Anda di halaman 1dari 16

1

MAKALAH
TITLU

SEJARAH RUMAH ADAT LEUSAGA-MAUMANU

Program mata Kuliah Study Perdamaian (SP) semester IV

Di

Susun

Marcelino de jesus

NIM : 12.03.03. 018

FAKULTAS :ISH (Ilmu Social Humaniora)


JURUSAN : SP (Study Perdamaian)
UNIVERSIDADE DA PAZ.
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan
hikmat dan karuniaNya kepada penulis, dan salam semoga terlimpahkan pada
teladan umat manusia, keluarga dan para sahabatnya.
Makalah ini ditunjukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Dosen di
Fakultas ISH Universide da Paz khususnya, Study perdamaian dimana pada
pelaksanaan penyusunan materi ini penulis banyak mendapat berbagai
kesulitan, tapi Tuhan dapat dilewati dengan lancar.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih. Khususnya
kepada Bapak Lucio Barros Lic. Sos. Sebagai dosen mata kuliah Study
Perdamaian yang telah memberi nasehat sebelum dan sesudah makalah
mengenai Sistem budaya timor-leste.
Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari semua pihak,
pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya.

03 Juli 2014.
Penulis.
3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………….!

Daftar isi………………………………………….…………………………………………………………..!!

Bab I Pendahuluan………………………………………………………………….………………….4

1.1. Latarbelakang …………………………………………………………..…………….4


1.2. Rumusan Masalah………………….…………………………………..….…………4
1.3. Tujuan pembahasan…………………………………………………………………4
1.4. Mamfaat pembahasan…………………………………………………...………..4
Bab II Landasan Teoritis………………………………………………………………..…….………6
Bab III Pembahasan…………………………………………………………………..…………….13
Bab IV Penutup……………………………………………………………………………..……………15
4.1 Kesimpulan dan Saran.……………………………………………………………………………15

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4

Manusia prasejarah maupun saat ini memerlukan tempat tinggal.


Manusia prasejarah mencari dan membuat tempat untuk berlindung seperti
Rumah Adat Leu-saga-Maumanu, karena Pada zaman prasejarah manusia
hidup sangat tergantung sekali pada alam, karena mereka masih belum
memiliki kemampuan, pemikiran, maupun alat-alat sebagai penunjang hidup
mereka. Kemudian mereka mulai memikirkan bagaimana membuat alat-alat
dan tempat berlindung untuk menghadapi dan menaklukan alam.

Hingga saya akan melakukan penelitian terhadap Asal usul rumah adat
Leusaga-Maumanu sebelumnya, oleh sebab itu rumah adat Leusaga-Maumanu
Asal usulnya dari Usluli Ramelau (Tatamailau) karena pada umunya Rumah
Adat Leusaga-Maumanu berasal dari kata “KOILATI” dalam arti sebenarnya
bahwa kata KOI artinya Bersatu di suatu tempat di namainya USLULI RAMELAU,
dan kata LATI artinya mencerai berai. Oleh karena itu Mengenai historis dari
nenek leluhurnya bahwa nama Koilati di bagi menjadi tiga bagian yaitu Lahlau,
Tirlolo, Raileki.

Sehingga dari tiga nama tersebut mempunyai arti sesunguhnya bahwa


menurut dalam Bahasa Man-bae ‘’kata’’ Lahlau artinya Lebih besar, Tirlolo
artinya mempertunjukan ke timur barat utara selatan, Raileki artinya
memisahkan Air dan darat air mengalir berkumpul di suatu tempat
dinamainya laut, Darat ada tumbu-tumbuhan hijau beserta hewan dan
manusia.

Maka dari situ Nenek leluhur dari usluli Ramelau (Tatamailau) hingga
menunjuh ke Mauiku-lau dan Doina do ana untuk menginap ditempat untuk
bernaung, setelah itu baru menunjuh ke suatu wilaya yaitu Liurai Tasi balu dan
Nenek moyang Leluhur telah membuat sebuah Atap rumah Adat Koilati untuk
bernaung, dan pada waktu itu nenek moyang leluhur membuat Atapan rumah
5

adat mulai hari ini sore selesai kalau tidak selesai maka akan kenah sangsi atau
hukumannya seperti kaki dan tanganmu harus musnahkan tinggallah badan
kita sendiri.

Rumah Adat adalah bangunan yang memiliki cirikhas khusus, digunakan


untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu. Rumah adat merupakan
salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi dalam sebuah komunitas
suku/masyarakat. Keberadaan rumah adat di timor-leste sangat beragam dan
mempunyai arti yang penting dalam perspektif sejarah, warisan, dan kemajuan
masyarakat dalam sebuah peradaban.

