Anda di halaman 1dari 8

1.

Tema :
Lemahnya Lembaga Penyiaran Acara
Pertelevisian Indonesia.
2. Judul :
Bobroknya Acara Pertelevisian Indonesia
3. Tesis :
Acara televisi adalah salah satu hiburan favorit
di kala sedang bersantai di rumah.
4. Argumen 1 :
Bukan memberikan acara yang berkualitas dan
beredukasi, tetapi malah memberikan acara yang
tidak mendidik dan hanya mementingkan
tingginya rating.
Argumen 2 :
Anak-anak sekarang sangat kekurangan acara
serial kartun untuk menghibur diri mereka.
a) www.tribunnews.com/nasional/2014/09/
23/kpi-ini-lima-acara-tv-yang-
berbahaya-bagi-anak-anak?page=2.
Argumen 3 :
KPI yang seharusnya menjadi lembaga
penyiaran yang bertugas mengawasi agar
masyarakat terlindungi dari tontonan yang
bersifat membodohi atau menyesatkan.
Ironisnya dalam menjalankan tugas terlihat tidak
tegas dan terkesan berlebihan.
Argumen 4 :
KPI seharusnya bisa membedakan mana yang
benar-benar harus diberi sanksi dan mana yang
tidak. Selain itu, sanksi yang diberikan haruslah
tegas dan dapat menimbulkan efek jera.
a) www.malesbanget.com/2016/02/tontona
n-anak-disensor-kpi-shizuka-kena-
imbasnya/.
Argumen 5 :
Seharusnya KPI bisa menseleksi mana adegan
yang pantas dan tidak pantas untuk ditayangkan.
Dari pada mensensor serial kartun lebih baik
KPI mensensor atau jika perlu menghentikan
acara yang menggunakan guyoanan kasar untuk
tujuan melawak, tapi dibuat-buat agar terkesan
lucu.
a) http://www.kapanlagi.com/showbiz/seleb
riti/penuh-dengan-kata-kata-hinaan-
kasar-pesbukers-disemprot-kpi-
5249f9.html.
Argumen 6 :
KPI sudah bukan lagi harapan bagi masyarakat
agar bisa memperoleh informasi dan acara yang
berkualitas.
a) www.tribunnews.com/nasional/2014/09/
23/kpi-ini-lima-acara-tv-yang-
berbahaya-bagi-anak-anak?page=2.
Argumen 7 :
Seharusnya pemerintah harus cepat melakukan
revisi Undang-Undang Penyiaran untuk
menempatkan KPI pada fungsi yang seharusnya.
a) http://www.malesbanget.com/2016/02/to
ntonan-anak-disensor-kpi-shizuka-kena-
imbasnya/.

