Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidyah-NYA lah kami dapat menyelesaikan makalah “manajemen
keperawatan ”
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita Mengenai konsep manajemen kepemimpinan dalam keperawatan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu,
kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah ini dapat di pahami bagi siapa pun yang membacanya. Sebelumnya
kami mohon maaf apa bila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
C. Tujuan .................................................................................................................................. 4
D. Manfaat ................................................................................................................................ 4
A. Definisi ................................................................................................................................. 6
D. Kompetensi Kepemimpinan............................................................................................... 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 17
B. Saran .................................................................................................................................. 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik
dibicarakan.Daya tarik ini didasarkan pada latar historis yang menunjukkan arti penting
keberadaan seorang pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok dan kenyataan bahwa
kepemimpinanmerupakan sentrum dalam pola interaksi antar komponen organisasi.
Lebih dari itu,kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan kelahiran, pertumbuhan
dankedewasaan serta kematian organisasi.Pada tahun 1997, lebih dari 5000 perawat dari
120 negara bertemu dalam kongreske-21 International Council Of Nurses (ICN) di
Vancouver, British Columbia, untuk membahas arah pelayanan kesehatan internasional
dari perawat diseluruh dunia.
Tema utama dari kongres tersebut adalah bagaimana “memancing para perawat
untuk melatih kemampuan kepemimpinan” mereka sebagai pendamping, dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Tenaga keperawatan merupakan
salah satu sumber dayamanusia dalam suatu unit pelayanan keperawatan, dimana kualitas
pelayanan keperawatansangat berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusianya
(Nayak, 2007). Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan bagian integral dari
pelayananrumah sakit secara menyeluruh, yang sekaligus merupakan tolak ukur
keberhasilanpencapaian tujuan rumah sakit, bahkan sering menjadi faktor penentu citra
rumah sakit dimata masyarakat.
Hal ini bekaitan dengan kepemimpinan perawat dalam pelayanankeperawatan
dan tuntutan profesi sebagai tuntutan global, bahwa setiap perkembangandan perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional, dengan memperhatikan setiap perubahan
yang terjadi di Indonesia.Peran dan fungsi perawat merupakan tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lainterhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem,
dimana dapat dipengaruhi olehkeadaan sosial baik dari profesi perawat maupun luar
profesi keperawatan yang bersifatkonstan. Peran perawat menurut konsorsium ilmu
3
kesehatan tahun 1989 terdiri dari peransebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat
pasien, pendidik, koordinator, kolaborator,konsultan dan peneliti. Melihat fungsinya yang
luas sebagaimana tersebut di atas, maka perawat profesional harus dipersiapkan dengan
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan tentang kepemimpinan. Pemimpin
keperawatan dibutuhkan baik sebagai pelaksana asuhan keperawatan, pendidik, manajer,
ahli, dan bidang riset keperawatan (AzizAlimul, 2004)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kepemimpinan ?
2. Bagaimana gaya kepemimpinan ?
3. Bagaimana teori kepemimpinan ?
4. Bagaimana kompetensi kepemimpinan ?
5. Apa saja unsur dan tingkatan manajemen ?
6. Apa saja tingkat manajemen dan gaya kepemimpinan yang di perlukan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
2. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan
3. Untuk mengetahui Bagaimana teori kepemimpinan
4. Untuk mengetahui Bagaimana kompetensi kepemimpinan
5. Untuk mengetahui unsur dan tingkatan manajemen
6. Untuk mengetahui tingkat manajemen dan gaya kepemimpinan yang di perlukan
D. Manfaat
Untuk menciptakan kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul kesediaan
melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan pelayanan keperaatan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang efektif, efesien dan berkualitas.
E. Sistematika Penulisan
1. BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan , manfaat dan sistematika
penulisan.
2. BAB II TINJAUAN TEORITIS
4
BAB ini berisikan teori yang berupa pengertian dan definisi yang diambil dari
berbagai kutipan yg berkaitan dengan penyususnan makalah dan berisikan pengertian
kepemimpinan, gaya kepemimpinan, teori kepemimpinan, kompetensi
kepemimpinan, unsur dan tingkatan manajemen, dan gaya kepemimpinan yang di
perlukan
3. BAB III PENUTUP
BAB ini berisikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan analisa berdasarkan
uraian pada bab sebelumnya
4. DAFTAR PUSTAKA
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Secara harfiah kepemimpinan atau leadership berarti adalah sifat, kapasitas dan
kemampuan seseorang dalam memimpin. Arti dari kepemimpinan sendiri sangat luas dan
bervariasi berdasarkan para ilmuwan yang menjelaskannya. Menurut Charteris-Black
(2007), definisi dari kepemimpinan adalah “leadership is process whereby an individual
influence a group of individuals to achieve a common goal”. Kepemimpinan adalah sifat
dan nilai yang dimiliki oleh seorang leader.
