Anda di halaman 1dari 6

Akuntansi Produk Bersama

Perusahaan yang menghasilkan produk bersama pada umumnya menghadapi masalah


pemasaran berbagai macam produknya, karena masing-masing produk tentu mempunyai
masalah pemasaran dan harga jua yang berbeda-beda. Manajemen biasanya ingin mengetahui
besarnya kontribusi masing-masing produk bersama tersebut terhadap seluruh penghasilan
perusahaan, karena dengan demikian ia dapat mengetahui dari beberapa macam produk
bersama tersebut, jenis produk yang menguntungkan atau jenis yang perlu di dorong
pemasarannya. Untuk ini, adalah perlu untuk mengetahui seteliti mungkin bagian dari seluruh
biaya produksi yang di bebankan kepada masing-masing produk bersama, sehingga masalah
pokok akuntansi harga pokok bersama adalah penentu proporsi total biaya produksi (yang
dikelarkan sejak bahan baku diolah sampai dengan saat produk-produk yang dapat dipisahkan
identitasnya) yang harus dibebankan kepada berbagai macam produk bersama

Biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan


menggunakan salah satu dari empat metode dibawah ini :

1. Metode nilai jual relative


2. Metode satuan fisik
3. Metode rata-rata biaya per satuan
4. Metode rata-rata tertimbang

Metode Nilau Jual Relatif. Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya
bersama kepada bersama. Dasar fikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk
merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut. Jika
salah satu produk terjual lebih tinggi daripada produk yang lain, hal ini karena biaya yang
dikeluarkan untuk produk tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan produk yang lain.
Oleh karena itu menurut metode ini, cara yang logis untuk mengalokasikan biaya bersama
adalah berdasarkan pada nilai jual relative masing-masing bersama yang dihasilkan.

Contoh 1

Misalkan biaya bersama yag dikeluarkan oleh PT EI Sari selama satu periode akuntansi
berjumlah Rp 750.000. Jumlah dan harga jual persatuan produk yang dihasilkan perusahaan
tampak dalam Gambar berikut ini
Produk Jml. Harga Nilai Jual Nilai Alokasi Harga
Bersama Produk yg Jual/Kg (1)x(2) Jual Relatif Biaya Pokok
dihasilkan (3)x1.000.000 Bersama Produk
(4)x750.000 Bersama/Kg
(5)x(1)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A 15.000 kg Rp10,0 Rp150.000 15% Rp112.500 Rp7,50
B 20.000 17,5 350.000 35% 262.500 13,13
C 25.000 12,0 300.000 20% 225.000 9,00
D 10.000 20,0 200.000 20% 150.000 15,00
70.000 kg Rp1.000.000 100% Rp750.000

Alokasi biaya bersama dapat juga dilakukan sebagai berikut : total biaya bersama
(Rp750.000) dibagi dengan total nilai jual (Rp1.000.000) dikalikan 100% akan didapat
prsentasi biaya dari nilai jualnyan (75%). Jadi untuk tiap-tiap produk bersama, presentase
biaya dari niali jualnya adalah sebesar 75%. Dengan mengalikan presentase tersebut dengan
nilai jual tiap produk, maka biaya bersama dapat dialokasikan seperti pada Gambar 11.2
(produk A=75% x Rp150.000 = Rp150.000 = Rp112.500 ; produk B = 75% X Rp350.000 =
Rp262.500 ; dan seterusnya)
Pemakaian metode nilai jual relative dalam mengalokasikan biaya bersama ini akan
mnghasilkan presentase laba bruto dari hasil penjualan yang besarnya sama untuk tiap jenis
produk bersama tersebut.
Contoh 2
Dari data dalam Gambar 11.1, misalkan jumlah satuan produk yang dijual selama periode
akuntansi berjumlah seperti disajikan dalam gambar 11.2
Produk
A B C D Jumlah
Satuan yang 100.000 15.000 20.000 8.000 53.000
terjual
Hasil Rp100.000 Rp262.500 Rp240.000 Rp160.000 Rp762.500
penjuaan
Harga pokok 75.000 196.875 180.000 120.000 571.875
penjualan
Laba bruto Rp25.000 Rp65.625 Rp60.000 Rp40.000 Rp190.625
Presentase 25% 25% 25% 25% 25%
laba bruto
dari hasil
penjualan

