BAB 2, BAB 4 Kehamilan Dengan Anemia
BAB 2, BAB 4 Kehamilan Dengan Anemia
Oleh:
Pembimbing:
i
HALAMAN PENGESAHAN
LaporanKasus
Anemia dalamKehamilan
Oleh:
TelahditerimadandisetujuisebagaisalahsatusyaratdalammengikutiKepaniteraanKli
nik di
Bagian/DepartemenObstetridanGinekologiFakultasKedokteranUniversitasSriwija
ya RSUP Dr. Moh.Hoesin Palembang Periode13Agustus – 22 Oktober 2018.
ii
KATA PENGANTAR
Palembang,Agustus2018
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia pada kehamilan masih merupakan masalah utama di dunia hingga saat
ini. Menurut World Health Organization (WHO) (2011) anemia pada kehamilan
didefinisikan sebagai suatu kondisi ketika kadar hemoglobin di dalam darah
kurang dari 11 g/dl. Angka kejadian anemia di seluruh dunia cukup tinggi dan
terjadi hampir di seluruh negara. Secara global prevalensi anemia pada ibu hamil
di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil
diperkirakan di Asia sebesar 48,2%, Afrika 57,1%, Amerika 24,1%, dan Eropa
25,1% (WHO, 2011).
Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh pada ibu, baik dalam kehamilan,
persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya. Masalah yang dapat timbul akibat
anemia adalah keguguran (abortus), kelahiran prematur, persalinan yang lama
akibat kelelahan otot rahim dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca
melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi
baik saat bersalin maupun pasca bersalin, serta anemia yang berat dapat
menyebabkan dekompensasi kordis (Wiknjosastro, 2010). Hipoksia akibat anemia
dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan (Saifudin, 2006).
Anemia yang tidak tertangani juga merupakan salah satu penyebab kematian
ibu. Brabin, et al. (2001) menyebutkan anemia sebagai penyebab kematian
langsung dan tidak langsung memiliki angka rata-rata 6,37% di Afrika, 7,26% di
Asia dan 3,0% di Amerika Latin. Risiko relatif terhadap kematian yang terkait
1
dengan anemia sedang adalah 1,35 [95% Confidence Interval (CI): 0,92-2,00] dan
untuk anemia berat adalah 3,51 (95% CI: 2,05-6,00). Dari hasil estimasi risiko
populasi diketahui ada hubungan yang kuat antara anemia berat dengan kematian
ibu, namun tidak untuk anemia ringan dan sedang. Anemia berat karena malaria
pada primigravida diperkirakan dapat menyebabkan 9 kematian dari 100.000
kelahiran hidup sedangkan anemia berat akibat selain malaria (sebagian besar
karena masalah nutrisi) menyebabkan 41 kematian dari 100.000 kelahiran hidup.
Selain berdampak pada ibu, kondisi anemia juga berdampak pada janin yang
dikandung ibu, diantaranya dapat menyebabkan terjadinya aborsi, lahir mati, berat
badan lahir rendah dan perdarahan sebelum ataupun saat persalinan (Brabin, et al.,
2001). Dampak lain yang mungkin terjadi adalah kurangnya oksigen dalam rahim
(hipoksia intrauterus) dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat
lahir atau beberapa saat setelah lahir (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
2009).
Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti
infeksi dan kekurangan zat besi. Penyebab utama anemia pada ibu hamil di
Indonesia adalah anemia defisiensi besi dan upaya penanggulangan dilakukan
dengan pemberian tablet besi yang pada tahun 2012 upaya ini mencapai 85%.
Persentase tersebut mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2011 yaitu
sebesar 83,3%. Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan
anemia pada ibu hamil melalui pemberian 90 tablet besi selama periode kehamilan
2
namun angka kejadian anemia masih tergolong tinggi di Indonesia (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Angka anemia yang tinggi juga terjadi di Puskesmas Jetis dan Puskesmas Tegalrejo
yang merupakan puskesmas di bawah Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan
merupakan puskesmas rawat inap yang menyediakan layanan persalinan bagi
masyarakatnya. Dari hasil studi pendahuluan ke Puskesmas Jetis dan Puskesmas
Tegalrejo diketahui bahwa angka anemia ibu hamil mencapai 25-40%.
