Anda di halaman 1dari 21

Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng.

Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018


Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI EKSPLORASI DAN PRODUKSI
UNIVERSITAS PERTAMINA

PRAKTIKUM GP3104 AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA SEISMIK

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2018/2019

VIONA GABRIELA SIMORANGKIR


101117027
TEKNIK GEOFISIKA
AKUSISI SEISMIK REFLEKSI

MODUL 1

TANGGAL PRAKTIKUM
SELASA, 27 AGUSTUS
2019

JAKARTA – INDONESIA
© 2018 – TEKNIK GEOFISIKA
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018

LAPORAN PRAKTIKUM
Teknik Geofisika, Universitas Pertamina
Modul 1 Akuisisi Seismik Refleksi
Mata Kuliah GP3104 Akuisisi dan Pengolahan Data Seismik

Nama : Viona Gabriela Simorangkir


NIM : 101117027
Kelas : GP1
Shift : 1 – Selasa, 13.00-15.00 WIB
Tanggal Praktikum :27 Agustus 2019

I. PENDAHULUAN
1.1. TUJUAN
 Mahasiswa dapat memahami dan menentukan parameter-parameter pada survei seismik
berdasarkan data yang diberikan
 Mahasiswa mampu menentukan pesebaran fold dan azimuth

1.2. BATASAN MASALAH


Pengolahan data seismik dengan menggunakan software Mesa Expert 11.02 dimana
terjadi hambatan dalam mengunduh software Mesa Expert 11.02

II. TINJAUAN PUSTAKA

Akuisisi Data Seismik Eksplorasi

Untuk mendapatkan data seismik eksplorasi, dapat dilakukan kegiatan akuisisi seismik.
Elemen yang digunakan pada akuisisi data seismik antara lain sebuah sumber gelombang,
penerima gelombang, frekuensi sumber dan desain akuisisi pengambilan data lapangan.
Tahapan ini merupakan tahapan yang menentukan untuk mendapatkan kenampakan hasil
yang di inginkan. Hasil yang di inginkan terbagi atas seismik dua dimensi (2D) dan tiga
dimensi (3D) baik di darat maupun di laut (Telford,1991). Seimik dua dimensi terdiri dari
lintasan yang berbentuk garis dengan panjang lintasan sesuai dengan target. Dimana pada
seismik dua dimensi ini memiliki geometri titik pantul gelombang pada kedalaman yang

sama disebut dengan common depth point (CDP) berupa titik dan memiliki CMP (common
mid point) yang berbentuk titik pula.
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018
Gambar 2.1 Konfigurasi Akuisisi Seismik 2D

Penentuan obyektif survei seismik 3D lebih sulit dibandingkan survei seismik 2D, hal ini
disebabkan karena parameter akuisisi seismik 3D lebih sulit diubah pada saat survei seismik
telah berjalan. Peralatan seismik 3D lebih banyak dilapangan dan posisi peralatan lebih lama
berada di lapangan, sehingga bisa dipengaruhi oleh lingkungan dan cuaca. Parameter yang
berbeda dari akuisisi data. seismik 2D antara lain jarak CMP yang menjadi ukuran BIN, 11
konfigurasi penembakan dan penerima, fold coverage, shot interval, dan Receiver interval
gelombang seismik (Cordsen,2000).

Gambar 2.2 Konfigurasi Akuisisi Seismik 3D

Parameter Target

Sebelum mendesain parameter survei seismik refleksi untuk eksplorasi hidrokarbon, harus
diketahui terlebih dahulu karakter dari target litologi lapisan.Karakter tersebut menjadi acuan
untuk mendesain.

Kedalaman Target Target

yang dikejar pada survei seismik pada domain kedalaman, Parameter ini digunakan dalam
melakukan desain panjang bentangan suatu survei seismik yang hubungannya akan
dijelaskan pada sub bab berikutnya (Cordsen, 2000).

