Anda di halaman 1dari 2

Aspek kultural merupakan yang berhubungan dengan kebudayaan, suatu cara hidup yang

berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Unsur budaya tersebutlah yang
menjadikan karakterisik peserta didik bisa berbeda satu sama yang lainnya. Sehingga ketika peserta
didik berinteraksi dan berkomunikasi dengan warga di lingkungan sekolahnya perlu menyesuaikan
perbedaan-perbedaannya, sebab mereka meyakini nilai-nilai yang di tanamkan oleh lingkungan
keluarga dan masyarakat dimana peserta didik hidup.

Pengetahuan guru tentang kultur peserta didik, bawaan lingkungan keluarga dan masyarakat,
apalagi jika peserta didik di sekolah terdiri dari kelompok masyarakat yang heterogen. Maka guru
dituntut untuk mampu menyesuaikan atau membawa agar kultur bawaannya kedalam kultur
belajar kondusif sehingga membuat peserta didik secara nyaman dan sadar akan mendapatkan
kesempatan belajar yang sama dan terhindar dari perasaan didiskriminatifkan.

Contoh karakteristik kultural peserta didik dan mengaplikasikan dalam pembelajaran;

Lokasi sekolah dimana saya sedang mengabdi sekarang ini termasuk daerah pinggiran kota,
perbatasan antara kota dan kabupaten sehingga boleh dikatakan hampir seluruh peserta didik
yang bersekolah di sekolah kami adalah anak-anak dari masyarakat sekitar. Tidak ada campuran
dari komunitas luar sehingga mereka tidak memiliki kendala untuk berbaur sesama mereka. Tetapi
ketika ada event-event tertentu yang mengharuskan mereka berbaur dengan peserta didik dari
sekolah lain, yang tentunya memiliki latar kultur yang berbeda tidak terlihat kesulitan yang berarti
(menurut saya ini adalah berkah dari kemajuan teknologi abad 21, informasi menembus jarak dan
ruang). Adat-istiadat dan kebiasaan turun temurun masih terasa begitu kental karena mereka
sangat menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi yang berlaku sehingga untuk beberapa keadaan, ini
merupakan tantangan bagi kami sebagai pendidik. Contohnya jika ada perhelatan akbar yang di
disini lebih dikenal dengan pesta kampung, maka bisa dipastikan sebagian besar peserta didik akan
tidak dapat hadir di sekolah. Dan pada saat musim menanam tiba (peserta didik rata-rata berasal
dari keluarga petani) maka anak-anak didik kami lebih memilih membantu orang tuanya di kebun
untuk menanam daripada hadir di sekolah. Untuk beberapa kondisi seperti ini kami mencoba
memaklumi, dengan memberi tugas tambahan bagi mereka yang tidak hadir.

Dengan keberagaman adat istiadat dan kebiasaan tersebut maka tidak terlalu sulit
mengaplikasikannya dalam pelajaran, terutama untuk materi-materi yang berkenaan dengan teks.
Contonhya untuk materi procedur teks yang memaparkan tentang langkah-langkah kerja maka
saya meminta mereka untuk membuat procedure teks mengenai makanan yang disuguhkan saat
pesta kampung diadakan. Atau pada materi narrative teks, maka secara berkelompok saya
meminta mereka memilih salah satu cerita rakyat yang sering mereka dengan sejak kecil dan
menerjemahkannya ke dalam bahasa inggris, atau pada descriptive teks mereka boleh
menggambarkan tentang pesta kampung atau adat istiadat yang masih mereka terapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Dengan begitu mereka merasa lebih tertarik dalam mengerjakannya, dan menumbuhkan rasa
bangga terhadap adat istiadat yang masih dipegang.

Anda mungkin juga menyukai