yang paling sedikit yaitu
penyakit kulit 7 balita (3%).
Diagram 14.4 Distribusi berdasarkan kebiasaan anak saat makan di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

52
%
48

Makan sendiri
Disuapi
68
Frekuensi
67

0 20 40 60 80

52
Berdasarkan diagram 14.4, kebiasaan anak saat makan di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu 68 anak (52%)
makan sendiri sedangkan yang disuapi 67 anak (48%).
Diagram 14.5 Distribusi jumlah porsi makan anak dalam 1 hari di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

71
80
70 58
54
60 44
50
40
30
20
2 2
10
0
Habis 1 porsi Kadang-kadang Tidak ada perilaku
habis 1 porsi khusus

Frekuensi %

Berdasarkan diagram 14.5, jumlah porsi makan anak di Desa


Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu habis 1 porsi
sebanyak 71 anak (54%) sedangkan yang paling sedikit yaitu tidak ada
perilaku khusus sebanyak 2 balita (2%).
Diagram 14.6 Distribusi jam tidur anak dalam sehari di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016
120 109

100
83
80

60
40
40
17 13
20
6
0
Kurang dari 8 jam 8-15 jam Lebih dari 15 jam

Frekuensi %

53
Berdasarkan diagram 14.6, jam tidur anak dalam sehari yang paling
banyak di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yaitu 8-15 jam sebanyak
109 anak (83%) sedangkan yang paling sedikit kurang dari 8 jam yaitu 17
anak (13%).
Diagram 14.7 Distribusi kebiasaan anak saat bermain di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

59
78
80
27
60 14 36
40 19 %
20
Frekuensi
0
Sendiri Bersama teman Harus ditemani
sebaya oleh orang tua /
saudaranya

Frekuensi %
Berdasarkan diagram 14.7, kebiasaan saat bermain yang paling
banyak yaitu bersama teman sebaya sebanyak 78 anak (59%) sedangkan
yang paling sedikit yaitu bermain sendiri sebanyak 19 anak (14%).
Diagram 14.8 Distribusi rutinnya membawa anak ke posyandu di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

99
100
75
80
Ya
33
60 25 Tidak

40
Tidak
20
Ya
0
Frekuensi %

54
Berdasarkan diagram 14.8, rutinnya ibu membawa balita ke
posyandu di Desa Molas Cempaka Lingkungan V sebanyak 99 ibu (75%)
runtin membawa anak ke posyandu dan 33 ibu (25%) tidak rutin
membawa anak ke posyandu.
Diagram 14.9. Distribusi manfaat posyandu bagi keluarga di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

Ya Tidak

140 Frekuensi, 124


120
100 %, 94
80
60
40
20 Frekuensi, 8
0 %, 6

Berdasarkan diagram 14.9, manfaat posyandu bagi kesehatan di


Desa Molas Cempaka Lingkungan V sebanyak 124 keluarga (94%)
menyatakan posyandu bermanfaat dan 6% mengatakan posyandu tidak
bermanfaat.
Diagram 14.10, Distribusi penyuluhan berkaitan dengan kesehatan
balita di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
Frekuensi %

48 52

69 63

55
Berdasarkan diagram 14.10, penyuluhan berkaitan kesehatan balita
di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang sebanyak 69 keluarga (52%)
mendapatkan penyuluhan berkaitan dengan kesehatan balita dan 63
keluarg (48%) tidak menerima penyuluhan kesehatan balita.
Diagram 14.11 Distribusi subsidi/bantuan perawatan balita di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

56
60 37 55
36
40
31 21
20 3
4 3
0 5 Frekuensi
%

Berdasarkan diagram 14.11, subsidi/bantuan perawatan balita di


Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu pemberian
makanan tambahan (susu,bubur bayi,dll) sebanyak 56 balita (37%).
Diagram 14.12. Distribusi informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh
keluarga dengan balita di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Februari 2016
Perawatan Lain-lain
balita sakit di 1%
rumah
Stimulasi
15%
perkembangan
balita
22% Gizi balita
51%

Imunisasi balita
11%

56
Berdasarkan diagram 14.12, informasi kesehatan yang dibutuhkan
di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak dibutuhkan
yaitu gizi balita sebanyak 84 keluarga (51%).
Diagram 14.13. Distribusi faktor injury pada balita di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016
140
Frekuensi, 73
120

100 %, 55

80

60 Frekuensi, 59
%, 45
40

20

0
Frekuensi %
Berdasarkan diagram 14.13, faktor injury pada balita di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V yaitu 59 balita (45%) terdapat faktor injury
pada balita dan 73 baliata (55%) tidak terdapat faktor injury pada balita.
Diagram 14.14. Distribusi kebiasaan memberikan stimulasi
perkembangan anak balita di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Februari 2016

112
120
85
100
80
60
40 20 15
20
0
Frekuensi %

Ya Tidak

57
Berdasarkan diagram 14.14, keluarga yang memiliki kebiasaan
untuk memberikan stimulasi perkemabangan anak balita di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V ada 112 keluarga (85%) sedangkan yang tidak
dengan 20 keluarga (15%).

15. Kesehatan Lansia


Table 1. Distribusi keluhan kesehatan/gejala yang dirasakan
dalam waktu 3 bulan terakhir di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Fevruari 2016

No. Keluhan kesehatan / gejala yang Frekuensi %


dirasakan dalam waktu 3 bulan
terakhir
1. Fungsi penglihatan
- Kabur 12
- Mata berair
4
- Nyeri pada mata
- Lain-lain 5
2. Fungsi pendengaran
- Pandangan berkurang 7
- Telinga berdengung
4,5
3. Fungsi pernafasan
- Batuk malam disertai 34
keringat malam
2
- Sesak nafas
4. Fungsi jantung 4,1
- Jantung berdebar-debar 6,4
- Cepat lelah
4
- Pusing
- Nyeri daerah tengkuk 3
5. Fungsi pencernaan
- Mual / muntah 3
- Nyeri ulu hati
8
- Makan dan minum
banyak (berlebihan) 1
- Perubahan kebiasaan
3
buang air besar (mencret

58
atau sembelit)
6. Fungsi pergerakkan
- Nyeri kaki saat berjalan 8,2
- Nyeri pinggang / tulang
7
belakang
- Nyeri persendian /
bengkak
5,3
7. Fungsi persarafan
- Lumpuh / kelemahan 1,4
pada kaki / tangan
2
- Kehilangan rasa
- Gemetar / tremor
8. Fungsi perkemihan
-Buang air kecil banyak 1
-Sering buang air kecil
2,4
malam hari
- Tidak mampu 1,2
mengontrol pengeluaran
air kemih / BAK
merembes
JUMLAH 100
Berdasarkan Table 1, masalah kesehatan pada lansia yang paling
banyak di Desa Molas Cempaka Lingkungan V adalah gangguan fungsi
pergerakan (nyeri kaki saat berjalan) 8,2 % dan sesudah itu gangguan
fungsi pencernaan (nyeri uluh hati) 8%.
Diagram 15.1. Distribusi resiko injury pada lansia di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016

Tidak 54
58

46 Frekuensi
Ya
50

0
20
40
60

59
Berdasarkan diagram 15.1, resiko injury pada lansia di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V yaitu 50 lansia (46%) memiliki resiko injury dan
dengan tidak terdapat resiko injury 58 lansia (54%).
Diagram 15.2. Distribusi penghasilan lansia di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

54 54
54

53

52
Ya
51
50 50 Tidak
50

49

48
Frekuensi %

Berdasarkan diagram 15.2, lansia yang memiliki penghasilan di


Desa Molas Cempaka Lingkungan V yaitu 54 lansia (50%) lansia dengan
penghasilan sendiri dan yang tidak berpenghasilan 54 lansia (50%).
Diagram 15.3, Distribusi fasilitas kesehatan yang digunakan lansia di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
Lain-lain (
Dokter keluarga
Klinik )
0% Rumah Sakit
0% 9%

Dokter praktek
40%

Puskesmas
51%

60
Berdasarkan diagram 15.3, fasilitas kesehatan yang paling banyak
digunakan lansia di Desa Molas Cempaka Lingkungan V adalah
puskesmas sebanyak 55 lansi (50%).
Diagram 15.3. Distribusi pemeriksaan kesehatan lansia secara teratur
di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

