Anda di halaman 1dari 5

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No.

03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

PENGARUH PENYULUHAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA


TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DI KOTA
MANADO

Chalvy Wowiling, Lily Ranti Goenawi, Gayatri Citraningtyas


Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado

ABSTRACT

The high number of inappropriate of antibiotics in community due to lack of knowledge


about the use of antibiotics may lead the increasing of antibiotic resistance. This study aimed
to measure the people’s knowledge before and after following health education and analyze
the effect of health education of antibiotic administration to community knowledge. This is a
pre-experimental study in community with one group pretest-posttest design using a
questionnaire. Result of this study show the number of respondent with lack of knowledge
before the education is 53,3% decrease after education which is 17,3%, number of respondent
with quite good increase from 37,3% become 42,7%, and respondent with good knowledge
increase from 9,3% become 40%. Mean of knowledge score after following health education
70,53 is higher than before following health education 55,53, so H1 is accepted with
significant value 0.000 (p<0,05). Health education can increase public knowledge about
antibiotic administration.

Keywords : antibiotic, health education , people of Manado City

ABSTRAK

Tingginya penggunaan antibiotika yang tidak tepat pada masyarakat disebabkan kurangnya
pengetahuan tentang antibiotika yang menyebabkan meningkatnya masalah resistensi
antibiotika. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengetahuan masyarakat sebelum dan
sesudah penyuluhan serta menganalisis pengaruh penyuluhan penggunaan antibiotika terhadap
tingkat pengetahuan masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental di
masyarakat dengan rancangan one group pretest posttest menggunakan kuesioner. Hasil
penelitian ini menunjukkan jumlah responden berpengetahuan kurang baik sebelum
penyuluhan 53,3% menurun sesudah mengikuti penyuluhan, yakni 17,3%, jumlah responden
berpengetahuan cukup baik meningkat dari 37,3% menjadi 42,7% dan peningkatan responden
berpengetahuan baik menjadi 40% sesudah mengikuti penyuluhan yang sebelumnya 9,3%.
Rata-rata skor sesudah penyuluhan 70,53 lebih tinggi dibandingkan dengan skor sebelum
penyuluhan 55,53 sehingga H1 diterima dengan nilai signifikan 0,000 (p=0,000) yang berarti
kurang dari 0,05. Penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
penggunaan antibiotika.

Kata Kunci : antibiotika, penyuluhan , masyarakat Kota Manado

24
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN sebelum dan sesudah penyuluhan sehingga


Tingginya penggunaan antibiotika dapat diketahui perubahan tingkat
secara tidak tepat dikalangan masyarakat pengetahuan masyarakat (Astuty, 2009).
saat ini menyebabkan terjadinya masalah Penelitian ini bertujuan untuk
resistensi antibiotika. Permasalahan mengukur pengetahuan masyarakat
resistensi ini bukan hanya menjadi masalah sebelum dan sesudah penyuluhan serta
di Indonesia, tapi telah menjadi masalah menganalisis pengaruh penyuluhan
global. Permasalahan resistensi terjadi penggunaan antibiotika terhadap tingkat
ketika bakteri berubah dalam satu atau lain pengetahuan masyarakat dengan hipotesis,
hal yang menyebabkan turun atau yaitu H0: Tidak ada pengaruh penyuluhan
hilangnya efektivitas obat, senyawa kimia penggunaan antibiotika terhadap tingkat
atau bahan lainnya yang digunakan untuk pengetahuan masyarakat di Kota Manado,
mencegah atau mengobati infeksi. H1: Ada pengaruh penyuluhan penggunaan
Penyebab utama resistensi antibiotika ialah antibiotika terhadap tingkat pengetahuan
penggunaannya yang meluas dan irasional masyarakat di Kota Manado.
(Utami, 2012). Hasil penelitian
Antimicrobial Resistant in Indonesia METODOLOGI PENELITIAN
(AMRIN-Study) terbukti dari 2.494 individu Penelitian ini dilakukan pada bulan
di masyarakat, 43% Escherichia coli Maret 2013 sampai bulan Juni 2013.
resisten terhadap berbagai jenis antibiotik Dengan rancangan penelitian pre-
antara lain: ampisilin (34%), kotrimoksazol experimental di masyarakat dengan
(29%) dan kloramfenikol (25%) percobaan rancangan one group pretest
(Kemenkes, 2011). posttest menggunakan kuesioner.
Menurut dokumen WHO Global Pengambilan sampel secara non probability
Strategy for Containment of Antimicrobial atau bukan secara acak dengan teknik
Resistance (2001), edukasi tentang pengambilan sampel secara quota sampling
penggunaan antimikroba yang tepat dan pada Ibu-ibu PKK/Dasawisma yang pernah
mencegah terjadinya infeksi merupakan hal mendengar/menggunakan antibiotika dan
yang penting. Untuk menghindari hal-hal bukan berprofesi sebagai tenaga
yang tidak diinginkan pada penggunaan kesehatan/bekerja dibidang kesehatan yang
antibiotika yang merupakan antimikroba, masing-masing diambil di 3 Kecamatan
diperlukan edukasi/informasi yang yang ada di Kota Manado. 25 orang di
berkaitan dengan penggunaan antibiotika, Kecamatan Malalayang, 25 orang di
yang tepat agar tingkat pengetahuan dan Kecamatan Wanea dan 25 orang di
pemahaman masyarakat tentang Kecamatan Singkil dengan jumlah
penggunaan antibiotika yang tepat dapat keseluruhan yakni 75 orang ibu.
mencapai tahap yang diinginkan, sehingga Penelitian ini menggunakan
tidak terjadi kesalahgunaan penggunaan kuesioner yang telah divalidasi yang
antibiotika di kalangan masyarakat. berisikan 20 nomor yang terbagi atas 16
Penyuluhan merupakan salah satu cara nomor tentang menggunakan antibiotika, 2
yang dapat dilakukan untuk menambah nomor tentang memperoleh antibiotika dan
pengetahuan/informasi bagi masyarakat. 2 nomor tentang resistensi. Data diolah
Penyuluhan dengan bertatap muka dan secara statistik menggunakan Statistical
memberikan informasi secara langsung Products and Solution Services Version 20
diharapkan dapat lebih efektif (SPSS V.20) yang disajikan dalam bentuk
dibandingkan dengan tindakan penyuluhan grafik dan tabel.
melalui media massa atau pun selebaran.
Keefektivan dari penyuluhan dapat PEMBAHASAN
diketahui dengan melakukan pengukuran Oh, et al (2011) mengemukakan
tingkat pengetahuan yang dilakukan bahwa pengetahuan dan sikap terhadap