Kemiringan Target

Setiap lapisan dibawah permukaan memiliki kemiringan yang beragam, karena membentuk
stuktur geologi. Untuk melakuka pendakatan pada lapisan yang memiliki sudut tertentu
diperlukan parameter target berupa sudut perlapisan yang diperoleh dari data seismik
sebelumnya sehingga dapat di desain mengenai geometri survei seismik (Cordsen, 2000).

Parameter Desain Akuisi Seismik Refleksi

Parameter akuisisi merupakan nilai yang mempengaruhi hasil pengukuran lapangan untuk
mendapatkan hasil data pengukuran lapangan yang optimal dalam mencitrakan bawah
permukaan. Parameter akuisisi di desain sebelum pengukuran berlangsung dilapangan
disesuaikan dengan target yang di inginkan. Parameter akuisisi seismik refleksi 3D adalah :

Common Depth Point Interval (CDP Interval ) dan Ukuran BIN ( BIN Size) CDP
Interval
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018
merupakan jarak antara titik pantul satu dengan lainnya pada suatu medium untuk
menunjukkan fenomena geologi yang dilewati oleh sebuah sinar gelombang pada survei
seismik 2D. Pada seismik multichanel CDP dapat menggambarkan banyaknya data yang
mengenai target sehingga jarak antar CDP semakin rapat semakin baik (Cordsen, 2000).
Sedangkan pada survei seismik 3D titik pantul sebuah sinar gelombang pada lapisan geologi

adalah sebuah bidang,berbeda dengan survei seismik 2D yang titik pantulnya berupa sebuah
titik. Ukuran BIN merupakan parameter yang menunjukkan titik pantul (CDP) pada survei
seismik 3D yang membentuk suatu bidang. Bin ini menggambarkan titik pantul dan
menggambarkan besarnya area yang dilewati oleh trace yang melewati suatu medium pada
seismik 3D. Sehingga dapat didefinisikan bahwa ukran bin merupakan jarak maksimal antar
trace, formulasi ukuran bin dapat dihitung sama dengan perumusan pada CDP pada
persamaan (2.1) dan dapat dituliskan kembali pada persamaan (2.2) Gambar 2.6 Diagram
Fold Distribution (Cordsen, 2000)

Gambar 2.3 Diagram Fold Disribution

Gambar 2.6 menunjukkan ilustrasi BIN size yang terisi oleh fold coverage daeri sebuah
akuisisi seismik. Berdasarkan persamaan (2.1) dan (2.2), CDP adalah jarak antar CDP pada
bidang pantul,Vrms adalah kecepatan rata rata yang telah melalui beberapa lapisan,fmax
adalah frekuensi maksimal dari sebuah gelombang seismik yang digunakan pada survei,dan
Sinα adalah kemiringan dari target (Chaouch, 2006).

Pada ukuran BIN ini dapat diketahui mengenai Fold coverage dari suatu penembakan.Karena
dalam satu BIN pada survei seismik 3D terdiri atas banyak common depth point. Gambar 2.6
Pacth Diagram untuk Analisa persebaran dan jumlah pada survei akuisisi seismik 3D Fold
coverage (Cordsen, 2000) Sehingga dalam penentuan bin ini berpengaruh pada nilai S/N
rasio untuk melihat noise dan event seismik refleksi dengan mengamati banyak nya Fold
coverage pada suatu BIN . Pengamatan ini dapat dilakukan dengan media diagram pacth
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018
untuk persebaran fold coverage. Dimana daerah yang memiliki Fold coverage yang besar
akan menjadi daerah yang paling memiliki banyak sinyal seismik dan layak untuk di
interpretasi (Stone, 1994). Parameter ukuran BIN ini mempengaruhi dalam hal resolusi
lateral. Hal ini terjadi karena sebuah area fresnel zone (gambar 2.7) suatu gelombang seismik
dipengaruhi luasannya oleh ukuran BIN.