Dari literatur di atas kita ketahui dampak anemia yang begitu besar pada ibu
3
dan janin yang dikandungnya. Setelah bayi dilahirkan ia akan terlepas penuh dari
ibunya dan harus mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan dirinya melalui
sistem tubuh yang adekuat. Namun pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan
riwayat anemia, selama berada dalam lingkungan intrauterine ia mengalami
gangguan yang menyebabkan pertumbuhannya tidak optimal. Setelah bayi
dilahirkan ia harus mampu beradaptasi dengan lingkungan ekstrauterine yang
dihadapinya.Departemen Kesehatan RI (2010) melaporkan sebanyak 45,7% balita
di Indonesia mengalami gangguan tumbuh kembang. Studi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa pemeriksaan pertumbuhan dan
perkembangan di Puskesmas Jetis dan Tegalrejo dilakukan dengan menggunakan
penilaian status gizi dan penilaian perkembangan menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP).
Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses pertumbuhan
dan perkembangan anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat gizi yang terdapat
dalam darah ibu. Setelah lahir, anak tergantung pada tersedianya bahan makanan
dan kemampuan saluran cerna. Hasil penelitian tentang pertumbuhan anak
Indonesia menyebutkan penyebab gagal tumbuh pada anak adalah keadaan gizi ibu
selama hamil, pola makan bayi yang salah, dan penyakit infeksi (Chamidah, 2011).
Zat besi merupakan salah satu unsur gizi yang penting selama kehamilan.
Kecukupan terhadap zat besi memberikan pengaruh terhadap perkembangan
kognitif anak.
Pada penelitian Tran, et al. (2014) melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung dari anemia antenatal,
kekurangan zat besi dan CMD terhadap perkembangan motorik bayi. Penelitian ini
menggunakan metode cohort dengan melibatkan 418 ibu hamil dan bayi mereka.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa anemia antenatal, kekurangan zat besi, dan
CMD memiliki dampak negatif pada perkembangan motorik bayi. Temuan ini
menyoroti kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pelayanan antenatal terhadap
4
wanita hamil yang bertujuan mengoptimalkan perkembangan anak usia dini di
negara berpenghasilan rendah dan menengah.
5
BAB II
STATUS PASIEN
I. IDENTIFIKASI
a. Nama : Ny. KS
b. Umur : 31 tahun
c. Tanggal lahir : 29 Januari 1987
d. Alamat : Jl. Pipa Reja Lrg. Indah Jaya, Kemuning,
Palembang
e. Suku, Bangsa : Sumatera, Indonesia
f. Agama : Islam
g. Status/Pendidikan : Sarjana
h. Pekerjaan : TNI
i. No. RM /MRS : RD18019288
RiwayatPerjalananPenyakit
+ 2 minggu SMRS, pasien mengeluh badan lemas dan sakit kepala.
Pasien datang ke bidan. Diberi obat dan istirahat. Pasien merasa keluhan
berkurang.
+6 jam SMRS pasien juga mengaku mata berkunang-kunang, badan
lemas dan sakit kepala semakin memberat. Riwayat perut mulas dan menjalar
kepinggang makin sering dan kuat (-). Riwayat keluar darah lendir (-).
Riwayat keluar air-air (-). Riwayat keputihan (-). Os mengaku hamil kurang
bulan dan gerakan anak masih bisa dirasakan. Pasien datang ke IGD RSMH
Palembang.
6
Riwayat Penyakit Dahulu
RiwayatdarahtinggidisangkalRi
wayatdemamdisangkal
Riwayattrauma danperutdiurut-urutdisangkal
Riwayatkencingmanisdisangkal
Riwayatalergidisangkal
Riwayatanemiadisangkal
RiwayatPenyakitDalamKeluarga
R/ darahtinggi(-)
R/ kencingmanis(-)
R/alergi(-)
R/ keganasan(-)
RiwayatPengobatan
Riwayatminumobat-obatanselamakehamilandisangkal
Riwayatoperasidisangkal
RiwayatKontrasepsi
Belumpernahmenggunakan KB
Status SosialEkonomi :Sedang
Status Gizi :
Pasien mengaku makan 2x sehari tidak beraturan. Pasien mengaku malas
makan nasi dan lauk karena mual sehingga pasien hanya makan roti.
Pasien mengaku tidak mau mengonsumsi suplemen dari bidan karena mual
setiap mengonsumsinya.
Status Perkawinan:Sudahmenikah 1 kali,lama7tahun
Status Reproduksi :Menarcheusia12tahun,siklushaid28 hari, teratur,
lamanya5-7 hari. HPHT 6 Maret 2018
Status Persalinan: G2P1A0
1. Anakpertamalahirtahun 2012, laki-laki, lahir di rumahsakit, BB
7
lahir 2600 g, sehat.
