Anda di halaman 1dari 7

Materi

1. Pengajaran al-Quran
Pengajaran al-Quran AL-Karim dalam sejarah telah dimulai sangat awal sekali, yaitu setelah Bai`at al-`Aqabah pertama saat Mush`ab Ibn `Umair rda
diutus oleh Rasulullah saw sebagai seorang duta guru ngaji al-Qur`ĕn untuk masyarakat Madinah serta mengajarkan pula hukum-hukum syari`ah.
Karena itu pula, Mush`ab Ibn`Umair dikenal dengan julukan “Al-Muqri”
Sejarah jejak pengajaran al-Quran di masa Rasulullah saw dapat ditunjukkan dalam dua bukti:
 Pertama, para ahli membaca al-Quran sejak mula sejarah- telah menjadi sekte sosial yang cukup dikenal.
 Kedua, para ahli membaca al-Quran ini memiliki rumah-rumah khusus tempat mereka mempelajarinya.
Bahkan, dengan bahasa yang sangat jelas, Rasulullah saw memerintahkan umatnya untuk mengambil ilmu membaca al-Quran dari empat orang sahabat
yang dikenal, yaitu:
Ambillah oleh kalian al-Quran dari empat orang: `Abdullah Ibnu Mas’ud, Salim, Mu’adz Dan Ubay Ibn Ka’ab”.(HR.Bukhari )
2. Materi Doa dan Zikir

Dalam Pendidikan rabbaniyah di masa Rasulullah saw, materi-materi dalam rumpun tazkiyah adalah materi-materi yang tidak terpisah satu dengan
lainnya, karena di rumpun inilah materi-materi pembentukan karakter rabbĕniyah berpusat dan berputar. Rasulullah saw mengajarkan aqidah keimanan
melalui ibadah, akhlak atau adab dan do`a, mengajarkan ibadah melalui aqidah keimanan, akhlak atau adab dan doa, mengajarkan akhlak atau adab melalui
aqidah keimanan, ibadah dan doa, serta mengajarkan doa melalui aqidah keimanan, ibadah, akhlak atau adab.

Rasulullah saw mengajarkan bahwa salah satu syarat diterimanya doa seorang hamba adalah memakan makanan yang halal, karena Allah swt adalah Zat
Yang Maha Thayyib (baik), sehingga tidak menerima satu doa yang dipanjatkan kepada-Nya kecuali dari orang yang thayyib dan yang memiliki perilaku
yang thayyib.
3. Materi Ta’lim al- Kitab dan Al-Hikmah

Rasulullah saw mengaitkan semua peristiwa sejarah, alam dan sosial kemasyarakatan dengan dasar-dasar keimanan kepada yang gaib, ibadah dan
akhlak yang mulia. Rasulullah saw mengajarkan bahwa peristiwa kusuf (gerhana matahari) dan khusuf (gerhana bulan) terkait dengan keagungan dan
kekuasaan Allah swt, bukan karena takhayyul kematian seseorang atau mistik karena ada peristiwa bencana dan lain-lain.

4. Materi Akhlak dan Adab

Materi akhlak di masa Rasulullah saw berisi pada dua bahasan utama yaitu: (a) menghiasi diri dengan akhlak-akhlak terpuji (al-akhlaq al-mahmudah),
dan (b) membuang akhlak-akhlak tercela (al-akhlaqal-madzmumah). Pada akhlak-akhlak terpuji, Rasulullah saw mengajarkan akhlak-akhlak sebagai berikut:
Sabar, Tawakkal, Adil, Kasih sayang, Malu, Jujur, Derma, Rendah hati.Pada akhlak-akhlak tercela Rasulullah saw melarang akhlak-akhlak sebagai
berikut:Dzalim, Hasad, Menipu, Ujub dan Tertipu, Lemah dan Malas.