Karena Eksistensi rumah bukan hanya untuk sekedar tempat bernaung, tetapi
rumah Adat mempunyai identitas dari bentuk dan makna sesuai dengan
kepercayaan yang dianut masyarakat sekitarnya. Bahkan arus modernisasi yang
kerap kali dituduh mengikis habis suatu tradisi, dalam kasus ini, belum terbukti
sepenuhnya.

1.2 Perumusan masalah.

 Bagaimana prosesnya rumah Adat Leusaga-Maumanu?


 Bagaimana membentuknya rumah adat Leusaga-Maumanu?
6

1.3 Tujuan pembahasan.

 Untuk mengetahui prosesnya rumah adat leusaga-Maumanu?


 Untuk mengetahui bentuk-bentuk rumah adat Leusaga-Maumanu?

1.4 Manfaat pembahasan

Mamfaat dari pembahasan ini adalah Lebih memahami nilai-nilai proses dan
bentuk rumah adat atau tradisional Ermera’’ Mirtutu Leusaga-Maumanu Timor-
leste.

BAB II

Landasan Teori

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adat didefinisikan sebagai aturan


(perbuatan) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala. Adat adalah
wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum,
dan aturan-aturan yang satu dengan yang lainnya berkaitan menjadi satu
sistem atau kesatuan. Sementara istiadat didefinisikan sebagai adat kebiasaan.
7

Dengan demikian, adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah sosial yang


sejak lama ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat.
Kebiasaan-kebiasaan yang dianut masyarakat suatu daerah secara turun
menurun, Biasanya di dalam adat istiadat tersebut berisi aturan-aturan yang
telah menjadi konvensi masyarakat dalam menjalankan suatu hal. Adat istiadat
bisa diartikan juga sebagai norma-norma yang terdapat dalam suatu
masyarakat dan dibentuk berdasarkan konvensi maupun warisan dari
leluhur.Norma-norma ini terlepas dari aturan-aturan yang terdapat dalam
agama dan bersifat kontekstual. Adat istiadat adalah sebuah ungkapan yang
artinya segala aturan, ketentuan, tindakan yang menjadi kebiasaan secara
turun menurun. Adat istiadat berbeda satu tempat dengan tempat yang lain,
demikian pula adat di suatu tempat.
Adat istiadat yang mempunyai akibat hukum dinamakan hukum
adat. Yang dimana Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam
lingkungan kehidupan sosial di timor-leste dan negara-negara Asia lainnya
seperti Indonesia, Jepang, India, dan Tiongkok. Hukum adat adalah hukum asli
timor-leste. Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang
tumbuh dan berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum
masyarakatnya. Karena peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh
kembang, maka hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan
elastis. Selain itu dikenal pula masyarakat hukum adat yaitu sekelompok orang
yang terikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu
persekutuan hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar
keturunan. Adat istiadat juga mempunyai akibat-akibat apabila dilanggar oleh
masyarakat, dimana adat istiadat tersebut berlaku. Adat istiadat tersebut
bersifat tidak tertulis dan terpelihara turun temurun, sehingga mengakar dalam
8

masyarakat, meskipun adat tersebut tercemar oleh kepercayaan (ajaran) nenek


moyang, yaitu Animisme.
Teori merupakan alat terpenting dari suatu pengetahuan. Tanpa teori
hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada
ilmu pengetahuan Menurut (Koentjaraningrat, 1973:10).Teori adalah landasan
dasar keilmuan untuk menganalisis berbagai fenomena. Teori adalah rujukan
utama dalam memecahkan masalah penelitian didalam ilmu pengetahuan.
Dimana Teori fungsionalisme adalah salah satu teori yang dipergunakan
dalam ilmu sosial, yang menekankan pada saling ketergantungan antara
institusi-institusi (pranata-pranata) dan kebiasaan-kebiasaan padamasyarakat
tertentu.

BAB III

PEMBAHASAN

Rumah Adat adalah bangunan yang memiliki cirikhas khusus, digunakan


untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu. Rumah adat Leusaga-
Maumanu (kolbau-tetbau) berasal dari Usluli Ramelau (tatamaulau), setelah itu
baru menunjuh ke suatu wilaya yaitu Liurai tasi balu untuk membuat sebuah
Atapan, untuk bernaung pada zaman leluhurnya, setelah itu Nenek moyang
9

Leluhurnya, hingga tiba di suatu tempat atau pengunungan dinamainya Tempat


itu Leusaga-Maumanu dan arti dari pada Leusaga-Maumanu, Leu dalam arti
tempat dan Saga dalam arti menunguh, Maumanu nama orang yaitu
Imanuel.

