Anda di halaman 1dari 8

ASEAN

A. Latar Belakang Berdirinya ASEAN


Berdirinya ASEAN dilatar belakangi oleh beberapa persamaan yang dimiliki oleh negara-
negara Asia Tenggara.
Persamaan-persamaan tersebut antara lain:
1. Persamaan Letak Geografis
Semua negara di Asia Tenggara terletak di antara 2 benua yaitu Benua Asia dan Benua
Australia. Dan berada di antara 2 samudera yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
2. Persamaan Dasar Kebudayaan
Di Asia Tenggara, setiap negara mempunyai dasar kebudayaan, bahasa, tata kehidupan,
dan pergaulan yang hampir serupa. Wajar saja, karena semua negara umumnya menjadi
pewaris peradaban rumpun Melayu Austronesia.
3. Persamaan Nasib
Negara di Asia Tenggara pernah dijajah oleh bangsa Barat, kecuali Thailand. Hal inilah yang
memunculkan rasa “setia kawan” negara-negara di Asia Tenggara.
4. Persamaan Kepentingan di Berbagai Bidang
Adanya kepentingan di berbagai bidang seperti bidang ekonomi, sosial budaya, keamanan,
politik menjadi latar belakang berdirinya ASEAN. Tempat yang menjadi pintu gerbang
perdagangan dunia juga terdapat di Asia Tenggara, yaitu Selat Mala dan Selat Sunda.

Perang dingin antara Blok Barat dengan Blok Timur juga mempengaruhi kawasan Asian
Tenggara. Pembentukan blok-blok atau organisasi kerja sama antarnegara dalam kawasan ini
terutama dalam bidang pertahanan dan keamanan mempertegas hal ini. Pada tanggal 8
September 1958, Australia, Perancis, Inggris, Selandia Baru, Pakistan, Filipina, Thailand, dan
Amerika Serikat mendirikan Pakta Pertahanan Asia Tenggara (SEATO). SEATO dibentuk untuk
menjalin kerja sama dalam bidang pertahanan dan bertujuan untuk membendung pengaruh
komunis di kawasan Asia Tenggara.

Pada tahun 1961, dengan dukungan dari Thailand dan Filipina, Malaysia membentuk
Perhimpunan Asia tenggara (ASA). ASA bertujuan untuk menjalin kerja sama dalam bidang
ekonomi dan kebudayaan. Tuanku Abdul Rahman, pemimpin Malaysia pada saat itu,
menginginkan negara lain dalam kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, untuk bergabung.
Namun Indonesia di bawah kepemimpinan Soekarno menolak untuk bergabung.
Indonesia bahkan mencurigai bahwa organisasi tersebut merupakan perpanjangan tangan
atau melayani kepentingan negara-negara Barat.

ASA tidak berjalan mulus karena terjadi perseteruan di antara mereka. Pada tahun 1962,
Filipina mengklaim bahwa Sabah (Negara bagian Malaysia) merupakan bagian dari Filipina.
Pada tahun 1963, organisasi lain dikenal sebagai Maphilindo dibentuk. Maphilindo terdiri dari
Malaysia, Filipina dan Indonesia. Namun, organisasi ini tidak bertahan lama setelah Indonesia
menghidupkan konfrontasi dengan Malaysia.

Pada bulan Maret tahun 1966, muncul ide untuk menghidupkan kembali ASA. Namun,
Indonesia tetap menolak untuk bergabung. Setelah pemerintah Indonesia dipegang oleh
Presiden Soeharto, Indonesia kembali menjalin hubungan dengan Malaysia dan singapura.
Hubungan Indonesia juga meluas dengan negara-negara lain di kawasan Asia tenggara.

Pada tanggal 8 agustus 1967, lima menteri luar negeri dari Indonesia, Thailand, singapura,
Filipina, dan Malaysia bertemu di Bangkok. Pertemuan tersebut kemudian menghasilkan
kesepakatan berupa pendirian Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Berdirinya ASEAN ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok oleh kelima delegasi
dari masing-masing negara. Kelima orang tersebut antara lain:
1. Adam Malik, menteri luar negeri Indonesia;
2. Tuanku Abdul Razak, menteri luar negeri Malaysia;
3. Thanat Khoman, menteri luar negeri Thailand;
4. Narcisco Ramos, menteri luar negeri Filipina;
5. Rajaratnam, menteri luar negeri Singapura.

