Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)

Vol. 3 No. 3
ISSN 2338 3240

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan


Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

Ika Hikmayanti, Sahrul Saehana dan Muslimin


Hikmayantiika@yahoo.com
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu - Sulawesi Tengah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning menggunakan
simulasi terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VII MTs Bou. Metode yang digunakan adalah eksperimen kuasi
dengan the non-equivalent pretest-posttest design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs
Bou. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan kelas
VII-B sebagai kelas kontrol. Instrumen hasil belajar berupa tes pilihan ganda yang telah divalidasi melalui
validasi item tes. Rata-rata tes akhir yang mengikuti model pembelajaran problem Based
Learningmenggunakan simulasi adalah 71,82 yang berkriteria sedang dan rata-rata yang mengikuti model
konvensional adalah 56 juga yang berkriteria sedang. Hasil perhitungan statistik dari pengujian hipotesis
menggunakan uji-t didapatkan harga thitung sebesar 5,16 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = 40
adalah 1,68. Disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model problem based learning menggunakan simulasi
terhadap hasil belajar fisika siswa kelas VII MTs Bou.

Kata Kunci: Problem Based Learning, Simulasi, Hasil Belajar.

I. PENDAHULUAN memberikan dampak yang sangat positif bagi


kemampuan dan kemauan siswa untuk
Kemandirian siswa dalam belajar terutama mengikuti proses pembelajaran.[2]
dalam memecahkan masalah sangat kurang. Salah satu media pembelajaran yang dapat
Sehingga rendahnya kualitas proses digunakan yaitu menggunakan simulasi
pembelajaran fisika memberikan dampak komputer. Simulasi komputer merupakan jenis
terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Oleh media yang secara virtual dapat menyediakan
karena itu, Guru diharapkan dapat memperbaiki respon yang segera terhadap hasil belajar yang
keadaan ini dengan cara memilih model yang dilakukan oleh siswa.[3]
tepat dalam proses pembelajaran agar minat Dengan proses pembelajaran yang
dan konsentrasi siswa terfokus pada pelajaran. menggunakan simulasi siswa tidak hanya
Model pembelajaran yang bisa digunakan menghayal, tetapi siswa dapat melihat langsung
untuk menciptakan pembelajaran yang efektif konsep yang dijelaskan oleh guru.
dan menyenangkan banyak, salah satunya Berdasarkan permasalahan diterapkan model
adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang mampu mengarahkan siswa
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memecahkan masalah melalui teknologi untuk
atau pembelajaran berbasis masalah. meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu
Pada prinsipnya dalam model pembelajaran model pembelajaran yang sesuai adalah model
PBL siswa sendirilah yang secara aktif mencari pembelajaran Problem Based Learning
jawaban atas masalah-masalah yang diberikan menggunakan Simulasi.
guru. Dalam hal ini guru lebih banyak sebagai Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mediator dan fasilitator untuk membantu siswa pengaruh model problem based learning
dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka menggunakan simulasi terhadap hasil belajar
secara efektif. Pembelajaran berbasis masalah siswa pada materi gerak lurus kelas VII MTs
merupakan pembelajaran yang menyajikan Bou.
kepada siswa situasi masalah yang nyata, yang
bersifat terbuka.[1] II. METODE PENELITIAN
Selain model pembelajaran, kurangnya
pemanfaatan sarana dan prasarana khususnya Penelitian ini merupakan penelitian jenis
media pembelajaran juga menyebabkan proses quasi experimental design. Adapun desain
pembelajaran tidak efektif, Penggunaan media penelitian menggunakan Rancangan Prates-
pembelajaran dengan basic teknologi Pascates yang tidak Ekuivalen (the non
57
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 3 No. 3
ISSN 2338 3240

equivalen, Pretest-Postest Design) yaitu daya beda antara skor akhir hasil belajar siswa
penelitian yang dilaksanakan dengan cara antara kelompok kontrol dan kelompok
menggunakan kelas–kelas yang sudah ada eksperimen. maka hipotesis tersebut harus diuji.
sebagai kelompoknya dengan memilih Adapun kriteria yang digunakan dalam uji ini
berdasarkan pertimbangan kelas yang adalah:
diperkirakan sama keadaan/ kondisinya, dalam
hal ini keadaan untuk tingkat kecerdasan yang Jika thitung > ttabel Ho ditolak dan Ha diterima,
hampir sama. atau