5. Pernyataan ulang :
Inilah salah satu faktor penyebab lemahnya
mental generasi muda zaman sekarang. Individu
yang berwawasan akan dapat mengontrol agar
dapat menjadi individu yang bermental baja dan
berkarakter kuat.
Bobroknya Acara Pertelevisian Indonesia
Acara televisi adalah salah satu hiburan favorit
di kala sedang bersantai di rumah. Terdapat berbagai
macam acara mulai dari untuk anak-anak hingga orang
dewasa. Seperti serial kartun, olahraga, infotaintment,
kuis, drama seri, sitkom, berita, dan sebagainya.
Sayangnya, di zaman teknologi yang semakin
berkembang saat ini malah banyak acara televisi yang
dapat memperburuk perilaku dan karakter generasi
muda sekarang.
Bukan memberikan acara yang berkualitas dan
beredukasi, tetapi malah memberikan acara yang tidak
mendidik dan hanya mementingkan tingginya rating.
Banyak acara yang mulai berubah atau menyimpang
dari genre aslinya. Seperti yang dulunya fokus
menyiarkan musik-musik sekarang malah jadi acara
“ngerumpi” yang tidak jelas.
Anak-anak sekarang sangat kekurangan acara
serial kartun untuk menghibur diri mereka. Dulunya di
hari Minggu yang penuh serial kartun dan animasi
seperti Doraemon, Dragon Ball, Spongebob
Squarepants, dll, mereka menghabiskan waktu berjam-
jam duduk di depan televisi hanya untuk menonton
serial kartun favorit mereka. Tapi sayangnya, sekarang
tidaklah sama seperti dulu. Banyak acara kartun atau
animasi yang sudah tidak ditayangkan lagi, yang ada
pun sekarang terlihat berbeda. Bahkan, KPI (Komisi
Penyiaran Indonesia) menetapkan tayangan yang
termasuk dalam kategori berbahaya karena memuat
adegan yang berdampak buruk bagi perkembangan fisik
dan mental anak. Seperti kekerasan fisik, kekerasan
terhadap hewan, penggunaan senjata tajam, dan
menggunakan kata-kata kasar. Tanyangan yang
termasuk kategori tersebut antara lain Bima Sakti
(ditayangkan oleh ANTV), Little Krisna (ANTV), serta
Tom & Jerry (ANTV, RCTI, dan Global TV)
(www.tribunnews.com/nasional/2014/09/23/kpi-ini-
lima-acara-tv-yang-berbahaya-bagi-anak-anak?page=2).
KPI yang seharusnya menjadi lembaga
penyiaran yang bertugas mengawasi agar masyarakat
terlindungi dari tontonan yang bersifat membodohi atau
menyesatkan. Ironisnya dalam menjalankan tugas
terlihat tidak tegas dan terkesan berlebihan. Hanya
karena ada adegan berkelahi, animasi Tom & Jerry
dimasukkan dalam kategori tayangan berbahaya?
Memangnya ada kasus seorang anak memukul mati
kucingnya karena terpengaruh tontonan animasi Tom &
Jerry? Bagaimana dengan sinetron serigala ganteng dan
harimau yang beratus-ratus episode tetapi masih saja
ditayangkan? Apa itu mendidik dan berkualitas?
Sungguh miris, serial kartun yang seharusnya menjadi
hiburan untuk anak-anak kini tak lagi nyaman
menontonnya. Sekarang telah digantikan dengan
sinetron remaja geng motor yang sering berkelahi dan
mengumpat kata-kata kasar.
KPI seharusnya bisa membedakan mana yang
benar-benar harus diberi sanksi dan mana yang tidak.
Selain itu, sanksi yang diberikan haruslah tegas dan
dapat menimbulkan efek jera. Tidak cukup sampai
hanya memasukkan beberapa serial kartun ke dalam
tayangan kategori bahaya. KPI juga melakukan hal yang
tidak masuk akal dan lagi-lagi terkesan berlebihan,
mensensor serial kartun Doraemon dan Spongebob
Squarepants. Pada kartun Doraemon bagian yang
disensor adalah saat Shizuka memakai baju renang,
sedangkan pada animasi Spongebob bagian yang
disensor adalah saat Sandy yang hanya memakai
pakaian dalam dan helm di dalam air. Hal yang
dilakukan KPI menimbulkan pertanyaan, apakah hal
tersebut memang perlu dilakukan? Bandingkan dengan
sinetron yang banyak mengandung adegan yang tidak
pantas untuk ditayangkan. Kenapa sinetron seperti itu
