Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN DISKUSI KELOMPOK KECIL

BLOK 1 MODUL 2
BERPIKIR KRITIS

Disusun Oleh : Kelompok 5

Tiara Sukma Syafrudin (1910016017)


Aliyya Herwidia Zaman (1910016022)
Difasha Amanda Salim (1910016034)
Khairul Akbar (1910016035)
Melynda Dyah Pratiwi (1910016051)
I Nyoman Bagus Putra Wiryawan (1910016054)
Muhammad I’zaaz Al-Farisi (1910016066)
Rayna Gabriel Pangtuluran (1910016069)
Wenda Safitri (1910016074)
Ratna Dewi (1910016075)
Tutor :
dr.Sulistiawati,M.Med.Ed

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkah-Nya kami
selaku kelompok I telah menyelesaikan laporan hasil diskusi kelompok kecil pada
Blok 1 Modul 2 Berpikir Kritis Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman 2019.
Dalam proses penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih
kepada:
1. dr. Eva Rachmi,M.Kes,M.Pd.Ked sebagai Penanggung Jawab Modul 2.
1. dr. Sulistiawati,M.Med.Ed sebagai tutor kelompok 5 yang telah membimbing
kami selama menjalani diskusi kelompok kecil (DKK) I dan diskusi kelompok
kecil (DKK) II sehingga materi diskusi dapat mencapai sasaran pembelajaran
yang sesuai.
2. Rekan sekelompok yang telah mengkondusifkan suasana diskusi tutorial dan
bekerja sama dalam penyelesaian laporan ini.
3. Dosen-dosen yang telah memberikan materi pendukung pada pembahasan
sehingga semakin membantu pemahaman kami terhadap materi ini.
4. Kepada seluruh pihak yang turut membantu penyelesaian laporan ini, baik
sarana dan prasarana kampus yang kami pergunakan.
Kami mengharapkan agar laporan ini dapat berguna bagi penyusun maupun
bagi para pembaca di kemudian hari. Kami memohon maaf apabila dalam penulisan
laporan hasil Diskusi Kelompok Kecil (DKK) ini terdapat kata- kata yang kurang
berkenan dihati para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga laporan kami ini dapat mendukung
pemahaman pembaca terhadap materi tersebut.
Samarinda, 29 Agustus 2019
Hormat Kami,

Kelompok 5

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR.............................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................4
1.2 Tujuan Pembelajaran.................................................................................................4

1.3 Manfaat Pembelajaran................................................................................................5


BAB II ISI DAN PEMBAHASAN
1.1. Skenario.....................................................................................................................6

1.2. Diskusi Kelompok Kecil (DKK) 1

2.2.1 Klarifikasi Istilah/konsep............................................................................7

2.2.2 Identifikasi Masalah....................................................................................7

2.2.3 Analisis Masalah.........................................................................................7

2.2.4 Strukturisasi
Konsep..................................................................................10

2.2.5 Identifikasi Tujuan Belajar........................................................................10

2.2.6 Belajar Mandiri..........................................................................................10

2.3 Diskusi Kelompok Kecil (DKK) 2

2.3.1 Sintesis ......................................................................................................11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan..............................................................................................................25

3.2 Saran........................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................26

BAB I

3
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berpikir adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak.
Walaupun tidak bisa dipisahkan dari aktivitas kerja otak, pikiran manusia lebih
dari sekedar kerja organ tubuh yang disebut otak. Kegiatan berpikir juga
melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak
manusia. Pada era globalisasi ini, kita dapat mengakses dan mendapatkan
informasi dari mana saja entah benar keakuratannya atau tidak. Kita sering
mendapatkan informasi yang heboh, yang bisa saja kita telan mentah-mentah
tanpa dicari kebenarannya. Oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan untuk
berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis sangat dibutuhkan dalam menentukan pilihan
secara rasional, sehingga dapat mengevaluasi informasi yang diterima dan
mengurangi resiko tindakan yang berdasarkan pada penalaran yang salah. Pada
modul ini, kiota berfokjus pada bagaimamana sikap kita dalam menerima suatru
informasi dan bagaimana kita menilai informasi secara objektif serta
menyikapinya.

1.2 Tujuan
Tujuan kami dalam melakukan diskusi adalah sebagai berikut
1. Mahasiswa mampu menjelaskan jenis-jenis informasi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan cara menilai sumber informasi.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan cara menilai kualitas informasi.
4. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi berpikir kritis.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan standar berpikir kritis.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan cara berpikir kritis.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan manfaat berpikir kritis.
8. Mahasiswa mampu menjelaskan hambatan berpikir kritis.
9. Mahasiswa mampu menjelaskan aplikasi penerapan berpikir kritis dalam
kehidupan sehari-hari.