Metode

 Dalam pendekatan hikmah, Rasulullah SAW menerapkan metode pendidikan yang sangat memperhatikan unsure-unsur dsar antara lain
1. Menjaga etika berkomunikasi dan mengajak berbicara setiap orang sesuai kadar pemikiran mereka
2. Menjaga maslahat dan menolah mudarat
3. Menjaga Aulawiyat ( prioritas)
4. Menjaga Waktu.Rasulullah saw sangat memperhatikan waktu mengajar dan belajar agar tidak membosankan para sahabatnya
5. Menjaga perencanaan dan manajemen pendidikan
6. Pendekatan Mau’idzah Hasanah ( Nasihat yang baik)
 Metode Pentahapan dan Pengulangan

Dalam menyampaikan ilmu-ilmu pengetahuan kepada peserta didik, Nabi Muhammad saw tidak serta merta langsung memberikan
semua bahan materi yang ada. Namun, beliau memberikan (menstransfer) ilmu tersebut melalui sistem pentahapan. Sehingga peserta didik tidak
mengalami kesulitan dalam memahami ilmu yang diberikan. Melalui metode pentahapan ini, peserta didik lebih dapat memahami materi yang
disampaikan secara maksimal daripada langsung tanpa sebuah pentahapan. Beliau menyampaikan secara bertahap (sedikit demi sedikit) hingga
semua materi yang beliau ajarkan dapat diterima dan dipahami dengan mudah dan lebih kuat dalam ingatan peserta didik.

Rasulullah sangat memperhatikan urut-urutan pentahapan dalam penyampaian bahan materi. Pada materi dasar, beliau ajarkan pada
penyampaian pada tahap awal. Setelah tersampaikan, beliau menyampaikan materi yang berikutnya, yang sesuai dengan urutan-urutan materi
yang akan diberikan oleh beliau. Bila peserta didik belum paham akan sebuah materi maka Rasulullah tidak melanjutkan ke materi berikutnya
sebelum materi itu sudah peserta kuasai.

Diantara ilmu-ilmu pengetahuan yang disampaikan pada setiap tahapan, beliau memerhatikan kesinambungan antar materi pada tahap
sebelumnya ke tahap berikutnya. Sehingga ada hubungannya antara materi yang sebelumnya dengan materi yang sesudahnya. Hal tersebut
menjadi tidak membingungkan peserta didik dalam memahami materi yang sangat banyak dari Rasulullah.

Agar materi-materi yang telah diberikan tidak cepat hilang dari ingatan para peserta didik, Nabi Muhammad saw sering kali mengulang-
ulang materi-materi yang sudah beliau sampaikan. Hal tersebut sangat berguna untuk membantu agar tetap dapat mengingat dan mengulang
kembali apa-apa yang telah diberikan. Karena pentingnya materi-materi yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw tersebut, maka beliau sering
mengulang-ulang materi yang telah disampaikan agar peserta didik beliau tidak lupa dan senantiasa dapat memahami materi-materi yang
diberikan oleh beliau.
 Metode Tanya-Jawab dan Diskusi

Metode ini diterapkan oleh Nabi Muhammad saw dalam rangka memberikan kesan perhatian kepada peserta didik, memberikan motivasi, dan
mengetahui potensi akal peserta didik untuk dapat menjelaskan lagi apa yang telah peserta didik ketahui. Dan metode ini dapat dijadikan sebagai tolok ukur
akan pemahaman yang dikuasai peserta didik terhadap materi-materi yang telah diberikan oleh Rasulullah (menyelami sejauh mana tingkat kecerdasan dan
pemahaman peserta didik).

Nabi Muhammad saw selalu membuka lebar atas pengajuan pertanyaan dari peserta didik beliau dan Rasulullah senantiasa memberikan jawaban
kepada peserta didik beliau secara proposional (ringkas) atas pertanyaan-pertnyaan yang peserta didik ajukan. Terkadang pula Rasulullah memberikan
jawaban kepada peserta didik secara panjang lebar. Hal ini beliau lakukan bila hal tersebut dianggap penting, agar peserta didik beliau dapat mengetahui
beberapa penjelasan tambahan atas jawaban dari pertanyaan peserta didik, dimana jawaban tambahan tersebut sangat berhubungan dengan jawaban yang
ditanyakan dan sangat bermanfaat bagi peserta didik beliau.

Metode tanya jawab berusaha menghubungkan pemikiran seseorang dengan orang lain, serta mempunyai manfaat bagi pelaku dan pendengarnya,
melalui dialog, perasaan dan emosi pembaca akan terbangkitkan, jika topik pembicaraan disajikan bersifat realistik dan manusiawi. (an-Nahlawi, t.t.: 205)

Anda mungkin juga menyukai