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas –
aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared
goal).(Hemhill & Coons, 1957)
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam situasi tertentu,
serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan
tertentu. (Tannenbaum, Weschler &Massarik,1961)
Kepemimpinan dalam keperawatan merupakan bagian dari system manajemen
keperawataan, dimana bagian dari system manajemen keperawatan meliputi
pengumpulan data, perencanaan, pengaturan, kepegawaian, kepemimpinan dan
pengawasan. Konsep kepemimpinan dalam keperawatan merupakan penerapan pengaruh
dan bimbingan yang ditunjukkan kepada semua staf keperawatan. Untuk menciptakan
kepercayaan dan ketaatan sehingga timbul kesediaan melaksanakan tugas dalam rangka
mencapai tujuan pelayanan keperaatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
efektif, efesien dan berkualitas.
1. Menurut Stogdill yang menulis definisi kepemimpinan sebagai “ Suatu proses yang
mempengaruhu aktivitas kelompok terorganisasi dalam upaya menyusun dan
mencapai tujuan” anggota kelompok tersebut mempunyai tanggung jawab yang
berbeda, masing-masing saling mempengaruhi kegiatan kelompok
6
2. Gardner menfeinisikan kepemimpinan sebagai “ Suatu proses persuasi dan memberi
contoh sebagai individu ( atau pemimpin kelompok ) membujuk kelompoknya untuk
mengambil tindakan yang sesuai dengan usulan pimpinan atau usulan bersama”.
4. Menurut McGregor, “ Akhirnya ada empat variable besar yang diketahui sekarang
untuk memahami kepemimpinan :
a. Karakteristik pimpinan.
b. Sikap, kebutuhan, dan karakteristik lainnya dari bawahan.
c. Karakteristik dari organisas, seperti tujuan, struktur organisasi, keadaan asli dari
organisasi yang akan di bentuk dan,
d. Keadaan sosial, ekonomi, dan politik lingkungan.
McGregor mengatakan bahwa kepemimpinan merupakan hubungan yang
sangat kompleks yang selalu berubah dengan waktu seperti perubahan yang terjadi
pada manajemen, serikat kerja atau kekuatan dari luar.
5. Talbott mengatakan “Kepemimpinan adalah bumbu yang sangat vital yang mengubah
sekelompok orang jasi suatu organisasi yang sangat berfungsi dan berguna “.
7
tujuan tergantung bukan hanya karena sifat pribadi dari seorang pimponan, tetapi juga
tergantung dari kebutuhan bawahan dan bentuk dari suatu keadaan.
B. Gaya Kepemimpinan
Menurut Psikolog Terkenal yang bernama Kurt Lewin, terdapat tiga gaya
kepemimpinan utama dalam menangani permasalahan dan pengambilan keputusan,
Ketiga gaya kepemimpinan utama tersebut diantaranya adalah Gaya Kepemimpinan
Otokratis, Gaya kepemimpinan Demokratis dan Gaya Kepemimpinan Laissez-faire.
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Dalam Gaya Kepemimpinan Otokratis, seorang Pemimpin atau Manajer Otokratis
tidak memberikan wewenang pengambilan keputusan kepada bawahan. Pengambilan
Keputusan dengan gaya kepemimpinan Otokratis ini biasanya tidak melakukan
konsultasi atau mendengarkan gagasan dari bawahan terlebih dahulu. Gaya
kepemimpinan ini sangat berguna pada saat keputusan harus diambil secepatnya atau
ketika keputusan tersebut tidak memerlukan masukan maupun kesepakatan dengan
tim atau bawahannya. Manajer atau Pemimpin yang menggunakan gaya otokratis ini
harus memiliki keahlian pada bidang dimana dia harus mengambil keputusan dan
kemampuan dalam mempengaruhi anggota Tim ataupun bawahannya untuk
bekerjasama agar tercapainya tujuan yang dikehendakinya.
Namun di sisi negatifnya, anggota Tim atau bawahannya akan merasa tidak
dihargai sehingga berkurangnya motivasi kerja dan mengakibatkan tingginya tingkat
absensi dan pertukaran karyawan.