25
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

antibiotika di masyarakat memainkan signifikan 0,000 (p=0,000) yang berarti


peran penting dalam keberhasilan proses kurang dari 0,05 (p<0,05) menunjukan ada
pengobatan. Pada lampiran 1, terjadi perbedaan pengetahuan sebelum dan
perubahan pengetahuan pada responden sesudah penyuluhan. Perbedaan rata-rata
dimana jumlah responden yang tergolong skor sebelum penyuluhan, yaitu 55,53 dan
berpengetahuan kurang baik yang sebelum skor sesudah penyuluhan 70,53 dimana
penyuluhan 53,3% menurun sesudah rata-rata skor sesudah penyuluhan lebih
mengikuti penyuluhan, yakni 17,3% dan tinggi dari pada rata-rata skor sebelum
jumlah responden yang tergolong penyuluhan yang artinya H1 diterima, yaitu
berpengetahuan cukup baik mengalami ada pengaruh penyuluhan penggunaan
peningkatan yang sebelumnya 37,3% dan antibiotika terhadap tingkat pengetahuan
sesudah mengikuti penyuluhan meningkat masyarakat di Kota Manado. Dengan
menjadi 42,7% dan terlihat pula dari demikian maka dapat disimpulkan bahwa
peningkatan jumlah responden yang skor sebelum dan skor sesudah penyuluhan
tergolong berpengetahuan baik menjadi berbeda nyata, dimana skor sesudah
40% sesudah mengikuti penyuluhan yang penyuluhan lebih tinggi atau meningkat
sebelum penyuluhan hanya 9,3%. Terjadi dibandingkan skor sebelum penyuluhan.
peningkatan pengetahuan penggunaan Peningkatan pengetahuan yang terjadi
antibiotika yang lebih baik sesudah sesudah penyuluhan membuktikan bahwa
penyuluhan dari pada sebelum penyuluhan, penyuluhan berpengaruh terhadap tingkat
dimana ini memperkuat kesimpulan pengetahuan masyarakat. Dengan adanya
Widayati et al (2012) yang menyatakan peningkatan pengetahuan masyarakat dapat
bahwa perlunya peningkatan pengetahuan berpengaruh terhadap sikap masyarakat
mengenai penggunaan antibiotika yang dalam menggunakan antibiotika. Hal ini
tepat dan perlunya intervensi untuk memperkuat kesimpulan So Sun et al
mengurangi kesalahpahaman mengenai (2011) bahwa promosi memiliki efek pada
penggunaan antibiotika dan meningkatkan sikap masyarakat terhadap antibiotika.
kesadaran masyarakat mengenai resiko Penyuluhan sebagai suatu metode promosi
penggunaan antibiotika yang tidak tepat di kesehatan penting bagi perubahan sikap
masyarakat. Intervensi dalam penelitian masyarakat dalam menggunakan
yang diberikan ialah penyuluhan secara antibiotika yang lebih baik lagi. Perubahan
langsung kepada masyarakat. Sebelum pengetahuan tentang penggunaan
adanya penyuluhan sebagian besar antibiotika dapat mencegah terjadinya
responden berpengetahuan kurang baik, masalah resistensi.
yakni 53,3% dan sesudah penyuluhan
didapatkan responden terbanyak memiliki KESIMPULAN DAN SARAN
pengetahuan cukup baik, yakni 42,7%, Kesimpulan
tetapi peningkatan terbanyak ialah pada 1. Pengetahuan responden Sebelum
pengetahuan baik dimana sebelum penyuluhan, kurang baik 53,3%
penyuluhan hanya 9,3% menjadi 40%. menurun menjadi 17,3%. Pengetahuan
Strategi pengendalian resistensi responden cukup baik sebelum
yang paling utama merekomendasikan penyuluhan 37,3% meningkat menjadi
pendidikan untuk masyarakat umum 42,7% dan pengetahuan responden
dengan mempromosikan penggunaan baik sebelum penyuluhan 9,3 %
antibiotika yang sesuai (Andre, et al 2010). meningkat menjadi 40 %.
Perekomendasian pendidikan berupa 2. Penyuluhan penggunaan antibiotika
penyuluhan diharapkan dapat memberi terhadap tingkat pengetahuan
pengaruh bagi pengetahuan masyarakat. masyarakat di Kota Manado, bermakna
Hasil uji t-test berpasangan (lampiran 2.) perubahannya.
yang telah dilakukan diperoleh nilai