1.3 Manfaat
Manfaat dari hasil diskusi yang kami lakukan adalah kami dapat
mengetahui jenis-jenis informasi, cara menilai sumber informasi, cara menilai

4
kualitas informasi, menjelaskan definisi berpikir kritis, standar berpikir kritis,
cara berpikir kritis, manfaat berpikir kritis, hambatan berpikir kritis, menjelaskan
aplikasi penerapan berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI

2.1 Skenario
Sepulang ditraktir temannya minum es kopi susu. Momo merasakan sakit
kepala. Mama-nya yang melihat Momo berbaring sambil memijat pelipis, ikut
duduk di sampingnya. Beliau memijat-mijat jari telunjuk Momo, dan
kemudian…

5
Momo : Aduh…duh..duh..Mama... Kenapa jari telunjuk momo ditusuk
peniti?
Mama : Lho… katanya ini bagus buat mencegah stroke..
Momo : Momo Cuma sakit kepala karena minum es dan kopi, Ma… Lagipula
Mama dapat informasi dari mana?
Mama : Dari kelompok arisan Mama. Katanya dari artikel koran tabib Aki.
Dari mereka, Mama sering dapat informasi kesehatan yang kekinian lho nak…
Termasuk yang Mama praktekkan tadi. Bagaimana? Sudah merasa lebih baik,
kan?
Momo : Sakit kepala ditambah sakit jari ini Ma…Lain kali Mama tidak boleh
langsung percaya info yang didapat dari teman. Apalagi kalau bukan dari sumber
informasi yang biusa dipercaya. Kalau dipikir dengan logika, alasannya menusuk
ujung jari bisa mencegah stroke itu bagaimana ya Ma?
Mama : Ya nggak perlu pusing-pusing cari alasannya nak. Teman-teman
Mama bisa dipercaya kok. Nah…!! Momo kan sudah Mama biayai sekolah
sarjana, jadi Momo buktikan lah kalau memang infonya salah.
Momo : … (menghela napas panjang sambil memegangi ujung jari
telunjuknya)
Referensi
1. Basham, G. Irwin, W. Nardone, H. 2011. Chapter 01 Introduction to
Critical Thinking, In Critical thinking: A Student Introduction 4th ed.
McGraw-Hill.
2. Basham, G. Irwin, W. Nardone, H. 2011. Chapter 12 Finding,
Evaluating, and Using Sources, In Critical thinking: A Student
Introduction 4th ed. McGraw-Hill
3. Evaluating Web Pages:
Techniques to Apply & Questions to Ask, the Regents of the University of
California, Updated 02 July 2019,
http://www.lib.berkeley.edu/TeachingLib/Guides/Internet/Evaluate.html
4. Critically Analyzing Information Sources, Olin and Uris Libraries, Cornell
University, Revised18 July 2019.
https://guides.library.cornell.edu/criticallyanalyzing
5. Critical Evaluation of Resources, The Regents of the University of
California.
Updated 02 July 2019,
http://www.lib.berkeley.edu/TeachingLib/Guides/Internet/Evaluate.html
6. Primary, secondary, and tertiary source.
https://www.crk.umn.edu/library/primary-secondary-and-tertiary-sources
dan https://sia.libguides.com/c.php?g=521408

6
2.2 Diskusi Kelompok Kecil ( DKK) 1
2.2.1 Klarifikasi Istilah/Konsep
1. Tabib : Orang yang mengobati pasien secara tradisional
2. Stroke : Penyakit yang mengganggu otak karena terhambat suplai
darah, penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah
3. Praktekkan : Sesuatu yang dilakukan atau diperagakan secara langsung
4. Kekinian : Hal yang sangat baru, trending
5. Pelipis : Bagian kepala letaknya di kiri dan kanan dahi diantara mata
dan telinga
6. Logika : Kecakapan dalam berpikir lurus
2.2.2. Identifikasi Masalah
1. Apa itu berpikir?
2. Apa definisi berpikir kritis?
3. Bagaimana karakteristik dalam berpikir kritis?
4. Bagaimana cara berpikir kritis?
5. Apa manfaat berpikir kritis?
6. Apa hambatan dalam berpikir kritis?
7. Apa saja jenis-jenis informasi?
8. Bagaimana cara membedakan informasi valid/hoax?
9. Cara menerapkan berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari?
2.2.3 Analisis Masalah/Brainstorming
1. Berpikir adalah kemampuan untuk mengumpulkan, memahami, mengolah,
menganalisa informasi untuk menyelesaikan masalah.
2. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi informasi
lebih dalam dan menyeluruh secara ilmiah, logis, dan kreatif untuk menghasilkan
solusi.
3. Karakteristik dalam berpikir kritis :
a. Memiliki tujuan
b. Tidak mudah percaya isu yang beredar
c. Melihat permasalahan dari banyak sudut pandang
d. Memahami perkataan orang lain secara efektif