Konfigurasi Survei

Parameter ini menjelaskan tentang geometri sumber gelombang yang digunakan dalam survei
seismik 3D. Terdiri atas lokasi shot disebut shot line. Ketika telah ditentukan lokasi serta
panjangnya shot length, dihitung jumlah shot (sumber) dan jarak antar shot point yang akan
digunakan pada survei seismik berdasarkan. shot length yang telah ditentukan digunakan
dalam membuat konfigurasi survei seismik 3D. Konfigurasi yang digunakan adalah
konfigurasi orthogonal.

Gambar 2.4 Konfigurasi Shot Orthogonal

kotak warna merah menjelaskan SLI adalah shot length interval sedangkan titik warna biru
menjelaskan RLI adalah Receiver length interval. Dimana shot pada gambar diatas tegak
lurus terhadap receiver sehingga disebut dengan konfigurasi orthogonal (Cordsen, 2000)

Jarak Receiver dan Shot point

Jarak atau interval penembakan disesuaikan dengan seberapa dalam target yang ingin
dicapai. Sehingga untuk memperoleh perkiraan jarak antar receiver dan jarak antar sumber
gelombang dapat memperhatikan jarak antar titik pantul yakni

∆R = 2 CDP (2.3)

∆S = 2 CDP (2.4)

Berdasarkan persamaan (2.3) dan (2.4), dan adalah jarak antara receiver dengan receiver dan
shot point dengan shot point. Nilai jarak antar Shot point tidak selalu dua kali melainkan bisa
lebih dari dua, dari Hubungan 15 ini di lihat dari jarak terkecil antara shot dan jarak antar
receiver yang dibagi dua, hasil terkecil merupakan nilai CDP Interval (Common Depth Point)
(Cordsen, 2000)

Far offset

Jarak bentangan lintasan membutuhkan parameter far offset, far offset adalah jarak terjauh
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018
sebuah receiver yang dapat merekam gelombang.Penjalaran yang jauh ini diakibatkan karena
efek kedalaman dimana

FarOffset ~ 1.5 Depth (2.5)

Berdasarkan persamaan (2.5), depth merupakan target kedalaman yang diinginkan dari
sebuah survei seismik, dapat didekati dengan perencanaan bentangan garis survei seismik.
Jika dalam survei seismik 3D yaitu bentangan sebuah bidang yang terbentuk dari sebuah
garis survei seismik (Cordsen, 2000). Pada survei seismik 3D far offset dapat disebut juga
dengan maximum offset. Maximum offset adalah konfigurasi jarak terjauh antara receiver
dan shot point yang terletak dalam cross line dan in line. Maximum offset pada seismik 3D
ini juga mempengaruhi dalam perjalanan gelombang seismik dalam mencapai target
kedalaman.

Gambar 2.5 Skema Maximum Offset Pada Template Akuisisi Seismik 3D

depth merupakan target kedalaman yang diinginkan dari sebuah survei


seismik, dapat didekati dengan perencanaan bentangan garis survei seismik. Jika
dalam survei seismik 3D yaitu bentangan sebuah bidang yang terbentuk dari
sebuah garis survei seismik (Cordsen, 2000). Pada survei seismik 3D far offset
dapat disebut juga dengan maximum offset. Maximum offset adalah konfigurasi
jarak terjauh antara receiver dan shot point yang terletak dalam cross line dan in
line. Maximum offset pada seismik 3D ini juga mempengaruhi dalam perjalanan
gelombang seismik dalam mencapai targetkedalaman.

(2.6)
Jumlah Chanel (Receiver)

Perumusan jumlah receiver untuk seismik 2D dan 3D memiliki perumusan yang sama.
Perumusan dipengaruhi oleh jarak antar receiver dan shot point serta fold coverage maksimal
yang di inginkan dalam survei. Ketika sudah diketahui panjang bentangan lintasan maka
dapat dihitung banyaknya receiver yang akan digunakan pada survei yaitu dengan
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018
persamaan,

(2.7)

Maximum Near Offset

Parameter konfigurasi ini untuk menentukkan perkiraan panjang Receiver interval. Nilai
maximum near offset adalah jarak maximum terdekat suatu shoit point dengan receiver yang
memiliki titik pantul di tengah konfigurasi antara shot line dan receiver line.

