Anda di halaman 1dari 2

Pajak Penghasilan PPh Pasal 28

Sebelum membahas PPh Pasal 28, sebagaimana diketahui bahwa adanya


persamaan antara PPh Pasal 28 dan PPh Pasal 29, yaitu sama-sama digunakan
untuk perhitungan akhir tahun.

Bedanya hanya sedikit. Jika PPh Pasal 28 itu adalah kelebihan bayar dan PPh
Pasal 29 itu adalah kekurangan bayar.

Pajak Penghasilan Pasal 28 (PPh Pasal 28) itu adalah kelebihan pembayaran
pajak pada akhir tahun.

Pelaporan PPh Pasal 28 yang lebih bayar maka kelebihan bayar dari pajak
tersebut haruslah dikembalikan kepada Wajib Pajak atau dapat juga
diakumulasikan pada tahun pajak berikutnya.

Sedangkan jika sampai akhir tahun pajak masih adanya kekurangan dalam
pembayaran pajak tahunan (PPh Pasal 29), makan Wajib Pajak diwajibkan
untuk membayarkan kekurangannya tersebut.

Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri, pajak yang terutang untuk seluruh tahun pajak
menurut Undang-undang ini, dikurangi dengan kredit pajak berupa:

1. Pemotongan Pajak atas penghasilan dari pekerjaan sebagaimana


dimaksud dalam PPh pasal 21.
2. Pemungutan pajak atas penghasilan dari usaha sebagaimana dimaksud
dalam pasal 22.
3. Pemotongan pajak atas penghasilan berupa dividen, royalti, sewa, dan
imbalan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23.
4. Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24.
5. Pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri untuk tahun pajak
yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25.

Contoh PPh Pasal 28


Penghasilan Kena Pajak Ibu Nunu di tahun 2016 dianggap Rp200.000.000.
Selain itu, dia juga memiliki kredit pajak PPh pasal 22 sebesar Rp7.000.000 dan
PPh Pasal 23 sebesar Rp9.500.000.

Ibu Nunu juga terdapat penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) terhadap
Kementerian sebesar Rp1.000.000.000.

Mari bahas perhitungan diatas:


PPh Terutang Ibu Nunu = (5% x Rp50.000.000) + (Rp150.000.000 x 15%) =
Rp25.000.000

Kredit Pajak:

 PPh 22 = Rp7.000.000
 PPh 23 = Rp9.500.000
 PPh 22 = 1,5% x Rp1.000.000.000 = Rp15.000.000

Jumlah Kredit Pajak = Rp7.000.000 + Rp9.500.000 + Rp15.000.000 =


Rp31.500.000

PPh Pasal 28 = PPh Terhutang – Kredit Pajak

PPh Pasal 28 = Rp25.000.000 – Rp31.500.000 = – Rp6.500.000

Pada perhitungan diatas diketahui Pajak Penghasilan Pasal 28 (PPh Pasal 28)
yaitu adanya kelebihan pembayaran pajak sebesar Rp6.500.000. Inilah yang
dinamakan PPh Pasal 28.

Namun, jika akhir tahun adanya kekurangan pembayaran PPh maka disebut
dengan Pajak Penghasilan Pasal 29 (PPh Pasal 29).

Anda mungkin juga menyukai