8
Karyawan atau anggota Tim yang bekerja dibawah gaya kepemimpinan
manajemen Demokratis ini cenderung lebih bersemangat dan memiliki kepuasan
kerja dan produktivitas yang tinggi. Namun disis negatifnya, gaya kepemimpinan
Demokratis ini akan kurang efektif jika dihadapi dengan permasalahan atau situasi
yang mengharuskan pemimpin atau manajernya mengambil keputusan yang cepat.
9
b. Gaya 2 : selling, pemimpin menjelaskan keputusannya dan membuka
kesempatan untuk bertanya bila kurang jelas.
c. Gaya 3 : participating, pemimpin memberikan kesempatan untuk
menyampaikan ide-ide sebagai dasar pengambilan keputusan.
d. Gaya 4 : delegating, pemimpin melimpahkan keputusan dan pelaksanaan
tugas kepada bawahannya.
C. Teori Kepemimpinan
Beberapa literatur yang membahas tenang teori kepemimpinan pada prinsipnya
sama, yakni ada empat asumsi dasar dalam teori tersebut yang berusaha menerangkan
faktor yang memungkinkan munculnya kepemimpinan dan sifat dari kepemimpinan.
Pertama, ada teori yang berasumsi bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan dibuat. Kedua,
ada teori yang berasumsi bahwa pemimpin ada (timbul) karena situasinya memungkinkan
ia ada. Ketiga, ada teori yang berasumsi bahwa kepemimpin itu terjadi karena adanya
kelompok orang-orang, dan ia melakukan pertukaran dengan yang dipimpin. Keempat,
ada pula teori yang berasumsi bahwa kepemimpinan itu dapat dilihat lewat perilaku
organisasasi.
Untuk memberikan gambaran secara rinci tentang teori-teori kepemimpinan,
berikut dikutipkan beberapa pendapat sebagai berikut:
1. Teori Sifat (Traits Theory)
Teori ini mengajarkan bahwa kepemimpinan itu memerlukan serangkaian sifat-
sifat, ciri-ciri atau perangai tertentu yang menjamin keberhasilan pada setiap situasi.
Seorang pemimpin akan berhasil apabila memiliki sifat-sifat, ciri-ciri perangai
tersebut. Teori ini berkesimpulan bahwa kepemimpinan “orang besar” didasarkan ada
sifat-sifat yang dibawa sejak lahir, jadi merupakan suatu yang diwariskan. Itulah
sebabnya teori ini dikenal sebagai “teori genetis”. Artinya, pemimpin-pemimpin
adalah dilahirkan dan dibentuk.
10
melahirkan tantangan-tantangan tertentu. Dan dengan sendirinya diperlukan orang-
orang yang memiliki sifat-sifat atau cirri-ciri tertentu yang cocok. Kebangkitan dan
kejatuhan seorang pemimpin disebabkan oleh situasi dan kondisi.
Sejalan dengan teori ini adalah teori social, yang menyatakan bahwa pemimpin-
pemipin dibentuk bukannya dilahirkan (leader are made not born). Seseorang akan
muncul sebagai pemimpin jika ia berada dalam lingkungan social, yaitu suatu
kehidupan kelompok, dan memanfaatkan situasi dan kondisi social untuk bertindak
dan berkarya mengatasi masalah-masalah social yang timbul.
Penganut teori ini ada yang menyatakan bahwa: studi tentang kepemimpinan
harus berkenaan dengan status, interaksi, persepsi dan perilaku individu-individu
dalam hubungan dengan anggota-anggotanya lain dari kelompok yang terorganisasi.
Pemimpin harus mengenal dirinya (dalam arti sifat-sifatnya, mengenal kelompok
yang dipimpin, mengenal situasi dan kondisi) untuk selanjutnya mengembangkan
sifat-sifatnya sendiri kearah yang sesuai dengan kelompok yang dipimpinnya dan
sesuai pula dengan situasi dan kondisi dimana ia memimpin.
11
5. Teori Humanistik (Humanistik Theory)
Teori ini berasumsi bahawa seorang pemimpin bisa dikatakan berhasil dalam
mengolah sesuatu organisasi jika ia mampu memberdayakan orang-orang yang ada di
dalamnya. Dengan kata lain, ia mampu membuat organisasi sedemikian rupa
sehingga member kebebasan dan kelonggaran kepada individu untuk mewujudkan
motivasinya sendiri yang potensial untuk memenuhi kebutuhannya dan pada saaat
yang bersamaan member sumbangan bagi pencapaian tujuan organisasi.
