Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya Gizi (A.Md.Gizi)
Oleh :
YULINDA KURNIASARI
NIM 6.07.02.0299
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
TAHUN 2010
KARYA TULIS ILMIAH
YULINDA KURNIASARI
NIM. 6.07.02.0299
Anggota, Anggota,
Karya Tulis ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar AHLI MADYA GIZI di Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak
Agama : Islam
JENJANG PENDIDIKAN
iii
ABSTRAK
Yulinda Kurniasari 1), Agus Hermansyah, SKM, M.PH 2), Sopiyandi, S.Gz 3)
HUBUNGAN POLA KONSUMSI DAN PENYAKIT INFEKSI TERHADAP
STATUS GIZI LANSIA BINAAN YAYASAN MUTIARA TIMUR KELURAHAN
DALAM BUGIS KECAMATAN PONTIANAK TIMUR
Menua merupakan proses normal yang dimulai sejak konsepsi dan berakhir
saat kematian. Penambahan umur tanpa peningkatan kualitas hidup hanya akan
menambah panjang penderitaan bagi yang bersangkutan, keluarga, dan masyarakat.
Masalah besar yang terjadi pada lansia yaitu kemunduran fungsional tubuh yang
mempengaruhi masuknya zat gizi dan semakin melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Upaya yang dilakukan agar kualitas hidup lansia tetap baik dengan mempertahankan
status gizi untuk tetap optimal.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola konsumsi
dan penyakit infeksi terhadap status gizi lansia Binaan Yayasan Mutiara Timur
Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur. Penelitian bersifat analitik
dengan rancangan cross sectional. Sampel adalah lansia Binaan Yayasan Mutiara
Timur yang berjumlah 57 orang. Instrument untuk pengambilan data primer adalah
kuesioner, formulir food recall 24 jam, rigid anthropometer, dan timbangan bath
room scale. Analisa data menggunakan program SPSS for windows dengan
menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola
konsumsi dengan status gizi (p=0,177) dan tidak ada hubungan antara penyakit
infeksi dengan status gizi (p=1,000). Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian
ini adalah agar lansia meningkatkan jenis bahan makanan, mengkonsumsi makanan
sesuai dengan kebutuhan gizi, memperbaiki frekuensi makan dengan jadwal yang
teratur, melakukan perubahan pola aktivitas, dan selalu menjaga kebersihan diri dan
lingkungan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan
“Hubungan Pola Konsumsi dan Penyakit Infeksi Terhadap Status Gizi Lansia
Timur”.
Secara khusus penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga
kepada kedua orang tua yang telah banyak membantu penulis, baik dukungan secara
moril maupun materil. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak
Agus Hermansyah, SKM, M.PH dan bapak Sopiyandi, S.Gz yang telah meluangkan
Karya Tulis Ilmiah ini sejak awal hingga akhir. Ucapan terima kasih juga tidak lupa
2. Dosen dan seluruh staf yang telah membimbing dan memberikan motivasi dalam
segala hal.
3. Ibu Syarifah Rayati, A.Ma.Pd selaku ketua Yayasan Mutiara Timur yang telah
4. Ibu Melly selaku kader Posyandu Lansia Binaan Yayasan Mutiara Timur yang
v
5. Kepada teman-teman, Endah Mayang Sari dan Duwi Sofiana yang selalu berbagi
pemikiran dan pengetahuan serta semua teman yang telah membantu secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dan dengan segala
keterbatasan yang ada, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua,
Amien.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Halaman Pengesahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Biodata Penulis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii
Abstrak . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v
Daftar isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii
Daftar Tabel. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ix
Daftar Gambar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi
Daftar Lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
vii
BAB V HASIL
A. Gambaran Umum Wilayah ...........................................................29
B. Gambaran Umum Responden ......................................................33
C. Analisis Univariat ........................................................................34
D. Analisis Bivariat ..........................................................................39
BAB VI PEMBAHASAN
A. Status Gizi ....................................................................................41
B. Hubungan antara Pola Konsumsi dengan Status Gizi Lansia .........42
C. Hubungan antara Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Lansia .......44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 16 Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Menurut Status Gizi Tidak Normal di
Binaan Yayasan Mutiara Timur
Tabel 17 Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Menurut Pola Konsumsi dengan
Status Gizi di Binaan Yayasan Mutiara Timur
Tabel 18 Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Menurut Penyakit Infeksi dengan
Status Gizi di Binaan Yayasan Mutiara Timur
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hasil yang positif di berbagai bidang yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta upaya-
upaya peningkatan kesehatan yang mampu meningkatkan umur harapan hidup. Hal
meningkat lebih cepat (Depkes, 2008). Penambahan umur tanpa peningkatan kualitas
hidup tentu tak cukup karena hanya akan menambah panjang penderitaan bagi yang
penambahan usia itu disertai dengan mundurnya kemampuan psikis dan fisik, serta
(RPJMN) Depkes diharapkan Umur Harapan Hidup (UHH) meningkat dari 66,2
tahun pada tahun 2004 menjadi 70,6 tahun pada tahun 2009. Dengan meningkatnya
UHH, maka populasi penduduk lanjut usia juga akan mengalami peningkatan
sebesar 24 juta jiwa atau 9,77% dari total jumlah penduduk (Depkes, 2008).