7
e. Menggunakkan fakta yang telah terbukti
f. Rasa ingin tahu yang besar
4. Cara berpikir kritis :
a. Tidak boleh reaktif pada informasi : perhatikan narasumber, referensi, cari
tahu yang belum ada solusinya
b. Memahami masalah yang dihadapi
c. Memberikan pandangan
d. Berdasarkan data
e. Menarik kesimpulan
f. Mengklarifikasi agar info salah tidak tersebar
5. Manfaat berpikir kritiis :
a. Menganalisis, mengobservasi permasalahan mengenai sebuah informasi
b. Mengetahui info hoax/valid
c. Tidak mudah tertipu/terpengaruhi
d. Mempunyai penegetahuan baru
e. Membantu menungkatkan kecerdasan
f. Membantu seseorang lebih teliti dalam menghadapi persoalan
g. Memecahkan masalah dengan jawaban logis
h. Terbiasa melihat masalah dari banyak sudut pandang
6. Hambatan dalam berpikir kritis :
a. Berbeda pandangan
b. Kurang informasi valid
c. Malas mengklarifikasi
d. Tidak ingin mencari tahu lebih lanjut
e. Membantu meningkatkan kecerdasan
f. Membantu seseorang lebib teliti dalam menghadapi persoalan
g. Memecahkan masalah dengan jawaban logis
h. Terbiasa melihat masalah dari banyak sudut pandang
7. Jenis-jenis informasi :
a. Penyampaiannya : Lisan dan tulisan

8
b. Referensi : Valid dan hoaks
c. Isinya : Ilmiah dan popular
d. Subjeknya : Manusia, buku, tempat
8. Cara membedakan informasi valid dan hoax :
a. Melihat sumbernya
b. Tidak melihat kalimat paksa (propaganda, provokasi)
c. Netral
d. Melihat kapan, siapa, latar belakang informasi tersebut
e. Melihat fakta
f. Mengkonfirmasi kepada pakar yang mengetahui
9. Penerapan berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari :
a. Berani berpendapat
b. Rajin membaca
c. Diskusi
d. Debat
e. Tidak langsung mempercayai informasi

2.2.4 Strukturisasi Konsep

9
2.2.5 Learning Objectives atau Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis informasi
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara menilai sumber informasi
3. Mahasiswa mampu mengetahui cara menilai kualitas informasi
4. Mahasiswa mampu mengetahui definisi berpikir kritis
5. Mahasiswa mampu mengetahui standar berpikir kritis
6. Mahasiswa mampu mengetahui cara berpikir kritis
7. Mahasiswa mampu mengetahui manfaat berpikir kritis
8. Mahasiswa mampu mengetahui hambatan dalam berpikir kritis
9. Mahasiswa mampu mengetahui penerapan (aplikasi) berpikir kritis
dalam kehidupan sehari-hari
2.2.6 Belajar Mandiri
Pada step 6 ini masing-masing anggota diskusi melakukan proses
belajar mandiri sehubungan dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan
pada step 5 untuk mengetahui lebih dalam terhadap materi yang akan
dibahas pada diskusi kelompok kecil (DKK) 2.

2.3 Diskusi Kelompok Kecil (DKK) II

2.3.1 Sintesis Masalah


1. Jenis-jenis informasi
a) Berdasarkan Sumbernya
Artikel University of Minnesota Crookston membagi informasi
menjadi 3 berdasarkan sumbernya, sebagai berikut :

oPrimary Sources (Sumber Primer)

10
Adalah suatu sumber baik berupa dokumen atau dari orang-orang
yang memiliki hubungan dengan topik itu yang dapat memberi bukti
secara langsung. Bisa juga dikatakan sebagai sumber yang paling
awal atau pertama dari sebuah informasi. Contohnya : laporan asli
penelitian, buku harian, teks pidato, kumpulan data pemerintah
(sensus penduduk, survey, statistik ekonomi), gambar, audio, foto,
narasumber dan lain-lain.

oSecondary Sources (Sumber Sekunder)


Adalah suatu interpretasi dan evaluasi dari sumber primer yang
berupa komentar dan diskusi mengenai suatu bukti. Contohnya :
bibliografi, esai, karya sastra seperti artikel jurnal, buku pelajaran,
karya biografis, dan lain-lain.

oTertiary Sources (Sumber Tersier)


Sumber tersier menyajikan ringkasan dari suatu sumber primer
maupun sumber sekunder. Contohnya : almanac, abstrak, kamus,
ensiklopedia, dan lain-lain.

b) Berdasarkan Isi
Informasi berdasarkan isi menurut Shera dalam (Laloo,2002:6) adalah
sebagai berikut:
oConceptual Information
Berkaitan dengan ide, teori, konsep dan hipotesis.
oEmpirical Information
Berhubungan dengan pengalaman dan data penelitian yang
diberitahu-kan kepada khalayak.
oProcedural Information
Data hasil penelitian yang belum diolah (data mentah).
oStimulatery Information
Informasi yang didapat dari lingkungan.
oPolicy Information
Informasi yang menjadi tolak ukur dalam mengambil keputusan.
oDirective Information
Informasi yang digunakan sebagai koordinator yang efektif dalam
suatu kegiatan kelompok.