Tabel 1. Desain Penelitian Jika thitung < ttabel Ho diterima dan Ha ditolak.
Pre- Post-
Kelompok tes Perlakuan tes Selain itu digunakan pula Uji N gain untuk
melihat peningkatan pada hasil belajar siswa,
A O1 X1 O2 karena untuk mengetahui adanya pengaruh
(Eksperimen) dapat pula dilihat melalui peningkatan hasil
B O1 X2 O2 belajar.
(Kontrol)
(Sumber: Sudjana, 2005)
Keterangan : III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A : Kelompok eksperimen
B : Kelompok kontrol Dalam penelitian ini, instrumen yang
X1 : Problem based learning menggunakan simulasi digunakan berupa tes hasil belajar yang terdiri
X2 : Metode Konvensional
O1 : Tes awal (pretest)
dari 20 soal dalam bentuk pilihan ganda . Setiap
O2 : Tes akhir (posttest) item soal tes telah divalidasi melalui validasi
item dan dianalisis menggunakan uji validasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh butir soal, indeks kesukaran, daya pembeda dan
siswa kelas VII yang terdiri atas 2 kelas. Satu reliabilitas tes.
kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas Untuk mengetahui nilai rata – rata skor akhir
lainnya sebagai kelas kontrol. Penentuan sampel hasil belajar kelas ekperimen dan kelas kontrol,
dalam penelitian ini menggunakan metode dapat dilihat melalui tabel 2.
pengambilan sampel secara purposive sampling Tabel 2
yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan Tes Akhir
pertimbangan tertentu, alasan pemilihan sampel
Uraian Kelas Kelas
dengan pertimbangan karena kedua kelas
memiliki nilai rata–rata hasil belajar fisika Kontrol Eksperimen
dianggap homogen. Dalam penelitian ini Jumlah siswa 20 22
terdapat 3 tahapan, tahap 1 (persiapan) yaitu Nilai Minimum 35 50
melakukan uji validitas instrumen yang akan Nilai Maksimum 75 95
digunakan sebagai soal pre test-post-test pada Nilai Rata-rata 56 71.82
kelas eksperimen maupun kontrol. Tahap 2 Simpangan 10.52 10.91
(pelaksanaan) yaitu memberikan perlakuan dan Baku
tahap 3 (akhir) yaitu melakukan pengolahan
data menggunakan teknik analisis data. Selain itu Untuk mengetahui tingkat
kenormalan distribusi data skor akhir hasil
Teknik analisa data dilakukan menggunakan belajar kelas ekperimen dan kelas kontrol, dapat
uji instrumen dan uji hasil, uji instrumen terdiri dilihat melalui tabel 3.
atas uji validitas butir soal, indeks kesukaran Tabel 3
soal, daya pembeda dan reliabilitas tes. Tes Akhir
Uraian
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui Eksperimen Kontrol
apakah data yang di peroleh berdistribusi normal Sampel 22 20
atau tidak. Uji homogenitas digunakan untuk
mengetahui apakah data yang di peroleh 3,15 4,04
menunjukkan bahwa data sampel berasal dari
7,81 7,81
varians yang sama atau tidak. Selain itu uji hasil
hipotesis yaitu untuk melihat seberapa jauh Keterangan Normal
hipotesis yang telah dirumuskan didukung oleh
data yang dikumpulkan, dan untuk mengetahui
58
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 3 No. 3
ISSN 2338 3240

Untuk melihat apakah data berasal dari 80


variansi yang sama atau tidak maka uji 58,57
homogenitas pada kelas ekperimen dan kelas 60
kontrol dapat dilihat pada tabel 4. 40
35,245 Eksperimen