Berdasarkan data BPS propinsi Kalimantan Barat pada tahun 2003 jumlah lansia
1
2
sebanyak 147.614 jiwa dan tahun 2005 meningkat menjadi 210.963 jiwa (5,21 %)
Menua (aging) merupakan proses normal yang dimulai sejak konsepsi dan
berakhir saat kematian. Apabila seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah
satu upaya utama adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang
bersangkutan pada kondisi optimum agar kualitas hidup yang bersangkutan tetap
baik. Lansia seperti juga tahapan-tahapan usia yang lain dapat mengalami keadaan
gizi lebih maupun kekurangan gizi. Lansia di Indonesia yang dalam keadaan gizi
kurang sebesar 28,3%, berat badan ideal berjumlah 42,4%, berat badan lebih ada
kesakitan. Keadaan gizi yang buruk akan mempermudah seseorang untuk terkena
kesehatan orang berusia lanjut, antara lain semakin melemahnya sistem kekebalan
tubuh (Nadesul, 2006). Penyakit infeksi mempunyai kontribusi cukup besar terhadap
angka kematian penderita sampai akhir abad 20 pada populasi umum, kemudian
(PKBM) yang didirikan pada tanggal 2 Maret 1999 oleh Syarifah Rayati, A.Ma.Pd
dan terletak di Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur. Yayasan ini
berada dibawah pengawasan Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan
dibantu juga dari pihak Puskesmas Kampung Dalam. Yayasan Mutiara Timur
menaungi berbagai macam kegiatan untuk anak balita, anak jalanan, masyarakat buta
huruf, dan lanjut usia. Salah satu kegiatan bagi lansia adalah Posyandu Lansia “Kasih
penimbangan berat badan, penyuluhan kesehatan, dan kegiatan senam lansia yang
Dalam selama bulan November 2009 yaitu infeksi usus sebesar 25,00%, infeksi
saluran pernafasan atas sebesar 44,05%, infeksi saluran pernafasan bawah sebesar
berhubungan dengan pola konsumsi pada lansia binaan Yayasan Mutiara Timur di
pengetahuan gizi lansia, pola asuh, dan pendidikan gizi lansia yang mempengaruhi
variabel dependen, yaitu pola konsumsi pada lansia. Hasilnya menunjukkan bahwa
persentase pola konsumsi lansia yang tidak baik sebesar 63,3% yang dilihat dari jenis,
B. Rumusan Masalah
tentang: Bagaimana hubungan pola konsumsi dan penyakit infeksi terhadap status
gizi lansia Binaan Yayasan Mutiara Timur Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan
Pontianak Timur?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pola konsumsi dan penyakit infeksi terhadap status gizi
lansia Binaan Yayasan Mutiara Timur Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak
Timur.
2. Tujuan Khusus
Timur.
Timur.
5
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Yayasan
penyakit infeksi terhadap status gizi lansia, sehingga dapat meningkatkan mutu
gizi pada usia lanjut dan menambah wawasan pengetahuan usia lanjut khususnya
di bidang kesehatan.
3. Bagi Peneliti
A. Lanjut Usia
1. Pengertian
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur
dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
Proses menua merupakan proses yang terus menerus berlangsung, hal tersebut
dimulai dari seseorang mencapai usia dewasa dan umumnya dialami oleh setiap
manusia (Nugroho, 2000). Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang
1998, lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun
keatas.
Lanjut usia dibagi menjadi beberapa tahapan usia (WHO, 2000 dalam
Nugroho, 2000):
6
7
lansia, yaitu:
a. Indera. Indera pengecap, pencium, dan penglihatan menurun yang akan secara
langsung dan tidak langsung mempengaruhi nafsu makan dan asupan makanan.