100

80

60
Frekuensi
40 %

20 %
0
Frekuensi
Ya
Tidak

Berdasarkan diagram 15.3, lansia yang melakukan pemeriksaan


kesehatan secara teratur di Desa Molas Cempaka Lingkungan V sebanyak
25 lansia (23%) dan yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara
teratur sebanyak 83 lansia (77%).
Diagram 15.4. Distribusi terjangkaunya fasilitas kesehatan lansia di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

100

80

60 Frekuensi
40 %

20 %

0
Frekuensi
Ya
Tidak

61
Berdasarkan diagram 15.4, lansia di Desa Molas Cempaka
Lingkungan V yang mengatakan fasilitas kesehatan terjangkau ada 85
orang (78%) dan yang mengatakan tidak terjangkau ada 23 orang (22%).
Diagram 15.5, Distribusi tersedianya jaminan kesehatan lansia di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

53
Tidak 57
%
Frekuensi
47
Ya 51

0 10 20 30 40 50 60

Berdasarkan diagram 15.5, lansia di Desa Molas Cempaka


Lingkungan V yang memiliki jaminan kesehatan sebanyak 51 lansia (47
%) dan yang tidak memiliki jaminan kesehatan 57 lansia (53%).
Diagram 15.6. Distribusi upaya yang dilakukan lansia untuk
mengatasi masalah kesehatan di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Februari 2016

100

80

60 Ya
Tidak
40

20

0
Frekuensi %

Berdasarkan diagram 15.6, upaya yang dilakukan lansia untuk


mengatasi masalah kesehatan di Desa Molas Cempaka Lingkungan V

62
yaitu 97 lansia (90%) lansia dengan upaya untuk mengatasi masalah
kesehatan dan yang tidak ada yaitu 11 lansia (10%).
Table 2 Distribusi perkumpulan usia lanjut di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016
No. Perkumpulan usia lanjut Frekuensi %
1. Ya
- Pengajian 6 6
- Arisan
3 3
- Olahraga / senam
- Kesenian 10 10,41
- Perkumpulan antar usia
16 17
lanjut
- Lain-lain 3 3,1
2. Tidak 58 60,4
JUMLAH 100
Berdasarkan tabel 2, perkumpulan lansia di Desa Molas Cempaka
Lingkungan V yaitu ada 39,51 % lansia yang mengikuti perkumpulan usia
lanjut dan yang tidak mengikuti perkumpulan usia lanjut sebesar 60.4%.
Diagram 15.7. Distribusi lansia yang merorok di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016

80 72
67
70
60
50 Ya
36
40 33 Tidak
30
20
10
0
Frekuensi %
Berdasarkan diagram 15.7, lansia yang merokok di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V sebanyak 32 lansia (33%) dan yang tidak
merokok sebanyak 76 lansia (67%).

63
ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. Kesehatan lingkungan atau Ketidakmampuan Sanitasi
tempat tinggal. masyarakat memelihara lingkungan
1) Jumlah KK dengan kesehatan lingkungan kurang sehat
kondisi pembuangan
sampah terbuka , yaitu 406
KK (76 %)
- Jumlah KK yang
kebersihan dalam
rumah dan
pekarangan kotor,
245 KK (45%)
- Jumlah KK yang
tidak memiliki
pembuangan
limbah, yaitu 131
KK (24%)
- Jumlah KK dengan
saluran air limbah
tersumbat, yaitu
201 KK (37%)
- Jumlah KK yang
terdapat vektor,
yaitu 489 KK (91
%)
- Jumlah KK dengan
kondisi jamban
tidak bersih, yaitu
166 KK (31 %)
- Tingkat pendidikan
SD 39%

2. Penyebaran penyakit Resiko


- Jumlah KK yang Kurangnya penularan
terpapar oleh informasi penyakit ISPA
macam-macam masyarakat dalam
vektor, yaitu 489 memelihara
KK (91%) lingkungan yang
- Jumlah KK dengan memenuhi syarat
riwayat ISPA, kesehatan
yaitu 372 ( 27%)
- Jumlah KK dengan Terpaparnya
kebiasaan lingkungan oleh

64
pengolahan macam-macam vektor
sampah dibakar, dan polusi
yaitu 211 KK (39
%) Kurangnya kader
- Jumlah KK dengan kesehatan
kondisi
pembuangan
sampah terbuka ,
yaitu 406 KK (76
%)
- Jumlah KK yang
memiliki luas
jendela dan lubang
angin yang kurang
bersih, yaitu 233
KK (43%)
- Jumlah KK dengan
anggota keluarga
merokok, yaitu 313
KK (60%)
- Jumlah KK yang
membutuhkan
informasi tentang
penanggulangan
kesehatan, yaitu
342 KK (63%)
3. Peningkatan penderita Kurangnya informasi Resiko
penyakit masyarakat tentang bertambahnya
- Jumlah penderita penyakit hipertensi penderita
Hipertensi 123 hipertensi
orang (9%) Pendidikan rendah
- Jumlah KK dengan
anggota keluarga
merokok, yaitu 313
KK (60%)
- Jumlah KK dengan
anggota keluarga
merokok, yaitu 313
KK (60%)
- Jumlah KK yang
membutuhkan
informasi tentang
penanggulangan
kesehatan, yaitu
342 KK (63%)

65
4. Kesehatan lansia Tidak adanya Rendahnya
- Jumlah Lansia 108 pembinaan pada usia pelayanan
orang lanjut kesehatan pada
- Keluhan terbanyak Kurangnya informasi lansia
pada lansia adalah tentang kesehatan usia
batuk malam lanjut
disertai keringat Kurangnya perhatian
malam 34 % pemerintah / petugas
- Lansia yang tidak kesehatan
mempunyai (puskesmas/pustu)
kegiatan 58 orang (
60,4 %)
- Jumlah lansia yang
tidak melakukan
pemeriksaan
kesehatan secara
teratur yaitu 83
orang (77%)

66
No Masalah Ketersediaan Sumber

pendidikan kesehatan
Sesuai peran perawat

Kemudahan diatasi
Minat Masyarakat
Kesehatan

Sesuai intervensi
Sesui program

Resiko tejadi
Resiko parah
pemerintah

Petiugas
Fasilitas
Ttempat

Jumlah
Waktu
Dana
1 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 46
Sanitasi

lingkungan

kurang sehat

b/d

ketidakmamp

uan

masyarakat

memelihara

kesehatan

lingkungan

2. 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 43
Resiko

meningkatnya

penyakit

ISPA 27%,

DEMAM

31%, dan

lain-lain

67
3. 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 40
Resiko

bertambahnya

penderita

hipertensi

4. 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 38
Resiko terjadi

penurunan

derajat

kesehatan

pada usia

lanjut

68
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Sanitasi lingkungan kurang sehat b/d ketidakmampuan masyarakat


memelihara kesehatan lingkungan ditandai dengan :
a. kondisi pembuangan sampah terbuka 75%
b. kebersihan dalam rumah dan pekarangan 45% kotor
c. saluran air limbah 37% tersumbat
d. terdapat vektor 91% (26% lalat)
e. kondisi jamban 31% tidak bersih
2. Resiko meningkatnya penyakit ISPA 27%, DEMAM 31%, dan
lain-lain berhubungan dengan
1) Kurangnya informasi masyarakat dalam memelihara
lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan
2) Terpaparnya lingkungan oleh macam-macam vektor dan
polusi
3) Kurangnya kader kesehatan
Ditandai dengan:
a. Jumlah penduduk yang terkena ispa 27% dan demam 31%
b. Kebersihan pekarangan 45% kotor
c. Kebiasaan pengelolaan sampah dibakar 39%
d. Kondisi pembuangan sampah terbuka 75%
e. Vektor : tikus 22% lalat: 26%
3. Resiko bertambahnya penderita hipertensi di lingkungan 5
kelurahan molas kecamatan bunaken berhubungan dengan :
1) Kurangnya informasi masyarakat tentang penyakit hipertensi
2) Pendidikan rendah
Ditandai dengan:
a. Jumlah penderita hipertensi 9% (penyakit ketiga tertinggi di
lingkungan 5)
b. Jumlah perokok 60%
c. Pendidikan SD 39%

