Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN PALIATIF DAN TERMINAL

Pengertian perspektif

1. Kerangka konseptual, perangkat asumsi, perangkat nilai atau perangkat


gagasan yang mempengaruhi persepsi seseorang sehingga pada akhirnya
mempengaruhi seseorang dalam situasi tertentu. (Joel M Charon)
2. Cara pandang terhadap suatu masalah yang terjadi, atau sudut pandang
tertentu yang digunakan dalam melihat suatu fenomena. (Martono : 2010)

Palliative care

1. Palliative berasal dari bahasa latin yaitu palliare artinya ‘’untuk jubah”.
Paliative care adalah kegiatan terapi secara aktif dan menyeluruh kepada
pasien beserta keluarga oleh tim multi profesional ketika penyakit pasien
sudah memasuki stadium lanjut sehingga dapat pasien dapat menerimanya.
2. Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas
hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan
dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan
peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta penanganan
nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual
(KEPMENKES RI NOMOR: 812, 2007).

Kebijakan Perawatan Paliatif didapat-kan di dalam SK MenKes


604/MENKES/SK/IX/1989

Menurut WHO 2005, perawatan paliatif adalah sistem perawatan terpadu yang
meningkatkan kualitas hidup pasien serta keluarga dengan mengurangi atau
mengatasi nyeri.

TUJUAN PERAWATAN PALIATIF untuk Mencegah & mengurangi


penderitaan serta memberikan bantuan untuk memperoleh kualitas hidup yang
terbaik bagi pasien & keluarga.
Penyakit Terminal

 Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju


ke arah kematian yang membutuhkan pendekatan dengan perawatan Palliative
sehingga menambah kualitas hidup seseorang.
 Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju
ke arah kematian. Contohnya seperti penyakit jantung,dan kanker atau
penyakit terminal ini dapat dikatakan harapan untuk hidup tipis, tidak ada lagi
obat-obatan, tim medis sudah give up (menyerah) dan seperti yang di katakan
di atas tadi penyakit terminal ini mengarah kearah kematian. (White, 2002).
 Penyakit terminal adalah Penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan tidak
ada obatnya, kematian tidak dapat di hindari dalam waktu yang bervariasi
(Stuart & Sudeen, 1995). Penyakit pada stadium lanjut, penyakit utama yang
tidak dapat diobati, bersifat progresif, Pengobatan hanya bersifat Paliatif
(Mengurangi gejala keluhan, memperbaiki kualitas hidup.

Jenis-jenis penyakit kronis dan terminal seperti Gagal Jantung, Penyakit Paru
Obstruktif menahun, Gagal Hati, Penyakit Ginjal Kronis dan Gagal Ginjal,
Penyakit Syaraf/Stroke, Keganansan, HIV/AIDS

Manusia merupakan mahluk hidup yang terbentuk atas unsur-unsur : bio-psiko-


sosiokulturo & spiritual.

Empat dimensi kualitas hidup :


1. Dimensi fisik adalah keadaan sehat yang nyaman dan penuh mobilitas.
2. Dimensi psikologis adalah Bagaimana manusia menikmati hidupnya,
keterlibatannya dalam kegiatan yang menimbul-kan kegembiraan dan
kemampuan untuk men-dapatkan kepuasan dan mengendalikan hidup.
3. Dimensi sosial adalah Seberapa baik manusia itu berinteraksi dan berperan
dalam lingkungan sosialnya
4. Dimensi spiritual adalah Bagaimana ia mampu meyakini bahwa hidupnya
berarti, mampu menaruh harapan pada kekuasaan yang lebih besar dari
manusia, yakni Tuhan atau yang diagungkan.
Kualitas hidup dikatakan baik apabila unsurunsur tersebut diatas dapat berfungsi
dengan optimal.

PRINSIP PENANGANANNYA
 Holistik ( Biopsikosociokulturospiritual ) dan Simultan
 Konsep Total Pain & Total Suffering
 Stepp Ladder WHO
 Interdisipliner & Multiprofesional
 Multimodalitas
 Service Champion = Layanan Juara
 Obat-obatan yg sesuai kebutuhan
 Tim work yg solid & komunikatif
 Monitoring & Evaluasi terus-menerus

Perkembangan Keperawatan Paliatif

Perawatan Paliatif dimulai dg didirikannya Hospice oleh Mme Jeanne Garnier


di Lyons, Perancis, di tahun 1842, yang dipergunakan utk merawat orang-orang
yang menghadapi kematian (dying).