Gambar 2.6 Skema Maximum Near Offset pada Template Survei Seismik 3D

Gambar 2.6 menunjukkan contoh jarak maximum near offset pada konfigurasi antara source
line (segitiga hijau) dan receiver line (titik merah) yang ditunjukkan dengan sepanjang anak
panah. Titik tengah ini berfungsi sebagai acuan dalam memudahkan menentukkan dimana
jarak antar receiver line untuk mendapatkan CMP titik pantul tepat tengah.

ReceiverLine Interval dan Shot Line Interval

Dalam akuisisi seismik 3D, posisi receiver dan shot point terletak pada lintasan sendiri,
lintasan yang berisikan receiver disebut receiver line dan lintasan yang berisikan seluruhnya
shot point adalah shot line. Lokasi receiver line dan shot line harus diperhatikan jaraknya
karena akan mempengrahui offset yang diciptakan.

Charge Size

Frekuensi sumber di tentukan berdasarkan perkiraan litologi daerah pengukuran, besar


energi yang harus dikeluarkan. Besar frekuensi ini akan mempengaruhi dari besarnya
amplitudo yang dihasilkan untuk mendefinisikan sebuah reflektor (Cordsen, 2000).

Fold coverage

merupakan banyaknya raypath atau pantulan yang terkena oleh bidang pantul BIN khususnya
pada survei seismik 3D. fold coverage ini dapat dirumuskan dengan formula sebagai berikut
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018
(2.8)

Berdasarkan persamaan (2.8), RI adalah Receiver interval, SI adalah shot interval, dan Ch
adalah jumlah chanel (jumlah receiver). Jumlah fold coverage ini akan mempengaruhi rasio
antara signal dengan noise, dalam hal ini akan mempengaruhi dalam pencitraan data seismik
dan resolusi lateral. (Vermeer, 2002). Dalam analisa desain akuisisi seismik 3D fold
perhitungan fold dapat diperoleh melalui persamaan sebagai berikut

Fold = Ch x S x R x B2 x U (2.8)

Berdasarkan persamaan (2.8), Ch merupakan jumlah chanel, S adalah jumlah shot point, R
adalah Jumlah receiver, B adalah Bin dimention, dan U adalah konstanta dengan nilai 10–6
for m/km2; 0.03587 _ 10–6 for ft/mi2 . Hubungan antara nilai fold survei seismik 2D dengan
3D adalah setengahnya.Dimana fold seismik 3D merupakan setengah dari fold 2D. Namun
secara general fold pada survei seismik 3D dibedakan menjadi cross line fold dan inline fold.
Cross line fold merupakan fold yang diperoleh dari bagian lintasan shot point dari survei
seismik 3D, nilai dari cross line fold ini dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut

(2.9)

(2.10)

Berdasarkan persamaan (2.9) dan (2.10), R adalah jumlah receiver didalam lintasan in line,
SI adalah jarak antar shot point, RI adalah receiver interval yaitu jarak antar receiver yang
terdekat dengan crossline. Nilai fold total yang diperoleh pada survei seismik 3D adalah total
fold dari cross line dan in line yang dapat dituliskan dengan persamaan dibawah ini

3D Fold = Cross Line Fold x In Line Fold (2.17)

Nilai ini sama dengan hasil pada perhitungan fold menggunakan persamaan (2.8) dimana
persamaan tersebut menghitung nilai fold coverage pada survei seismik 3D (Cordsen, 2000)

Azimuth Distribution dan Offset Distribution

Parameter ini hanya ada pada survei akuisisi seismik 3D. Azimuth distribution digunakan
untuk mengetahui persebaran sudut antara penembakan dan perekaman. Sehingga ketika di
ketahui sudut tersebut dapat dikelompokkan arah datang penembakan dan perekaman.Untuk
analisa azimuth distribution menggunakan rose diagram seperti gambar 2.11. Rose diagram
dapat menunjukkan arah dari trace dominan pada akuisisi seismik 3D. Trace dominan ini
juga dapat disebut sebagai daerah full fold.
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018