69
d. Tidak meluangkan waktu rekreasi/olahraga 52%
4. Resiko terjadi penurunan derajat kesehatan pada usia lanjut di
lingkungan 5 kelurahan molas kecamatan bunaken sehubungan
dengan
1) Tidak adanya pembinaan pada usia lanjut
2) Kurangnya informasi tentang kesehatan usia lanjut
Ditandai dengan:
a. Jumlah usia lanjut 104 orang
b. Penyakit yang diderita lansia : pada fungsi pernafasan 23%,
fungsi penglihatan 21%, fungsi pergerakkan 20%, fungsi
jantung 17%, fungsi persarafan 14%, fungsi pencernaan
13%, fungsi pendengaran 11%, dan fungsi perkemihan 4%
c. Usia lanjut yang memeriksakan kesehatannya tidak teratur
77%

70
71
72
73
74
75
76
77
78
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penerapan Asuhan Keperawatan Komunitas haruslah bermutu

sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien sehingga dapat

menjawab masalah kesehatan dalam masyarakat. Hal ini memerlukan

upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis.Data tersebut

harus diolah dan dianalisis sehingga dapat menentukan atau

merumuskan masalah dan prioritas masalah. Setelah itu dapat

ditentukan rencana keperawatan untuk diimplementasikan.serta dapat

dievaluasi baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil praktek Belajar

Lapangan di Kelurahan Molas Lingkungan V Kecamatan Bunaken,

dapat ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa masalah yang terjadi di

lingkungan tersebut antara lain yaitu sanitasi lingkungan yang tidak

sehat, resiko meningkatnya penderita ISPA, resiko meningkatnya

penderita hipertensi, dan penurunan kesehatan lansia di Kelurahan

Molas Lingkungan V Kecamatan Bunaken. Dari masalah tersebut telah

dilakukan implementasi antaralain berupa penyuluhan kesehatan dan

kegiatan kerja bakti. Dari hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar masyarakat di Kelurahan Molas Lingkungan V

Kecamatan Bunaken kurang antusias/untuk mengikuti kegiatan

79
penyuluhan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran,

sehingga berdampak pada resiko timbulnya masalah kesehatan.

B. Saran

Untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatan, diharapkan

Kelurahan Molas Lingkungan V Kecamatan Bunaken lebih perduli

terhadap kebersihan lingkungan dan aktif dalam mengikuti kegiatan –

kegiatan kebersihan lingkungan seperti kerja bakti dll. Serta

diharapkan juga kepada pemerintah daerah serta petugas pelayanan

kesehatan untuk ikut berperan serta menjaga dan meningkatkan status

kesehatan masyarakat.

80
Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN


HIPERTENSI

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas


Topik : Hipertensi
Hari / Tanggal : 1-7 Februari 2016
Waktu : Pertemuan Dasa Wisma 1-15
Tempat : Dasa Wisma 1-15
Sasaran :Masyarakat Kelurahan Molas Lingkungan V
Kecamatan Bunaken Dasa Wisma 1-15.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya – jawab
Media : Leaflet, LCD
Materi : Terlampir

Tujuan Instruksional Umum


Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan masyarakat mampu:

1. Memahami pengertian hipertensi


2. Mengenali tanda dan gejala hipertensi
3. Memahami faktor penyebab hipertensi
4. Mengetahui komplikasi dari hipertensi
5. Mengetahui cara pengobatan hipertensi
6. Mengetahui cara pencegahan terhadap hipertensi

81
Kegiatan penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan


Keluarga
1. 5 menit Pembukaan : Menjawab
-Mengucapkan salam salam
-Menjelaskan nama dan akademi Mendengarkan
-Menjelaskan topik dan tujuan pendidikan Mendengarkan
kesehatan
-Menanyakan kesiapan keluarga Menjawab
2. 25 Pelaksanaan : Mendengarkan
menit 1. Penyampaian materi Bertanya
-Pengertian hipertensi
-Tanda dan gejala hipertensi
-Penyebab hipertensi
-Pengobatan hipertensi
-Pencegahan hipertensi
-Makanan yang dihindari
-Makanan yang dianjurkan
-Pengobatan tradisional untuk hipertensi
Memberikan kesempatan keluarga untuk
bertanya mengenai materi yang disampaikan
3. 10 Evaluasi: Menjawab
menit -Menanyakan kembali hal-hal yang sudah Meredemonstar
dijelaskan mengenai Hipertensi asi
-Memberikan kesempatan keluarga
meredemontrasikan pembuatan obat tradisional
4. 5 menit Penutup
-Menutup pertemuan dengan menyimpulkan Mendengarkan
materi yang telah dibahas

82
-Memberikan salam penutup Menjawab
-Pemeriksaan Pemeriksaan Tekanan Darah salam

“Hipertensi”

a. Definisi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan


diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah
normal bervariasi sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus
bersifat spesifik usia. Namun, secara umum seseorang dianggap
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi daripada
160mmHg sistolik atau 90mmHg diastolik. (Elizabeth J.Corwin,2000)

b. Penyebab

Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan),


bertambahnya usia dan lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan
yang dapat menyebabkan hipertensi, yakni makan garam (natrium)
berlebihan, stress psikis, dan obesitas.
Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit
endokrin (hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta kehamilan
Penyebab hipertensi antara lain adalah :

1. Stres
2. Usia
3. Merokok
4. Obesitas (kegemukan)
5. Alkohol
6. Faktor keturunan
7. Faktor lingkungan (gaduh/bising)
c. Jenis-jenis hipertensi

83
Jenis-jenis hipertensi adalah:

1. Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159


mmHg dan atau tekanan diastolik antara 90 – 95 mmHg
2. Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179
mmHg dan atau tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg
3. Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209
mmHg dan atau tekanan diastolik antara 110 – 120 mmHg

d. Tanda dan gejala

Tanda dan gejala yang biasanya terjadi :

1. Pusing
2. Rasa berat di tengkuk
3. Mudah marah
4. Telinga berdenging
5. Sukar tidur
6. Sesak nafas
7. Mudah lelah
8. Mata berkunang-kunang

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:

1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan
pada otak, mata, jantung dan ginjal.

84
e. Komplikasi

Komplikasi hipertensi antara lain:

1. Penyakit jantung (gagal jantung)


2. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
3. Penyakit otak (stroke)

f. Pengobatan

Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:

1. Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan


atas ijin dokter
2. Pengobatan non farmakologis yaitu dengan :
a. Mengurangi asupan garam dan lemak
b. Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol
c. Berhenti merokok bagi yang merokok
d. Menurunkan berat badan bagi yang kegemukan
e. Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang
f. Menghindari ketegangan
g. Istirahat cukup
h. Hidup tenang
3. Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi
a. Kontrol teratur
b. Minum obat teratur
c. Diit rendah garam dan lemak
4. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi antara lain:
a. Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan
melinjonya
b. Buah-buahan keculi buah durian

85
c. Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap dan
tuna
d. Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan
diutamakan putih telurnya saja
e. Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak
mengandung lemak)
5. Makanan yang perlu dihindari
a. Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant,
minuman kaleng
b. Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing
c. Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu
asin
6. Pengobatan tradisional

Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan


mengkonsumsi secara teratur jus:

1. Buah mentimun
2. Buah belimbing
3. Daun seledri

86
Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN


ISPA

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas


Topik : ISPA
Hari / Tanggal : 1-7 Februari 2016
Waktu : Pertemuan Dasa Wisma 1-15
Tempat : Dasa Wisma 1-15
Sasaran :Masyarakat Kelurahan Molas Lingkungan V
Kecamatan Bunaken Dasa Wisma 1-15.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya – jawab
Media : Leaflet, LCD
Materi : Terlampir

A. Tujuan Umum
Kegiatan penyuluhan ini diharapkan seluruh peserta dapat mengenal
hal-hal yang berkaitan dengan ISPA.

B. Tujuan Khusus :
1. Peserta dapat mengetahui dan memahami pengertian ISPA
2. Peserta dapat mengetahui dan memahami penyebab ISPA
3. Peserta dapat memahami dan mengetahui tanda dan gejala ISPA
4. Peserta dapat memahami dan mengetahui penatalaksanaan ISPA
5. Peserta dapat memahami dan mengetahui cara perawatan ISPA
6. Peserta dapat memahami dan mengetahui cara mencegah ISPA

C. Kegiatan Penyuluhan

87
N Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu Media
o
1 Pembukaa  mengucapkan  menjawab 5
n salam salam meni
 memperkenalk  mendengarkan t
an diri  memperhatika
 mengingatkan n
kontrak  mendengarkan
 menjelaskan
tujuan
2 Isi  menjelaskan  Memperhatika 15 -
pengertian n meni Leafle
ISPA  Memperhatika t t
 menjelaskan n
tanda dan  memperhatika
gejala ISPA n
 menjelaskan
cara perawatan
ISPA
 menjelaskan
cara
pengobatan
tradisional
ISPA
 memberikan
ksempatan
kepada audien
untuk
bertanya.

