I.

LAPORAN KEGIATAN KKN

I.1 Kegiatan Posyandu dan Kondisi Desa Muneng

a. Tujuan Kegiatan : Meningkatkan peran serta masyarakat
untuk mengikuti kegiatan kesehatan
individu dan keluarga, serta kegiatan
posyandu lainnya yang menunjang
untuk tercapainya masyarakat sehat
sejahtera.
b. Sasaran Kegiatan : Masyarakat Desa Muneng
c. Penanggung Jawab Kegiatan : Annisa Nur Ghosyiyatul Aliyah
d. Bentuk Kegiatan : Terjun langsung ke lapangan :
Partisipasi mengikuti kegiatan Posyandu
membantu tim kesehatan seperti bidan
dan perawat dalam kegiatan berbagai
jenis pelayanan dalam posyandu
e. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan : 10-15 Juli 2018
f. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan : Mahasiswa melakukan kegiatan
posyandu dengan membantu tim
kesehatan seperti mengukur Lingkar
kepala balita, menimbang berat badan
balita, mengukur tinggi badan balita,
pemberian vitamin A serta pemberian
MR kepada balita yang akan di
imunisasi dan pemberian makanan yang
bergizi setelah dilakukan imunisasi.
g. Hasil Kegiatan :
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan yang
dilakukan, didapati banyak masyarakat yang sangat peduli dengan kesehatan anak anaknya
dengan dilakukannya imunisasi kegiatan yang dilakukan dari puskesmas dengan bantuan
kader kader posyandu beserta mahasiswa KKN, pelaksanaan kegiatan posyandu balita yang
dilakukan dengan sistem lima meja, dimana kegiatan di masing masing meja mempunyai
kekhususan sendiri sendiri meja 1 pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui. Meja 2
menjadi tempat penimbangan balita. Meja 3 menjadi tempat pencatatan hasil penimbangan,
meja 4 penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Meja 5
menjadi tempat memberikan pelayanan kesehatan, imunisasi dan pojok oralit kebanyakan
meja 5 ini digunakan untuk pemberian makanan yang sehat dan bergizi seperti bubur kacang
hijau, susu, atau buah.
Hasil terjun langsung ke lapangan mahasiswa KKN bisa membantu tim kesehatan dalam
kegiatan posyandu seperti penimbangan berat badan, pengukuran lingkar kepala dan tinggi
badan. Dari kegiatan tersebut mendapat hasil ataupun informasi dan pelayanan kesehatan
bagi ibu, balita, dan bayi

h Realisasi Pembiayaan :
-
.
i. Dokumentasi Foto :
Tabel 2.1 Tabel realisasi biaya penanaman toga
No. Uraian Unit Harga Rencana Biaya Realisasi Biaya

1. mamiri 30 Rp.3500 Rp.105.000 Rp 105.000

I.2 Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor pendukung dan penghambat selama pelaksanaan kegiatan KKN berlangsung di
Desa Muneng antara lain:

I.2.1 Faktor Pendukung

Faktor pendukung pada pelaksanaan KKN yaitu adanya dukungan dari kader kader
posyandu yang berpartisipasi dalam kegiatan posyandu seperti posyandu balita maupun
posyandu lansia, pengecekan kesehatan, pertemuan rutin kader posyandu maupun pelatihan
atau sosialisasi KB yang diadakan di desa tersebut.

1.2.2 Faktor Penghambat

Kendala dalam proses melaksanakan program kerja yaitu kurangnya edukasi dari
masyarakat tentang kesehatan individu maupun dalam keluarga, dan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi balita, kurangnya kesadaran diri dari
masyarakat tentang kesehatan balita sehingga menimbulkan permasalahn tentang kesehatan
yaitu gizi buruk.
 II. LAPORAN KEGIATAN KKN