11
c) Berdasarkan Fungsi (Kosasih,2006)
oInformasi yang menambah pengetahuan, misalnya peristiwa bencana
alam, proses terjadinya hujan, dan lain-lain.
oInformasi edukatif (mengajari pembaca), misalnya teknik belajar jitu,
tips berbicara di depan umum, dan lain-lain.

2. Cara menilai sumber informasi


Sumber informasi haruslah dianalisa terlebih dahulu. Berikut beberapa
cara dalam menilai sumber informasi berdasarkan Critically Analyzing
Information Sources, Saint Mary’s University, beberapa poin yang
harus diperhatikan, yaitu
a. Penulis
Beberapa informasi seperti kredensial penulis, tempat dia bekerja,
pendidikannya, dan pengalaman akademis penulis di masa lalu dapat
diperoleh melalui pencarian web atau mencari penulis dalam database
akademik.
b. Tanggal publikasi
Suatu sumber informasi perlu ditelusuri apakah informasi tersebut
bersifat terkini atau ketinggalan zaman . Beberapa topik bidang
pengembangan yang berkelanjutan dan cepat, seperti sains, menuntut
informasi terkini. Sebaliknya, topik dalam humaniora sering
membutuhkan materi yang ditulis sejak bertahun-tahun yang lalu.
c. Penerbit
Memperhatikan penerbit beserta reputasinya dari suatu sumber
informasi juga penting dilakukan. Jika sumber diterbitkan oleh pers
universitas, maka dapat disimpulkan sumber tersebut ilmiah.
d. Sumber Ilmiah vs Populer
Perbedaan antara sumber ilmiah dan populer menunjukkan tingkat
kompleksitas yang berbeda dalam menyampaikan ide. Perbedaan
antara sumber ilmiah dan populer sangat signifikan. Dimana, sumber
ilmiah telah diuji dan ditinjau oleh akademisi sebelum diterbitkan.
Sehingga, dapat dikatakan sumber ilmiah telah melewati pengujian

12
yang sangat ketat. Sumber populer, meskipun terkadang bermanfaat,
tidak selalu tunduk pada proses peninjauan yang sama dengan sumber
ilmiah. Jika sulit untuk menentukan apakah sumber itu ilmiah atau
populer, sumber informasi itu dapat dikonsultasikan dengan ahli di
bidang tersebut.

Adapun berdasarkan Critically Analyzing Information Sources, Olin


and Uris Libraries, Cornell University, Revised 18 July 2019, poin yang
harus diperhatikan selain 4 poin di atas, yaitu tentang edisi dan revisi.
Edisi lebih lanjut menunjukan bahwa sumber tersebut telah direvisi dan
diperbarui sebagai bentuk perubahan dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Banyaknya cetakan atau edisi mungkin mengindikasikan
bahwa karya tersebut telah menjadi sumber yang dapat dipercaya.

3. Cara menilai kualitas informasi


Dikutip dari Critically Analyzing Information Sources, Saint Mary’s
University, menilai kualitas suatu informasi dapat dilakukan dengan cara
berikut.
1. Sasaran Audiens
Sasaran audiens bisa untuk khalayak umum atau orang yang ahli dalam
bidangnya. Informasi harus disesuaikan kepada audiens karena audiens
cenderung memperdalam topik atau informasi yang sampai kepadanya.
2. Alasan yang Objektif
Informasi harus valid dan berdasarkan penelitian yang baik. Harus
ditelusuri pula apakah ide dalam informasi tersebut bisa ditemukan
dari penulis lain dengan topik yang sama. Karena apabila terjadi
perbedaan yang jauh, maka harus lebih teliti dalam menerima
informasi.
3. Cakupan
Cakupan yang dimaksud yaitu tentang apakah sumber tersebut
memperbarui sumber lain, memperkuat atau menambah informasi baru

13
dari sebuah jurnal. Hal lain yang perlu diketahui juga yaitu apakah
sumber ini merupakan primary atau secondary sources.
4.Gaya Menulis
Hal yang perlu diperhatikan dari gaya penulisan yaitu apakah
informasi disajikan jelas dan mudah dibaca. Selain itu, informasi yang
terorganisasi secara logis dan pengulangan kata dalam gaya menulis
oleh author juga perlu diperhatikan.
5.Evaluative Reviews atau Penilaian
Lihat dan perhatikan penilai, apakah sumber tersebut mendapat review
yang positif dan apakah reviewer merekomendasikan sumber tersebut
untuk dibaca.