tidak disensor juga? Malah yang ada sinetron tak
berkualitas selalu bermunculan hingga sekarang
(www.malesbanget.com/2016/02/tontonan-anak-
disensor-kpi-shizuka-kena-imbasnya/)
Jika yang dipikirkan KPI adalah mengenai efek
yang akan berimbas pada moral, seharusnya KPI bisa
menseleksi mana adegan yang pantas dan tidak pantas
untuk ditayangkan. Dari pada mensensor serial kartun
lebih baik KPI mensensor atau jika perlu menghentikan
acara yang menggunakan guyoanan kasar untuk tujuan
melawak, tapi dibuat-buat agar terkesan lucu. Terlihat
sekali perbedaan sanksi yang diberikan ke acara
“Persbukers” yang hanya berupa teguran, dibandingkan
dengan serial kartun yang dikenai sensor, bahkan
hingga cutting adegan. Surat teguran yang dilayangkan
ke ANTV dengan tanggal 30 Juni 2015 tersebut terasa
tidak mempunyai pengaruh sama sekali
(http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/penuh-
dengan-kata-kata-hinaan-kasar-pesbukers-disemprot-
kpi-5249f9.html). Pasalnya sampai sekarang pun acara
tersebut masih bebas disiarkan.
KPI sudah bukan lagi harapan bagi masyarakat
agar bisa memperoleh informasi dan acara yang
berkualitas. KPI bekerja sama dengan 9 perguruan
tinggi di 9 kota besar di Indonesia untuk melakukan
survei indeks kualitas program siaran tv periode Maret
hingga April 2015. Hasilnya ada 6 program acara tv
yang mendapat kategori “Tidak Berkualitas”, antara lain
1.) “Emak Ijah Pengen ke Mekah” yang mendapatkan
angka 2,97 dari skala 1 sampai 5; 2.) “Sinema Pintu
Tobat” dengan angka 2,90; 3.) “7 Manusia Harimau”
sebagai sinetron dengan kualitas terburuk yang hanya
meraih indeks 2,20 dari 5; 4.) “Pesbukers” acara yang
isinya hanya masak air dan berdak tabur; 5.) “Duo
Pedang” acara variety show dengan indeks 2,40 dari 5;
6.) “Late Night Show” acara Trans Tv yang hanya
mendapat indeks 2,33.
(http://www.hipwee.com/hiburan/acara-tv-tidak-
berkualitas-kpi/?
utm_content=bufferf0040&utm_medium=social&utm_s
ource=facebook&utm_campaign=fbpagehiburan) Hasil
selanjutnya bagaimana? Tidak ada perubahan. Lagi-lagi
KPI seperti tidak melakukan apa-apa. Masih ada saja
acara tidak berkualitas yang masih tayang.
Jika KPI tidak bisa memberikan sanksi tegas
untuk memberi efek jera karena keterbatasan
wewenang. Seharusnya pemerintah harus cepat
melakukan revisi Undang-Undang Penyiaran untuk
menempatkan KPI pada fungsi yang seharusnya. Seperti
pada hukum Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran pasal 8
tentang wewenang KPI, menyatakan bahwa KPI
mempunyai wewenang memberikan sanksi terhadap
pelanggaran peraturan dan pedoman perilaku penyiaran
serta standar program siaran
(http://www.malesbanget.com/2016/02/tontonan-anak-
disensor-kpi-shizuka-kena-imbasnya/). Tidak dijelaskan
secara detail seperti apa sanksi yang harus diberikan.
Hal inilah yang bisa menjadi celah kecil berbahaya yang
menyebabkan degradasi mental dan karakter generasi
muda sekarang.
Inilah salah satu faktor penyebab lemahnya
mental generasi muda zaman sekarang. Individu yang
berwawasan akan dapat mengontrol agar dapat menjadi
individu yang bermental baja dan berkarakter kuat.
Sumber :

 www.tribunnews.com/nasional/2014/09/23/kpi-
ini-lima-acara-tv-yang-berbahaya-bagi-anak-
anak?page=2.
 www.malesbanget.com/2016/02/tontonan-anak-
disensor-kpi-shizuka-kena-imbasnya/.
 http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/pen
uh-dengan-kata-kata-hinaan-kasar-pesbukers-
disemprot-kpi-5249f9.html.
 http://www.hipwee.com/hiburan/acara-tv-tidak-
berkualitas-kpi/?
utm_content=bufferf0040&utm_medium=social
&utm_source=facebook&utm_campaign=fbpag
ehiburan.
 http://www.malesbanget.com/2016/02/tontonan-
anak-disensor-kpi-shizuka-kena-imbasnya/.

Anda mungkin juga menyukai