Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSELING GIZI
Salah satu upaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan individu atau
keluarga tentang gizi dapat dilakukan melalui konseling. Konseling adalah
suatu pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk menolong
individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang
dirinya serta permasalahan yang dihadapin. Setelah melakukan konseling,
diharapkan individu dan keluarga mampu mengambil langkah-langkah
untuk mengatasi masalah gizinya termasuk perubahan pola makan serta
memecahkan masalah terkait gizi kearah kebiasaan hidup sehat.(Cornella,
SKM,M.Sc. dkk)
Dalam proses konseling seseorang yang membutuhkan pertolongan (klien)
dan seseorang yang memberikan bantuan dan dukungan (petugas konseling
ata konselor) akan bertatap muka dan berbicara sedemikian rupa sehingga
klien mampu untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh
karenanya, keterampilan komunikasi dan hubungan antar manusia sangat
dibutuhkan. (Cornella, SKM,M.Sc,dkk)
Selain itu, proses konseling gizi juga membutuhkan kombinasi antara
keahlian dalam bidang gizi, fisiologi, dan psikologi yang terfokus pada
perubahan perilaku tentang makanan dan hubungannya dengan penyakit
atau masalah gizinya. (Cornella, SKM,M.Sc, dkk)
Gambar 1. Bagan ketrampilan komunikasi sebagai dasar dari konseling –

Keterampilan komunikasi

 Keterampilan
mendengar dan
mempelajarin
 Kerampilan
membangun
percayaan diri dan
memberi dukungan

Kerampilan konseling gizi

Sebagai dasar dari ketampilan konselor adalah keterampilan komunikasi


yang baik dengan menggunakan berbagai cara berkomunikasi, seperti
komunikasi verbal dan nonverbal,respon medengar, melakukan , dan saling
berbagi. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan
konseling. (Cornella, SKM,M.Sc, dkk)
1. Ketrampilan konseling
Konseling yang efektif adalah komunikasi dua arah antara klien dan
konselor tentang segala sesuaru yang memungkinkan terjadinya perubahan
perilaku makan klien. Hal ini dapat dicapai kalau konselor dapat
menumbuhkan kepercayaan diri klien sehingga mampu dan mau melakukan
perilaku baru untuk mencapai status gizi yang optimal. Untuk itu konselor
perlu menguasai dan menerapkan ketrampilan mendengar serta mempelajari
dalam proses konseling.
2. Manfaat konseling
Dalam melakukan konseling diperlukan hubungan timbal balik yang saling
membantu antara konselor dengan klien melalui kesepakatan untuk berkerja
sama, melakukan komunikasi, dan terlibat dalam proses yang
berkesinambungan dalam upaya memberikan pengetahuan, keterampilan,
penggalian potensi, serta sumber daya. Proses konseling diharapkan dapat
memberikan manfaat pada klien sebagai berikut:
a. Membantu klien untuk mengenal permasalahan kesehatan dan gizi
yang dihadapi.
b. Membantu klien mengatasi masalah.
c. Mendorng klien untuk mencari cara pemecahan masalah.
d. Mengarahkan klien untuk memilih cara pemecahan yang paling
sesuai baginya.
e. Membantu proses penyembuhan penyakit melalui perbaikan gizi
klien.
3. Ciri-ciri konselor yang baik
Dala, upaya untuk mencapai tujuan konseling sangat diperlukan
kemampuan dari seorang konselor. Konselor yang baik memiliki ciri-ciri
berikut:
a. Menjaga hubungan baik sejak awal dengan klien karena klien akan
lebih mudah berbicara dengan orang yang ramah.
b. Berusaha untuk mengenali kebutuhan klien. Konselor sebaiknya
berperan sebagai pendengar yang baik agar dapat menggali informasi dan
memahami kebutuhan klien.
c. Mampu menumbuhkan empati dan rasa nyaman pada klien.
Seseorang konselor yang baik mampu untuk memposisikan diri pada posisi
klien, memahami apa yang dirasakan dan dialami klien, seperti yang
dirasakan dan dilihat oleh klien dalam upaya membantunya untuk
menyadari perasaanya serta menanganinya.
d. Mendorong klien untuk memilih cara pemecahan yang terbaik
dalam situasi tertentu. Dalam hal ini konselor membantu klien untuk
memikirkan semua faktor dalam masalah yang dihadapinya dan mendorong
klien untuk memilih cara pemecahan yang terbaik sesuai situasi yang di
hadapi.
e. Memberikan informasi tentang sumber daya yang diperlukan klien
agar dapat mengambil keputusan yang baik. Konselor dalam hal ini lebih
banyak memberikan contoh nyata dalam diskusi untuk membantu klien
melihat lebih jelas masalahnya serta mendorong klien untuk bertanggung
jawab sebesar-besarnya dalam memecahkan masalahnya sendiri.
4. Sasaran konseling
Sasaran konseling atau klien adalah orang yang memiliki masalah gizi, baik
yang sedang menjalakan pengobatan dipelayanan kesehatan ataupun orang
yang ingin melakukan tindakan pencegahan penyakit serta meningkatkan
status gizinya kea rah yang lebih baik.
Karateristik klien dipengaruhi oleh beberapa faktor pada dirinya yaitu
sebagai berikut:
a. Perasaan, pikiran , dan kecurigaan
b. Tidak konsentrasi pada pemberi pesan atau konselor.
c. Bukan pendengar yang baik.
d. Kondisi diri yang kurang menguntukan ( termasuk kurangnya daya
tangkap dan daya pancaindera).