Tabel 4 20 Kontrol
Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen 0
Uraian N-Gain
Tes
Tes akhir
akhir
Gambar 1. Diagram Nilai Rata-rata hasil belajar Siswa Kelas
Fhitung Eksperimen dan Kelas Kontrol.
1,07 1,07
Berdasarkan hasil tes diketahui bahwa hasil
Ftabel 2,15
belajar siswa yang mendapatkan model
pembelajaran problem based learning
Uji hipotesis dilakukan jika telah diketahui menggunakan simulasi lebih tinggi dari siswa
bahwa data yang diperoleh telah berdistribusi yang mendapatkan model pembelajaran
normal dan homogen. Maka uji hipotesis yang konvensional dengan metode demonstrasi.
digunakan ialah uji hipotesis satu pihak atau uji
Hal ini didukung oleh keunggulan model
statistik parametrik, hasil uji hipotesis dapat di
pembelajaran problem based learning
lihat pada tabel 5.
menggunakan simulasi diantaranya hampir
seluruh siswa aktif dalam proses pembelajaran
sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator
Tabel 5
yaitu dengan memberikan orientasi tentang
ttabel
thitun Keputus permasalahan kepada siswa, selanjutnya guru
Kelas (α =
g an memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan
0,05)
mengatasi masalah, mengorganisasi siswa untuk
Eksperi meneliti, mendefinisikan dan mengorganisasikan
men H1 tugas-tugas yang terkait dengan permasalahan.
5,16 1,68 Guru juga mendorong siswa untuk mendapatkan
diterima
Kontrol informasi yang tepat melalui eksperimen dan
mencari penjelasan, solusi, serta membantu
mengembangkan, menganalisis dan
Jika ilihat pada tabel di atas hal ini mengevaluasi proses mengatasi masalah terkait
menunjukkan bahwa thitung berada diluar daerah dengan materi yang diajarkan.
penerimaan Ho. Dengan demikian H 1 diterima
dan H0 ditolak. Artinya bahwa hasil belajar siswa Dengan bantuan simulasi, siswa juga akan
yang mendapatkan pembelajaran problem based lebih mudah mengingat dan mengetahui
learning menggunakan simulasi lebih konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak
berpengaruh pada dari hasil belajar siswa yang khususnya pada materi gerak lurus. Para siswa
mendapatkan pembelajaran konvensional. lebih mengerti materi yang diajarkan
dibandingkan dengan pembelajaran
Data rata-rata peningkatan hasil belajar siswa konvensional yaitu keaktifan siswa serta
materi gerak lurus pada kelas eksperimen dan pengembangan kemampuan berfikir dan melatih
kelas kontrol berada pada kriteria rendah. Tetapi siswa dalam menyelidiki permasalahan penting
jika ditinjau secara kuantitatif untuk kelas yang konstekstual untuk menjadikan individu
eksperimen lebih unggul dari kelas kontrol, yang mandiri .
dengan nilai rata-rata N-Gain untuk kelas
eksperimen sebesar 58,57% sedangkan untuk Media pada pembelajaran ini dirancang oleh
kelas kontrol 35,25%. Dapat dilihat kembali peneliti dengan menggunakan efek animasi
pada diagram berikut. simulasi multimedia yang menarik. Selain itu,
peneliti juga menggunakan media penunjang
lainnya. Penggunaan media ini bertujuan untuk
mengantisipasi kekurangan penyelidikan melalui
eksperimen yang telah dilakukan, sehingga
siswa tertarik dan senang belajar, siswa
59
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 3 No. 3
ISSN 2338 3240