Terjadi penurunan sensitifitas pada rasa manis dan asin. Selain itu muncul nyeri pada
digesti dan absorbsi, akibatnya muncul anoreksia. Sekresi ludah menurun hingga
terjadi gangguan pengunyahan dan penelanan serta terjadi malabsorbsi lemak, fungsi
asam empedu yang menurun dan diare (Darmojo, 1999). Pada usus besar terjadi
penurunan kontraktilitas, akibatnya mudah timbul sembelit, atau gangguan buang air
kenaikan glukosa di dalam plasma untuk setiap dekade umur. Hal ini dikarenakan
penurunan produksi insulin dan respon jaringan terhadap insulin yang menurun.
d. Ginjal. Fungsi ginjal menurun sekitar 50% antara usia 30-80 tahun. Reaksi
B. Status Gizi
1. Definisi
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel
tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi
merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam
tubuh dengan kebutuhan tubuh akan zat gizi (Supariasa, 2002). Konsumsi makanan
berpengaruh terhadap status gizi sesorang. Status gizi baik atau status gizi optimal
terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien,
dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi
bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial (Almatsier,
2001).
faali dan status kesehatan mereka. Faktor kesehatan yang berperan dalam perubahan
status gizi antara lain adalah naiknya insiden penyakit degenerasi maupun non
dalam absorbsi dan utilitas zat-zat gizi di tingkat jaringan (Darmojo, 1999).
9
Status gizi lansia dapat dinilai dengan cara-cara yang baku bagi berbagai
1). Indeks Massa Tubuh (IMT). Status gizi diketahui dari berat badan dan tinggi
2). Menggunakan rumus Brocca. Cara ini untuk mengukur BB ideal dengan
diperbolehkan adalah +10%, bila lebih dari 10% disebut kegemukan dan bila
3). Rentang lengan. Rentang lengan (armspan) adalah substitusi lain untuk tinggi
badan dan biasanya sama dengan tinggi badan maksimal. Pemeriksaan tinggi
badan pada lansia dapat memberikan nilai kesalahan yang cukup bermakna
karena terjadinya osteoporosis pada lansia yang akan berakibat pada kompresi
1). Metode recall 24 jam. Dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. 2 kali recall 24 jam
tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan gizi lebih optimal dan
memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu (Sanjur,1997
selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Pewawancara melakukan konversi dari
nabati, sumber protein hewani, sayuran, buah – buahan dan lain – lain
(Supariasa, 2002)
jumlah pangan yang biasa dikonsumsi. Burke (1947) dalam Supriasa (2002)
mengumpulkan data tentang apa saja yang dimakan responden selama 24 jam
terakhir.
makanan dengan memberikan daftar (check list) yang sudah disiapkan, untuk
ulang.
3). Metode penimbangan makanan (food weighing). Mempunyai ketelitian yang lebih
Status gizi bukan merupakan ukuran atau indeks yang berdiri sendiri namun
merupakan gabungan dari berbagai faktor yang berbeda. Faktor yang mempengaruhi
status gizi adalah konsumsi makanan dan status kesehatan terutama penyakit infeksi
(Daily, 1979 dalam Supariasa, 2002). Status gizi usia lanjut juga dipengaruhi oleh
2003).
C. Pola Konsumsi
frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi seseorang sehari-hari dan merupakan ciri
khas pada suatu kelompok masyarakat tertentu. Konsumsi pangan merupakan faktor
Pola makan yang dimaksud adalah pola makan lanjut usia yang masih bersifat
umum. Pola makan lanjut usia dengan penyakit tertentu yang memerlukan terapi diit
khusus akan berbeda. Misalnya, lanjut usia yang mengalami gangguan abnormal
asam urat, maka beberapa jenis makanan seperti melinjo dan hasil olahannya, jeroan,
kol perlu dibatasi. Demikian pula lanjut usia yang menderita diabetes. Pembatasan
karbohidrat murni dalam pola konsumsinya harus diatur sehingga tidak memperburuk
1. Jenis Konsumsi
minimal terdiri dari 4 jenis bahan makanan yaitu bahan makanan pokok, lauk pauk,
sayuran, dan buah. Agar diperoleh tingkat kesehatan yang optimal, usia lanjut
Jumlah macam makanan dan jenis serta banyaknya bahan pangan dalam pola
makan di suatu tempat, biasanya berkembang dari pangan setempat atau dari pangan
yang telah ditanam di tempat tersebut. Meskipun demikian, setiap keluarga perlu
belajar menyediakan gizi yang baik di rumah melalui pangan yang disiapkan dan
dihidangkan, sehingga setiap orang dapat makan cukup pangan yang beraneka ragam
sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Bahan makanan sumber zat
tenaga adalah beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mie.
Bahan makanan sumber pembangun berasal dari kacang-kacangan, tempe, tahu, telur,
ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahannya seperti keju. Sedangkan bahan
makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk
Pada usia lanjut kebutuhan zat gizi kurang diperlukan untuk pertumbuhan
fisik, tetapi lebih banyak untuk mengganti jaringan tubuh yang rusak dan
mempertahankan derajad kesehatan. Oleh karena itu, untuk usia lanjut diperlukan
vitamin, mineral, dan serat dalam jumlah yang cukup guna pemeliharaan dan
mendukung kelancaran proses dalam tubuh agar tetap berjalan secara normal.