5. Tempat dan waktu konseling


Konseling dapat dilakukan dimana saja, seperti dirumah sakit, di posyandu,
poliklinik, dan atau puskesmas. Lingkungan yang dipilih harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. Aman, yaitu memberikan rasa aman pada klien untuk dapat
berbicara bebas tanpa didengar dan diamati oleh orang lain.
b. Nyaman, yaitu membuat suasana yang mendukung proses
konseling.
c. Tenang, yaitu lingkungan yang mendukung untuk menyampaian
informasi dapat jelas tersampaikan baik dari pihak klien maupun saran dari
konselor
B. HIPERTENSI

1. Pengertian dan Klasifikasi Hipertensi


Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan salah satu
penyakit yang paling sering muncul di negara berkembang seperti
Indonesia. Dikenal sebagai pembunuh diam-diam karena jarang memiliki
gejala yang jelas. Kejadian hipertensi biasanya tidak memiliki tanda dan
gejala. Gejala yang sering muncul adalah sakit kepala, rasa panas di
tengkuk, atau kepala berat. Namun gejala tersebut tidak bisa dijadikan
patokan ada tidaknya hipertensi pada diri seseorang. Satu-satunya cara
untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan pengecekan tekanan darah.
Seseorang dikatakan menderita hipertensi dan berisiko mengalami masalah
kesehatan apabila setelah dilakukan beberapa kali pengukuran, nilai tekanan
darah tetap tinggi, nilai tekanan darah sistolik > 140 mmHg atau diastolic >
90 mmHg . Istilah hipertensi diambil dari bahasa Inggris hypertension.
Hypertensi menjadi istilah kedokteran yakni penyakit tekanan darah
tinggi. Selain itu dikenal juga dengan istilah “High Blood Pressure” yang
berarti tekanan darah tinggi. Kondisi ini menyebabkan gangguan pada
pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang
dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan.
Ada berbagai macam batasan tingginya tekanan darah untuk dapat disebut
hipertensi.
Menurut World Health Organization (WHO) dan Joint National
Committee (JNC) menetapkan batasan hipertensi adalah tekanan darah
menetap 140/90 mmHg diukur pada waktu istirahat. Pengertian hipertensi
berarti tekanan darah sistolik senantiasa berada diatas 140 mmHg, tekanan
diastolik diatas 90 mmHg. Tekanan darah yang ideal adalah jika tekanan
sistoliknya 120 mmHg dan diastoliknya 80 mmHg. Tabel dibawah ini
memberikan informasi tentang tekanan darah untuk orang dewasa menurut
JNC-7.(Isti Suryati ,2018, dkk)
Tabel klasifikasi tekanan darah dewasa menurut JNC-7
Klasifikasi tekanan Tekanan sistolik Tekanan diaskol
darah (mmHg) (mmHg)

Normal < 120 Dan < 80


Prehipertensi 120 – 139 Atau 80 – 89
Hipertensi stadium I 140 – 159 Atau 90 – 99
Hipertensi stadium II ≥160 Atau ≥ 100
Sumber : chobanian , dkk, 2004 dalam Purba 2014