Gambar 2.7 Rose Diagram

Sedangkan untuk offset distribution digunakan untuk mengetahui perserbaran jarak antara
sumber dan penerima yang bertujuan untuk analisa seberapa jauh suatu bin mendapatkan data
trace dari konfigurasi sumber dan penerima (Chaouch, 2006)

III. METODOLOGI
3.1. DATA PENELITIAN
Data yang diolah pada praktium ini berdasarkan parameter survei seismik sebagai
berikut :
target size 500 m x 500 m
shallow markers target 500 m
target depth 2000 m
Vint at the target horizon 4200 m/s
dominant frequency at the target horizon 50 Hz
dominant frequency at the target horizon 70 Hz
SteepestDip 300

 Bin Size
𝑉𝑟𝑚𝑠
B = , Vrms : Kecepatan rata-rata
4 𝑥 𝑓max 𝑥 𝑆𝑖𝑛 ∝
fmax : Frekuensi maksimum
4200
B = Sinα : Kemiringan target
4 𝑥 70 𝑥 sin 30
B = 30

 Xmin
Xmin = √(𝑅𝐿𝐼)2 + (𝑆𝐿𝐼)2
Dimana, RI= 2 x Bin Size
= 2 x 30 = 60 meter
RLI= 4 X RI
= 4 X 60 = 240 meter
SLI = 240 meter
maka, Xmin = √(240)2 + (240)2 = 339 meter
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018
 Xmax
Xmax = √(𝑋𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠𝑙𝑖𝑛𝑒)2 + (𝑋𝑖𝑛𝑙𝑖𝑛𝑒)2
𝑁𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑛𝑒 𝑥 𝑅𝐿𝐼
Dimana , Xcrossline = , dimana Nreceiver line = 10
2
10 𝑋 240
=
2
= 1200 meter
𝑁𝑐ℎ𝑎𝑛𝑛𝑒𝑙 𝑥 𝑅𝐼
Xinline = , dimana Nchannel = 56 receiver/line
2
56 𝑥 60
=
2
= 1680 meter
Maka, Xmax = √(1200)2 + (1680)2 = 2064 meter

 Migration Apperture
MA = Z x Tan ∝
Dimana, Z = Target Depth
∝ = Kemiringan Target
Maka, MA = 2000 x Tan 30 = 1155 meter

3.2 PENGOLAHAN DATA


Langkah- langkah pengolahan data akuisisi seismik :
 Dibuka software Mesa Expert 11.02 yang telah diunduh sebelumnya
 Diklik layouts guna mengatur ukuran dari Xcrossline dan Xinline
 Diklik layout kembali guna mengatur ukuran grid
 Diatur jumlah source dan receiver, jarak antara source dengan receiver, serta
plotting posisi source seperti pada gamvar 3.2.1 dan 3.2.2
 Diklik shoot option pada bagian atas guna mengatur parameter pengulagan
penembakan
 Setelah itu dilakukan analisa akuisisi guna mengetahui pesebaran fold
coverage
 Ditentukan pesebaran fold coverage pada fold plot
 Dilakukan analisa pesebaran azimuth pada bagian azimuth graph
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018

Gambar 3.2.1 Penentuan Jumlah Source dan Receiver, Jarak antar Source dan Receiver

Gambar 3.2.2 Plotting Jumlah Source dan Receiver serta Jarak antar Source dan Receiver
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018

Gambar 3.2.3 Penentuan parameter Design Survey Seismik

Gambar 3.2.4 Hasil Plotting dari Penentuan Parameter Design Survey Seismik
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018

Gambar 3.2.5 Pesebaran Fold

Gambar 3.2.6 Pesebaran Arah Azimuth

Gambar 3.2.7 Pesebaran Fold dan Arah Azimuth Tertinggi


Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018

Gambar 3.2.8 Pesebaran Fold dan Arah Azimuth pada Nilai Fold Tertentu
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018