88
3 Penutupan  mengevaluasi  mengungkapk 10
perasaan an perasaan meni
peserta setelah setalah t
penyuluhan penyuluhan
 mengajukan  bertanya
beberapa tentang materi
pertanyaan penyuluhan
yang belum
paham

ISPA

A. Defenisi ISPA
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut
yang meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan
bagian bawah, dimana infeksi saluran pernapasan yang berlangsung
sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ
mulai dari hidung sampai gelembung paru (alveoli), beserta organ-organ
disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.
Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan
seperti batuk, pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik,
namun demikian anak akan menderita pneumonia bila infeksi paru ini
tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian karena infeksi
bisa menyerang selaput otak (Widoyono, 2005).
ISPA adalah penyakit infeksi akut yang melibatkan organ saluran
pernapasan, hidung, sinus, faring, atau laring trakea, bronchi dan alveoli
Kemungkinan yang terjadi adalah dikarenakan infeksi saluran pernafasan,
yang dapat berakibat buruk bagi kesehatan pernafasan mereka, tidak hanya
pada masa tumbuh kembang namun juga dapat berpengaruh hingga

89
dewasa, karena penyakit-penyakit saluran pernapasan pada bayi dan anak-
anak mempunyai kemungkinan menyebabkan kecacatan pada masa
dewasa dikarenakan virus masuk ke paru dan merusak organ disana dan
susah untuk di sembuhkan (Sutanto dan Hariwijaya, 2006).

B. Macam-Macam ISPA
Menurut (Widoyono, 2005) Klasifikasi penyakit ISPA terdiri dari :
a. Bukan pneumonia/ISPA ringan
Pasien dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan
frekuensi napas dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada
bagian bawah kearah dalam, tidak ada gangguan tidur, dahak/sputum
encer, nafsu makan menurun/anoreksia serta suhu tubuh 37 s/d < 38 oC.
b. Pneumonia/ISPA sedang
Didasarkan pada adanya batuk, dahak/sputum mulai kental, suhu tubuh
38 oC, tidak mau makan, sakit pada kerongkongan saat menelan, kadang
sesak napas, dimana frekuensi nafas cepat pada anak berusia dua bulan
sampai < 1 tahun adalah > 50 kali per menit dan untuk anak usia 1 sampai
< 5 tahun adalah > 40 kali per menit dan untuk > 5 tahun sampai dewasa >
30 kali per menit seta kesulitan bernapas ditandai dengan adanya
penggunaan oto bantu pernapasan.
c. Pneumonia berat/ISPA berat
Gejala pneumonia/ISPA sedang ditambah dengan gejala panas tinggi
(suhu tubuh > 38 oC), napas berbunyi, kadang disertai penurunan
kesadaran dan perubahan bunyi suara (stridor).

C. Penyebab ISPA
Penyebab terjadinya ISPA adalah virus, bakteri dan jamur. Kebanyakan
adalah virus. Diagnosis yang termasuk dalam keadaan ini adalah rhinitis,
sinusitis, fharingitis, tonsillitis dan laryngitis (Sutanto dan Hariwijaya,
2006).

90
Sedangkan menurut (widoyono, 2005) penyebab ISPA terdiri dari :
Bakteri : Diplococcus pneumuniae, Pneumococcus, Strepcoccus
pyogenes, Staphylococcus aureu, haemophilus influenza,
dan lai-lain.
b. Virus : Influenza, adenovirus, sitomegalovirus.
c. Jamur : Aspergilus sp, Candida albican, Histoplasma, dan lain-lain.
d. Aspirasi : Makanan, asap kendaraan bermotor, bahan bakar minyak
(BBM) biasanya minyak tanah, cairan amnion pada saat
lahir, benda asing misalnya biji-bijian, mainan plastic kecil
dan lain-lain.

D. Cara Penularan ISPA


1. Penularan ISPA biasanya melalui medium kontak langsung seperti
air ludah, darah, bersin, udara pernafasan yang mengandung kuman
terhirup oleh orang sehat
2. Asupan gizi dan nutrisi tubuh yang kurang
3. Lemahnya sel imun tubuh terhadap kuman penyakit sehingga
kuman bebas masuk dan melakukan peradangan pada organ tubuh
4. Tempat tinggal dan lingkungan sekitar yang tidak sehat, dimana
telah tercemar oleh kuman penyakit baik dari udara maupun air
serta makanan.

E. Tanda dan Gejala ISPA


a. Demam
Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya
infeksi. Suhu tubuh mencapai > 37 oC
b. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran
pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari
terjadinya infeksi saluran pernafasan. Batuk bisa disetai
dahak(sputum) dengan konsentasi encer hingga kental

91
c. Sakit pada kerongkongan
Hal ini menandakan adanya peradangan/inflamasi pada
kerongkongan, pasien akan merasakan nyeri saat menelan serta
perubahan suara
d. Meningismus
Adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens,
biasanya terjadi selama periodik mengalami panas, gejalanya
adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk,
terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
e. Anorexia.
Biasa terjadi pada semua yang mengalami sakit, dimana akan
menjadi susah makan dan bahkan tidak mau minum. Pada anak
akan menjadi rewel dan sering menanggis (Whaley and Wong;
1991; 1419)
F. Akibat Lanjut ISPA
1. Infeksi pada paru
Kuman penyebab ISPA akan masuk lebih dalam kesaluran pernapasan
yaitu bronkus dan alveoli sehingga menginfeksi bronkus dan alveoli
sehingga pesien akan sulit bernapas kerena adanya sumbatan jalan
napas oleh penumpukan secret hasil produksi kuman pada rongga paru.
2. Infeksi selaput otak
Kuman juga mampu menjangkau selaput otak sehingga menginfeksi
selaput otak dengan menumpukan cairan yang mampu berakibat
meningitis.
3. Penurunan Kesadaran
Infeksi dan penumpukan cairan pada selaput otak menyebabkan
terhambatnya suplay oksigen dan darah ke otak.
4. Kematian

92
Penangganan yang lama dan tidak tepat pada pasien ISPA mampu
memperlambat dan merusak seluruh fungsi tubuh oleh kuman sehingga
pasien akan mengalami henti napas dan henti jantung
G. Pencegahan
Pencegahan infeksi saluran pernafasan atas dapat dilakukan sendiri dengan :
1. Menjaga keadaan gizi anggota keluarga agar tetap baik dan memberikan
ASI eksklusif pada bayi
2. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat/tidur yang cukup dan
olah raga teratur
3. Membiasakan cuci tangan teratur menggunakan air dan sabun atau hand
sanitizer terutama setelah kontak dengan penderita ISPA. Ajarkan pada
anak untuk rajin cuci tangan untuk mencegah ISPA dan penyakit infeksi
lainnya
4. Melakukan imunisasi pada anak anda
5. Hindari kontak yang terlalu dekat dengan penderita ISPA
6. Hindari menyentuh mulut atau hidung flu
7. Apabila sakit, gunakanlah masker dan rajin cuci tangan agar tidak
menulari anak atau anggota keluarga lainnya
8. Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan/rumah
H. Penatalaksanaan
Perawatan ini dapat di lakukan sendiri oleh orangtua untuk mengatasi anggota
keluarga yang mengalami ISPA
1. Mengatasi panas atau demam
Demam dapat di tangani dengan memberikan obat penurun demam
atau kompres
2. Mengatasi batuk
Disarankan untuk memberikan obat tradisional yang bisa di buat
sendiri, yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampurkan dengan madu atau
kecap ½ sendok teh. Ramuan ini diberikan 3x sehari
3. Makanan

93
Berikan makanan dengan kualitas gizi cukup, sedikit–sedikit tapi di
ulangi lebih sering daripada biasa. ASI pada bayi tetap di berikan
4. Minuman
Berikan cairan berupa air putih hangat, buah lebih banyak dari
biasanya untuk mengencerkan dahak dan menambah cairan bagi yang
kekurangan cairan
5. Gaya hidup
Jangan memakai pakaian atau selimut yang tebal
Pada penderita pilek, selalu bersihkan hidung dari ingus. Ini akan
mempercepat penyembuhan dan bisa menghindari komplikasi yang
mungkin muncul
Usahakan untuk mendapatkan ventilasi yang cukup dan mencegah adanya
asap yang dihirup, tidak terkecuali melarang orang merokok di sekitar
anak.

