Anda di halaman 1dari 5

REAKSI OKSIDASI

Disusun Oleh:

1. Syarifah Nur Aulia (24030117140025)

2. Ika Aprilia (24030117140010)

3. Alfin Khoirunnisa (24030117120011)

4.Ela Uswatun (24030117120010)

5. Aulia Anggraeni (24030117140011)

Universitas Diponegoro

Fakultas Sains dan Matematika

Kimia

2019
1. Reaksi Oksidasi

Oksidasi adalah interaksi antara molekul oksigen dan semua zat yang berbeda .
Oksidasi merupakan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion . Reaksi
oksidasi adalah reaksi antara suatu senyawa dengan oksigen. Pada reaksi oksidasi,
oksigen yang dipakai tidak hanya gas oksigen bebas, tetapi juga oksigen dari sumber lain,
misalnya dari pekat, dalam suasana asam dan suasana basa dan lain-lain. Reksi oksidasi
banyak terjadi di dalam system biologi, namun reaksi di dalam system ini adalah system
enzim. Konsep reaksi oksidasi berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen. Adapun
contoh yang terkait dengan reaksi oksidasi berdasarkan konsep ini adalah sebagai berikut:
Pembakaran bahan bakar (misalnya gas metana, minyak tanah, LPG, solar).

Reaksi pembakaran gas metana (CH4) : akan menghasilkan gas karbon dioksida dan uap
air. Reaksinya adalah :

CH4(g)+O2(g)-->CO2(g)+2H2O(g)

Reaksi pembakaran tersebut, pada dasarnya merupakan reaksi oksidasi. Pada


senyawa metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) mengandung satu atom karbon. Kedua
senyawa tersebut harus memiliki bilangan oksidasi nol maka bilangan oksidasi atom
karbon pada senyawa metana adalah –4, sedangkan bilangan oksidasi atom karbon pada
senyawa karbon dioksida adalah +4. Bilangan oksidasi atom C pada senyawa karbon
dioksida meningkat (mengalami oksidasi), sedangkan bilangan oksidasi atom C pada
senyawa metana menurun (mengalami reduksi).

2. Penyebab Terjadinya Reaksi Oksidasi

1. Reaksi penangkapan/penambahan oksigen


CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(l)
Atom O tertangkap membentuk karbondioksida
2. Reaksi pelepasan/pengurangan hidrogen
CO2 (COOH)2 →2H + 2CO2
Hidrogen pada asam oksalat terlepas
3. Biloks bertambah
Fe2O3(s) +3CO(g)→2Fe(l) + 3CO2(g)
Perubahan : 3CO(g) →3CO2(g) disebut Reaksi Oksidasi
Bilangan oksidasi atom C pada senyawa karbon dioksida meningkat (mengalami
oksidasi), sedangkan bilangan oksidasi atom C pada senyawa metana menurun.

3. Reaksi Oksidasi Pada Alkana, Alkena dan Alkuna

1. Oksidasi Pada Alkana


- Sulit dioksidasi dengan oksidator lemah/agak kuat seperti : KMnO4 dan
K2Cr2O7.
- Mudah diokdidasi oleh oksigen dari udara, jika dibakar keluar panas
(eksotermik)
percikan api
CH4 + 2O2 --> CO2 + 2 H2O + 211 Kkal/mol
metana oksigen
Propana + 5 O2 --> 3 CO2 + 4 H2O + 526 Kkal/mol
Pembakaran Tidak Sempurna
- Pembakaran dengan jumlah oksigen yang kurang
Contoh : bunga api
CH4 + O2 --> C + 2 H2O
2CH4 + 3 O2 --> 2 CO + 4H2O
2. Oksidasi Pada Alkena
Sama halnya dengan alkana. Jika alkena dibakar dengan oksigen berlebih
maka pembakaran akan berlangsung dengan sempurna dan menghasilkan CO2
dan H2O. Alkena dapat dioksidasi dengan KMnO4 dan K2Cr2O7.

Oksidasi alkena dengan KMnO4 pada suasana netral dan suhu kamar akan di
hasilkan suatu di alkohol yang di sebut Glikol.

3. Oksidasi alkuna
Pembakaran alkuna melibatkan reaksi antara alkuna dengan oksigen. Reaksi ini
bersifat eksotermik. Sama halnya dengan alkena. Jika alkuna dibakar dengan
oksigen berlebih maka pembakaran akan berlangsung dengan sempurna dan
menghasilkan CO2 dan H2O. Alkuna dapat dioksidasi dengan KMnO4 dan
K2Cr2O7.
Secara normal oksidasi terjadi melalui salah satu beberap cara sebagai
berikut:
a. Melalui pelepasan elektron, seperti dalam oksidasi fenol oleh ferisianida.
Sebagai contoh

Persyaratan untuk agen pengoksidasi adalah dia harus mampu menampung satu
elektron, seperti Fe(III) menjadi Fe(II) yang dicirikan dengan potensial redoks.
Persyaratan untuk senyawa organik adalah dia harus mengasilkan radikal yang
relatif stabil pada oksidasi, dalam kasus ini di atas, kestabilan relatif dicapai
melalui delokalisasi elektron tak berpasangan ke dalam cincin benzena.
b. Melalui pelepasan hidrogen, seperti dalam autooksidasi aldehida
terkatalis-radikal.

c. Melalui pelepasan ion hidrida, seperti dalam reaksi Cannizarro.

d. Melalui penyelipan oksigen, seperti dalam epoksidasi olefin oleh


perasam.

e. Melalui suatu reaksi yang simultan di mana agen pengoksidasi


mengalami pengurangan dua elektron, seperti dalam oksidasi glikol oleh timbal
tetra-asetat.

f. Melalui dehidrogenasi katalitik, seperti dalam reaksi konversi


sikloheksana terkatalis-paladium menjadi benzena.

Anda mungkin juga menyukai