Deklarasi Bangkok
1. mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan kebudayaan di
kawasan asia Tenggara;
2. meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional;
3. meningkatkan kerja sama dan saling membantu untuk kepentingan bersama dalam bidang
ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi;
4. memelihara kerja sama yang erat di tengah-tengah organisasi regional dan internasional yang
ada.
5. meningkatkan kerja sama untuk memajukan pendidikan, latihan, dan penelitian di kawasan Asia
Tenggara.
B. Stuktur ASEAN

 Struktrur ASEAN Sebelum KTT Bali 1976


Untuk memperlancar hubungan antar negara Asia Tenggara dalam Deklarasi Bangkok 1967
menteri luar negeri dari kelima negara Asia Tenggara tersebut sepakat untuk membentuk suatu
wadah kerja sama regional yang di sebut ASEAN (Association of South East Asian Nations)
dengan struktur sebagai berikut :
1) Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri (ASEAN Ministerial Meeting). Sidang Tahunan
ini merupakan sidang tertinggi yang diadakan setiap tahun secara bergilir di Negara
anggota.
2) Standing committee, diketuai oleh Menteri Luar Negeri Tuan Rumah, Komite ini merupakan
sebuah badan yang bersidang di antara dua menteri - menteri luar negeri ASEAN untuk
menangani persoalan - persoalan yang memerlukan keputusan para menteri.Tugasnya
melanjutkan pekerjaan ASEAN dalam jangka waktu diantara sidang-sidang tahunan para
Menteri Luar Negeri.
3) Komisi-komisi Tetap (Pertmanent Committee), yang beranggotakan tenaga ahli serta
pejabat pemerintah Negara-negara anggota. Tugas utama komisi ini adalah memberikan
rekomendasi terhadap rencana program ASEAN dan melaksanakan program tersebut
setelah mendapat persetujuan dari Sidang Tahunan Para Menteri.
4) Komisi-komisi Khusus (Ad Hoc Committee), yakni Komisi Khusus dibentuk sesuai
kebutuhan ASEAN.
5) Sekretariat Nasional ASEAN (National Secretariast), yang bertugas untuk mengkoordinasi
pada tahap nasional dalam melaksanakan keputusan-keputusan para menteri ASEAN dan
mempersiapkan agenda petemuan Standing Committee.