Menurut O’Brien & Marakas (2011), ada 3 dimensi yang perlu


diperhatikan dalam menilai kualitas suatu informasi, yaitu dimensi waktu,
dimensi konten, dan dimensi bentuk.
1) Dimensi Waktu
Dimensi ini meliputi ketepatan, masa berlaku, frekuensi, dan
periode waktu. Ketepatan yaitu informasi seharusnya ada saat
dibutuhkan. Masa berlaku informasi saat diberikan merupakan
informasi yang terbaru. Frekuensi yaitu tentang seberapa sering suatu
informasi diberikan ketika dibutuhkan. Adapun periode waktu,
informasi dapat menujukkan tentang masa lalu, sekarang atau masa
yang akan datang.
2) Dimensi Konten
Dimensi ini meliputi ketepatan, kerelevanan, kelengkapan,
keringkasan, ruang lingkup, dan kinerja. Ketepatan yang dimaksud
adalah informasi bebas dari error atau kesalahan. Adapun kerelevanan
yaitu informasi berhubungan dengan apa yang dibutuhkan oleh
penerima dalam situasi tersebut. Kemudian kelengkapan, semua
informasi yang dibutuhkan diberikan secara lengkap. Keringkasan,
hanya informasi yang diperlukan yang harus disediakan. Ruang
lingkup, informasi memiliki cakupan yang luas atau sempit, atau fokus

14
secara internal atau eksternal. Kemudian kinerja, informasi harus bisa
memberi gambaran dengan mengukur dari aktivitas yang tercapai,
proses yang terjadi atau kumpulan dari sumber yang ada.
3) Dimensi Bentuk
Dimensi ini meliputi kejelasan, detail, urutan, presentasi, dan
media. Kejelasan, informasi yang diberikan harus dalam bentuk yang
mudah dipahami. Detail, informasi dapat diberikan dalam bentuk
detail atau ringkasan. Urutan, informasi dapat diatur dalam urutan
yang telah ditentukan. Presentasi, informasi dapat disajikan dalam
narasi, numerik, grafik, atau bentuk lainnya. Media, informasi dapat
diberikan dalam bentuk kertas cetak dokumen, tampilan video, atau
media lainnya.

4. Definisi berpikir kritis


Dalam Buku Critical Thinking 4th ed. Chapter 1 ( Basham, 2011),
berpikir kritis adalah suatu kemampuan kognitif dan disposisi intelektual
individu untuk dapat mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi suatu
pendapat maupun masalah dengan standar-standar intelektual yang jelas.
Menurut Ennis (1962) berpikir kritis adalah berpikir secara beralasan
dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa
yang harud dipercaya dan dilakukan
Menurut Dewey (1909) berpikir kritis disebutnya sebagai berpikir
reflektif yaitu sebuah proses aktif. Proses aktif sendiri merupakan proses
di mana seseorang memikirkan, mengajukan, serta menemukan jawaban
yang relevan untuk dirinya sendiri daripada belajar dengan cara menerima
pembelajaran dari orang lain (Fisher,2011)

5. Standar atau kriteria berpikir kritis


Dalam Buku Critical Thinking 4th ed. Chapter 1 ( Basham, 2011)
dipaparkan standar dalam berpikir kritis, yaitu sebagai berikut;
1. Clarity atau kejelasan
Kita harus bisa menangkap informasi yang disampaikan
dengan jelas. Kejelasan tidak hanya berupa informasi tetapi juga

15
kejelasan bahasa. Banyak orang yang gagal menyampaikan informasi
karena ketidakmampuan mengekspresikan pendapat. Kejelasan
informasi juga diperlukan untuk menyatukan konsep dan pemahaman
mengenai masalah yang dibahas.
2. Precision atau ketelitian
Dalam menghadapi masalah sehari-hari, diperlukan adanya
ketelitian yaitu dengan memperhatikan setiap petunjuk yang tersedia,
yang terkadang justru diabaikan. Selain itu, ketelitian juga bisa
didapatkan dengan memikirkan alternatif penyelesaian yang baik
maupun buruk hingga menemukan solusi yang tepat.
3. Accuracy atau kebenaran
Informasi yang kita dapatkan harus akurat, terhindar dari
kesalahan yang nantinya akan mengakibatkan kesalahan pula dalam
menarik kesimpulan.
4. Relevant atau berhubungan
Antara ide dan informasi yang ada harus berkorelasi. Berpikir
kritis harus memiliki esensi pemikiran tingkat tinggi tidak hanya
sekedar berpikir dengan mendalam demi mencari perhatian, contohnya
dalam debat.
5. Consistency atau ketetapan atau kemantapan
Sikap konsisten diperlukan dalam mencari kebenaran. Terdapat
dua macam sikap ketidakkonsistenan, yaitu ketidakkonsistenan logis
yang mempercayai sebagian atau seluruh informasi dan
ketidakkonsistenan praktis yang mempercayai satu hal namun
melakukan hal lain.
6. Logical Correctness atau pemikiran yang masuk akal
Diperlukan nalar yang masuk akal dalam berpikir kritis.
Karena nalar ini yang digunakan untuk menarik kesimpulan
berdasarkan alasan yang benar dan tepat yang tentunya didapatkan dari
fakta dan data yang tersedia.
7. Completeness atau kelengkapan