Our Lady’s Hospice di Dublin pada tahun 1879. St Joseph’s Hospice di


London padd tahun 1905 oleh Sister of Charity. Palliative care dan Hospice telah
berkembang pesat sejak tahun 1960-an. Pada tahun 1967 didirikan St
Christopher’s Hospice di London o/ Dame Cicely Saunders seorang pekerja yang
merintis perawatan pasien pada akhir kehidupannya saat mengidap penyakit ganas
stadium lanjut., dengan konsep Total Pain yang terdiri dari unsur-unsur: fisik,
psikologis, sosial, kultural & spiritual, sbg dasar pela, yang sekarang dipakai
sebagai dasar pelay.
Perawatan Paliatif di dunia, Standar perawatan pertama kali diperkenalkan
pada 1997 di Jepang. Pendidikan palliative care masuk dalam kurikulum sekolah-
sekolah kedokteran & semua sekolah keperawatan. 20 layanan yang terkait
dengan palliative care tersedia.

Tiga belas organisasi yang dibangun di Singapura untuk menyediakan


palliative care. Modul palliative care ditambahkan ke kurikulum sekolah
kedokteran. Pemerintah mulai menerapkan di setiap kabupaten dan rumah sakit
umum untuk memperkenalkan suatu palliative care pada tahun 1998 di Malaysia.

Palliative care dimasukkan ke dalam rencana kesehatan nasional Mongolia.


Modul palliative care termasuk dalam kurikulum sekolah kedokteran di
Mongolia. Sebuah program pendidikan palliative care telah diterapkan untuk
asisten keperawatan di Selandia Baru. Empat puluh satu pelayanan palliative care
ini sudah tersebar di seluruh negeri. Mulai tahun 2005 palliative care diakui
sebagai spesialisasi medis di Australia.

Pengembangan Pelayanan Perawatan Paliatif memperhatikan:


a. Kebutuhan masyarakat.
b. Sumber-sumber yang kami miliki.
c. Pelayanan kesehatan lain yang sudah ada.

Pasien-pasien yang tidak datang berobat ada 3 (tiga) kategori :


1. Pasien telah meninggal.
2. Pasien pindah bersama keluarganya.
3. Pasien terbaring di tempat tidurnya tidak berdaya akibat keadaan penyakitnya.
Perkembangan Hospice Care

Di Indonesia, perawatan di hospis atau Hospice care merupakan hal yang


baru. Falsafah Hospice Care “Manusia yang menderita harus dibantu dan
diringankan penderitaannya, agar kualitas hidupnya dapat ditingkatkan selama
sakit sampai ajal, dan meninggal dengan tenang.”

Hospice care adalah perawatan pasien terminal (stadium akhir) dimana


pengobatan terhadap penyakitnya tidak diperlukan lagi. Hospice care adalah
pelayanan paliatif khusus bagi pasien yang memang benar-benar dalam kondisi
parah, dalam artian, dokter sudah memberikan angka harapan hidup kepada
pasien tak lebih dari satu tahun. Perawatan ini bertujuan meringankan penderitaan
dan rasa tidak nyaman dari pasien, berlandaskan pada aspek bio-psiko-sosial-
spiritual.

Ruang lingkup :
 Pasien yang tinggal di daerah pedalaman.
 Pasien dengan Ca,heart disease, AIDS, kidney and lung disease.
 Pasien di nursing home.
 Pasien yang tinggal sendirian
Tujuan Pelayanan Hospice Care

1. Meringankan pasien dari penderitaannya.


2. Memberikan dukungan moril, spirituil maupun pelatihan praktis dalam hal
perawatan pasienbagi keluarga pasien dan pelaku rawat.
3. Memberikan dukungan moril bagi keluarga pasien selama masa duka cita.

Tim Pelaksana Hospice Care : 1. Dokter. 2. Perawat. 3. Pekerja Sosial. 4. Relawan

Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan,


Republik Indonesia Nomor : 0588/RSKS/SK/VI/1992 Tentang Proyek Panduan
Perawatan Paliatif di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-perspektif-atau-sudut-pandang/

KEPMENKES RI NOMOR: 812/ MENKES/SK/VII/2007 Tentang Kebijakan


Perawatan Palliative Menteri Kesehatan Republik Indonesia

White,PG,2002 , Word Hospice Palliative Care The Loss of Child Day, Pediatric
Heart Network, www.hospiceinternational.com, diambil pada tanggal 08
September 2019

Anda mungkin juga menyukai