Pada waktu nenek moyang leluhurnya berada di tempat itu tanah


tersebut masih kosong dan tak seorangpun yang ada, maka dari situ nenek
moyang kita membuat sebuah atapan rumah Adat Leusaga-Maumanu dengan
proses dan bentuknya sebagai berikut:

Proses untuk melakukan atau membuat Rumah adat Ermera Mirtutu’’


Leusaga-Maumanu’’.

 Prosesnya.

1. Diantara Anggota keluarga harus saling kordinasi satu sama lain/


kesepakatan bersama sebelum melakukan upacara adat.

2. Melakukan acara ritual atau halo urat ta hudi kain sebelum melanjutkannya.

3. Memotong tian kayu, kayu balok, kayu panjan/lurus, bambo runjing, rumput,
tua metan dll, itupun harus melalui upacara adat sebelum melakukan
aktifitas pemotong tian kayu.

4. Membawah tian kayu masuk kerumah selalu menerimah dengan upacara


adat sebelum tian memasuki rumah.

5. Memperbaiki tian kayu dan kayu balok.

6. Semua anggota keluarga (fetsa umane) berkumpul kembali untuk melakukan


upacara ritual pada pagi dini hari atau jam 03.00 otl pas bintang kejora
terbit. untuk memasuki tian kayu kelubangnya setelah itu acara ritual, telah
10

melakukan pembunuhan pada binatang seperti babi kambing atau sapi dan
kerbau untuk membagi kepada adat istiadat (fetsa umane).

7. Atap rumah Adat selesai, selalu memberi kabar kembali kepada semua
keluarga besar rumah adat Leusaga-Maumanu (Fetsa umane) berkumpul
kembali untuk melakukan upacara Adat besar – besaran untuk berpasang
kepala rumah Adat Leusaga-Maumanu.

Bentuk dasar rumah adat Ermera Mirtutu Leusaga-Maumanu.


 Bentuk dasar .
Rumah adat Ermera, mirtutu Leusaga-Maumanu adalah rumah
panggung yang berbentuk kotak, dan luas rumah adat ini ± 4x3 meter sampai
6x8 meter. Dan tian pungguh atau inti ada empat tian artinya (airin mane no
airin feto) tetapi jumlah tianyang di gunakan dalam rumah adat tersebut total
32 tian. Karena di ruang tenggah mempunyai 10 tian, oleh karena itu 6 tian
pendek memiliki panjannya 1.80 meter, dan 4 tian panjang memiliki 3.60
meter, sedangkan 4x3 meter digeser 8x6 meter sehingga Rumah adat tersebut
di tamba lagi seperti tian Salaken mengunakan 6 tian sedangkan tian Umulun
mengunakan 6 tian, tian baksal mengunakan 6 tian tian tangga ada 4 dari
depan dan tian tangga ada 4 dari selatan bagian timur.

Ukurannya yang standar dikarenakan terbatasnya material yang


digunakan pada kostruksi bangunan ini. Material yang digunakan untuk
membangun rumah adat ini adalah material yang ada di sekitarnya seperti
kayu dan banbu, rumput dan Tali metan yang di buat dari tua arak.
11

Gambar. proporsi rumah adat Ermera Mirtutu Leusaga Maumanu

Fungsi rumah adat Ermera, Mirtutu Leusaga-Maumanu


 fungsi
Rumah adat Ermera, Mirtutu Leusaga-Maumanu ini difungsikan sebagai
tempat upacara adat yang tiap tahun dilaksanakan rutin. Di dalam rumah
tersebut terbagi atas empat ruangan yaitu. Tengah, salaken, baksal, umulun
dan Lorin.
Rumah adat Leusaga-Maumanu berbentuk segi empatsama sisi, panjang
empat meter dan lebar tiga meter persegi dan di situ akan mengeserkan lagi
sampai delapan meter persegi panjang dan enam meter lebarnya.
12