II.1 Kegiatan Promosi Kesehatan mengenai Hipertensi

a. Tujuan Kegiatan : Meningkatkan peran serta masyarakat
untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat mengenai kesehatan guna
memberi pengetahuan gejala dan
bahayaa hipertensi. kegiataan
menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
b. Sasaran Kegiatan : Masyarakat Desa Muneng
c. Penanggung Jawab Kegiatan : Annisa Nur Ghosyiyatul Aliyah
d. Bentuk Kegiatan : Terjun langsung ke lapangan :
Partisipasi mengikuti kegiatan Pengajian
ibu-ibu dan memberikan pemaparan
mengenai gejala dan bahaya hipertensi
sekaligus melakukan pengecekan
tekanan darahh.
e. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan : 10-15 Juli 2018
f. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan : Mahasiswa melakukan kegiatan
posyandu dengan membantu tim
 kesehatan seperti mengukur Lingkar
kepala balita, menimbang berat badan
balita, mengukur tinggi badan balita,
pemberian vitamin A serta pemberian
MR kepada balita yang akan di
imunisasi dan pemberian makanan yang
bergizi setelah dilakukan imunisasi,
pengisian KMS
g. Hasil Kegiatan :
Berdasarkan observasi yang dilakukan, didapati bahwa masyarakat Desa Pucanganom
memiliki potensi kerja yang sanat baik serta hasil pekerjaan seperti salah satunya yaitu
pembuatan meubel sangat rapi dan bagus. Namun, pengalaman kerja sebelum menjadi
pengrajin meubel menyebabkan salah satu usaha meubel ini memilih untuk mengerjakan
semua pekerjaan sendirian tanpa karyawan. Trauma yang takut dialami oleh pemilik usaha
meubel tersebut yaitu takut akan ditinggal karyawannya saat karyawan tersebut telah
memahami bagaimana proses pembuatan dan memilih untuk membuka usaha sendiri
sehingga pemilik meubel tersebut akan memiliki saingan.
Hasil observasi lain yang didapatkan yaitu diketahui bahwa terdapat usaha pande besi
yang mana usaha tersebut telah berjalan lama namun perkembangan usaha tersebut tidak
begitu pesat. Usaha pande besi milik Bapak Sumo sebenarnya telah diketahui dan pernah
dibeli oleh orang Belanda. Proses pemasarannya melalui cerita dari mulut ke mulut sehingga
pelanggan yang ingin membeli hasil usaha pande besi ini harus datang ke rumah Bapak
Sumo. Kurangnya pemasaran produk pande besi menyebabkan perkembangan usahanya tidak
berkembang secara maksimal padahal hasil usaha tersebut bisa dikatakan rapi dan sangat
pantas dipamerkan ke khalayak umum. Hal yang sangat disayangkan lagi yaitu Bapak Sumo
selaku pemilik usaha pande besi ini tidak mau menyalurkan ilmunya kepada keturunannya
karena takut generasi Bapak Sumo tidak memiliki pekerjaan tetap.
Hasil observasi lain yaitu sanggar batik milik Robi Dawiyah. Sanggar batik tersebut
diberi nama Daweea Batik. Usaha Daweea Batik sebenarnya merupakan usaha kelas
menengah ke atas dimana sanggar batik Daweea ini merupakan sangggar batik paling dikenal
di Desa Pucanganom dan dapat menjadi potensi desa. Keberadaan sanggar batik Daweea
telah memberikan lahan pekerjaan bagi ibu-ibu yang berada disekitar lokasi sanggar. Hasil
batik dari sanggar tersebut telah dipasarkan di beberapa media sosial seperti Facebook dan
Instagram. Daweea batik kerap mendapat pesanan dari luar Desa Pucanganom. Permasalahan
yang didapati oleh sanggar Daweea Batik yaitu pemanfaatan media sosial kurang maksimal
sehingga banyak masyarakat di luar Desa Pucanganom belum mengetahui keberadaan
sanggar Daweea batik ini.
h. Realisasi Pembiayaan : -
i. Dokumentasi Foto :

Tabel 2.1 Tabel realisasi biaya penanaman toga

No. Uraian Unit Harga Rencana Biaya Realisasi Biaya

1. Membeli TOGA 10 Rp.5000 Rp.50.000 Rp 50.000

II.2 Faktor Pendukung dan Penghambat

Faktor pendukung dan penghambat selama pelaksanaan kegiatan KKN berlangsung di
Desa Pucanganom antara lain:

II.2.1 Faktor Pendukung

Faktor pendukung pada pelaksanaan KKN yaitu adanya sistem jaga malam oleh
perangkat desa yang ditugaskan langsung oleh kepala desa membuat mahasiswa KKN dapat
berkomunikasi dan berinteraksi langsung sehingga memudahkan dalam pengakraban kepada
perangkat desa. Silaturahmi ke beberapa rumah perangkat desa juga membuat interaksi
semakin erat dan semakin akrab.
a. Penanaman Tumbuhan Obat Keluarga ( TOGA )
Program kerja penanaman TOGA menjadi program pertama yang dilaksanakan.
Penanaman TOGA tersebut dilakukan atas saran perangkat desa karena dikemudian hari akan
diadakan lomba TOGA tingkat kecamatan. Oleh karena itu, dengan memanfaatkan lahan
TOGA yang telah kering. Penanaman TOGA ini didukung oleh kepala desa dan perangkat
desa karena nantinya perangkat dsa hanya tinggal merawat tanpa perlu menanam.
b. Sistem Administrasi dan Informasi Desa ( SAID ) dan Web Desa
Program kerja SAID (Sistem Administrasi dan Informasi Desa) merupakan program utama
kegiatan KKN TIK 225. Pelaksanaan program kerja SAID didukung sepenuhnya oleh
aparatur desa termasuk kepala desa. Program kerja SAID menjadi tolak ukur keberhasilan
dimana dalam aplikasi SAID itu sendiri terdapat beberapa hal yang dapat membantu kinerja
aparatur desa. Keberadaan SAID dalam Web Desa ini membuat operator desa tertarik untuk
mempelajari fitur-fitur yang ada pada SAID. Ketertarikan tersebut sangat membantu dalam
proses penyampaian SAID sehingga dapat memperlancar kinerja program kerja lainnya yang
berkaitan langsung dengan Web Desa.
II.2.2 Faktor Penghambat

a. Penanaman TOGA
Kendala dalam proses melaksanakan program kerja penanaman TOGA ini yaitu kurangnya
pemahaman mahasiswa KKN mengenai tata cara tanam Tumbuhan Obat sehingga
menyebabkan beberapa tumbuhan tersebut mati. Akibat lainnya yaitu terdapat pula tumbuhan
yang tidak tumbuh selama proses perawatan. Faktor penghambat lainnya yaitu terdapat
beberapa hewan perusak seperti ayam yang mengais tanah tumbuhan TOGA sehinga
tumbuhan tersebut harus ditanam ulang.

b. Sistem Administrasi dan Informasi Desa ( SAID ) serta Web Desa

Faktor penghambat terkait SAID dan Web yaitu proses pembuatan template web yang
bermasalah menyebabkan proses sosialisasi dan pemaparan SAID dan Web tersebut tertunda
dikarenakan permintaan kepala desa untuk menyelenggarakan sosialisasi SAID dan Web
secara bersamaan. Faktor penghambat lainnya yaitu SDM yang paham terkait komputer dan
pengoperasiannya juga sedikit serta minat SDM masih kurang. Tanggal 06 Agustus 2018
telah diadakan pelatihan dasar TIK kepada seluruh perangkat desa. Namun, kendala yang
dihadapi yaitu tidak semua perangkat desa mau untuk mengikuti acara pelatihan dasar TIK
tersebut dan memilih untuk melihat saja.
Tanggal 01 Agustus 218 telah melaksanakan pelatihan jurnalistik dengan sasaran
perangkat desa serta siswa-siswi tingkat MA dan SMK. Faktor penghambat kegiatan tersebut
terjadi ketika siswa-siswi MA dan SMK datang terlambat dikarenakan koordinasi setiap guru
kurang baik. Hal tersebut dapat terjadi karena lembaga MA dan SMK berada dibawah
yayasan pondok pesantren sehingga perijinan kegiatan di luar sekolah butuh pendampingan
guru. MA dan SMK tersebut termasuk sekolah swasta sehingga guru yang mengajar tidak
hadir setiap hari sehingga undangan mengenai pelatihan jurnalistik tidak banyak yang
mengetahui.