16
Keutuhan atau kelengkapan bisa didapatkan dari proses
berpikir yang mendalam dan menyeluruh. Misalnya, menyelesaikan
soal matematika dengan menyelesaikan tahap demi tahap.
8. Fairness atau keadilan
Keadilan yang dimaksud adalah memiliki wawasan yang
terbuka dan terhindar dari prasangka atau asumsi lainnya yang
menyimpang.

6. Cara atau tahapan berpikir kritis


Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seseorang agar dapat
berpikir kritis, mengingat bahwa berpikir kritis begitu memiliki peranan
yang penting dalam kehidupan seseorang, diantaranya mencegah agar
tidak salah dalam mengambil suatu keputusan, berpikir cermat, dan teliti
dalam mengatasi sebuah persoalan yang sedang dihadapi. Berpikir kritis
dapat dilatih dengan mengidentifikasi, memahami, menganalisis, dan
mencari kesimpulan terhadap suatu permasalahan. Berpikir kritis juga
dapat diawali dengan memilah dan memilih suatu sumber informasi yang
didapatkan dengan mengamati 6 hal yaitu :
1. Penulis
2. Tanggal publikasi
3. Edisi lama atau revisi
4. Penerbit
5. Judul jurnal (populer atau ilmiah)
6. Keberadaan indeks dan daftar pustaka.

Menurut APA Delphi Study (Facione, 1990), seorang pemikir


kritis memiliki cognitive skills sebagai berikut:
a). Penafsiran
Seseorang harus mampu mengartikan semua permasalahan
yang dihadapi dengan teliti, cermat, tepat, dan mampu menggolongkan
masalah ke dalam beberapa golongan guna menganalisis masalah
tersebut secara tepat.
b). Analisis

17
Menganalisis yaitu menelaah masalah dan informasi serta
menghubungkan antara pernyataan, pertanyaan, dan informasi yang
didapat termasuk menganalisis ide, dan argumen.
c). Evaluasi
Menilai pernyataan yang logis atau bentuk lainnya seperti
penagalaman situasi, atau pendapat seseorang.
d). Menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan adalah dapat mengenali dan
menyimpulkan secara bertanggung jawab dalam bentuk hipotesis
dengan menghubungkan fakta, dan data yang telah ada.
e). Penjelasan
Adalah hasil penalaran seseorang, penalaran yang benar
berkaitan dengan kejadian, konseptual, metodologi, dan pertimbangan
kontekstual berdasarkan penelitian seseorang, dan menyajikan
penalaran dalam bentuk alasan yang kuat.
f). Self regulation
Menyadari kemampuan diri sendiri secara kognitif serta
perkembangan dari hasil yang didapat, sehingga mau untuk menerima
berbagai masukan dan sudut pandang yang beragam.

Selain itu dalam tingkat institusi pendidikan juga dapat memberikan


cara agar mahasiswa terlatih untuk senantiasa berpikir kritis ketika
mendapatkan informasi dengan mencari lebih lanjut mengenai informasi
yang didapatkan tersebut, selain itu juga membuat mahasiswa mampu
mengevaluasi argumen baik milik diri sendiri maupun orang lain dengan
memadukan berbagai fakta dan data yang ada. Cara tersebut dapat
dilakukan dengan cara :
1.Program Based Learning (PBL)
Diharapkan dengan adanya program based learning mahasiswa
mampu menggunakan berbagai konsep, prinsip, dan keterampilan
yang telah mereka pelajari untuk memecahkan permasalahan yang
sedang dihadapi. Karena program based learning mengembangkan
kemampuan untuk menidentifikasi, menganalisis, memecahkan

18
masalah, berpikir logis, dan membuat keputusan dengan tepat serta
dapat menarik kesimpulan.