2. Jenis hipertensi
Jenis – jenis hipertensi antara lain (Isti Suryati ,2018, dkk) :
a. Hipertensi primer
Hanya sebagian kecil penyakit hipertensi yang dapat diketahui
penyebabnya, sedangkan sebanyak 90-95% kasus tidak diketahui. Pada
pasien ini mungkin memiliki kelainan endrokrin atau ginjal yang jika
ditanganin , dapat mengembalikan tekanan darah menjadi normal.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder sekitar 5 – 10% hipertensi timbul akibat penyebab
tertentu dan disebut hipertensi sekunder. Beberapa keadaan yang dapat
menjadikan penyebab hipertensi sekunder yaitu :
1) Hipertensi renal
Hipertensi renal yaitu jenis hipertensi akibat penyakit ginjal, misalnya
penyakit ginjal polikistik atau glomerulonephritis kronis. Hipertensi juga
dapat disebabkan penyakit pembuluh darah yang mendarahi hinjal. Keadaan
ini dikenal sebagai hipertensi removaskuler, yaitu terjadi akibat menurunnya
perfuso ke ginjal karena penyempitan cabang utama stimulasi system renin-
angiotensin secara berlebihan.
2) Hipertensi adrenal
Hipertensi adrenal adalah hipertensi yang timbul akibat penyakit atau
gangguan dikorteks adrenal
3) Hipertensi akibat obat / zat kimia
Obat resep dokter dapat menimbulkan atau memicu terjadinya hipertensi
pada orang yang rentan, misalnya steroid anabolik, bromokiptin, siklosporin
, disulfiram, ergotamine, eritropoetin, estrogen, glukokortikoid atau
kortikostreroid ( seperti prednisone ), litium, inhibitor MAO , tacrolimus,
dan antidepresan trisiklik.

3. Etiologi/penyebab
Hipertensi dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu
hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah
hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, tetapi mungkin disebabkan
oleh berbagai faktor seperti diet tidak tepat (kelebihan asupan natrium,
rendahnya asupan kalium, kelebihan asupan alkohol), aktivitas fisik rendah,
stress dan obesitas. Sedangkan hipertensi sekunder terjadi karena adanya
penyakit lain, seperti penyakit ginjal, penyakit jantung serta gangguan
endokrin dan saraf. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dibedakan
menjadi dua yaitu yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Faktor yang
tidak dapat diubah antara lain usia, jenis kelamin, suku atau ras. Sedangkan
yang dapat diubah adalah berat badan, aktivitas fisik, stress, kebiasaan
merokok, minum alkohol, dan asupan tidak sehat seperti makanan tinggi
garam tetapi kurang sayuran dan buah-buahan Faktor genetik dianggap
penting sebagai penyebab timbulnya hipertensi. Faktor genetik bersifat
multifaktorial akibat kerusakan pada beberapa gen yang berperan pada
pengaturan tekanan darah. Faktor lingkungan merupakan faktor yang paling
berperan dalam perjalanan munculnya penyakit hipertensi. Faktor ini
meliputi konsumsi garam yang berlebihan, obesitas, pekerjaan, alkoholisme,
stressor psikogenik dan tempat tinggal. Semakin banyak seseorang terpapar
faktor-faktor tersebut maka semakin besar kemungkinan seseorang
menderita hipertensi, juga seiring bertambahnya umur seseorang. Prevalensi
hipertensi pada obesitas lebih tinggi dibandingkan seseorang dengan berat
badan normal. Berat badan yang berlebihan meningkatkan beban jantung
untuk memompa darah keseluruh tubuh, akibatnya tekanan darah cenderung
lebih tinggi. (Isti Suryati ,2018, dkk)
4. Faktor risiko
Faktor – faktor risiko hipertensi antara lain (Isti Suryati ,2018, dkk):

