Anda di halaman 1dari 9

Pasal 1 ayat 6 : Study Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk

memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan
kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak
lingkungan serta perencanaan pasca tambang.

Pasal 2 ASAS DAN TUJUAN

a. Manfaat, keadilan dan keseimbangan


b. Keberpihakan kepada kepentingan bangsa
c. Partisipatif, transparansi dan akuntabilitas
d. Berkelanjutan dan berwawasan lingkungan

TUJUAN

a.........

e. Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal, daerah dan negara serta menciptakan


lapangan kerja untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat
f. Menjamin kapastian hukum dalam penyelenggaraan kegiatan usaha pertambangan
mineral dan batubara

BAB V WILAYAH PERTAMBANGAN

Pasal 9

1.............

2. WP ditetapkan oleh pemerintah setelah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan


berkonsultasi dengan dewan perwakilan rakyat

Pasal 10

Penetapan pilayah pertambangan dilaksanakan dengan cara

a. Transparansi, partisipatif dan bertanggung jawab


b. Secara terpadu dengaan memperhatikan pendapat dari instansi pemerintah terkait,
masyarakat dan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi dan sosial
budaya, serta
c. memperhatikan aspirasi daerah.

IZIN USAHA PERTAMBANGAN

1. Iup terdiri atas 2 tahap


a. IUP Eksplorasi meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi
kelayakan
b. IUP Operasi Produksi meliputi kegiatan konstruksi, penambangan, pengolahan
dan pemurnian serta pengangkutan dan penjualan
2. Pemegang IUP Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi dapat melakukan sebagian atau
seluruh kegiatan sebagai mana yang dimaksud pada pasal 1
- IUP EKSPLORASI

Pasal 42

1. IUP EKSPLORASI mineral logam diberikan dalam jangka waktu paling lama 8 tahun

Pasal 43

1. Dalam hal kegiatan eksplorasi dan kegiatan studi kelayakan pemegang IUP Eksplorasi
yang mendapatkan mineral atau batubara yang tergali wajib melaporkan kepada
pemberi IUP
2. Pemegang IUP Eksplorasi yang ingin menjual mineral atau batubara sebagaimana
dimaksud pada ayat 1 wajib mengajukan izin sementara untuk melakukan
pengangkutan dan penjualan

- IUP OPERASI PRODUKSI

Pasal 46

1. Setiap pemegang IUP OP Eksplorasi dijamin untuk memperoleh IUP Operasi


Produksi sebagai kelanjutan usaha pertambangannya.

Pasal 47

1. IUP Operasi Produksi untuk mineral logam dapat diberikan dalam jangka waktu
paling lama 20 thn dan dapat diperpanjang 2 kali, masing-masing 10 thn

Pasal 52

1. Pemegang IUP Eksplorasi minera logam diberi WIUP dengan luas paling sedikit
5.000 hektare dan paling banyak 100.000 hektar
2. Pada wilayah yang telah diberikan IUP Eksplorasi mineral logam dapat diberikan IUP
kepada pihak lain untuk mengusahakan mineral lain yang keterdapatannya berbea
3. Pemberian IUP sebagaimana dimaksud pasal 2 dilakukan setelah mempertimbangkan
pendapat dari pemegang IUP pertama.

Pasal 53

Pemegang IUP OP mineral logam diberikan WIUP dengan Luas paling banyak 25 Ha

PERSYARATAN PERIZINAN USAHA PERTAMBANGAN

Pasal 64

Pemerintah dan pemerinntah daerah sesuai dengan kewenangannya berkewajiban


mengumumkan rencana kegiatan usaha pertambangan di WIUP sebagaimana
dimaksud dalam pasal 16 serta memberikan IUP Eksplorasi dan Operasi Produksi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 36 kepada masyarakat secara terbuka.
Pasal 95

Pemegang IUP dan IUPK wajib ;

a. Menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik


b. Mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi indonesia
c. Meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral
d. Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat
e. Mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan
f.