Umulun

Baksal
Tengah Lorin
3x4 meter
6x8 meter

Salaken

Gambaran. Denah dan tampak samping adat Leusaga-Maimanu

karena didalam rumah adat tersebut terbentuknya 4X 3 meter, karena di


tengga simpang lulik-luliknya atau Sacral/tempat suci yang ada di dalam oleh
karena itu di bagian utara dinamainya Salaken, bagian timur dinamainya Baksal,
bagian selatan dinamainya Umulun artinya seperti di bawah ini:
 TENGGAH (Klaran) berfungsi untuk menimpang Lulik Sacral seperi
patuk lulik, surik lulik, dima lulik, belak lulik, Virus lulik atau
kekuatan alam dan disitu ada dua macam Dapur mane no feto
(Masculino dan femenino) Masculino/ laki-laki berfungsi untuk
dapur seorang tuan adat laki-laki dan Femenino berfungsi untuk
tuan adat perempuan, dan Ruang ini difungsikan sebagai tempat
pertemuan antara tokon-tokoh adat untuk melakasakan Upacara
adat seperti upacara Sau-batar setahun sekali.
 SALAKEN Berfungsi untuk melayani tamu (bainaka).
 BAKSALberfunsi untuk tempat tidur anak-anak.
 UMULUN berfungsi untuk dapur diawali dengan tempat tidur.
 LORIN tidak ada fungsinya (kosong).
13

Foto tampak rumah adat Ermera Mirtutu Leusaga-Maumanu.

Uma Lulik Rai Timor Uma rin besi,


Kakuluk oan mean didin osan mutin,
Uma laran kakaluk lulik Rai Na’in
Tau Lulik Hafutar Aman Maromak
Katak:
Uma Lulik iha rai Timor ne’e nia espirito bot tebes
Nia kakuluk ho nia didin nia valor sasukat laek
Buat hotu iha uma laran ne lulik hanesan ho Rai Na’in
Maibe buat sira ne hotu nia objectivu mak adora ba Aman Maromak.

Rumah adat tradisional Ermera Mirtutu Leusaga-Maumanu berbentuk kotak


dan memiliki sebuah ruang di dalamnya, yang biasanya difungsikan sebagai
14

tempat Sacral/ Suci tetapi di dalam juga ada tempat masak masculino dan
femenina, karena tempat masak masculino sebelah bagian timur dilarang keras
sebelum acara ritual dimulai tetapi dalam masakkan Femenino itu kita bisa
membakar jagung atau memasak kita dalam upacara adat. Setelah acara ritual
dimulai semua anak laki-laki beserta tuan adat didalam ruang tersebut untuk
menyaksikan acara ritual yang dilakukan oleh tuan adat seperti daun ciri buah
pinang, rokok dan membunuh binatang seperti ayam, kambing, babi dll.

Gambar. Fatu-bosa.

Diluar pinto Gerbang ada sebuah fatu-bosa lulik/sacral dan terpasang


batu panjang dan banyak batu bulat diatas dan disitu menanam sebuah
pepohonan atau Ai-bugu disebut fatu-bosa lulik di sebut (tos loe-mau bogos
dadamau) Karena fatu-bosa lulik berfungsi sebagai Air sumur dan tanah subur.
15

BAB IV

PENUTUP

4.1. kesimpulan dan Saran

Pada dasarnya Rumah adat sebagai kepercayaan Animisme dari nenek


moyang leluhur kita, karena manusia sebelum mengenal tuhan, tetapi nenek
leluhur kita selalu percaya kepada tuhan tapi melalui fatuk lulik ai-lulik sebagai
tempat sacral/ tempat suci, itu sebagai kepercayaan kepada tuhan melalui
fatuk lulik ho ai-lulik, karena rumah adat sebagai suatu tradisi/ kultur yang
dilakukan oleh nenek moyang leluhur kita.
Dan rumah adat bias menjadi pohon beringgin untuk memberi pelindung,
karena dengan rumah adat walaupun hujan lebat, angin kencang kita tak
perna basa dan tak perna goyang. Karena demi adat istiadat didalam keluarga
saya dan keluarga besar saya yang dilakukan selama ini masihlah di jalani,
namun adat yang delakukan tetapi dalam keluarga ini tidak akan
menghilangkan tradisi sampai selama-lamanya karena tradisi itu adalah
identitas kita bangsa timor-leste.
Kita sebagai Negara timor-leste yang termuda diseluruh dunia, ingin
mengembangkan budaya atau rumah Adat ditimor-leste, terlebih dahulu
rumah adat Leusaga-Maumanu, karena rumah adat sebagai Identitas bangsa
16

timor-leste, karena kita sebagai generasi penerus bangsa seharusnya bersatu


untuk membangkit budaya kita dengan sepenuh hati.

Anda mungkin juga menyukai