a. Usia
Kejadian hipertensi cenderung meningkat seiring pertambahan usia. Jenis
penyakit hipertensi yang banyak dijumpai pada kelompok lansia adalah
isolated hypertension. Meskipun demikian, hipertensi tidak selalu hadie
seiring dengan proses penuaan.
b. Ras
Setiap orang memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami penyakit
hipertensi. Ras Afrika Amerika cenderung lebih cepat mengalami hipertensi
dan lebih banyak mengalami kematian akibat hipertensi (mengalami
penyakit jantung koroner, stroke dan kerusakan ginjal).
c. Jenis kelamin
Laki-laki lebih berisiko mengalami hipertensi dibandingkan dengan
perempuan saat berusia sebelum 45 tahun. Sebaliknya saat usia 65 tahun
keatas, pada perempuan lebih berisiko mengalami hipertensi dibandingkan
laki-laki. Kondisi ini dipengaruhi oleh hormon. Wanita yang memasuki
masa menopause, lebih berisiko untuk mengalami obesitas yang akan
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi.
d. Obesitas
Seseorang yang mengalami obesitas atau kegemukan memiliki risiko lebih
besar untuk mengalami prehipertensi atau hipertensi. Indikator yang biasa
digunakan untuk menentukan ada tidaknya obesitas pada seseorang adalah
melalui pengukuran IMT dan lingkar perut.
e. Kurang aktivitas fisik
Aktivitas fisik sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, khususnya organ
jantung dan paru-paru. Aktivitas fisik juga menyehatkan pembuluh darah
dan mencegah hipertensi. Usaha pencegahan hipertensi akan optimal jika
aktif beraktivitas fisik dibarengi dengan menjalankan diet sehat dan berhenti
merokok.
f. Kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol
Merokok merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang paling bisa
dicegah. Zat kimia yang dihasilkan dari pembakaran tembakau berbahaya
bagi sel darah dan organ tubuh lainnya, seperti jantung, pembuluh darah,
mata,organ reproduksi, paru-paru bahkan organ pencernaan. Selain itu
konsumsi minuman beralkohol juga dapat meningkatkan tekanan darah.
Penelitian menunjukkan bahwa risiko hipertensi meningkat dua kali lipat
jika mengkonsumsi minuman beralkohol lebih dari tiga gelas sehari.
g. Faktor lain
Riwayat keluarga penderita turut meningkatkan risiko kejadian hipertensi.
Stress berkepanjangan juga dapat meningkatkan risiko seseorang untuk
mengalami hipertensi.

5. DIET RENDAH GARAM HIPERTENSI


a. Tujuan
Membantu menghilangkan retensi garam atau jaringan tubuh dan
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi
b. Syarat diet
Syarat diet rendah garam adalah
1) Cukup energy, protein , mineral dan vitamin.
2) Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit.
3) Jumlah natrium disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam
atau air dan/ atau hipertensi.
Anjuran diet yang terdapat pada Diet Garam Rendah sesuai dengan
kandungan garam/natrium yakni (DR. Sunita Almatsier,M,Sc,dkk) :
a. Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na) untuk pasien dengan
edema, ascites dan/atau hipertensi berat. Pada pengolahan masakannya tidak
menambahkan garam dapur.
b. Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na) untuk pasien dengan
edema, asites dan/atau hipertensi tidak terlalu berat. Pada pengolahan
makanannya boleh menggunakan ½ sendok teh garam dapur.
c. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na) untuk pasien dengan
edema, asites dan/atau hipertensi ringan. Pada pengolahan makanannya
boleh menggunakan 1 sendok teh (4 gram) garam dapur.

MAKANAN YANG DIANJURKAN

Sumber Kalori beras, kentang, singkong, tapioka, ubi, mie, maizena, hunkwee,
terigu, gula pasir, makanan yang diolah dari bahan makanan
tersebut diatas tanpa garam dapur dan soda seperti : makaroni,
bihun, roti, biskuit, kue kering.

Sumber Protein Hewani ikan, ayam, daging tanpa lemak, putih telur, susu rendah / tanpa
lemak.