Usia lanjut sangat dianjurkan mengkonsumsi bahan makanan yang tinggi zat kapur
dan zat besi seperti yang terdapat dalam ikan, daging, susu rendah lemak, kacang-
kacangan, dan sayuran berwarna. Konsumsi bahan makanan yang mengandung zat
kapur dan zat besi dalam jumlah yang cukup dapat mencegah pengeroposan tulang
dan anemia gizi besi. Untuk menghindari kesulitan buang air besar, usia lanjut
2000).
2. Jumlah Konsumsi
dan jumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh individu secara rata-rata dalam sehari.
mempengaruhinya.
Allowance (RDA) adalah taraf konsumsi zat-zat gizi esensial, yang berdasarkan
pengetahuan ilmiah dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan hampir semua orang
adalah hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII tahun 2004 seperti yang
3. Frekuensi Makanan
konsumsi menurut jenis bahan makanan yang dikonsumsi seseorang serta kebiasaan
makan (Supariasa, 2002). Pada lansia, karena daya tampung makanan sudah terbatas,
16
porsi makan pun tak bisa sama seperti pada waktu sebelum lansia. Ini bisa disiasati
dengan makan 4-5 kali dengan porsi yang sedikit-sedikit (Pangastuti, 2004).
Supaya tidak memberikan rasa jenuh atau mual, dianjurkan antara makan pagi
dan makan siang, antara makan siang dan makan malam, serta sebelum tidur, diberi
makanan porsi kecil (panganan atau buah) agar porsi pada makan pagi, siang, dan
malam tidak terlalu besar untuk mencukupi kebutuhan zat gizinya (Roedjito D, 1989
dalam Fitriani, 2006). Tingkat konsumsi kelompok rumah tangga atau perorangan
konsumsi menjadi 4, yaitu baik ≥ 100% AKG, sedang 80-99% AKG, kurang 70-80%
D. Penyakit Infeksi
Status kesehatan usia lanjut berpengaruh terhadap status gizi. Pada usia lanjut
kemampuan sistem tubuh sudah mulai menurun sehingga rentan terhadap penyakit.
(Suhardjo, 2003). Penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh
sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor
fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). Penyakit Infeksi disebabkan
oleh kurangnya sanitasi dan bersih, pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai,
dan pola asuh yang tidak memadai (Anwar, 2009). Pada lansia terdapat beberapa
faktor resiko yang menyebabkan seorang lansia mudah terkena infeksi, antara lain:
17
1. Faktor Nutrisi
perjalanan dan akibat akhir dari infeksi tadi. Selain itu, zat-zat penting di dalam
makanan seperti protein, mineral dan vitamin memegang peranan penting untuk
getar dan lendir dari saluran nafas) dan kekebalan seluler serta humoral telah
Beberapa organ pada usia lanjut baik jantung, paru, ginjal, hati dan lain-lain
telah menurun fungsinya, sehingga bukan saja memudahkan terjadinya infeksi tetapi
Salah satu karakteristik penyakit pada lansia adalah terdapatnya lebih dari satu
penyakit yang menyebabkan daya tahan tubuh yang sangat berkurang. Berbagai
penyakit antara lain diabetes melitus, keganasan, atau abnormalitas pembuluh darah
yang tidak khas, sehingga memerlukan kecermatan untuk segera dapat mengenalnya.
Secara umum, memang penyakit infeksi telah dapat dikendalikan, akan tetapi pada
lansia hal ini masih merupakan suatu masalah, karena berkaitan dengan menurunnya
fungsi organ tubuh dan daya tahan tubuh akibat proses menua (Siburian, 2007).
1. Diare
Diare adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang
usus, mengakibatkan usus tidak dapat menyerap zat-zat gizi sebagai hasil dari
pencernaan sehingga dengan bantuan cairan tubuh harus dikeluarkan melalui tinja
atau Buang Air Besar dengan perubahan bentuk dan konsitensi tinja (tinja encer atau
½ cair) dengan frekuensi lebih sering biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari (24 jam)
dan jumlahnya bisa mencapai lebih dari 500 gram/hari (Depkes, 2008 dalam Arali,
2009)
2. Demam
melawan infeksi. Kebanyakan bakteri dan virus yang menyebabkan infeksi pada
manusia hidup subur pada suhu 37ºC. Meningkatnya suhu tubuh beberapa derajat
kekebalan tubuh untuk membuat lebih banyak sel darah putih, membuat lebih banyak
antibodi dan membuat lebih banyak zat-zat lain untuk melawan infeksi. Suhu tubuh
19
normal bervariasi tergantung masing-masing orang, usia dan aktivitas. Rata-rata suhu
Yang mengatur suhu tubuh kita adalah hipotalamus yang terletak di otak.
Hipotalamus ini berperan sebagai thermostat. Pada saat kuman masuk ke tubuh dan
membuat kita sakit, mereka seringkali menyebabkan beberapa zat kimiawi tertentu
beredar dalam darah kita dan mencapai hipotalamus. Pada saat hipotalamus tahu
bahwa ada kuman, maka secara otomatis akan mengeset thermostat tubuh kita lebih
3. Batuk
merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan.
c. Alergi
h. Batuk Psikogenik. Batuk ini banyak diakibatkan karena masalah emosi dan
psikologis. (http://id.wikipedia.org)
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI
OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Pola Konsumsi
Status Gizi
Penyakit Infeksi
Gambar 1. Kerangka konsep hubungan pola konsumsi dan penyakit infeksi terhadap
status gizi lansia Binaan Yayasan Mutiara Timur Kelurahan Dalam Bugis
Kecamatan Pontianak Timur.
B. Hipotesis
1. Ada hubungan antara pola konsumsi dengan status gizi lansia Binaan Yayasan
2. Ada hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi lansia Binaan Yayasan
20
21
C. Definisi Operasional
1. Pola konsumsi
Pola konsumsi adalah jenis bahan makanan yang dimakan dalam satu hari,
Hasil ukur :
b. Tidak baik, jika tidak memenuhi 3 kriteria yaitu jenis, jumlah dan
frekuensi.
jam yang dilihat pada macam makanan seperti makanan pokok (beras,
roti, jagung, ubi, dll), lauk pauk (daging, ikan, telur, tempe, tahu), sayuran
Hasil ukur :
terpenuhi
22
sehari (24 jam) yang dihitung dari rata-rata konsumsi bahan makanan
selama 2 x 24 jam dan diterjemahkan menjadi zat gizi energi dan protein
Hasil ukur :
b. Tidak baik, jika < 80% AKG dari energi dan protein
selama 2 x 24 jam.
Hasil ukur :
2. Penyakit Infeksi
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen biologi
(diare, demam, dan batuk) diketahui dengan mengkaji apakah dalam kurun waktu
satu bulan sebelum penelitian lansia menderita penyakit infeksi atau tidak.
Hasil ukur :
a. Ya, jika dalam kurun waktu satu bulan terakhir lansia menderita
b. Tidak, jika dalam kurun waktu satu bulan terakhir lansia tidak
3. Status gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh lansia yang diakibatkan oleh konsumsi
pengukuran berat badan (kg)/tinggi badan (m2). Proyeksi tinggi badan diperoleh
A. Jenis penelitian
cross sectional yaitu pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau satu periode
tertentu.
Yayasan Mutiara Timur Kelurahan Dalam Bugis Kecamatan Pontianak Timur pada
1. Populasi
Populasi adalah semua lansia yang berada di Yayasan Mutiara Timur Kelurahan
2. Sampel
Bagian dari populasi adalah lansia yang berada di bawah binaan Yayasan
24
25
Z 21 / 2 ( P.Q ) / d 2
n
1 ( No 1) / N
1,64 2 (0,5.0,5) / 0,12
n
1 (67,24 1) / 334
67,24
n
1,198
n 56,13
n 57 sampel
Keterangan :
Q : 1-P (0,5)
acak sederhana atau simple random sampling yaitu metode pengambilan sampel yang
D. Jenis Data
1. Data Primer
kuesioner dan formulir food recall 24 jam, dilakukan selama 2 hari. Setelah
didapatkan hasil konsumsi dalam satuan gram kemudian dihitung zat gizi
rigid anthropometer dengan panjang maksimal 200 cm dan ketelitian 0,1 cm. Berat
scale dengan ketelitian 0,1 kg, sedangkan data sekunder diperoleh dari profil Yayasan
Mutiara Timur.
27
F. Instrumen Penelitian
1. Pengolahan data
kuesioner.
2. Penyajian data
Data yang telah diolah disusun dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi, dilengkapi dengan narasi sebagai penjelasan tabel dan tabel silang yang
3. Analisa data
Analisa data yang digunakan mencakup univariat dan bivariat. Analisa data
univariat untuk melihat frekuensi dari variabel-variabel yang diteliti yaitu status gizi
lansia, pola konsumsi yang meliputi jumlah, jenis, dan frekuensi, dan penyakit
infeksi. Analisa data bivariat bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel
independent dengan variabel dependent yaitu hubungan antara pola konsumsi dan
28
penyakit infeksi terhadap status gizi lansia. Analisa ini menggunakan program SPSS
1. Keadaan Wilayah
Kecamatan Pontianak Timur yang memiliki luas wilayah sebesar 1,98 km2 dengan
2. Keadaan Penduduk
29
30
jumlah 6.602 jiwa (36,96%), sedangkan minoritas adalah suku batak dengan jumlah
134 jiwa (0,75%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.