2.Problem Solving And Mind Mapping


Dengan menerapkan prinsip ini mahasiswa diharapkan mampu
untuk menarik kesimpulan dan mengatasi sebuah permsalahan serta
mengingat berdasarkan pengalaman atau kasus yang sama di masa
lalu untuk dijadikan pembelajaran dalam mendapatkan solusi.

7. Manfaat berpikir kritis


Manfaat bagi mahasiswa :
1.Membantu memperoleh pengetahuan, memperbaiki teori, memperkuat
argument
2.Mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas
3.Mengumpulkan, menilai, dan menafsirkan informasidenganefektif
4.Membuat kesimpulan dan menemukan solusi masalah berdasarkan
alasan yang kuat
5.Membiasakan berpikiran terbuka
6.Mengkomunikasikan gagasan, pendapat, dan solusi dengan jelas
kepada lainnya

Manfaat bagi tempatkerja :


1.Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dalam mencari solusi.
2.Meningkatkan keterampilan bekerja cepat atau gesit.
3.Menganalisis, membuat kesimpulan data dan mengkomunikasikan
dengan baik.

Manfaat bagi kehidupan :


1. Pengembangan diri
2.Selalu berhati hati, jelas, logis, menghindari pengambilan keputusan
secara ceroboh dan salah.
3.Demokrasi
(Basham, G. Irwin, W. Nardone, H, 2011).

8. Hambatan berpikir kritis


Berikut adalah daftar beberapa hambatan paling umum untuk berpikir
kritis:
• Kurangnya informasi latar belakang yang relevan
• Keterampilan membaca yang buruk

19
• Bias
• Prasangka
• Takhayul
• Egosentrisme (pemikiran egois)
• Sosiosentrisme (pemikiran yang berpusat pada kelompok)
• Tekanan teman sebaya
• Konformisme
• Provinsialisme
• Pikiran sempit
• Pikiran tertutup
• Ketidakpercayaan pada alasan
• Pemikiran relativistik
• Stereotip
• Asumsi yang tidak beralasan
• Pengkambinghitaman
• Rasionalisasi
• Penyangkalan
• Angan-angan
• Pemikiran jangka pendek
• Persepsi selektif
• Memori selektif
• Emosi yang sangat kuat
• Penipuan diri sendiri
• Menyelamatkan muka
• Takut akan perubahan
Berikut beberapa penjabarannya;
1.Egosentrisme adalah paham yang berpusat pada diri sendiri. Ia
menilai bahwa dirinya lebih unggul daripada orang lain. Orang yang
seperti ini biasanya memiliki sifat yang egois, mementingkan diri
sendiri, dan memandang bahwa gagasan dia lebih baik daripada
orang lain.
2.Sosiosentrisme adalah paham yang berpusat pada kelompok.
Mereka memandang bahwa kelompok mereka lebih baik atau unggul
daripada kelompok lain.
3.Asumsi adalah sesuatu yang kita yakini benar tanpa bukti.
4.Relativism adalah paham yang menganggap bahwa kebenaran
adalah masalah pendapat. Ada dua jenis relativisme yaitu
subjektivisme dan relativisme budaya. Subjektivisme adalah paham

20
dimana kebenaran adalah pendapat individu. Relativisme budaya
adalah paham dimana kebenaran adalah masalah opini sosial budaya.
5.Angan-angan adalah mempercayai sesuatu bukan karena memiliki
bukti tetapi hanya karena berharap itu benar.
(Basham, G. Irwin, W. Nardone, H, 2011).

9. Aplikasi berpikir kritis dalam kehidupan sehari-hari


Contoh aplikasi berpikir kritis adalah pada penggunaan metode PBL
(Problem Based Learning). PBL menitikberatkan pada belajar sebagai
proses yang melibatkan pemecahan masalah dan berpikir kritis dalam
konteks yang sebenarnya, sehingga membuat siswa dapat mempelajari hal
secara luas sehingga menjadikan siswa sebagai pribadi yang aktif dan
bertanggung jawab. (Glazer, 2001)
Abdullah dan Ridwan (2008) mengungkapkan dalam sebuah
penelitian bahwa metode PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Contoh aplikasi lain dipaparkan oleh Irawan,dkk (2015) dalam jurnal
yang berjudul Pelevelan Kinerja Siswa Berdasarkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas VII Mts Negeri Jember Dalam
Menyelesaikan Soal Matematika Yang Tekait Tema Kopi yaitu
mengerjakan soal matematika dengan memperhatikan standar dalam
berpikir kritis:
Indikator Berpikir Kritis

1. Clarity (kejelasan)
a. Menuliskan apa yang diketahui pada soal.
b. Menyajikan permasalahan pada soal dalam bahasa matematika
2. Precision (presisi)
a. Menuliskan cara atau strategi yang digunakan dalam
menyelesaikan soal.
b. Menuliskan hipotesis penyelesaian soal.
3. Accuracy (akurat)

