Anda di halaman 1dari 3

Drama Kerajaan Singasari

Di suatu hari, Raja Tunggul Ametung harus meninggalkan istrinya Ken Dedes dengan
kondisi yg sedang hamil.
Tunggul Ametung: Istriku, maaf aku harus meninggalkanmu, tapi aku janji aku pasti akan
kembali lagi
Ken Dedes : Tidak apa-apa suamiku, aku akan selalu menunggumu
Tunggul Ametung : Baiklah, terima kasih istriku, aku sayang kamu
Ken Dedes : Aku juga sayang kamu, cepat pulang ya suamiku
Akhirnya Tunggul Ametung meninggalkan Ken Dedes. Usia kandungan Ken Dedes
juga semakin besar. Suatu hari, Ken Dedes pergi ke sebuah hutan untuk mencari buah apel
jambu. Di hutan tersebut Ken Dedes bertemu dengan seorang pemuda yg tampan dan gagah
perkasa. Tidak disengaja, mereka berdua bertabrakan.
Ken Arok : Tuan putri, anda tidak apa-apa?
Ken Dedes : Tidak apa-apa, terima kasih telah menolongku
Ken Arok : Kenapa berterima kasih, seharusnya hamba yg harus minta maaf
Ken Dedes : Sudahlah lupakan saja, sedang apa gerangan di hutan ini?
Ken Arok : Saya sedang mencari pekerjaan tuan putri
Ken Dedes : Pas sekali, kerajaan saya sedang mencari orang untuk bekerja
Ken Arok : Benarkah tuan putri
Ken Dedes : Benar pemuda, besok datang saja ke kerajaan saya
Ken Arok : Baiklah, terima kasih tuan putri, ngomong-ngomong, nama tuan putri
siapa?
Ken Dedes : Namaku Ken Dedes, siapa namamu?
Ken Arok : Nama yg cantik, nama saya Ken Arok, baiklah, saya tidak bisa
berlama” disini
Ken Dedes : Baiklah, sampai jumpa besok
Ken Arok pulang dengan hati yg senang karena bisa mendapatkan pekerjaan. Bukan
itu saja, hati dia pun sedikit bergejolak karena bisa bertemu dengan seorang putri yg cantik
dan baik pula. Hal itu diceritakan oleh Ken Arok kepada Dang Hyang Lohgawe.
Ken Arok : Dang Hyang Lohgawe, aku ada berita baik yg harus aku ceritakan
Dang Hyang Lohgawe: Apa itu Ken Arok, sepertinya kau sangat bergembira sekali
Ken Arok : Aku mendapatkan pekerjaan di sebuah kerajaan, tapi bukan itu saja
Dang Hyang Lohgawe: Terus apalagi Ken Arok? Aku tidak sabar mendengarnya
Ken Arok : Aku bertemu dengan seorang wanita yg cantik sekali, sepertinya dia
seorang ratu
Dang Hyang Lohgawe: Siapa namanya Ken Arok? Apa ada wanita seperti itu?
Ken Arok : Nama dia Ken Dedes wahai Dang Hyang Lohgawe
Dang Hyang Lohgawe: Astaga, dia adalah istri dari Raja Tunggul Ametung
Ken Arok : Aku tidak peduli dia istri siapa, yg penting aku harus bisa
mendapatkan dia
Dang Hyang Lohgawe: Yasudahlah Ken Arok, semoga kau bisa mendapatkannya
Singkat cerita, Ken Arok berhasil menjadi patih dikerajaan Ken Dedes, dan teryata,
bukan hanya Ken Arok yg mencintai Ken Dedes, tetapi Ken Dedes juga mencintai Ken Arok.
Cinta terlarang itu terus berjalan lama, dan sampai akhinya, Tunggul Ametung pulang dan
belum mengetahui apapun. Dengan kembalinya Tunggul Ametung, Ken Arok berniat untuk
membunuh Tunggul Ametung. Disuatu hari, Ken Arok pergi kerumah Mpu Gandring untuk
membuat keris.
Ken Arok : Ki Mpu, tolong buatkanlah keris yg hebat, semoga bisa selesai dalam
5 bulan
Mpu Gandring : Tapi Ken Arok, waktu untuk membuat keris adalah satu tahun
Ken Arok : Saya tidak peduli, pokoknya dalam 5 bulan keris itu harus selesai!