3.3. DIAGRAM ALIR

START

Menghitung BIN Menghitung Menghitun Parameter yang


Xmin g Xmax diketahui

DESAIN SURVEY

DESAIN WINDOW

LAYOUT
TEMPLATE

SHOT OPTION

BIN ANALISIS

Fold Coverage Azimuth Offset


Distribution Distribution

STOP
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Parameter Akuisisi ( Bin size, Xmin, Xmax, Migartion apperture )

 Bin Size
𝑉𝑟𝑚𝑠
B = , Vrms : Kecepatan rata-rata
4 𝑥 𝑓max 𝑥 𝑆𝑖𝑛 ∝
fmax : Frekuensi maksimum
4200
B = Sinα : Kemiringan target
4 𝑥 70 𝑥 sin 30
B = 30

 Xmin
Xmin = √(𝑅𝐿𝐼)2 + (𝑆𝐿𝐼)2
Dimana, RI= 2 x Bin Size
= 2 x 30 = 60 meter
RLI= 4 X RI
= 4 X 60 = 240 meter
SLI = 240 meter
maka, Xmin = √(240)2 + (240)2 = 339 meter

 Xmax
Xmax = √(𝑋𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠𝑙𝑖𝑛𝑒)2 + (𝑋𝑖𝑛𝑙𝑖𝑛𝑒)2
𝑁𝑟𝑒𝑐𝑒𝑖𝑣𝑒𝑟 𝑙𝑖𝑛𝑒 𝑥 𝑅𝐿𝐼
Dimana , Xcrossline = , dimana Nreceiver line = 10
2
10 𝑋 240
=
2
= 1200 meter
𝑁𝑐ℎ𝑎𝑛𝑛𝑒𝑙 𝑥 𝑅𝐼
Xinline = , dimana Nchannel = 56 receiver/line
2
56 𝑥 60
=
2
= 1680 meter
Maka, Xmax = √(1200)2 + (1680)2 = 2064 meter

 Migration Apperture
MA = Z x Tan ∝
Dimana, Z = Target Depth
∝ = Kemiringan Target
Maka, MA = 2000 x Tan 30 = 1155 meter
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018

2. Layout Berdasarkan Parameter Desain Survey yang Telah Dihitung

Gambar 4.2.1 Hasil Output Layout yang dibuat Berdasarkan Parameter

Gambar 4.2.2 Hasil Pesebaran Fold

Gambar 4.2.3 Hasil Pesebaran Offset Distribution


Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018

Gambar 4.2.4 Hasil Pesebaran Azimuth

3. Fold
Fold coverage merupakan jumlah atau seberapa seringnya suatu titik di subsurfce
terekam oleh geophone dipermukaan, dimana semakin banyak jumlah foldnya maka
akan meningkatkan kualitas data yang diakuisisi. Seperti pesebaran fold yang terlihat
pada gambar 4.2.2 dapat diperhatikan bagiamana pesebaran fold berdasarkan warna
yang mana pada pesebaran area yang berwarna merah menunjukkan bahwa memiliki
nilai fold yang tinggi sedangkan untuk pesebaran fold pada area yang berwarna ungu
menunjukkan bahwa area tersebut memiliki nilai fold yang rendah. Adanya
perbedaan jarak antara area dengan shot, area berwarna ungu letaknya lebih jauh
dengan shoy dibandingkan dengan area yang berwarna merah sehingga hal ini
menyebabkan tinggi rendahnya nilai fold yang didapat pada suatu daerah. Semakin
jauh letak shot dengan daerahnya maka semakin kecil nilai fold coverage yang
dihasilkan sehingga semkain sulit untuk diinterpretasi atau menghasilkan kualitas
data yang rendah, begitu pula sebaliknya. Untuk nilai fold pada daerah merah
sebesar 100 yang mana melampaui nilai minimum fold yang besarnya 60, hal ini
menunjukkan bahwa kualitas data yang dihasilkan pada area yang berwarna merah
semakin baik.