12
bawahan sudah mampu mengorganisir mereka sendiri, maka pemimpin tidak akan
diperlukan lagi.
D. Kompetensi Kepemimpinan
Kompetensi yang harus dimiliki manajer keperawatan telah dilaksanakan suatu
penelitian sebanyak 313 tenaga keperawatan di australia (harris & belakley, 1195).
E. Unsur kepemimpinan
Adanya kepemimpinan karena adanya unsur kepemimpinan, yaitu :
1. Pemimpin
2. Pengikut
3. Organisasi yang bersangkutan
4. Objektif, tujuan dan sasaran
5. Lingkungan yang meliputinya
13
Top manajer bertanggung jawab atas seluruh kegiatan dan hasil kegiatan serta
proses manajeme organisasi. Tugas utamnya menetapkan kebijaksanaan (Policy),
memberi petunjuk atau pengarahan umum berkaitan dengan tujuan. Sebutanya dapat
bermacam-macam, sesuai dengan tingkatan hirarkinya untuk suatu organisasi
kesehatan misalnya : kepala kanwil depkes provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Daerah,
direktur RSUD dll.
2. Manajer menengah (Middle manager)
Manajer menengah ini memimpin sebagai manajer tingkat pertama. Tugasnya
menjabarkan kebijaksanaan top manajer kedalam program-program untuk tingkat ini
misalnya setingkat Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang, Kepala Sub Dinas,
untuk oraganisasi di Provinsi Dati I, atau Kepala Seksi, Kepala Sub Bagian untuk
Kabupaten/Kotamadya Dati II.
3. Manajer tingkat pertama (First Line/First Level Manager /Supervisory Manager)
Adalah manajer pada tingkat bawah yang bertugas memimpin langsung para
pelaksana atau pekerja melaksanak, supervise langsung ( sebagai mandor atau
supervisor).
Misalnya para kepala seksi, kepala Sub bagian di Provinsi Dati I, atau Kepala Sub
Seksi, dan Kepala urusan di Kabupaten/kotamadya Dati II.
14
H. Peran Dan Fungsi Kepala Ruang Sebagai Pemimpin
Menutur Depkes RI 1994, “ Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat
profersional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan
pelayanan keperawatan di satu ruang rawat.”
1. Peran Kepala Ruang
Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran
kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas
pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan
keperawatan yang berkualitas, dan menghindari terjadinya kebosanan perawat serta
menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan.
Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan perannya meliputi:
a. Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi, orientasi,
pengembangan tenaga, penilain penampilan kerja, promosi dan penyediaan
ketenagaan staf keperawatan.
b. Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan
dalam pelayanan keperawatan.
c. Manajemen kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan
keperarawatan, program kendali mutu, program evaluasi team dan persiapan
untuk akreditasi pelayanan keperawatan.
d. Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan keperawatan.
2. Fungsi Kepala Ruang
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai
berikut:
a. Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,
kebijaksanaan, dan peraturan – peraturan : membuat perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi,
menetapkan biaya – biaya untuk setiap kegiatan serta merencanakan dan
pengelola rencana perubahan.
b. Pengorganisasian: meliputi pembentukan struktur untuk melaksanakan
perencanaan, dan menetapkan metode
15
Menurut Kron (1981), ruang lingkup kegiatan kepemimpinan dalam
keperawatan meliputi:
1. Perencanaan dan pengorganisasian
2. Membuat penugasan dan memberi pengarahan
3. Pemberian bimbingan
4. Mendorong kerjasama dan partisipatif
5. Kegiatan koordinasi
6. Evaluasi hasil kerja.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kepemimpinan adalah sifat, kapasitas dan kemampuan seseorang dalam memimpin.
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas – aktifitas
suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).(Hemhill &
Coons, 1957)
kepemimpinan sebagai “ Suatu proses yang mempengaruhu aktivitas kelompok
terorganisasi dalam upaya menyusun dan mencapai tujuan” anggota kelompok tersebut
mempunyai tanggung jawab yang berbeda, masing-masing saling mempengaruhi
kegiatan kelompok.
Seorang pemimpin yang baik harus memiliki integritas (kepribadian), intelektual
(pengetahuan), intelegensi (spiritual), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki power
atau dapat mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila
ketujuh isi dari esensi/hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh seorang
pemimpin maka pemimpin tersebut akan arif dan bijaksana.
B. Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia.
Jiwakepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak untuk
memimpindiri sendiri.Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya
adalah pengikut tidakmau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantung
kualitas pemimpin kita. Makinkuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin
17
DAFTAR PUSTAKA
18