MAKALAH
TITLU
Di
Susun
Marcelino de jesus
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan
hikmat dan karuniaNya kepada penulis, dan salam semoga terlimpahkan pada
teladan umat manusia, keluarga dan para sahabatnya.
Makalah ini ditunjukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Dosen di
Fakultas ISH Universide da Paz khususnya, Study perdamaian dimana pada
pelaksanaan penyusunan materi ini penulis banyak mendapat berbagai
kesulitan, tapi Tuhan dapat dilewati dengan lancar.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih. Khususnya
kepada Bapak Lucio Barros Lic. Sos. Sebagai dosen mata kuliah Study
Perdamaian yang telah memberi nasehat sebelum dan sesudah makalah
mengenai Sistem budaya timor-leste.
Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari semua pihak,
pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
03 Juli 2014.
Penulis.
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………….!
Daftar isi………………………………………….…………………………………………………………..!!
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………….………………….4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
4
Hingga saya akan melakukan penelitian terhadap Asal usul rumah adat
Leusaga-Maumanu sebelumnya, oleh sebab itu rumah adat Leusaga-Maumanu
Asal usulnya dari Usluli Ramelau (Tatamailau) karena pada umunya Rumah
Adat Leusaga-Maumanu berasal dari kata “KOILATI” dalam arti sebenarnya
bahwa kata KOI artinya Bersatu di suatu tempat di namainya USLULI RAMELAU,
dan kata LATI artinya mencerai berai. Oleh karena itu Mengenai historis dari
nenek leluhurnya bahwa nama Koilati di bagi menjadi tiga bagian yaitu Lahlau,
Tirlolo, Raileki.
Maka dari situ Nenek leluhur dari usluli Ramelau (Tatamailau) hingga
menunjuh ke Mauiku-lau dan Doina do ana untuk menginap ditempat untuk
bernaung, setelah itu baru menunjuh ke suatu wilaya yaitu Liurai Tasi balu dan
Nenek moyang Leluhur telah membuat sebuah Atap rumah Adat Koilati untuk
bernaung, dan pada waktu itu nenek moyang leluhur membuat Atapan rumah
5
adat mulai hari ini sore selesai kalau tidak selesai maka akan kenah sangsi atau
hukumannya seperti kaki dan tanganmu harus musnahkan tinggallah badan
kita sendiri.
Karena Eksistensi rumah bukan hanya untuk sekedar tempat bernaung, tetapi
rumah Adat mempunyai identitas dari bentuk dan makna sesuai dengan
kepercayaan yang dianut masyarakat sekitarnya. Bahkan arus modernisasi yang
kerap kali dituduh mengikis habis suatu tradisi, dalam kasus ini, belum terbukti
sepenuhnya.
Mamfaat dari pembahasan ini adalah Lebih memahami nilai-nilai proses dan
bentuk rumah adat atau tradisional Ermera’’ Mirtutu Leusaga-Maumanu Timor-
leste.
BAB II
Landasan Teori
BAB III
PEMBAHASAN
Prosesnya.
2. Melakukan acara ritual atau halo urat ta hudi kain sebelum melanjutkannya.
3. Memotong tian kayu, kayu balok, kayu panjan/lurus, bambo runjing, rumput,
tua metan dll, itupun harus melalui upacara adat sebelum melakukan
aktifitas pemotong tian kayu.
melakukan pembunuhan pada binatang seperti babi kambing atau sapi dan
kerbau untuk membagi kepada adat istiadat (fetsa umane).
7. Atap rumah Adat selesai, selalu memberi kabar kembali kepada semua
keluarga besar rumah adat Leusaga-Maumanu (Fetsa umane) berkumpul
kembali untuk melakukan upacara Adat besar – besaran untuk berpasang
kepala rumah Adat Leusaga-Maumanu.
Umulun
Baksal
Tengah Lorin
3x4 meter
6x8 meter
Salaken
tempat Sacral/ Suci tetapi di dalam juga ada tempat masak masculino dan
femenina, karena tempat masak masculino sebelah bagian timur dilarang keras
sebelum acara ritual dimulai tetapi dalam masakkan Femenino itu kita bisa
membakar jagung atau memasak kita dalam upacara adat. Setelah acara ritual
dimulai semua anak laki-laki beserta tuan adat didalam ruang tersebut untuk
menyaksikan acara ritual yang dilakukan oleh tuan adat seperti daun ciri buah
pinang, rokok dan membunuh binatang seperti ayam, kambing, babi dll.
Gambar. Fatu-bosa.
BAB IV
PENUTUP