 Struktur ASEAN Sesudah KTT Bali 1976

Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama yang di hadiri kelima kepala negara anggota
ASEAN pada tahun 1976 di Bali, di hasilkan tiga deklarasi . Salah satu di antaranya
ialah Declaration of ASEAN Concord yang memberikan kesempatan untuk meninjau struktur
organisasi ASEAN demi kelancaran tata kerjanya.
Dalam KTT kedua di Kuala Lumpur pada bulan Agustus 1977 di sepakati dan di sahkan struktur
organisasi ASEAN sebagai berikut :
1. Pertemuan Para Kepala Pemerintahan (Summit Meeting) / KTT
yang merupakan otoritas atau kekuasaan tertinggi di dalam ASEAN. KTT ASEAN
dilaksanakan setiap tahun, secara bergiliran di negara-negara anggota ASEAN. Pertemuan
ini di adakan apabila di anggap perlu dalam memberikan pengarahan – pengarahan
2. Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN Ministerial Meeting)
Pertemuan ini dilaksanakan selama satu kali dalam setahun.Peranan dan tanggung jawab
kegiatan sidang ini ialah perumusan garis kebijakan dan koordinasi kegiatan - kegiatan
ASEAN
3. Sidang Para Menteri - Menteri Ekonomi
Sidang ini di selenggarakan setahun dua kali. Tugasnya , selain merumuskan kebijaksanaan
- kebijaksanaan yang khusus menyangkut maslah kerja sama ASEAN bidang ekonomi juga
mengevaluasi hasil - hasil yang di lakukan komite - komite yang ada di bawahnya
4. Sidang Para Menteri lainnya (Non-Ekonomi).
sidang ini merumuskan kebijakan - kebijakan yang menyangkut bidangnya masing - masing
seperti penerangan , kesehatan , kebudayaan , ilmu pengetahuan dan teknologi
5. Standing Committee. Badan ini bertugas seperti sebelum KTT I di Bali yang membuat
keputusan keputusan dan menjalankan tugas - tugas perhimpunan di antara dua buah
Sidang Tahunan Para Menteri Luar Negeri ASEAN
6. Komite - komite. Dalam komite ini ada dua bidang yaitu
 Komite bidang Ekonomi
1. COTT (Comitee on Trade and Tourism), yaitu komite perdaganyan dan pariwisata,
berkedudukan di Singapura.
2. COIME (Comitee on Industry, Mining, and Energy), yaitu komite industri,
pertambangan, dan energi, berkedudukan di Filipina
3. COFAB (Comitee on Finance and Banking), yaitu komite keuangan dan perbankan,
berkedudukan di Thailand.
4. COFAF (Comitee on Food Agriculture and Foresty), yaitu komite pangan, pertanian
dan kehutanan, berkedudukan di Indonesia.
5. COTAC ( Comitee on Transportation and Communication), yaitu komite transportasi
dan komunikasi, berkedudukan di Malaysia.
 Komite Bidang Non Ekonomi
1. Komite Kebudayaan dan Penerangan atau Committee on Culture and Information
(COCI).
2. Komite Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau Committee on Science and
Technology (COST).
3. Komite Pembangunan Sosial atau Committee on Social Development (COSD).
4. Komite Anggaran atau Committee on Budget. Tugas Komite Anggaran adalah
mengelola dana ASEAN dan menetapkan anggaran belanja Sekretariat ASEAN.
Tempat kedudukan komite non ekonomi tidak tetap. Tiap tahun berpindah-pindah dari
satu negara ke negara lainnya di antara negara anggota ASEAN, sesuai abjad nama
anggota dalam bahasa Inggris. Oleh karena sidang para menteri non ekonomi belum tetap
(waktunya), maka komite-komite tersebut langsng bertanggung jawab kepada Standing
Committee.

C. Tujuan Berdirinya ASEAN


Di dalam Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967, lahirlah tujuan ASEAN sebagai
berikut:

1. Mempercepat pertumbuhan, kemajuan sosial dan pertumbuhan kebudayaan di kawasan


Asia Tenggara.
2. Memelihara perdamaian dan stabilitas dengan menjunjung tinggi hukum dan hubungan
Negara di Asia Tenggara.
3. Meningkatkan kerja sama yang aktif dan saling menolong dalam bidang ekonomi, sosial,
budaya, teknologi dan administrasi.
4. Saling membagikan bantuan dalam bidang fasilitas latihan dan penelitian di bidang
pendidikan, teknik, kejuruan, dan administrasi.
5. Bekerja sama lebih efektif untuk menggapai daya guna lebih besar di bidang industri,
pertanian, dan perkembangan perdagangan. Di dalamnya juga termasuk pendalaman
dalam hal perdagangan komoditi internasional, perbaikan pengangkutan dan fasilitas
komunikasi plus meningkatkan taraf hidup rakyat.
6. Meningkatkan pendalaman tentang masalah-masalah di Asia Tenggara.
7. Memelihara kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan berbagai organisasi
internasional dan regional lain yang memiliki tujuan sama dan mencari kesempatan untuk
menjalin kerja sama dengan mereka.
D. Hubungan Kerja Sama ASEAN
 Kesepakatan Zona Perdagangan Bebas atau ASEAN Free Trade Area (AFTA) dan
adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) (Ekonomi)
Program ini resmi dimulai sejak CEPT Agreement ditandatangini 28 Januari 1992 dan
menjadi faktor pendorong terjadinya perdagangan internasional di kawasan ASEAN.
Hanya ada enam negara yang sudah menyepakati AFTA yaitu Indonesia, Malaysia,
Singapura, Thailand, Filipina dan Brunei Darussalam. Tujuannya adalah untuk
menjadikan kawasan Asia Tenggara tempat produksi kelas dunia sehingga produk-
produknya bisa bersaing di pasar global serta meningkatkan dan mempermudah
perdagangan antara setiap negara anggota ASEAN.