Sumber Protein Nabati kacang-kacangan dan hasilnya seperti kacang hijau, kacang
merah, kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu tawar, oncom
Sumber Lemak Santan encer
Sayuran dan buah-buahan Sayuran dan buah buahan yang tidak mengandung pengawet dan
masih segar
Bumbu-bumbu bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos,
lombok, salam, sere, kayu manis, asam
Minuman teh encer, coklat encer, jus buah.
MAKANAN YANG TIDAK DIANJURKAN

 Makanan yang banyak mengandung garam dapur / baking powder / soda


: roti, biskuit, cake, partries, craker, kerupuk, keripik dan makanan kering
yang asin.
 Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi dan berkolesterol : otak,
ginjal, lidah, paru, jantung, limfa, gajih, daging kambing, daging sapi,
daging babi, susu full cream, cream, minyak kelapa, mentega, margarine,
keju, mayonaise
 Makanan dan minuman kaleng dan makanan yang diawetkan : sarden,
sosis, korned, daging asap, ikan kaleng, , dendeng, asinan sayur/buah,
abon, ikan asin, ikan teri, ikan pindang, udang kering, ebi, telur asin, telur
pindang, selai kacang, sayuran dan buah-buahan dalam kaleng, sawi asin,
asinan, acar.
 Makanan yang mengandung alkohol seperti durian, nangka, cempedak
dan tape.
 Minuman bersoda dan beralkohol : arak, bir, soft drink.
 Bumbu yang mengandung garam natrium dan MSG : kecap, terasi,
maggi, tomato ketchup, petis, tauco

6. BAHAYA HIPERTENSI
Tekanan darah yang tinggi sangat berbahaya karena dapat memperberat
kerja organ jantung. Selain itu, aliran tekanan darah tinggi membahayakan
arteri, organ jantung, ginjal dan mata. Penyakit hipertensi sering disebut
silent killer karena tidak memberikan gejala yang khas, tetapi bisa
meningkatkan kejadian stroke, serangan jantung, penyakit ginjal kronik
bahkan kebutaan jika tidak dikontrol dan dikendalikan dengan baik. Apabila
tekanan darah selalu tinggi maka dapat menimbulkan kerusakan beberapa
organ tubuh. Tekanan darah yang tinggi dalam jangka waktu lama, dapat
menyebabkan beberapa kejadian sebagai berikut :
a. Penyakit jantung
Hipertensi berkepanjangan bisa menyebabkan penyakit jantung. Tekanan
darah yang lebih tinggi memerlukan kerja keras serta serabut otot jantung
menebal dan menguat secara abnormal. Peningkatan tekanan mempertebal
arteri koroner dan arteri menjadi mudah tersumbat. Apabila arteri
sepenuhnya tersumbat, menjadi lebih rentan terhadap serangan jantung.
a. Cedera otak
Tekanan darah tinggi berkepanjangan sering kali menyebabkan kerusakan
terhadap otak. Pembuluh yang melemah bisa pecah dan menyebabkan
pendarahan di berbagai tempat. Kejadian ini bisa melumpuhkan satu bagian
tubuh. Tipe cedera yang lebih umum adalah pembentukan bekuan dalam
arteri menuju otak, proses inipun menyebabkan kelumpuhan.
b. Gangguan penglihata
Hipertensi berkepanjangan bisa menciptakan perubahan serius pada mata
pendarahan yang terjadi bisa mengganggu penglihatan.
c. Masalah ginjal
Setiap satu dari dua pasien hipertensi pada akhirnya akan mengalami
beberapa masalah dengan ginjal karena pembuluh darah di ginjal
menyempit sehingga mengakibatkan kerusakan ginjal.