Mpu Gandring : Baiklah Ken Arok, aku akan menuruti permintaanmu 5 bulan
kemudian, sesuai janjinya Ken Arok pergi kembali ke rumah Mpu
Gandring. Dan ternyata keris pesanan Ken Arok belum selesai juga.
Ken Arok : Mpu Gandring, mana keris saya?
Mpu Gandring : Kerismu ini yg sedang aku pahat Ken Arok
Ken Arok : Jadi kamu belum menyelesaikannya? Dasar kau!
Ken Arok mengambil keris yg belum sempurna itu. Dengan amarahnya, Ken Arok
membunuh Mpu Gandring dengan keris yg belum selesai itu. Sebelum meninggal, Mpu
Gandring menyampaikan pesan terkhirnya.
Mpu Gandring: Ken Arok, besok kau sendiri pun akan mati oleh keris itu juga. Anak dan cucu-
cucumu, tujuh orang raja akan meninggal pula dengan senjata yang sama
Akhirnya Mpu Gandring meninggal dunia. Mendengar perkataan itu, Ken Arok sedikit takut.
Pada suatu malam, Tunggul Ametung memanggil Ken Arok karena ada perihal kerajaan yg harus
disampaikan. Disisi lain, Ken Arok bersiasat untuk membunuh Tunggul Ametung
Tunggul Ametung : Ken Arok, kemarilah
Ken Arok : Iya yang mulia, ada apa tuan memanggil hamba?
Tunggul Ametung : Kau adalah orang yg sangat aku percaya, jangan kecewakan aku
Ken Arok : Baik yang mulia
Ken Arok bersiap untuk membunuh Tunggul Ametung. Di luar ada 3 selir yg sedang
berjalan di depan ruangan Tunggul Ametung dan Ken Arok berada. Akhirnya Ken Arok
berhasil membunuh Tunggul Ametung, tapi pembunuhan itu terlihat oleh salah satu selir yg
lewat.
Beberapa bulan setelah kasus itu, Ken Arok diangkat menjadi raja dan berhasil
memperistri Ken Dedes. Singkat cerita, Ken Arok juga memperistri Ken Umang, salah satu
selir kerajaan. Dimasa itu, Ken Dedes melahirkan anak dari Tunggul Ametung, dia adalah
Anusapati, anak yg cerdas dan berwibawa. Dan pada suatu hari, selir yg melihat pembunuhan
yg dilakukan Ken Arok menceritakan semuanya kepada Anusapati.
Selir : Anusapati, sini nak
Anusapati : Apa? Dimana ayah?
Selir : Ayahmu sudah tiada nak
Anusapati : Jangan becanda, eh itu dia ayahku
Selir : Ken Arok bukan ayahmu nak, dia hanya ayah angkatmu
Anusapati : Jadi siapa ayahku yg sebenarnya
Selir : Ayahmu adalah Tunggul Ametung
Anusapati : Tunggul Ametung? Dia kan sudah mati
Selir : Iya itu benar, dan yg membunuh Tunggul Ametung adalah Ken Arok!
Ken Arok : Apa? Ken Arok membunuh ayahku? Awas kau Ken Arok, aku akan
membunuhmu!
Waktu semakin berlalu dan akhirnya Anusapati bersiap membalas dendam apa yg
telah Ken Arok kepada ayahnya. Anusapati mencuri keris yg dipakai Ken Arok untuk
membunuh Tunggul Ametung. Dan akhirnya waktu itu tiba.
Anusapati : Ken Arok!
Ken Arok : Ada apa nak?
Anusapati : Jangan panggil aku anak! Dasar manusia biadab!
Anusapati langsung membunuh Ken Arok. Ternyata kutukan Mpu Gandring benar,
Ken Arok terbunuh oleh kerisnya sendiri dari tangan anak angkatnya. Setelah kematian Ken
Arok, Anusapati diangkat menjadi Raja Singasari.