sungguh menghayati peran yang dilakukan dan learning menggunakan simulasi siswa lebih aktif
pengetahuan mereka menjadi lebih realistik, dan lebih terarah dalam memecahkan masalah
aktif berfikir, kreatif dan berpartisipasi dalam selain itu adanya simulasi juga lebih
belajar. memudahkan siswa dalam mengingat materi
yang diajarkan. Dengan demikian dapat
Pernyataan tersebut juga didukung oleh disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hasil
penelitian-penelitian sebelumnya yaitu[4] belajar siswa yang mendapatkan model
mengatakan bahwa model pembelajaran pembelajaran Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) berbantuan menggunakan simulasi pada kelas VII MTs Bou.
media visual animasi berpengaruh secara
signifikan terhadap hasil belajar IPA, karena Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
problem based learning memberikan cara penulis mengajukan beberapa saran sebagai
pembelajaran penggunaan permasalahan bahan perbaikan di masa akan datang :
bersifat nyata, siswa mampu bekerja sama
dengan kelompok pembelajaran di kelas 1) Untuk menerapkan model pembelajaran
sehingga menjadi aktif, dan guru menggunakan Problem Based Learning menggunakan
media visual animasi agar lebih memudahkan simulasi sebaiknya langkah–langkah yang
guru di dalam penyampaian materi ajar.[3]juga digunakan lebih terarah, sehingga guru
menjelaskan bahwa ada perbedaan sangat pada prinsipnya hanya berperan sebagai
signifikan antara skor akhir hasil belajar siswa fasilitator.
yang menggunakan simulasi komputer 2) Agar seluruh siswa dalam setiap kelompok
dibandingkan dengan skor akhir yang dapat terlibat lebih efektif dalam
menggunakan buku ajar. Penggunaan media memecahkan masalah yang di berikan oleh
pembelajaran simulasi komputer secara umum guru, hendaknya guru mengetahui
merupakan hal yang baru dan menyenangkan karakteristik dan kemampuan setiap siswa
bagi siswa sehingga memiliki respon sebesar agar pembagian kelompok merata dan
100 %. kegiatan pembelajaran dapat terlaksana
dengan baik.
Kelebihan dari model pembelajaran ini 3) Dalam penelitian ini menggunakan model
dibandingkan dengan pembelajaran langsung problem based learning menggunakan
adalah keaktifan siswa. Melalui model simulasi hanya dibandingkan dengan kelas
pembelajaran ini siswa dilibatkan untuk aktif yang menggunakan pembelajaran
berfikir, kreatif dan menemukan secara konvensional, alangkah baiknya jika ada
langsung pengertian atau konsep yang ingin penelitian lanjutan yang membandingkan
diketahuinya serta dapat mengetahui berbagai antara model problem based learning
konsep abstrak melalui penggunaan media menggunakan simulasi dengan model
simulasi. Selain kelebihan tersebut terdapat pula pembelajaran lainnya.
kekurangan dari model problem based learning
ini yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama DAFTAR PUSTAKA
dalam menyelesaikan permasalahan terkait
dengan materi yang diajarkan. [1]Lestari, N.S ( 2012 ). Pengaruh Model
Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem
Kekurangan simulasi yang diterapkan hanya Based Learning) Dan Motivasi Belajar
dapat menentukan nilai untuk besaran-besaran Terhadap Prestasi Belajar Fisika Bagi
tertentu, misalnya menghitung jarak suatu mobil Siswa Kelas VII SMP. Program Studi
yang bergerak dengan, kecepatan, percepatan Teknologi Pembelajaran Program Pasca
dan waktu yang telah ditentukan. Kelemahan Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha
lain dari simulasi ini adalah grafik. Singaraja
[2]Some, M.I. dkk (2013). Pengaruh
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Penggunaan Macromedia Flash Terhadap
Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data Fisika. Jurnal Pendidikan F.MIPA
hasil penelitian, Setelah diberikan perlakuan Universitas Negeri Gorontalo.
diperoleh rata-rata hasil belajar pada tes akhir
sebesar 71,82 untuk kelas eksperimen dan 56 [3]Muafa, A. dkk (2014). Pengaruh Penggunaan
untuk kelas kontrol. Dikarenakan pada kelas Media Pembelajaran Simulasi Komputer
eksperimen dengan model problem based Terhadap Hasil Belajar Siswa Sekolah

60
Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT)
Vol. 3 No. 3
ISSN 2338 3240

Menengah Kejuruan Di Gresik. Jurnal


Pendidikan Vokasi: Teori dan Praktek.
Vol.2 No.1, 28 Pebruari 2014.

[4]Sastrawan, i.m. dkk (2014). Pengaruh model


pembelajaran problem based learning
(PBL) berbantuan media visual animasi
terhadap hasil belajar ipa siswa kelas V
SD gugus II tampaksiring gianyar. e-
Journal Mimbar PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol:
2 No: 1 Tahun: 2014)

61

Anda mungkin juga menyukai