C. LANJUT USIA
Dengan kemajuan teknologi dibidang kesehatan, umur rerata manusia telah
meningkat secara bermakna. Pada awal abad ke-20 , usia harapan hidup
rerata hanya 40 – 47 tahun dan sekarang mencapai 63 – 70 tahun. Namun,
data statistic sangat jarang mencatat manusia yang mampu hidup lebih dari
110 tahun. Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI
(2006) pengelompokkan lansia menjadi
a. Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang
menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
b. Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki
masa usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)
c. Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif
(usia >65 tahun)
Terdapat dua teori terjadinya penuaan pada manusia. Pertama, teori radikal
bebas, yaitu selama kita hidup, sel-sel menghasilkan ‘ampas’ yang disebut
radikal bebas yang bersifat merusak dan berbahaya bagi kehidupan sel. Sel-
sel yang mengalami kerusakan akhirnya dapat tidak berfungsi atay mati.
Kedua, teori apoptosis yaitu kematian sel terprogram. Kematian sel ini
memiliki dampak positif secara tidak langsung terhadap jumlah penduduk,
yaitu mencegah kepadatan penduduk dan memberikn kesempatan kepada
yang lebih muda untuk memperkuat stabilitas masyakat.
Fungsi sel tubuh sangat beragam, yaitu mencakup pembentukan protein
untuk perkembangan tubuh, pengubahan makanan menjadi sumber energy
yang akan memacu kobtraksi otot, menghasilkan impluls untuk komunikasi
saraf, membentuk substansi antiinfeksi dan lain-lain. Semua fungsi tersebut
akan menurunkan ketikan seseorang memasuki fase usia lanut.
D. PENGETAHUAN
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi intensitas perhatian
dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang
diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan
(mata) (Notoatmodjo, 2005 p.50). Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh
faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan
pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi
maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi
perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah
mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang suatu
objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek
ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin banyak aspek positif
dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif
terhadap objek tertentu (Dewi & Wawan, 2010, p.12).
E. ALAT BANTU / MEDIA PROMOSI KESEHATAN
1. Pengertian
Yang dimaksud dengan alat bantu pendidkan adalah alat yang
digunakan oleh petugas dalam menyampaikan bahan, materi atau
pesan kesehatan. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga
karena berfungsi untuk membantu dan memperagakan sesuatu di
dalam proses promosi kesehatan (Prof.Dr.Soekidjo NotoatNO
mojo.S.K.M,. M.Som.H,2014)
2. Media promosi kesehatan
Yang dimaksud dengan media promosi kesehatan pada hakikatnya
adalah merupakan alat bantu. Disebut media promosi kesehatan
karena alat-alat tersebut merupakan saluran (chanel) untuk
menyampaikan informasi kesehatan dank arena alat tersebut
digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan bagi masyakat
atau klien
a. Media cetak
media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan – pesan
kesehatan sangat bervariasi antara lain (Prof.Dr.Soekidjo
Notoatmojo.S.K.M,. M.Som.H,2014) :
1) Leaflet
Leaflet adalah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan
kesehatan melalui selembaran yang dapat di lipat. Isi informasi
dapat berbentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi.
Leafleat banyak digunakan dalam konseling gizi. Leafleat
adalah selembaran kertas yang dilipat sehingga dapat berdiri
atas beberapa halaman. Kadang leafleat di definisikan sebagai
selembar kertas yang berisi tulisan tentang sesuatu masalah
untuk suatu saran dan tujuan tertentu
Keuntungan leafleat
1. Dapat disimpan dalam waktu lama
2. Lebih informatif di banding dengan poster
3. Dapat dijadikan smber pustaka atau referensi
4. Dapat dipercaya karena dictak oleh lembaga resmi
Keterbatasan leafleat
1. Hanya bermanfaat untuk orang yang melek dengan
huruf dan tidak dapat dipakai oleh orang yang buta
huruf
2. Mudah tercecer dan hilang
3. Perlu persiapan khusus untuk membuat dan
menggunakannnya
2) Booklet
Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan –
pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan
maupun gambar.

3) Flyer (selebaran)
Flyer (selebaran), bentuk seperti leaflet, tetapi tidak berlipat.
4) Flif chart ( lembar balik)
Flif chart ( lembar balik) ialah media menyampaikan pesan atau
informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik.
5) Rubrik
Rubrik atau tulisan – tulisan pada surat kabar atau majalah yang
membahas suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan.
6) Poster
Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau
informasi kesehatan. Yang biasanya ditempel di tembok-tembok
di tempat umum , atau kendaraan umum/
7) Foto
Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan
F. KERANGKA KONSEP

Faktor yang memperngaruhi :


Konseling Pengetahuan
1. Usia Hipertensi
2. Ras
3. Jenis kelamin
4. Obesitas
5. Kuranf aktifitas fisik
6. Keiasaan merokok dan
konsumsi minuman
beralkohol
7. Faktor lainnya

informasi yang bermanfaat bagi individu dan keluarga. Skala ordinal


NO Variable Definisi Cara Alat Hasil Skala
operasional ukur ukur ukur ukur

Pengetahua
n adalah

G.

H. HIPOTESIS
Ada pengaruh konseling tentang hipertensi terhadap pengetahuan pada usia
lanjut di puskemas kayon

I. VARIABLE
 Variable bebas (independen) : konseling
 Variable terikat (dependen) : pengetahuan

Anda mungkin juga menyukai