Waktu telah berlalu, anak dari Ken Arok dan Ken Umang pun lahir, dia adalah
Tohjaya. Tohjaya mengetahui bahwa Anusapati membunuh ayahnya. Dia pun melancarkan
siasatnya untuk membalas dendam kematian Ken Arok.
Karena Tohjaya mengetahui kegemaran Anusapati yg tidak lain adalah menyabung
ayam, dia mengundang Anusapati untuk menghadiri pertandingan sabung ayam di kediaman
Tohjaya.
Tohjaya : Anusapati, aku akan membalas dendam atas kematian ayahku! Nyawa
dibayar nyawa!
Dengan dendam yg membara, akhirnya Tohjaya hadir ketempat sabung ayam. Disana
juga ada Anusapati yg sedang menyabung ayam. Karena keadaan lengah, keris yg dibawa
Anusapati berhasil diambiloleh Tohjaya dan Tohjaya membunuh Anusapati dari belakang
oleh keris Mpu Gandring.
Setelah kematian Anusapati, Tohjaya diangkat menjadi Raja Singasri selanjutnya. Tapi
saat dia memerintah, Ranggawuni yg meruapakan anak Anusapati yg dibantu oleh Mahesa
Cempaka yg merupakan anak dari Mahesa Wong Ateleng ingin membalas dendam perbuatan
Tohjaya.
Akhirnya terjadi sebuah perang saudara antara Ranggawuni dan Tohjaya. Karena
pasukan Ranggawuni sedikit, Tohjaya hampir menang dalam peprangan tersebut.
Tohjaya : Cari Ranggawuni dan Mahesa Cempaka wahai Lembu Ampal dan
bunuh mereka
Lembu Ampal : Baik yg mulia, aku dan pasukanku akan membunuh mereka
Ditengah perjalanan Lembu Ampal sadar bahwa yg berhak atas tahta kerajaan
sebenarya dalah Ranggawuni yg merupakan cucu dari Tunggul Ametung. Akhirnya pasukan
Ranggawuni ditambah pasukan Lembu Ampal kembali ketempat Tohjaya.
Tohjaya : Lembu Ampal, apa yg kau lakukan? Apa kau telah membunuh
Ranggawuni?
Ranggawuni : Aku masih hidup Tohjaya
Tohjaya : Apa? Kenapa kau tidak membunuhnya Lembu Ampal?
Lembu Ampal : Tahta kerajaan seharusnya milik Ranggawuni, kau tidak berhak!
Tohjaya : Apa yg kau bicarakan Lembu Ampal? Dasar pengkhianat!
Ranggawuni : Apa yg dia katakan benar, kau tidak berhak menjadi raja
Tohjaya : Diam kau Ranggawuni! Aku yg akan membunuhmu
Akhirnya perang terjadi dan Tohjaya kalah dengan Keris Mpu Gandring tertancap di
dadanya. Setelah itu, Ranggawuni naik tahta dengan gelar Sri Jaya Wisnudharma dibantu oleh
Mahesa Cempaka dengan gelar Narasighamurti.
Pada tahun 1254M, Wisnudharma mengangkat putranya sebagai Yuvaraja atau raja
muda dengan maksud untuk mempersiapkan putranya yg bernama Kertanegara menjadi
seorang raja besar di Singasari.
Karena Wisnudharma sakit keras, akhirnya pada tahun 1268M Kertanegara menjadi
raja terakhir di kerajaan Singasari. Kertanagara adalah raja terakhir dan Raja terbesar dalam
sejarah Kerajaan Singosari (1268 - 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan
wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk
menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol.
Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu).
Kerajaan ini akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca
Amoghapasa yang dari Kerajaan Singosari, sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada
tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Kerajaan Singosari meminta agar Jawa
mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Kitab
Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan Kerajaan Singosari di luar Jawa pada
masa Raja Kertanagara antara lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.
Kerajaan Singosari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa
akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan
Jayakatwang (Bupati Gelang-Gelang), yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus
besan dari Raja Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Raja Kertanagara mati terbunuh
Sedangkan Raden Wijaya cucu Narasingamurti yang menjadi menantu Raja Kertanagara,
lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiraraja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian
diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit..
Setelah runtuhnya Kerajaan Singosari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu
kota baru di Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singosari pun berakhir.

Anda mungkin juga menyukai