2. Hamilini
8
III. PEMERIKSAANFISIK(Tanggal28 Agustus2018)
PEMERIKSAANFISIKUMUM
KeadaanUmum:Tampaksakitsedang
Kesadaran: Compos mentis
BB : 54 kg
TB : 155cm
TekananDarah: 110/70 mmHg
Nadi:100x/menit, isi/kualitascukup, reguler
Respirasi: 20x/menit, reguler
Suhu: 36,6oC
PEMERIKSAANKHUSUS
Mata :Konjungtivaanemis (+/+), skleraikterik (-/-),
edema palpebra (-/-), pupilisokor 3mm,
reflekscahaya(+/+)
Hidung:Sekret (-), perdarahan(-)
Telinga:Liangtelingalapang
Mulut:Mukosamulutdanbibirpucat(+), perdarahan di gusi (-), sianosis(-),
mukosamulutdanbibirkering (-),fisura(-
),cheilitis(-)
Lidah:Atropipapil(-), lidahkotor (-)
Faring/Tonsil :Dindingfaringposterior hiperemis(-),tonsil T1- T1,
tonsil tidakhiperemis, detritus (-)
Kulit:CRT <2s
Leher
Inspeksi: JVP 5-2 mmH2O, pembesaranKGB(-),
Palpasi:TidakadapembesarankelenjargetahbeningThorax
Inspeksi:Simetris, retraksiintercostal, subkostal, suprasternal(-)
9
Palpasi:Stem fremitus kanan=kiri
Paru
Perkusi:SonorpadakedualapanganparuAuskultasi: Vesikuler(+/+),
ronkhi(-), wheezing(-) Jantung
Inspeksi:Iktuscordistidakterlihat
Palpasi:Iktuscordistidakteraba, tidakadathrill
Perkusi:Jantungdalambatas normal Auskultasi: BJI-IInormal,
murmur(-),gallop (-) Abdomen
Inspeksi:Cembung,Lihatpemeriksaanobstetrik
Ekstremitas
Atas:Akraldingin(-), pucat(+), koilonikia (-)
Bawah:Akraldingin(-), pucat(+), edemapretibial (-/-)
PEMERIKSAAN OBSTETRIK
PemeriksaanLuar
Tinggifundusuteri 1
jaribawahpusat(20cm),memanjang,punggungkiri,kepalaU5/5,HIS(-
),DJJ:148kali/menit
PemeriksaanDalam
Inspekulo:Portiolivide,OUEtertutup,Fluor(-),Fluksus(-),Ketuban(+),Erosi(-
),Laserasi(-),Polip(-)
Vaginal touche’: Portio lunak, OUE tertutup, eff 0%, ketuban belum dapat dinilai
10
IV. PEMERIKSAAN TAMBAHAN
PEMERIKSAAN LABORATORIUM(28 Agustus2018)
Konvensional
JenisPemeriksaan Keterangan
Hasil Nilai normal
HEMATOLOGI
Hemoglobin (Hb) 6,1g/Dl 11,4-15,00 g/dL Rendah
Eritrosit (RBC) 3,35 x106/mm3 4,00-5,70x106/mm3 Rendah
Leukosit (WBC) 12,2 x103/mm3 4,73-10,89x103/mm3 Meningkat
Hematokrit(Ht) 22% 35-45% Rendah
Trombosit 371 x103/L 189-436 x103/L Normal
MCV 65,67fL 85-95/fL Rendah
MCH 18,21 pg 28-32/pg Rendah
MCHC 27,72g/dL 33-35g/dL Rendah
RDW-CV 17,5 % 11-15% Meningkat
Hitungjenisleukosit
Basofil 0% 0-1% Normal
KIMIAKLINIK
Besi(Fe/iron) 26g/dL 61-157g/dL Rendah
IMUNOSEROLOGI
Ferritin 5,4/mL 21,81-274,66ng/mL Rendah
11
PEMERIKSAAN USG
Tampakjanintunggalhidupintrauterine
BiometrijaninBPD:5,64cm,HC:22,10 cm,AC:19,67cm,FL:4,38cm,EFW
679,55gram
Cairanketubancukup, SPP4,54cm
Letakplasentadi corpus anterior
Kesan: hamil34minggudenganPPT JTHpresentasikepala.