Offset
Offset dibagi menjadi dua yaitu far offset dan near offsett yang mana offset sendiri
merupakan jarak antara source dengan receiver. Offset distribution digunakan untuk
mengetahui pesebaran antara source dengan receiver yang mana berfungsi untuk
melihat seberapa jauh suatu bin mendapatkan data trace dari konfigurasi sumber dan
penerima. Seperti yang tertera pada gambar 4.2.3 menunjukkan tinggi rendahnya
offset distribution. Pada area hijau terlihat bahwa area itu memiliki offset distribution
yang rendah sedangkan pada area merah terlihat bahwa terdapat offset distribution
yang tinggi, warna-warna pada pesebaran offset distribution ini menujukkan jarak far
offset konfigurasi shot point dengan receiver yang mana semakin besar nilai yang
dtunjukkan oleh warna maka semakin banyak data dari offset yang melalui bin.

Azimuth
Azimuth distribution berfungsi untuk mengetahui persebaran sudut antara
penembakan dan perekaman dimana sudut ini berfungsi dalam mengetahui arah
penembakan dan perekaman. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.2.4 setiap
area atau setiap warna memiliki arah penembakan yang berbeda (spider diagram
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018

yang berbeda), hal ini terjadi karena kemungkinan tidak meratanya arah penembakan
pada setiap area. Semakin sedikit nilai fold yang didapat maka semakin jauh jarak
antara source dengan receiver yang mana menyebabkan rendahnya arah dari
azimuth.

V.PENUTUP
SIMPULAN
 Parameter dalam desain survei seismik sepetrti bin size, Xmin, Xmaks, dan migration
apperture dapat ditentukan atau dicari melalui data-data akuisisi yang telah tersedia
disertai dengan persamaan-persamaan dari masing-masing parameter, yang mana besar
atau nilai dari parameter ini berguna dalam mengolah data akusisi seismik

 Berdasarkan nilai dari parameter yang telah didapatkan maka data dapat diolah dengan
memodelkan layout dari desain survei seismik yaitu fold, offset, dan azimuth. Masing-
masing dari fold dan azimuth memiliki arah pesebaran yang mana berkorelasi dengan
jarak antara source dan receiver. Arah pesebaran ini uga mempengaruhi kualitas data
yang dihasilkan.

MANFAAT
 Melalui praktikum yang dilakukan mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan
parameter-parameter apa yang dibuthkan dalam desain survei seismik
 Melalui praktikum ini juga mahasiswa dapat memahami serta mengoperasikan software
Mesa Expert 11.02 sehingga dapat mengolah parameter dari data akuisisi dan
mendapatkan arah pesebaran dari pemodelan layou yang dibuat dengan software ini
 Melalu praktikum ini mahasiswa dapat menginterpretasi dari bagaimana hubungan antara
source dan receier dengan arah pesebaran fold dan azimuth yang dapat mempengaruhi
kualitas data yang dihasilkan.

REFERENSI
 Banuboro, Adib.2017. DESAIN PARAMETER AKUISISI SEISMIK 3D UNTUK
EKSPLORASI HIDROKARBON DI LINGKUNGAN VULKANIK DENGAN ANALISA
METODE DINAMIK DAN STATIK PADA CEKUNGAN JAWA BARAT BAGIAN
UTARA. http://repository.its.ac.id/42206/2/3713100024-Undergraduate-Theses.pdf.Diakses
pada [08/09/19]
 Abdullah, Agus.2013.3D Land Seismic Survey.
http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2013/02/3d-land-seismic-survey.html.Diakses
pada [08/09/19]
 Lubis, R. 2018. Optimalisasi Analisis Desain Parameter 3D Darat Berdasarkan Model
Geologi Lapangan “RL”. Universitas Lampung. [08/09/19]
Modul Praktikum GP3104 Akuisisi & Peng. Data Seismik Refleksi, Semester Ganjil Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai