Abstrak.
Kebanyakan pasien dengan penyakit ginjal kronik tahap akhir yang menjalani hemodialisis mendapatkan terapi
erythropoietin (EPO) untuk pengobatan anemia. Anemia defisiensi erythropoietin adalah komplikasi umum dari penyakit
ginjal kronis (PGK). Pemberian EPO diharapkan dapat memperbaiki anemia yang terjadi serta dapat meningkatkan
kualitas hidup pasien.
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui profil sel darah merah meliputi hemoglobin (Hb), Mean Corpusculair Volume (MCV), Mean Corpusculair
Haemoglobin (MCH), Mean Corpusculair Haemoglobin Concentration (MCHC) dan kualitas hidup pasien PGK yang
mendapatkan terapi EPO dan non EPO di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Kriteria inklusi adalah pasien yang
didiagnosis PGK dengan ICD N18.9 yang menjalankan hemodialisa di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, rawat jalan,
dapat membaca dan memahami kuesioner, dan bersedia menjadi responden.
Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan (p>0,05) profil sel darah merah (Hb,
MCV, MCH & MCHC antara kelompok terapi EPO dan non EPO. Hubungan penggunaan EPO terhadap kualitas hidup
pasien pada semua domain KDQOL yaitu p>0,05.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara terapi EPO dan
Non EPO serta tidak terdapat hubungan penggunaan EPO dan non EPO terhadap Kualitas Hidup pasien hemodialisa.
Abstract
Most of the patients with end-stage renal disease who undergoing hemodialysis received
erythropoietin (EPO) therapy for the anemia treatment. Deficiency anemia erythropoietin is a
common complication of chronic kidney disease (CKD). EPO therapy is expected to improve the
anemia and can improve the quality of life of patients.
This study was conducted in an analytic observational with Cross Secsional design. The
purpose of this study was to know there was a difference of red blood cell profile involve
hemoglobin (Hb), Mean Corpusculair Volume (MCV), Mean Corpusculair Haemoglobin (MCH),
Mean Corpusculair Haemoglobin Concentration (MCHC) and quality of life of CKD patients who
received EPO and non EPO therapy in PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital. Inclusion
criteria in this study were PGK ICD N18.9 patients who were undergoing hemodialysis therapy at
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, outpatient, can read and understand the questionnaire, and
accept to be a respondent.
The results of this study showed no significant difference (p>0,05) in red blood cell (Hb,
MCV, MCH, MCHC) between EPO and non EPO therapy groups. The associated of EPO with the
quality of life of patients in all of KDQOL domains was p> 0.05.
The conclusions of this study showed that there was no significant difference between EPO
and Non EPO therapy and there was no correlation between EPO and non EPO therapy with
quality of life of hemodialysis patients.
Jumlah Epo 60 23
Domain Kualitas Hidup 2 0.569
Responden Non Epo 7 3
Domain 1 <52.4 Rendah 43 Epo 34 49
3 0.616
(Fungsi Fisik) >52.4 Tinggi 50 Non Epo 4 6
Epo 41 42
Domain 2 <26.1 Rendah 67 4 0.616
(Keadaan Fisik) Non Epo 5 5
>26.1 Tinggi 26
Epo 41 42
Domain 3 <55.5 Rendah 38 5 0.412
Non Epo 4 6
(Nyeri Tubuh) >55.5 Tinggi 55
Epo 57 26
Domain 4 <50.7 Rendah 46 6 0.621
Non Epo 7 3
(Kesehatan Umum) >50.7 Tinggi 47 Epo 41 42
Domain 5 <76.6 Rendah 45 7 0.186
Non Epo 7 3
(Kesehatan Mental) >76.6 Tinggi 48 Epo 42 41
Domain 6 <40.5 Rendah 64 8 0.616
Non epo 5 5
(Keadaan
Emosional) >40.5 Tinggi 29
Domain 7 <67.5 Rendah 48 Berdasarkan data uji statistik dengan
(Fungsi Sosial) >67.5 Tinggi 45 menggunakan analisis Chi-Square pada
Domain 8 <61.6 Rendah 47
(Fungsi Vital)
seluruh domain, tidak terdapat hubungan
>61.6 Tinggi 46
antara penggunaan EPO dan Non EPO
terhadap kualitas hidup pasien
hemodialisa. Adapun beberapa faktor yang 2. KESIMPULAN
berpengaruh terhadap nilai kualitas hidup Hasil penelitian ini menunjukan
pasien GGK yang menjalani dialisis yaitu bahwa tidak terdapat perbedaan yang
menurunya kondisi fisik, lama menjalani signifikan kadar haemoglobin dan indeks
hemodialisa, kepatuhan terapi adjuvant, eritrosit darah dari kedua kelompok dan
komplikasi lain dari GGK dan tingkat tidak terdapat hubungan penggunaan
keparahan anemia. Menurunya kondisi eritropoietin terhadap kualitas hidup
fisik merupakan salah satu faktor dari pasien hemodialisa.
kualitas hidup pasien yang rendah.
Menurunya kondisi fisik juga dapat
disebabkan oleh faktor umur dan riwayat 3. REFERENSI
penyakit, karena semakin tinggi umur Astuti, N.D., Syamsiatun, N.H., &
maka kondisi fisik juga semakin menurun Suryani, I., 2015, Faktor-faktor
dan energi yang dihasilkan pun tidak yang Berhubungan dengan Kualitas
banyak (Purwitasari, 2016). Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik
Lama menjalani hemodialisa juga yang Menjalani Hemodialisa di
berperan penting dalam kualitas hidup Rumah Sakit Umum Daerah
pasien, bahwa semakin lama pasien telah Panembahan Senopati Bantul,
menjalani hemodialisa maka semakin Jurnal Nutricia,17(1): 10-16
besar pula skor kualitas hidup. Pada awal Bhatta S, Aryal G, Kafle RK. Journal of
menjalani hemodialisa respon pasien Pathology of Nepal (2001) Vol 1,
seolah-olah tidak menerima atas 26 – 29. Diunduh dari URL :
kehilangan fungsi ginjalnya, marah dengan http://nepjol.info/index.php/JPN/art
kejadian yang ada dan merasa sedih icle/view/4446/3716
dengan kejadian yang dialami sehingga Hidayati, et al..2011. Evaluasi Terapi
memerlukan penyesuaian diri yang lama Anemia Pada Pasien ASKES
terhadap lingkungan yang baru. Pasien dengan Gagal Ginjal Kronis yang
yang telah lama menjalani hemodialisa Menjalani Hemodialisis Rutin Di
memiliki kualitas hidup yang baik karena RS PKU Muhammadiyah
secara psikologis lebih siap, sudah dapat Yogyakarta.Jurnal Manajement dan
beradaptasi dengan keadaan yang harus Pelayanan Farmasi, Vol.,No.3 /
dijalani, sudah mendapat lebih banyak September 2011
pendidikan kesehatan dan terjalinya KDIGO, 2012, Clinical Practice Guidline
hubungan sosial baik dengan petugas for Anemia in Chronic Kidney
kesehatan (Astuti, 2015). Disease, Kidney International
Menurut Hidayati (2016), adapun Suplement, 2, 279-335, Boston,
kemungkinan penyebab lain tidak MA, USA.
tercapainya target terapi EPO antara lain Keown, P.A., Churchil, D.A., Poulin-
karena dialisis yang tidak adekuat, tidak costello, M., Lei, L., Gantotti, S.,
adanya titrasi dosis EPO, hiperparatiroid, Agodoa, I., Gitlin, M., Gandra,
penyakit hati, inflamasi kronik, dan S.R., Mayne, T.J., 2010, Dialysis
malnutrisi. Dialisis yang tidak adekuat patient treated with epoetin alfa
dapat menyebabkan toksin uremia yang show improved anemia symptoms:
masih ada akibat dialisis yang tidak A new analysis of the Canadian
adekuat dapat menghambat produksi Erythropoietin Study Group trial,
eritropoietin, menurunkan respon sumsum Hemodialysis International,
tulang terhadap eritropoietin dan 14:168-173
menghambat sintesis heme. Selain itu Mailani, F., 2015, Kualitas hidup pasien
keadaan uremia juga dapat memperpendek penyakit ginjal kronik yang
umur sel darah merah. Keadaan uremia menjalani hemodialisis: systematic
pada pasien dialysis dapat menyebabkan review, Ners Jurnal
mual, muntah, dan penurunan nafsu keperawatan,11(1): 1-8
makanpasien. Mardyaningsih, D.P., 2014, Kualitas
Hidup pada Penderita Gagal ginjal
Kronik yang Menjalani terapi Skripsi, Fakultas Farmasi
hemodialysis di RSUD dr. Soediran Universitas Ahmad Dahlan,
Mangun Sumarso Kabupaten Yogyakarta.
Wonogiri, Skripsi, Prodi Suwitra K. Penyakit Ginjal Kronik. In:
Keperawatan Stikes Kusuma Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Husada, Surakarta. et al., 3rd ed. Buku Ajar Ilmu
PERNEFRI, 2011, Konsensus Manajemen Penyakit Dalam. Jakarta:
Anemia Pada Penyakit Ginjal InternaPublishing 2009:1035-1040
Kronik,Perhimpunsn Nefrologi Sumpeno, S. & Enday, S. 1993 Prevalensi
Indonesia (PERNEFRI), Jakarta. Hipertropi Ventrikel Kiri pada
Purwitasari, D.A., 2016, Kepatuhan Terapi Penderita GGK/GGT Yang Sedang
Obat dan Kualitas Hidup pada Menjalani Hemodialisis. Acta
Pasien Penyakit Ginjal Terminal Di Medica
RS PKU Muhammadiyah Bantul,