94
Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN LINGKUNGAN

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas


Topik : Kesehatan Lingkungan
Hari / Tanggal : 1-7 Februari 2016
Waktu : Pertemuan Dasa Wisma 1-15
Tempat : Dasa Wisma 1-15
Sasaran :Masyarakat Kelurahan Molas Lingkungan V
Kecamatan Bunaken Dasa Wisma 1-15.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya – jawab
Media : Leaflet, LCD
Materi : Terlampir

I. Tujuan Umum :
Setelah penyuluhan, keluarga mampu memahami pentingnya
menciptakan lingkungan rumah yang memenuhi standar kesehatan.
II. Tujuan IKhusus :
Setelah penyuluhan, keluarga (warga) diharapkan, mampu :
1. Menyebutkan pengertian Kesehatan Lingkungan.
2. menyebutkan ciri – ciri lingkungan yang sehat.
3. Menjelaskan syarat – syarat lingkungan rumah yang sehat.

III. Kegiatan penyuluhan

95
NO KEGIATAN PETUGAS PESERTA WAKTU
1 Pembukaan Memperkenalkan diri Mendengarkan 5 menit

Menjelaskan maksud
dan tujuan
mengadakan
pertemuan

2 Isi Menyampaikan materi Mendengarkan 15 menit


dengan cara
memberikan ceramah Menyimak

3 Penutup Melakukan evaluasi Menjawab 5 menit


proses dengan cara pertanyaan
Tanya jawab yang diberikan
oleh petugas
25 menit

KESEHATAN LINGKUNGAN

A. Tujuan menciptakan Lingkungan Rumah Yang Sehat :


Menciptakan suasana yang bersih dan sehat sehingga akan tercipta
lingkungan yang terhindar dari berbagai macam penyakit, dan
dirasakan nyaman untuk dihuni.

96
B. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan adalah suatu keseimbangan yang harus ada
antara manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin kesehatan
manusia.

C. Ciri – ciri Lingkungan Yang Sehat


a) Lingkungan bersih.
b) Udara bersih bebas polusi.
c) Lingkungan sungai bersih bebas dari sampah.
d) Lingkungan dan pekarangan bersih bebas dari sampah.

D. Syarat – syarat lingkungan rumah yang sehat


a. Mempunyai pekarangan / halaman yang cukup.
b. Harus mempunyai ventilasi yang cukup sehingga
memungkinkan sirkulasi udara yang lancar.
c. Mempunyai pencahayaan yang cukup baik siang maupun
malam hari.
d. Mempunyai WC dalam kamar mandi.
e. Adanya sumber air yang sehat.
f. Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air
limbah yang baik.
g. Harus dapat mencegah perkembangan vektor penyakit, mis
: nyamuk, tikus, dll.

97
E. Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang
baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik
diantaranya adalah :
1. Diare

98
2. Demam berdarah
3. Disentri
4. Hepatitis A
5. Kolera
6. Tiphus
7. Cacingan
8. Malaria

99
Lampiran 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN
POLA HIDUP SEHAT PADA LANSIA

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas


Topik : Pola Hidup Sehat Pada Lansia
Hari / Tanggal : 1-7 Februari 2016
Waktu : Pertemuan Dasa Wisma 1-15 dan di rumah
keluarga dengan anggota lansia
Tempat : Dasa Wisma 1-15
Sasaran :Masyarakat Kelurahan Molas Lingkungan V
Kecamatan Bunaken Dasa Wisma 1-15.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya – jawab
Media : Leaflet, LCD
Materi : Terlampir

I. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Peserta dapat mengetahui dan memahami tentang pola hidup sehat.
II. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )
a. Peserta dapat menjelaskan tentang pengertian pola hidup sehat.
b. Peserta dapat menyebutkan tentang perilaku hidup sehat yang
dianjurkan bagi lansia.
c. Peserta dapat menyebutkan tentang perilaku yang tidak
dianjurkan bagi lansia.
d. Peserta dapat menyebutkan manfaat perilaku hidup sehat bagi
lansia.
III. Materi
a. Pengertian pola hidup sehat
b. Perilaku hidup sehat yang dianjurkan bagi lansia
c. Perilaku yang tidak dianjurkan bagi lansia.

100
d. Manfaat perilaku hidup sehat bagi lansia.

IV. Pelaksanaan
No. Acara Waktu Kegiatan penyuluhan Evaluasi
1. Pemb 5 menit  Mengucapkan salam dan terima Menjawab
ukaan kasih atas kedatangan para salam,
peserta. mendengarkan
 Memperkenalkan diri dan dengan seksama
apersepsi.
2. Inti 10  Menyampaikan materi tentang Mendengarkan
menit pengertian pola hidup sehat. dan
 Menjelaskan tentang perilaku memperhatikan
hidup sehat yang dianjurkan
bagi lansia.
 Menjelaskan tentang perilaku
yang tidak dianjurkan bagi
lansia
 Menjelaskan tentang manfaat
perilaku hidup sehat bagi
lansia.
3. Tany 10  Meminta peserta untuk Peserta
a menit mengajukan pertanyaan jika mengajukan
jawab belum jelas pertanyaan
4. Penut 5 menit  Menyimpulkan hasil Peserta
up penyuluhan memperhatikan
 Memberi saran dan kritik dan menjawab
 Memberi salam dan meminta salam
maaf bila ada kesalahan
 Mengucapkan terima kasih atas
perhatian dan mengucapkan
salam penutup

101
Pola Hidup Sehat Pada Lansia
Pola hidup sehat adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar sadar, mau serta mampu melakukan perilaku hidup
sehat. Gaya hidup sangat mempengaruhi penampilan untuk menjadi awet
muda dan panjang umur atau sebaliknya. Mengatur pola makan setelah
berusia 40 tahun keatas, sangatlah penting. Asupan gizi seimbang sangat
diperlukan tubuh jika ingin awet muda dan berusia lanjut dalam keadaan
tetap sehat. Tidak dapat disangkal, banyak kendala yang dihadapi manusia
saat memasuki pertambahan usia dan mulai menua. Terutama bila sejak
muda tidak menerapakan pola hidup sehat atau sudah terserang beragam
penyakit seperti stroke, hipertensi, jantung, dsb. Bahkan ketajaman
penglihatan manusia sudah berkurang sejak berusia 40 tahun. Kemampuan
tersebut berkurang terutama untuk melihat jarak dekat sehingga
memerlukan kaca mata berlensa cembung. Keadaan ini tidak dapat
dihindari, namun mudah diatasi dengan menggunakan kacamata.
Penyebabnya bias bermacam-macam namun lebih sering karena ketuaan
itu sendiri dan akibat kencing manis.
Masa tua bagi sebagian masyarakat adalah masa-masa yang
menakutkan oleh karena itu berbagai upaya dilaukan untuk menyiapkan
investasi kesehatan diusia tua. Penuaan adalah sebuah proses alami. Setiap
orang akan mengalami fase yang mengarah kepada penuaan. Seseorang
dianggap berhasil menjalani proses penuaan jika dapat terhindar dari
berbagai penyakit, organ tubuhnya dapat berfungsi dengan baik, serta
kemampuan berfikirnya/ kognitif masih tajam. Para usila yang berhasil
mempertahankan fungsi gerak dan berfikirnya dianggap berhasil
menghadapi penuaan sehingga dapat bekerja aktif terutama disektor
informal. Mereka biasanya dapat berbagi pengalaman dan telah mencapai
tahap perkembangan psikologis dimana mereka dianggap bijaksana
menyikapi kehidupan dan mendalami kehidupan spiritual.