Pasal 96

Dalam rangka kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajib
melaksanakan

a. Ketentuan K3 Pertambangan
b. Keselamatan Operasi Produksi
c. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi
dan pasca tambang
d. Upaya konservasi sumber daya mineral
e. Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk
padat, cair atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas
ke media lingkungan

Pasal 99

1. Setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan rencana reklamasi dan rencana
pasca tambang pada saat mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi

pasal 100

1. Pemegang IUP wajib menyedikan dana jaminan reklamasi dan dana jaminan pasca
tambang
2. Menteri, gubernur atau bupati dapat menetapkan pihak ke tiga untuk melakukan
reklamasi dan pasca tambang dengan dana jaminan reklamasi
3. Pasal 2 diberlakukan apabila pemegang IUP tidak melaksanakan

Pasal 106

Pemegang IUP harus mengutamakan tenaga kerja setempat, barang dan jasa dalam
negeri sesuai dengan ketentuan peraturan undang-undang
Pasal 107

Dalam melakukan kegiatan Operasi Produksi, badan usaha pemegang IUP dan IUPK
wajib mengikut sertakan pengusaha lokal yang ada di daerah tersebu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan

Pasal 110

Pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan seluruh data yang diperoleh dari hasil
eksplorasi dan operasi produksi kepada menteri, gubernur atau bupati,walikota sesuai
kewenangannya.

USAHA JASA PERTAMBANGAN

Pasal 124

1. Pemegang IUP atau IUPK wajib menggunakan jasa pertambangan lokal dan/atau
nasional
2. Dalam hal tidak terdapat perusahaan sebagai mana dimkasud pasal 1 maka dapat
menggunakan perusahaan jasa pertambangan lain yang berbadan hukum indonesia
3. Jenis usaha jasa pertambangan meliputi
a. Konsultasi, Perencanaan, pelaksanaan dan pengujian peralatan di bidang
1. Penyelidikan umum
2. Eksplorasi
3. Studi kelayakan
4. Konstruksi
5. Pengangkutan
6. Lingkungan pertambangan
7. Reklamasi dan pasca tambang
8. K3
b. Konsultasi, perencanaan dan pengujian peralatan di bidang
1. Penambangan: atau
2. Pengolahan dan Pemurnian

Pasal 145

1. Masyarakat yang terkena dampak negatif langsung dari kegiatan usaha pertambangan
berhak :
a. Memperoleh ganti rugi yang layak akibat kesalahan dalam pengusahaan kegiatan
pertambangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
b. Mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap kerugian akibat pengusahaan
pertambangan yang menyalahi ketentuan
KETENTUAN PIDANA
Pasal 158
Setiap orang yang melakukan uasaha penambangan tanpa IUP, IPR atau IUPK
dipidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak 10 miliyar rupiah

Pasal 159

Pemegang IUP,IUPR atau IUPK yang dengan sengaja menyampaikan laporan


sebagaimana dimaksud dalam pasal 43 (1), pasal 70 (e), pasal 81 (1) pasal 105 (4)
pasal 110, atau pasal 111 ayat (1) DENGAN BENAR atau menyampaikan keterangan
palsu dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 thn dan denda paling banyak
Rp.10 miliar rupiah

Pasal 160
1. Setiap orang melakukan eksplorasi tanpa memiliki IUP atau IUPK sebagaimana
dimaksud dalam pasal 37 atau pasal 74 ayat 1 dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp. 200.000.000
2. Setiap orang yang mempunyai IUP Eksplorasi tetapi melakukan kegiatan operasi
produksi dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling
banyak 10 m

Pasal 161

Setiap orang atau pemegang IUP Operasi Produksi atau PUPK Operasi Produksi yang
menampung, memanfaatkan, melakukan pengolahan dan pemurnian, pengangkutan,
penjualan mineral dan batubara yang bukan dari pemegang IUP, IUPK, atau izin
sebagaimana dimaksud dalarn Pasai 37, Pasal 40 ayat (3), Pasal 43 ayat (2), Pasal 48,
Pasal 67 aya t (l), Pasal 74 ayat (I), Pasal 81 ayat (2), Pasal 103 ayat (2), Pasal 104
ayat (3), atau Pasal 105 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah)