V. DIAGNOSISKERJA
G2P1A0hamil24minggubeluminpartudengananemia
hipokrommikrositerecdefisiensiFe,janintunggalhidupintrauterin
VI. PROGNOSIS
PrognosisIbu:dubiaad bonam
Prognosis Janin:dubiaad bonam
12
IVFD RL gttxx/menit
Asamfolat 400 mcg/24 jam
Tablet Fe 200 mg
Transfusi PRC 4 kantongdengankecepatan 100-150 mL/jam
b.MONITORING
Observasitandavital ibu, his, denyutjantungjanin
13
VIII.FOLLOW UP
Tanggal S O A P
(Jam)
30-08-2018 Hamil St present: G2P1A0hamil24min ObsKU,TTV,DJJ
(09.30WIB)
Kurang Kes: CM, TD: ggubeluminpartude danperdarahan
buland 110/70mmHg,N: ngananemia KIE :Bedrest
enganb 80 x/m, RR: 20 hipokrommikrositer Libatkankeluargadalam
adanle 0
x/m, T: 36,5 C ecdefisiensiFe,janin mendampingipasien
mas PemeriksaanLuar: tunggalhidupintraut IVFD RL gttxx/menit
FUT 1 jbpst erin Asamfolat 400 mcg/24
(20cm), jam
memanjang, puki, Tablet Fe 200 mg
kepala, U5/5,
Transfusi PRC 4
floating,His
kantongdengankecepatan
tidakada,
100-150 mL/jam
DJJ:145x/m
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
15
BAB IV
ANALISIS KASUS
Ny. KS 31 tahun, hamil kurang bulan (24 minggu) dengan badan lemas.
+ 2 minggu SMRS, pasien mengeluh badan lemas dan sakit kepala. Pasien datang
ke bidan. Diberi obat dan istirahat. Pasien merasa keluhan berkurang. +6 jam SMRS
pasien juga mengaku mata berkunang-kunang, badan lemas dan sakit kepala
semakin memberat. Riwayat perut mulas dan menjalar kepinggang makin sering
dan kuat (-). Riwayat keluar darah lendir (-). Riwayat keluar air-air (-). Riwayat
keputihan (-). Os mengaku hamil kurang bulan dan gerakan anak masih bisa
dirasakan. Pasien datang ke IGD RSMH Palembang. Pasien mengaku makan 2x
sehari tidak beraturan. Pasien mengaku malas makan nasi dan lauk karena mual
sehingga pasien hanya makan roti. Pasien mengaku tidak mau mengonsumsi
suplemen dari bidan karena mual setiap mengonsumsinya.
Keluhan badan lemas pasa NY. KS berhubungan dengan kehamilan dan
kebiasaannya yang malas makan nasi dan lauk pauk serta tidak mengonsumsi
suplemen dari bidan. Keluhan badan lemas pada Ny. KS ini mengarah pada anemia.
Hal ini dikarenakan dalam kehamilan, kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga
memicu peningkatan produksi eritropoitein. Akhirnya, volume plasma bertambah
dan sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun, peningkatan volume plasma
terjadi dalam proporsi yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan eritrosit
sehingga terjadi penurunaan konsentrasi hemoglobin (Hb) akibat hemodilusi.
Dari hasil anamnesis Ny.KS malas makan nasi dan lauk-pauk, kebiasaan
yang buruk ini dapat mendukung terjadinya anemia akibat kekurangan zat gizi
seperti anemia akibat defisiensi besi, asam folat, dan vitamin B12. Namun, dalam
kasus ini diagnosis lebih mengarah pada anemia defisiensi besi, Hal ini didukung
dengan hasil lab Hemoglobin (Hb), Eritrosit (RBC), Hematokrit(Ht), MCV, MCH,
MCHC, Besi(Fe/iron), Ferritin yang rendah dan TIBC yang meningkat.
16
Gambar diatas menjelaskan bahwa hanya Fe2+yang terdapat dalam
transferin dapat digunakan dalam eritropoesis, karena sel "eritroblas" dalam
sumsum tulang hanya memiliki "reseptor" untuk feritin. Gangguan dalam
pengikatan besi untuk membentuk Hb akan mengakibatkan terbentuknya eritrosit
dengan sitoplasma yang kecil (mikrositer / nilai MCV rendah) dan kurang
mengandung Hb di dalamnya (hipokrom / nilai MCH rendah). Tidak berhasilnya
sitoplasma sel eritrosit berinti mengikat Fe untuk pembentukan Hb dapat
disebabkan oleh karena rendahnya kadar Fe dalam darah (kurang gizi, gangguan
absorbsi Fe, kebutuhan besi yang meningkat).
17
menyebabkan tidak ada oksigen yang digunakan untuk pebentukan ATP sehingga
timbulah manifestasi klnik berupa lesu.
Perubahan fisiologis
selama kehamilan
Dilusi plasma
Produksi SDM ↓ akibat
intake Fe kurang
Anemia defisiensi Fe
18
Riwayat perut mulas dan menjalar kepinggang makin sering dan kuat (-).
Riwayat keluar darah lendir (-). Riwayat keluar air-air (-) menandakan bahwa Ny.
KS belum inpartu.
19
DAFTAR PUSTAKA
20