21
a. Menuliskan informasi yang ada pada soal dengan tepat.
b. Menyelesaikan soal dengan tepat.
4. Relevance (relevan)
a. Menuliskan konsep yang sesuai dengan soal.
b. Menuliskan informasi yang terkait dengan penyelesaian soal.
5. Consistency (konsisten)
a. Menyelesaikan soal sesuai dengan informasi yang ada pada
soal .
b. Menyelesaikan soal dengan menggunakan cara atau alternatif
penyelesaian yang lain.
6. Logical correctness (kebenaran secara logis)
a. Menghubungkan pengetahuan sebelumnya dalaM
menyelesaikan soal.
b. Menuliskan setiap alasan yang sesuai dengan fakta, konsep,
prinsip dan operasi matematika.
7. Completeness (kelengkapan)
a. Menuliskan tahap demi tahap penyelesaian soal.
b. Menuliskan hal-hal yang terkait jawaban dari penyelesaian
soal.
8. Fairness (keadilan)
a. Menuliskan kesimpulan disertai dengan alasan yang logis.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah istilah
yang dberikan untuk berbagai keterampilan kognitif dan disposisi intelektual
untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi argumen dan klaim

22
kebenaran secara efektif. Kaitan berpikir kritis dengan mendapatkan informasi
adalah tentang cara mendapatkan informasi berdasarkan sumber dan keakuratan
yang benar, sehingga kita tidak hanya mendapatkan informasi sebanyak-
banyaknya tetapi juga mendapatkan informasi dengan keakuratan yang bisa
dipertanggungjawabkan.
3.2 Saran
Demikian laporan diskusi penulis mengenai sistem memori. Setelah
membaca laporan ini diharapkan pembaca dapat mengetahui dan memahami
jenis-jenis sistem memori dan dapat mengaplikasikan cara memanfaatkan sistem
memori secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa saran
yang kami sampaikan;
1.Sebaiknya mahasiswa mencari referensi yang valid baik dari jurnal maupun
platform penelitian lainnya.
2.Sebaiknya mahasiswa memperdalam referensi yang disediakan lalu mencari
referensi lain sebagai tambahan.
3.Sebaiknya tujuan pembelajaran atau Learning Objectives dibuat ringkas dan
mencakup keseluruhan materi.

DAFTAR PUSTAKA

Basham, G. Irwin, W. Nardone, H. 2011. Chapter 01 Introduction to Critical


Thinking, In Critical thinking: A Student Introduction 4th ed. McGraw-Hill.

23
Basham, G. Irwin, W. Nardone, H. 2011. Chapter 12 Finding, Evaluating, and
Using Sources, In Critical thinking: A Student Introduction 4th ed. McGraw-Hill

Evaluating Web Pages: Techniques to Apply & Questions to Ask, the Regents of the
University of California, Updated 02 July 2019,
http://www.lib.berkeley.edu/TeachingLib/Guides/Internet/Evaluate.html

Critically Analyzing Information Sources, Olin and Uris Libraries, Cornell


University, Revised18 July 2019.
https://guides.library.cornell.edu/criticallyanalyzing

Critical Evaluation of Resources, The Regents of the University of California.


Updated 02 July 2019,
http://www.lib.berkeley.edu/TeachingLib/Guides/Internet/Evaluate.html

F. Fakhriyah, 2014. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Volume 3 Nomor 1.

Handini,Y.K. 2013. Kebutuhan Informasi Wanita Pekerja Seks Di Resosialisasi


Argorejo Semarang. Semarang. Universitas Diponegoro. Volume 2, Nomor 3,1-8.

Irawan,dkk. 2015. Pelevelan Kinerja Siswa Berdasarkan Kemampuan Berpikir


Kritis Siswa Kelas VII MTs Negeri Jember Dalam Menyelesaikan Soal
Matematika yang Terkait Tema Kopi. Kadikma. Vol.6 No.3. Hal. 57-66. Jember.
Universitas Jember

Ivone,J. 2010. Critical Thinking, Intelectual Skills, Reasoning and Clinical


Reasoning. Bandung. Fakultas Kedokteran Maranatha Bandung.

24
Nafiah, Y.N. 2014. Penerapan Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa. Vol. 4,
Nomor 1.

Primary, secondary, and tertiary source.


https://www.crk.umn.edu/library/primary-secondary-and-tertiary-sources
https://sia.libguides.com/c.php?g=521408

Tia Ristiasari, Dkk, 2012. Journal Of Biology Education Volume 1 .

Wildan,M.N. 2017. Analisis Kualitas Informasi Cybercampus. Surabaya.


Universitas Airlangga.

25

Anda mungkin juga menyukai