Variasi penggunaan metode nilal jual rclatif kita dapati bila saw atau beberapa produk
bersama memerlukan biaya pengolahan tambahan sctelah saat terpisah (split-oft). Nilal
jual produk bersama dapat diketahui setclah produk bersama tersebut rnengalami
pengolahan lebih lanjut. Dengan demikian pada saat terpisah produk bersanu tersebut
belum rnemiliki nilai jual. Untuk mengalokasikan biaya bersarna perlu dihitung nilai lual
hipotetis yang dihi rung dengan cara mengurangi nilai jua1 produk bersarna setelah diproses
lebih lanjut dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan sejak saat terpisah
sampai dengan produk tersebut siap untuk dijual.
Contoh 3
Misalkan biaya bersama selama satu periode akuntansi berjumlah Rp3.000.000. Harga jual
per kg dan jumlah produk yang diproduksi selama periode akuntansi tampak dalam Gambar
11.3 berikut ini. Produk A setelah terpisah dari produk B memerlukan biaya tambahan
sebesar (separable cost) sebesar Rp100 per kg. Alokasi biaya bersama dapat dilakukan seperti
tampak dalam Gambar 11.3 berikut ini :
Harga Biaya Nilai Jumlah Nilai jual Nilai jual Alokasi Harga
Jual pengolahan jual yang di hipotesis hipotesis biaya Pokok
per per kg hipotsis produksi x jml yang relative bersama per kg
kg setelah saat (3) (4) diproduksi (%) (6) x (7):(4)
(1) terpisah (3)x(4) (5) : 3.000.000
(2) (5) 4.500.000 (7) (8)

(6)

Produk Rp Rp Rp Kg Rp % RpRp
Bersama
A 400 100 300 10.000 3.000.000 66,7 2.000.000 200
B 250 250 6.000 1.500.000 33,3 1.000.000 167
4.500.000 100,0 3.000.000

Metode Satuan Fisik. Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokok produk
bersama sesui dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam
metode ini biava bersama dialokasikan kcpada produk atas dasar koefisien
kuantitas bahan baku yang terdapat dalam masing-masing produk. Koefìsien
dinvatakan dalarn satuan berat, volume, atau ukuran yang lain. Dengan demikian
metode ini menghendaki bahwa produk bersama yang dibasilkan harus dapat diukur
dengan satuan ukuran pokok yang sama. Jika produk bersama mempunyai ukuran pokok
yang berbeda, harus ditentukan koefisien ekuivalensi yang digunakan untuk mengubah
berbagai satuan tesebut menjadi satuan ukuran yang sama. Untuk menggambarkan
pemakaian metode ini, misalkan 10.000 barrels minyak mentah diolah dalam proses
penyulingan. Hasil produksi pengolahan tersebut setelah dikurangi dengan kerugian sebanyak
200 barrels (akibat susut atau hilang dalam proses) tampak dalam Gambar 11.4
Produk Kuantitas (barrels) Persentase
Gasoline 2.600 26,52
Bensin 200 2,04
Kerosin 1.000 10,21
Minyak Pelumas 300 3,06
Minyak Bakar 5.000 51,03
Gas 300 3,06
Produk-produk lain 400 4,08
Jumlah 9.800 4,08
Jumlah yang hilang dlm 200 100,00
proses
10.000

Jika presentase diatas sama dalam setiap proses produksi, maka hal ini dapat digunakan
untuk mengalokasikan biaya bahan baku yang dipakai. Upah langsung dapat dialikasikan
dengan memakai persentase tersebut, kecuali bila ada metode lain yang lebih teliti.
Misalkan selama pengolahan 10.000 barrels minyak mentah tersebut, harga pokok bahan
baku yang dipakai berjumlah Rp15.000.000. Alokasi harga pokok bahan baku tampak dalam
Gambar 11.5 berikut ini :

Metode Rata-Rata Biaya per Satuan. Metode ini hana dapat digunakan bila produk
bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama. Pada umumnya metode ini
digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang sama
dad satu proses bersama tetapi mutunya berlainan. Dalam metode ini harga pokok masing-
masing produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas yang diproduksi. Jalan pikiran yang
mendasari pemakaian metode ini adalah karena semua produk dihasilkan dari proses yang
sama, maka tidak mungkin biaya untuk mcrnproduksi satu satuan produk
berbeda satu sama lain
Contoh 4
Perusahaan penggergajian kayu menghasilkan berbagai macam mutu kayu. Data kegiatan
perusahaan selama satu periode akuntansi adalah sebagai berikut :
a. Jumah produksi 762.000 meter3
b. Biaya bersama Rp22.860.000
c. Rata-rata biaya per 1.000 meter3 = Rp30.000 (Rp22.860.000 : 762)
Rata-rata biaya per 1.000 meter3 digunakan untuk menghitung harga pokok berbagai
macam kayu yang mempunyai mutu yang berbeda-beda sesuai dengan proporsi
kuantitasnya masing-masing disajikan dalam Gambar 11.6

Anda mungkin juga menyukai