 Mengadakan Event Kebudayaan atau Olahraga yang Diikuti Negara di Kawasan


Asia Tenggara (Sosial Budaya)
Contoh nyata yang kita temui dari tahun ketahun adalah event South East Asia Games
atau yang lebih kita kenal dengan SEA Games. SEA Games dilaksanakan setiaap 2
tahun sekali
Event olahraga yang diadakan ini bukan untuk unjuk gigi dengan usaha saling
menjatuhkan tim negara lain. Tujuan utamanya tak lain adalah menjalin tali silaturahmi
sebagai contoh hidup rukun antar sesama negara Asia Tenggara.

 Kerjasama Antar Sekolah Maupun Universitas di Kawasan Asia Tenggara (Sosial


Budaya)
Dari ketiga bentuk upaya yang dijabarkan ini, kerjasama antar sekolah dan universitas
adalah salah satu yang fungsi dan hasilnya paling terlihat. Saat ini sudah banyak
kerjasama Indonesia dengan upaya meningkatkan kerjasama antar negara ASEAN
dalam bidang ini. Banyak tersedia program beasiswa belajar di luar negeri baik dari
lembaga pendidikan berbasis negeri maupun yang swasta. Banyak bentuk kerjasama
negara yang dapat terbentuk dari adanya program studi ke negara lain di kawasan Asia
Tenggara.
Contoh kerja sama lainnya
 Bidang Ekonomi
a. Mempromosikan produk bisnis sesama anggota ASEAN, perusahaan investasti di
beberapa negara ASEAN, pengembangan pariwisita dibangun anggota ASEAN di
Tokyo.
b. Cadangan makanan Memberikan tertutam beras bagi anggota ASEAN.
c. Membangun proyek-proyek industri ASEAN seperti urea amonia proyek pabrik pupuk
di proyek industri tembaga di Singapura, dan superfosfor di Thailand Indonesia dan
Malaysia.

 Bidang Militer
Negara anggota ASEAN telah sepakat untuk realisasi keamanan wilayah mereka setiap
beberapa bulan untuk mengadakan latihan militer bersama. Contoh yang pernah
dilakukan adalah latihan militer dengan nama sandi Elang Malindo, yaitu latihan militer
antara angkatan udara Indonesia dan Malaysia.

 Bidang Politik dan Keamanan


Usaha untuk menciptakan stabilitas politik dan keamanan di kawasan Asia tenggara
ditempuh melalui beberapa penandatanganan dokumen atau kesepakatan berikut ini :
1. ZOPFAN merupakan perjanjian mengenai Kawasan Damai, Bebas, Netral, atau bila
di bahasa inggriskan menjadi Zone of Peace, Fredom, ant Naturality. Perjanjian ini
dikenalkan dengan Deklarasi Kuala lumpur pada tanggal 27 November 1971.

2. Perjanjian persahabatan dan kerja sama di Asia Tenggara yang diadakan pada
tanggal 24 Februari tahun 1976 di Bali.

3. Perjanjian kawasan Bebas Senjata Nuklir pada tanggal 15 Desember tahun 1997 di
Bangkok, thailand.
4. Komunitas keamanan ASEAN pada tanggal 7 Oktober tahun 2003 di Bali, Indonesia.
PPKN
“ORGANISASI-ORGANISASI DUNIA”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
KELOMPOK 5

1. Annisa Salsabila
2. Fadillah Rahman
3. Farah Fadila
4. Fariez Fier Muhammad
5. Jesika Nadiyah Parma
6. Nahda Alfiah
7. Nurul Laryanti

XI MIPA 1
SMA NEGERI 5 PEKANBARU
T.P 2017/2018

Anda mungkin juga menyukai