3. Agama
Berdasarkan data dari Profil Kelurahan Dalam Bugis, agama yang paling
banyak dianut oleh penduduk yaitu agama Islam, dengan jumlah penganut sebanyak
17.025 orang (95,26%). Agama yang paling sedikit dianut yaitu agama Hindu dengan
jumlah penganut sebanyak 25 orang (0,14%). Untuk lebih jelas dapat dilihat pada
tabel 5.
4. Pendidikan
SLTA dan SLTP dengan jumlah sarana pendidikan yang ada di wilayah tersebut
sebanyak 3 buah perguruan tinggi, 2 buah SLTA, 2 buah SLTP, 9 buah SD dan
5. Pekerjaan
1.361 orang (40,34%), sedangkan mata pencaharian yang paling sedikit yaitu
pengusaha yang hanya berjumlah 3 orang (0,09%). Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel 7.
32
penelitian ini tergolong lansia muda (elderly) dengan umur 60-74 yaitu 45 orang (78,9%)
dan sebagian besar memiliki jenis kelamin perempuan yaitu 46 orang (80,7%).
Mayoritas bekerja sebagai ibu rumah tangga sebanyak 46 orang (80,7%), namun ada
beberapa responden yang masih aktif bekerja sebagai penjahit maupun swasta.
34
C. Analisis Univariat
1. Pola Konsumsi
konsumsi lanjut usia yang dilihat dari jenis, jumlah dan frekuensi konsumsi adalah
tidak baik, yaitu 36 orang (63,2%). Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi
frekuensi lanjut usia menurut pola konsumsi dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Menurut Pola Konsumsi di Binaan Yayasan
Mutiara Timur
n Persentase (%)
Pola Konsumsi
Baik 21 36,8
a. Jenis konsumsi. Persentase terbesar menurut jenis konsumsi lanjut usia adalah
baik, yaitu sebanyak 35 orang (61,4%). Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi
frekuensi lanjut usia menurut jenis konsumsi dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Menurut Jenis Konsumsi di Binaan
Yayasan Mutiara Timur
Jenis Konsumsi n Persentase (%)
Baik 35 61,4
Dari hasil wawancara diketahui bahwa sebagian besar lansia makan sebanyak
5 jenis makanan dalam satu porsi yang terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, buah dan
selingan setiap hari sebanyak 52 orang (91,2%), makanan selingan yang sering
dikonsumsi berupa kue. Bentuk olahan nasi yang dikonsumsi yaitu nasi biasa. Lansia
dalam kategori baik, yaitu sebanyak 45 orang (78,9%). Begitu pula dengan jumlah
konsumsi protein, sebagian besar lansia termasuk dalam kategori baik yaitu sebanyak
43 orang (75,4%). Hasil penelitian mengenai distribusi frekuensi lanjut usia menurut
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Menurut Kategori Jumlah Konsumsi
Energi dan Protein di Binaan Yayasan Mutiara Timur
Jumlah Konsumsi n Persentase (%)
Energi:
45 78,9
Baik
12 21,1
Tidak baik
Total 57 100,0
Protein:
Baik 43 75,4
Tidak baik 14 24,6
Total 57 100,0
Asupan energi maksimum yaitu 2380,60 kalori (136,36%) dan asupan energi
minimum 866,30 kalori (54,14%). Asupan energi rata-rata mencapai 1618,98 kalori
(94,28%). Angka kecukupan energi yang dianjurkan untuk usia 60 ke atas bagi laki-
Asupan protein maksimum yaitu 93,30 gram (186,6%) dan asupan protein
minimum 25,80 gram (51,6%). Asupan protein rata-rata mencapai 52,96 gram
(102,51%). Angka kecukupan protein bagi laki-laki yaitu 60 gram dan perempuan 50
gram.