102
Agar tetap aktif sampai tua, sejak muda seseorang perlu melakukan
mempertahankan kemudian pola hidup sehat dengan menkonsumsi
makanan yang bergizi seimbang, melakukan aktifitas fisik/ olahraga secara
benar dan teratur dan tidak merokok. Rencana hidup yang realistis
seharusnya sudah dirancang jauh sebelum memasuki masa lanjut usia,
paling tidak individu sudah punya bayangan aktivitas apa yang akan
dilakukan kelak bila pensiun sesuia dengan kemampuan dan minatnya.
Berdasarkan prinsip tersebut maka lanjut usia merupakan usia yang penuh
kemandirian baik dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari, bekerja
maupun berolahraga. Dengan menjaga kesehatan fisik, mental, spiritual,
ekonomi, dan social, seseorang dapat memilih masa tua yang lebih
membahagiakan, terhindar dari banyak masalah kesehatan.
Pola hidup dan pola makanan juga bisa mempengaruhi terjadinya
proses penuaan. Misalnya pola makanan yang tidak seimbang antara
asupan dengan kebutuhan baik jumlah maupuin jenis makanannya, seperti
makan makanan tinggi lemak, kurang mengkonsumsi sayuran dan buah
dan sebagainya. Juga makanan yang melebihi kebutuhan tubuh yang bias
menyebaabkan obesitas atau kegemukan. Pola hidup juga bias
mempengaruhi hal tersebut terutama kurangnya aktifitas fisik. Akibatnya,
timbul penyakit yang sering diderita antara lain diabetes militus atau
kencing manis, penyakit jantung, hipertensi, kanker atau keganasan dll.
Jika sudah terjadi penyakit tersebut harus diterapi dan selanjutnya harus
menerapkan pola hidup maupun pola makan yang benar, sehingga
kerusakan yang terjadi tidak menjadi lebih berat. Menginjak usia 40 tahun
keatas, tidak perlu menghindari pada satu jenis makanan tertentu.
Sepanjang orang tersebut dalm keadaan sehat atau tidak menderita suatu
penyakit, tidak perlu menghindari terhadap jenis makanan tertentu.
Terpenting adalah selalu menerapakan pola hidup maupun pola makan
yang sehat. Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pola hidup sehat
pada Lansia:

103
A. Faktor Makanan
Usia tua sudah di mulai pada umur 40 tahun, karena perkembangan
fisik akan menurun, tapi perkembangan mental terus berlangsung. Mulai
saat itulah kita harus bisa menahan diri untuk tidak mengkonsumsi
makanan yang hanya di sukai dan yang memberi kepuasan, karena enak di
mulut. Tapi memikirkan akibatnya dalam tubuh, karena bukan lagi
kesehatan jadi baik, tapi sudah membuat penyakit di tubuh kita. Bagi
lansia sebaiknya mengkonsumsi makanan seperti sayuran segar yang di
cuci bersih dengan pestisida, buah segar, tahu, tempe yang berprotein
tinggi. Terutama hati yang banyak mengandung gizi seperti kalsium,
fosfor, besi, vitamin A, B1, B2, B12 dan vitamin C.
B. Faktor Istirahat
Istirahat yang cukup sangat di butuhkan dalam tubuh kita. Orang
lansia harus tidur lima sampai enam jam sehari. Banyak orang kurang tidur
jadi lemas, tidak ada semangat, lekas marah, dan stress. Bila kita kurang
tidur hendaknya di isi dengan ekstra makan. Dan bila tidur terganggu perlu
konsultasi ke dokter. Hobi untuk menonton televise boleh saja, tapi jangan
sampai larut malam.
C. Olahraga
Olahraga yang teratur apapun itu, baik untuk kesehatan kita seperti
senam, berenang, jalan kaki, yoga, waitangkung, taichi, dan lain-lain.
Berolahraga bersama orang lain lebih menguntungkan, karena dapat
bersosialisasi, berjumpa dengan teman-teman, dan mendapat kenalan baru,
mengadakan kegiatan lainnya, seperti bisa berwisata dan makan bersama.
Kebanyakan olahraga dilakukan pada pagi hari setelah subuh. Dimana
udara masih bersih. Berolahraga dapat menurunkan kecemasan dan
mengurangi perasaan depresi dan lowself esteem. Selain fisik sehat jiwa
juga terisi, membuat kita merasa muda dan sehat di usia tua.
D. Faktor Perilaku
1. Perilaku yang dianjurkan

104
a. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mau menerima keadaan, sabar, dan optimis serta meningkat
rasa percaya diri dengan melakukan kegiatan yang sesuai
dengan kemampuan.
c. Menjalin hubungan yang teratur dengan keluarga dan sesame.
d. Olahraga ringan tiap hari.
e. Makan sedikit tapi sering, dan pilih makanan yang sesuai serta
banyak minum.
f. Berhenti merokok dan minum minuman keras.
g. Minum obat sesuai dengan anjuran dokter/ petugas kesehatan
yang lain.
h. Mengembangkan hobi sesuai kemampuan.
i. Tetap memelihara dan bergairah dalam kehidupan sex.
j. Memeriksakan kesehatan dan gigi secara teratur.

2. Perilaku yang kurang baik


a. Kurang berserah diri.
b. Pemarah, merasa tidak puas, murung, dan putus asa.
c. Menyendiri.
d. Kurang gerak.
e. Makan yang tidak teratur dan kurang tidur.
f. Melanjutkan kebiasaan merokok dan minum minuman keras.
g. Minum obat penenang dan penghilang rasa sakit tanpa aturan.
h. Melakukan kegiatan yang melebihi kemampuan.
i. Menganggap kehidupan sex tidak diperlukan lagi dimasa tua.
j. Tidak memeriksakan kesehatan dan gigi secara teratur.

Diantara manfaat yang bisa didapat dengan menerapkan pola hidup


sehat pada usia Lansia adalah hidupa akan menjadi lebih taqwa dan
tenang, tetap ceria dan mengisi waktu luang, keberadaannya tetap diakui

105
keluarga dan masyarakat, kesegaran dan kebugaran tubuh tetap terpelihara,
terhindar dari kegemukan/ kekurusan dan penyakit yang berbahaya di
masa tua, penyakit jantung, paru-paru, dan kanker paru-paru dapat
dicegah, mencegah keracunan obat dan efek ssamping lainnya, mengurang
stress, kecemasan dan membuat merasa awet muda, hubungan harmonis
tetap terpelihara, gangguan kesehatan dapat diketahui dan diatasi sesegera
mungkin.

106
Lampiran 5

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PHBS RUMAH TANGGA

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas


Topik : PHBS Rumah Tangga
Hari / Tanggal : 1-7 Februari 2016
Waktu : Pertemuan Dasa Wisma 1-15
Tempat : Dasa Wisma 1-15
Sasaran :Masyarakat Kelurahan Molas Lingkungan V
Kecamatan Bunaken Dasa Wisma 1-15.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya – jawab
Media : Leaflet, LCD
Materi : Terlampir

A. Tujuan
Tujuan khusus :
a. Tersedianya pedoman pelaksanaan program PHBS Rumah
Tangga
b. percontohan untuk meningkatkan cakupan rumah tangga
berperilaku hidup bersih dan sehat.
c. Terlaksananya pengembangan percontohan program PHBS
Rumah Tangga
d. Meningkatnya cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih
dan sehat
e. Meningkatnya Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota Sehat
Tujuan umum :
a. Acuan bagi lintas program dan lintas sektor dalam rangka
pengembangan

107
b. program PHBS percontohan untuk meningkatkan cakupan
rumah tangga
c. berprilaku hidup bersih dan sehat secara bertahap dan
berkesinambungan
d. menuju Kabupaten/Kota Sehat.

B. Kegiatan penyuluhan

Kegiatan
No. Waktu
Pembicara Peserta
1. 5 Pembukaan
menit 1. Memberi salam 1) Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2-5) Mendengarkan
3. Menyampaikan topik dan
4. Menjelaskan tujuan Memperhatikan
penyuluhan
5. Melakukan kontrak
waktu
15 Isi
menit
1. Pengertian Pola Hidup
bersih dan Sehat
1) Mendengarkan
(PHBS)
dan
2. Ciri-ciri Rumah Sehat
memperhatikan
3. Indikator dalam
Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat
4. Tujuan Perilaku
Hidup Bersih dan

108
Sehat Di Masyarakat
5. Manfaat Perilaku
Hidup Bersih dan
Sehat

3. 10 Evaluasi
menit 1. Memberikan 1) Bertanya
kesempatan pada
peserta untuk bertanya 2) Menjawab
2. Menanyakan kembali
pada peserta tentang
materi yang
disampaikan
4. 5 Penutup
menit 1) Menyimpulkan materi 1) Mendengarkan
2) Memberi salam 2) Menjawab salam

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

A. Definisi Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif


untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi
diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan
Masyarakat (Depkes, 2008).
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga
dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif
dalam kegiatan-kegiatan kesehatan dimasyarakat (Depkes, 2008).