26
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

Saran Kim., So Sun, Moon Seongmi, Kim Eun


Perlu dilakukan penyuluhan Jung. 2011. Public Knowledge and
penggunaan antibiotika pada masyarakat Attitudes Regarding Antibiotic Use
serta adanya partisipasi tenaga kesehatan in South Korea. J Korean Acad
untuk memberikan informasi penggunaan Nurs 41:742-749.
antibiotika yang tepat. Malin Andre., Asa Vernby, Johanna Berg
dan Cecilia Stalsby Lundborg.
DAFTAR PUSTAKA 2010. A survey of public knowledge
Ai Ling Oh., Mohamed Azmi Hassali, and awareness related to antibiotic
Mahmoud Sadi Al-Haddad, Syed use and resistance in Sweden.
Azhar Syed Sulaiman, Asrul Akmal Journal of Antimicrobial
Shafie dan Ahmed Awaisu. 2011. chemotherapy.
Public knowledge and attitudes Utami, R.E. 2012. Antibiotika, Resistensi,
towards antibiotic usage: a cross- dan Rasionalitas Terapi. SAINTIS.
sectional study among the general 1:124-138.
public in the state of Penang, Widayati, A., Sri Suryawti, Charlotte de
Malaysia. J Infect Dev Ctries 2011; Crespigny, dan Janet E. Hiller.
5(5):338-347. 2012. Knowledge and beliefs about
Astuty, E.J.T.A. 2009. Pengaruh antibiotics among people in
Penyuluhan Terhadap Tingkat Yogyakarta City Indonesia: A cross
Pengetahuan Tentang Penyakit sectional population-based survey.
Rabies Pada Siswa Sekolah Dasar Antimicrobial Resistance and
Di Provinsi Sumatra Barat [skripsi]. Infection Control 2012, 1:38.
FK Hewan IPB, Bogor. World Health Organization. 2001. WHO
Kementerian Kesehatan. 2011. Pedoman Global Strategy for Containment of
Umum Penggunaan Antibiotik. Antimicrobial Resistance.
Jakarta. Switzerland.

27
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 03 Agustus 2013 ISSN 2302 - 2493

LAMPIRAN
Lampiran1. Grafik Perbedaan Tingkat Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan

Tingkat Pengetahuan Responden Sebelum


Dan Sesudah Penyuluhan
Baik Cukup Baik Kurang Baik
53,3%
37,3% 40% 42,7%

17,3%
9,3%

Sebelum Sesudah

Lampiran 2. Tabel 6. Hasil Uji T-Test Berpasangan

Variabel Mean Std.Deviation Std.Eror P.Value N


Mean (Sig.)
Sebelum Penyuluhan 55,53 16,574 1,914
(Pretest)
0,000 75
Sesudah Penyuluhan 70,53 15,824 1,827
(Posttest)

Keterangan : Signifikan jika p.value <0,05

28

Anda mungkin juga menyukai