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Menurut Asupan Energi dan Protein di
Binaan Yayasan Mutiara Timur
Asupan Maksimum (% AKG) Minimum (% AKG) Rata – Rata (% AKG)
136,36 54,14 92,28
Energi
186,6 51,6 102,51
Protein
berupa kopi, teh maupun sari buah setiap harinya. Lansia mengkonsumsi minuman
tersebut sebanyak 1-3 kali sehari dengan penambahan gula sebanyak kurang lebih
1 sdm.
lansia yang termasuk dalam kategori baik, yaitu sebanyak 34 orang (59,6%). Untuk
lebih jelasnya mengenai distribusi frekuensi lanjut usia menurut frekuensi konsumsi
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Menurut Frekuensi Konsumsi di Binaan
Yayasan Mutiara Timur
Frekuensi Konsumsi n Persentase (%)
Baik 34 59,6
Sebagian besar lansia makan makanan utama sebanyak 3 kali dalam satu hari
yaitu sebanyak 28 orang (49,1%), namun hasil ini tidak berbeda jauh dengan lansia
yang makan sebanyak 2 kali dalam satu hari yaitu sebanyak 23 orang (40,4%). Lansia
yang selalu makan pagi setiap hari sebanyak 49 orang (86,0%). Tidak ada lansia yang
mengkonsumsi alkohol.
2. Penyakit Infeksi
Yayasan Mutiara Timur tidak menderita penyakit infeksi baik berupa demam, diare,
maupun batuk dalam satu bulan terakhir, yaitu sebanyak 43 orang (75,4%). Untuk
lebih jelasnya mengenai distribusi frekuensi lanjut usia yang menderita penyakit
infeksi dalam satu bulan terakhir dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Menurut Penyakit Infeksi di Binaan
Yayasan Mutiara Timur
Penyakit Infeksi n Persentase (%)
Ya 14 24,6
Tidak 43 75,4
57 100,0
Total
38
Batuk merupakan penyakit infeksi yang paling banyak diderita oleh lansia,
demam. Lansia menderita penyakit tersebut sebanyak 1 kali dalam sebulan dan hanya
berlangsung selama kurang dari satu minggu. Sebagian besar lansia menyatakan
bahwa mereka mengalami penurunan nafsu makan saat menderita penyakit tersebut,
yaitu sebanyak 10 orang (71,4%). Kesulitan dalam mengunyah lebih disebabkan oleh
3. Status Gizi
Pengumpulan data status gizi lansia di wilayah Binaan Yayasan Mutiara Timur
dilakukan dengan penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu pengukuran berat
badan menurut tinggi badan. Proyeksi tinggi badan diperoleh berdasarkan pengukuran
rentang lengan. Hasil penelitian menunjukkan persentase terbesar status gizi lansia
adalah tidak normal, yaitu sebanyak 35 orang (61,4%). Untuk lebih jelasnya dapat
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Menurut Status Gizi di Binaan Yayasan
Mutiara Timur
n Persentase (%)
Status Gizi
Normal 22 38,6
Total 57 100,0
39
Pada lansia dengan status gizi tidak normal, ditemukan lebih banyak lansia
dengan status gizi gemuk yaitu 20 orang (57,1%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 16.
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Menurut Status Gizi Tidak Normal di
Binaan Yayasan Mutiara Timur
n Persentase (%)
Status Gizi
Kurus 8 22,9
Gemuk 20 57,1
Obesitas 7 20,0
Total 35 100,0
D. Analisis Bivariat
Dari hasil penelitian, lansia dengan status gizi normal lebih banyak terdapat
pada lansia dengan pola konsumsi baik, dengan proporsi sebesar 52,4%. Sedangkan
lansia dengan status gizi tidak normal lebih banyak terdapat pada lansia dengan pola
konsumsi yang tidak baik, dengan proporsi sebesar 69,4%. Lebih jelasnya mengenai
hubungan pola konsumsi terhadap status gizi lansia dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Menurut Pola Konsumsi dengan
Status Gizi di Binaan Yayasan Mutiara Timur
Status Gizi
Total
Pola Konsumsi Normal Tidak Normal
n % n % n %
Baik 11 52,4 10 47,6 21 100,0
Tidak Baik 11 30,6 25 69,4 36 100,0
40
nilai Continuity Correction = 0,177 (p>0,05). Uji ini menunjukkan bahwa tidak ada
Dari hasil penelitian, lansia dengan status gizi normal lebih banyak terdapat
pada lansia yang tidak menderita penyakit infeksi dalam satu bulan terakhir, dengan
proporsi sebesar 39,5%. Sedangkan lansia dengan status gizi tidak normal lebih
banyak terdapat pada lansia yang menderita penyakit infeksi dalam satu bulan
terakhir, dengan proporsi sebesar 64,3%. Lebih jelasnya mengenai hubungan penyakit
infeksi terhadap status gizi lansia dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Lanjut Usia Menurut Penyakit Infeksi dengan
Status Gizi di Binaan Yayasan Mutiara Timur
Status Gizi
Total
Penyakit Infeksi Normal Tidak Normal
n % n % n %
Ya 5 35,7 9 64,3 14 100,0
Tidak 17 39,5 26 60,5 43 100,0
nilai Continuity Correction = 1,000 (p>0,05). Uji ini menunjukkan bahwa tidak ada
A. Status Gizi
Berdasarkan tabel 15 dapat dilihat bahwa lansia dengan status gizi normal
sebanyak 22 orang (38,6%) dan yang tidak normal ada 35 orang (61,4%). Pada lansia
dengan status gizi tidak normal, ditemukan lebih banyak lansia yang dikategorikan
gemuk yaitu 19 orang (33,3%) sedangkan lansia dengan status gizi kurus hanya
Status gizi adalah kondisi tubuh akibat dari konsumsi makanan dan
penggunaan zat-zat oleh tubuh (Almatsier, 2001). Lansia yang status gizinya normal
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya pola konsumsi dan kesehatan
yang baik, serta adanya peran keluarga dalam mengurus makanan lansia.