109
Perilaku Hidup Berih Dan Sehat (PBHS) adalah sebagai wujud
operasional promosi kesehatan merupakan dalam upaya mengajak,
mendorong kemandirian masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
(Ekasari, 2008).
Berdasarkan beberapa defenisi PHBS adalah upaya untuk
mewujudkan kesehatan anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu
melaksakan perilaku hidup bersih dan sehat.

B. Ciri-ciri Rumah Sehat


Ada 5 ciri-ciri rumah sehat menurut Notoadmodjo (2007) sebagai
berikut:
1. Bahan bangunan
Bahan bangunan terbuat dari lantai ubin atau semen, dinding
terbuat dari tembok, atap rumah terbuat dari genteng atau seng.

2. Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi yaitu untuk menjaga
agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar, untuk membebaskan
udara ruangan dari bakteri-bakteri, untuk menjaga agar ruangan rumah
selalu tetap dalam kelembaban yang optimum.
3. Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak
terlalu banyak.
4. Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di
dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan
jumlah penghuninya.
5. Fasilitas-fasilitas dalam rumah sehat

110
Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas yaitu penyediaan air
bersih yang cukup, pembuangan tinja, pembuangan air limbah,
pembuangan sampah, fasilitas dapur, ruang berkumpul keluarga.
Ada 10 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurut
Ekasari,
dkk (2008) sebagai berikut:

1. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


Pertolongan persalinan pada ibu yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan (dokter, bidan, paramedis lainnya) sebagai penolong pertama
dalam proses lahirnya janin bayi, pemotongan tali pusat dan keluarnya
plasenta.

2. Bayi diberi ASI Sejak Lahir sampai berusia 6 bulan.


Bayi yang berumur 0-6 bulan yang mendapat ASI sejak lahir
sampai umur 6 bulan tanpa makanan tambahan.

3. Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.


Setiap penduduk mempunyai jenis pembiayaan pra-upaya seperti
Askes, Jamsostek/Astek, Asuransi Perusahaan/Kantor, dan Dana Sehat.

4. Ketersediaan Air Bersih.


Sumber air minum rumah tangga yang berasal dari sumber air
dalam kemasan, leding, pompa, sumur terlindung, serta mata air terlindung
minimal berjarak 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah.

5. Ketersediaaan Jamban.
Rumah tangga menggunakan jamban leher angsa dengan tangki
septik atau lubang penampungan sebagai pembuangan akhir.

111
6. Kesesuaian Luas Lantai Dengan Jumlah Penghuni.
Luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk keperluan
sehari- hari dibagi dengan jumlah penghuni minimal 9 m².

7. Lantai Rumah Bukan Dari Tanah.


Lantai rumah yang digunakan dari permanen atau lantai papan (rumah
panggung).

8. Makan Buah Dan Sayur Setiap Hari.


Anggota keluarga yangberumur 15 tahun keatas mengkonsumsi
sayur dan buah dengan perimbangan minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi
buah atau sebaliknya 3 porsi sayur dan 2 porsi buah selama 7 hari dalam
seminggu.

9. Melakukan Aktivitas Fisik Setiap Hari.


Anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas yang melakukan
aktivitas seperti olah raga selama 10 menit, setiap hari minimal 5 hari
dalam satu minggu.

10. Tidak Merokok di Dalam Rumah.


Anggota keluarga yangberumur 15 tahun ke atas tidak ada yang
merokok didalam rumah setiap hari/kadang-kadang.

C. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Masyarakat


Menurut Ekasari, dkk (2008) Tujuan perilaku hidup bersih dan
sehat di masyarakat sebagai berikut:
1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
2. Masyarakat mampu mencegah dan mangatasi masalah-
masalah kesehatan yang dihadapinya

112
3. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
untuk penyembuhan penyakit dan peningkatan
kesehatannya.
4. Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat untuk pencapaian PHBS di rumah
tangga, seperti penyelenggaraan posyandu, jaminan
pemeliharaan kesehatan, tabungan ibu bersalin dan sosial
ibu bersalin, ambulan desa, kelompok pemakaian air dan
arisan jamban.
D. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Menurut Ekasari, dkk (2008) Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) sebagai berikut:
1. Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak
mudah sakit.
2. Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3. Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat.
4. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat dialihkan untuk
pemenuhan gizi keluarga, biaya pendidikan dan modal
usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.

113
Lampiran 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN


SAMPAH

Cabang Ilmu : Keperawatan Komunitas


Topik : Sampah
Hari / Tanggal : 1-7 Februari 2016
Waktu : Pertemuan Dasa Wisma 1-15
Tempat : Dasa Wisma 1-15
Sasaran :Masyarakat Kelurahan Molas Lingkungan V
Kecamatan Bunaken Dasa Wisma 1-15.
Metode : Ceramah, diskusi, tanya – jawab
Media : Leaflet, LCD
Materi : Terlampir

A. TUJUAN
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pendidikan Kesehatan Masyarakat dapat
mengetahui dan memahami pentingnya kesehatan lingkungan
menciptakan lingkungan bersih dan mengetahui
pengelolaan sampah.
Tujuan Khusus :
Masyarakat dapat menjelaskan tentang pengertian sampah.
Masyarakat dapat menyebutkan macam-macam sampah.
Masyarakat dapat menjelaskan tujuan dan manfaat
pengelolaan sampah.
Masyarakat dapat menyebutkan dampak negatif dari
sampah yang tidak dikelola dengan baik.
Masyarakat dapat menjelaskan cara pengelolaan sampah.

114
NO KEGIATAN PETUGAS PESERTA WAKTU
1 Pembukaan Memperkenalkan diri Mendengarkan 5 menit

Menjelaskan maksud
dan tujuan
mengadakan
pertemuan

2 Isi Menyampaikan materi Mendengarkan 15 menit


dengan cara
memberikan ceramah Menyimak

3 Penutup Melakukan evaluasi Menjawab 5 menit


proses dengan cara pertanyaan
Tanya jawab yang diberikan
oleh petugas
25 menit

SAMPAH ORGANIK DAN NON ORGANIK

A. Pengertian Sampah

Sampah merupakan suatu bahan yang dibuang atau terbuang


sebagai hasil dari aktivitas manusia maupun hasil aktivitas alam yang tidak
atau belum memiliki nilai ekonomis. Sampah merupakan material sisa
yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah
merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada
sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat
berada pada setiap fase materi padat, cair atau gas. Ketika dilepaskan
dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat
dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam

115
kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas
industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,
manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi
sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip
dengan jumlah konsumsi.

B. Macam - Macam Sampah

Sampah yang dihasilkan bermacam-macam bentuk dan jenisnya.


Secara garis besar sampah dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Sampah kering atau sampah anorganik.
b. Sampah basah atau sambah organik.
c. Sampah berbahaya.

Berdasarkan sumbernya, yaitu :


a. Rumah tangga.
b. Pertanian.
c. Perkantoran.
d. Perusahaan.
e. Rumah Sakit.
f. Pasar.
g. Dll.

Sampah Organik

Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan


hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,
perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam
proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan

116
organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa
tepung, sayuran, kulit buah, dan daun.

Sampah Anorganik

Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui


seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari
bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian
zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam,
sedangkan sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang
sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa
botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.

Sampah non-organik tidak mudah diuraikan oleh alam dan bahkan


sebagian sama sekali tidak bisa terurai.
Jenis Sampah Lama Hancur

Kertas 2-5 Bulan


Dus Karton 5 Bulan
Filter Rokok 10-12 Tahun
Kantong Plastik 10-20 Tahun
Kulit Sepatu 25-40 Tahun
Pakaian/Nylon 30-40 Tahun
Plastik 50-80 Tahun
Alumunium 80-100 Tahun
Styrofoam Tidak Hancur
Rata-rata setiap orang menghasilkan sampah 1 Kg/orang/hari
yang terdiri dari 17% sampah plastik

117
Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun)

Sampah yang terdiri dari bahan-bahan berbahaya dan beracun.