Pasal 162
Setiap orang yang merintangi atau mengganggu kegjatan usaha pertambangan dari
pemegang IUP atau IUPK yang telah memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 136 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun
atau denda paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pasal 165
Setiap orang yang rnengeluarkan IUP, IPR, ata.u IUPk yang bertentangan dengan
Undang-Undang ini dan menyalahgunakan kewenangannya diberi sanksi pidana
paling lama 2 (dua) tahun penjara dan denda paling banyak Rp200.000.000,00 (dua
ratus juta rupiah)
Keterangan Tata Cara Permohonan, Evaluasi, dan Penerbitan IUJP
1. Pengajuan Permohonan
a. Badan usaha mengajukan permohonan kepada Menteri atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)/Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP) Daerah Provinsi yang diberikan pelimpahan
kewenangan.
b. Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a, petugas penerima
permohonan melakukan verifikasi terhadap dokumen kelengkapan persyaratan
administrasi, teknis, lingkungan, dan finansial.
1) permohonan yang memenuhi persyaratan akan diberikan tanda terima
permohonan kepada Badan Usaha, dan diteruskan kepada evaluator untuk
dievaluasi;

2) permohonan yang terdapat kekurangan/belum lengkap, maka permohonan


ditolak. Untuk permohonan yang ditolak/tidak diterima akan dikembalikan kepada
pemohon dengan catatan yang sesuai dengan hasil verifikasi. Badan usaha dapat
mengajukan kembali permohonan setelah melengkapi persyaratan sesuai dengan
hasil verifikasi dengan nomor dan tanggal surat permohonan yang baru.

2. Evaluasi Evaluator melakukan evaluasi terhadap dokumen permohonan IUJP.


Evaluator membuat hasil evaluasi dan draf Surat Keputusan IUJP untuk
permohonan yang sudah memenuhi persyaratan teknis dan administrasi.
3. Penerbitan Izin a. Surat Keputusan IUJP ditandatangani oleh Menteri atau gubernur
sesuai dengan kewenangannya. Surat Keputusan yang telah ditandatangani
dilakukan penomoran dan penanggalan sesuai dengan tata naskah dinas masing-
masing, asli untuk pemohon dan salinan untuk arsip dan tembusan. b. Surat
Keputusan IUJP disampaikan kepada pemohon.

Persyaratan Administratif dan Teknis Permohonan Persyaratan Permohonan IUJP

1. Persyaratan Administrasi
a. Surat permohonan yang sudah ditandatangani direksi, bermaterai, dan distempel
basah (cap perusahaan asli);
b. Akta pendirian perusahaan dan perubahannya yang telah mendapatkan
pengesahan dari instansi yang berwenang;
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan dan Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP) jajaran direksi (sesuai dalam akta);
d. Surat pernyataan tertulis di atas materai dan di stempel basah (cap perusahaan
asli) yang menyatakan bahwa seluruh keterangan yang dilampirkan pada surat
permohonan adalah benar;
e. Surat keterangan domisili;
f. Data kontak resmi perusahaan, sebagai berikut:
1) nomor telepon;
2) nomor handphone; dan
3) alamat email;
g. Softcopy hasil scan seluruh kelengkapan dokumen dalam bentuk Compact Disc.

2. Persyaratan Teknis
a. Daftar Tenaga Ahli, dibuat dalam bentuk tabel yang meliputi:
1) nama tenaga ahli;
2) latar belakang tenaga ahli;
3) keahlian/sertifikat/pengalaman tenaga ahli;
4) KTP/ Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (dokumen dilampirkan);
5) ijazah (dokumen dilampirkan);
6) Curriculum Vitae (dokumen dilampirkan); dan
7) surat pernyataan tenaga ahli
b. Daftar peralatan, dibuat dalam bentuk table yang meliputi:
1) jenis;
2) jumlah;
3) kondisi;
4) status kepemilikan; dan
5) lokasi keberadaan alat
(apabila belum memiliki alat sendiri maupun sewa, wajib melampirkan surat tanda
kerja sama ( MOU ) dengan perusahaan yang memiliki peralatan.

Anda mungkin juga menyukai