Misalnya adalah bahan kimia beracun.

C. Tujuan dan Manfaat Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah merupakan langkah-langkah yang dilakukan


dengan tujuan :
a. Mengubah sampah dari material yang tidak berguna menjadi
material yang memiliki nilai ekonomis.
b. Mengolah sampah menjadi material yang tidak membahayakan
lingkungan hidup.
Sedangkan manfaat dari pengelolaan sampah yaitu :
a. Menghemat sumber daya alam.
b. Mengehemat energi.
c. Mengurangi uang belanja.
d. Menghemat lahan TPA.
e. Lingkungan asri (bersih, sehat dan nyaman).

D. Dampak Negatif dari pengelolaan sampah yang tidak baik

a. Gangguan kesehatan.
b. Timbunan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang
dapat mendorong penularan infeksi.
c. Timbunan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait
dengan tikus.
d. Menurunnya kualitas lingkungan.
e. Menurunnya estetika lingkungan.

118
f. Timbunan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan
menjadikan lingkungan tidak indah untuk dipandang mata.
g. Terhambatnya pembangunan negara.
Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan,
mengakibatkan pengunjung atau wisatawan enggan untuk mengunjungi
daerah wisata tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata
tersebut menjadi tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah
kunjungan wisatawan menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.

E. Cara Pengelolaan Sampah


Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan antara lain :
a. Penumpukan/landfill.
b. Pengkomposan.
c. Pembakaran/incineration.
d. Sanitary landfill.

Selain itu pengelolaan sampah juga dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a. Pencegahan dan pengurangan sampah dari sumbernya. Kegiatan ini
dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah
organik dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah
organik dan anorganik disetiap kawasan yang sering dikunjungi
wisatawan.
b. Pemanfaatan kembali. Kegiatan pemanfaatan sampah kembali,
terdiri atas :
1) Pemanfaatan sampah organik, seperti composting
(pengomposan). Sampah yang mudah membusuk dapat diubah
menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa dengan melakukan kegiatan
composting sampah organik yang komposisinya mencapai 70%
dapat direduksi hingga mencapai 25%.

119
2) Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Pemanfaatan kembali secara langsung,
misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan baku dari barang
bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan pemanfaatan kembali
secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas seperti
kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol air
minum dalam kemasan.

a. Membuat Kompos dari Sampah Bagi Rumah Tangga yang


Memiliki Lahan.
Ini merupakan cara paling sederhana dalam membuat
kompos namun hanya bisa dilakukan jika memiliki lahan
(tanah) kosong.

1. Gali tanah sedalam 50-100 cm. Lubang dibuat


dengan jarak minimal 10 meter dari sumur untuk
menghindari tercemarnya sumur.
2. Isi lubang dengan sampah organik yang telah
ditiriskan.
3. Tutup atau taburi sampah dengan tanah secara
berkala untuk mengurangi bau.
4. Jika telah penuh, tutup lubang dengan tanah.
5. Setelah tiga bulan, lubang dapat digali. Hasil galian
dapat digunakan sebagai kompos sedangkan
lubangnya dapat digunakan untuk membuat
kompos kembali.

b. Membuat Kompos dari Sampah Bagi Rumah Tangga Dengan


Lahan Terbatas. Bagi yang rumahnya hanya memiliki sedikit
lahan kosong, pembuatan kompos tetap dapat dilakukan.

120
1. Sediakan drum atau sejenisnya.
2. Lubangi kecil-kecil bagian dasar drum untuk
rembesan air dari sampah.
3. Tanam drum dengan kedalaman sekitar 10 cm dari
permukaan tanah.
4. Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum)
setiap hari.
5. Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau
kapur secara berkala.
6. Bila terdapat kotoran binatang bisa ditambahkan
untuk meningkatkan kualitas kompos.
7. Setelah penuh, tutup drum dengan tanah dan
diamkan selama tiga bulan.
8. Keluarkan isi drum dan angin-anginkan selama 2
minggu. Kompos sudah dapat digunakan.
3) Membuat Kompos dari Sampah Bagi Rumah Tangga yang Tidak
Mempunyai Lahan. Bagi rumah tangga yang tidak memiliki tanah
atau lahan kosong, pengolahan sampah menjadi kompos dapat
dilakukan dengan menggunakan ember, pot, kaleng bekas, atau
sejenisnya. Benda-benda ini sekaligus nantinya dapat dijadikan pot.

1. Sediakan ember, pot, kaleng bekas, ataupun wadah


lainnya.
2. Lubangi bagian dasar dan letakkan di wadah yang dapat
menampung rembesan air dari dalamnya.
3. Masukkan sampah organik ke dalam wadah (drum)
setiap hari.
4. Taburi dengan sedikit tanah, serbuk gergaji, atau kapur
secara berkala.

121
5. Bila terdapat kotoran binatang bisa ditambahkan untuk
meningkatkan kualitas kompos.
6. Setelah penuh, tutup drum dengan tanah dan diamkan
selama dua bulan.
7. Wadah siap dijadikan pot dengan kompos di dalamnya
sebagai media tanam.

c. Tempat pembuangan sampah akhir. Sisa sampah yang tidak dapat


dimanfaatkan secara ekonomis baik dari kegiatan composting
maupun pemanfaatan sampah anorganik, jumlahnya mencapai
± 10%, harus dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir
(TPA). Di Indonesia, pengelolaan TPA menjadi tanggung jawab
masing-masing Pemda. Dengan pengelolaan sampah yang baik,
sisa sampah akhir yang benar-benar tidak dapat dimanfaatkan lagi
hanya sebesar ± 10%. Kegiatan ini tentu saja akan menurunkan
biaya pengangkutan sampah bagi pengelola kawasan wisata alam,
mengurangi luasan kebutuhan tempat untuk lokasi TPS, serta
memperkecil permasalahan sampah yang saat ini dihadapi oleh
banyak pemerintah daerah.

Istilah Pengelolaan Sampah :


a. Daur ulang.
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah
padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan ,
pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk/material bekas
pakai. Material yang dapat didaur ulang :
1. Botol bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dll baik yang
putih bening maupun yang berwarna terutama gelas atau
kaca yang tebal.

122
2. Kertas terutama kertas bekas di kantor, koran, majalah,
kardus kecuali kertas yang berlapis minyak.
3. Aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan
kue dll.
4. Besi bekas rangka meja, besi rangka beton dll.
5. Plastik bekas wadah shampoo, air mineral, jerigen, ember
dll.
6. Sampah basah dapat diolah menjadi kompos.

b. Replace.
Teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-
barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih
tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-barang
yang lebih ramah lingkungan.
Misalnya, ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila
berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam karena kedua bahan
ini tidak bisa didegradasi secara alami.

c. Reduce (kurangi sampah).


Coba cara-cara ini :

1. Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi sampah


kantong plastik pembungkus barang belanja.
2. Membeli kemasan isi ulang untuk shampoo dan sabun
daripada membeli botol baru setiap kali habis.
3. Membeli susu, makanan kering, deterjen, dan lain-lain
dalam paket yang besar daripada membeli beberapa paket
kecil untuk volume yang sama.

d. Re-use (gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai).

123
Coba cara-cara ini :
1. Memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah.
2. Memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja
untuk pembungkus.
3. Memanfaatkan pakaian atau kain-kain bekas untuk
kerajinan tangan, perangkat pembersih (lap), maupun
berbagai keperluan lainnya.

e. Recycle (daur ulang sampah).


Daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena kadang
dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Coba cara-cara ini :
1. Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas
untuk didaur ulang.
2. Mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk di
daur ulang.
3. Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang
lainnya hasil daur ulang.

124
125
126
127
128
Lampiran 9

Penyuluhan tentang PHBS sekolah dan PHBS rumah tangga

129
130
Lampiran 10

Penyuluhan tentang ISPA, Lansia dan Kesehatan Lingkungan

131
132
Lampiran 11

Olahraga bersama masyarakat

133
Lampiran 12

Posyandu Lansia dan Pemeriksaan kesehatan gratis bersama puskesmas Bailang

134
135
Lampiran 13

Jumpa berlian / kerja bakti

136
137
138
Lampiran 14

Poster kesehatan untuk masyarakat

139
140

Anda mungkin juga menyukai