Dalam penelitian ini, lansia dengan status gizi lebih selain diakibatkan oleh
asupan yang baik juga diakibatkan oleh faktor aktivitas fisik yang kurang. Dapat
dilihat pada tabel 6, sebagian besar lansia bekerja sebagai ibu rumah tangga yang
Sebagian besar lansia juga tinggal bersama keluarga sehingga tidak semua pekerjaan
rumah dikerjakan sendiri. Lansia yang status gizinya kurang dipengaruhi oleh
keadaan fisiologis tubuh seperti penurunan sensitivitas indera perasa dan penciuman,
sehingga asupan kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan dan menyebabkan berat
badan kurang dari normal. Selain itu faktor keterbatasan gigi juga mempengaruhi
41
42
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Tamher (2009) yang menyatakan
bahwa dari kebanyakan masalah gizi lansia berupa masalah gizi lebih atau
degeneratif seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, batu empedu, gout
Namun demikian, kurang energi protein yang kronis, anemia dan kekurangan zat gizi
mikro lain juga tak luput dari masalah yang dihadapi oleh usia lanjut ini.
nilai Continuity Correction = 0,177 (p>0,05). Uji ini menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara pola konsumsi dengan status gizi lansia. Meskipun secara statistik
tidak ada hubungan, namun berdasarkan tabel 17 dapat dilihat lansia dengan status
gizi normal lebih banyak terdapat pada lansia dengan pola konsumsi baik, dengan
proporsi sebesar 52,4%. Sedangkan lansia dengan status gizi tidak normal lebih
banyak terdapat pada lansia dengan pola konsumsi yang tidak baik, dengan proporsi
sebesar 69,4%.
Hasil penelitian menunjukkan semua lansia makan lebih dari 3 jenis makanan
dalam satu kali makan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-
buahan dan susu. Pada umumnya makanan lansia terdiri dari nasi biasa, sayuran
bervariasi setiap hari, ikan goreng, ikan asin dan sambal. Jenis sayuran yang sering
dikonsumsi yaitu bayam, sawi, kecambah, dan timun yang diolah dengan cara ditumis
43
maupun berkuah. Lansia tidak mengkonsumsi buah secara teratur setiap hari, hanya
3-4 kali dalam seminggu. Buah yang sering dikonsumsi yaitu pepaya dan pisang.
Lansia mengkonsumsi minuman (kopi, teh atau susu) sebanyak 1–3 kali sehari
dengan tambahan gula pasir rata-rata 1 sendok makan setiap kali minum, sehingga
kebutuhan energi sebagian besar terpenuhi dari karbohidrat yaitu nasi dan gula.
Jenis protein yang sering dikonsumsi berasal dari protein hewani yaitu ikan
dan telur yang tergolong protein dengan nilai biologi tinggi, namun akan lebih baik
jika lansia meningkatkan konsumsi protein nabati yang selama ini jarang dikonsumsi.
Menurut Almatsier (2001), dalam keadaan tercampur asam amino yang berasal dari
berbagai jenis protein dapat saling mengisi untuk menghasilkan protein yang
Kebiasaan makan lansia pada umumnya mereka makan 3 kali sehari yaitu
sarapan, makan siang dan makan malam, sebanyak 28 orang (49,1%). Ada pula yang
makan lebih dari 3 kali sehari dengan porsi kecil tapi sering sebanyak 6 orang
(10,5%). Namun banyak pula lansia yang hanya makan 2 kali, yaitu siang dan malam
hari sebanyak 23 orang (40,4%). Frekuensi konsumsi snack tidak teratur dan sebagian
lansia mengkosumsi snack di pagi hari sebagai sarapan. Snack yang sering
metabolisme basal (sel-sel banyak yang inaktif dan kegiatan fisik cenderung
menurun). Kebutuhan kalori akan menurun sekitar 5% pada usia 40-49 dan 10% pada
usia 50-69 (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 2004). Sebagian besar lansia
44
dalam penelitian ini cenderung memiliki aktivitas yang ringan. Dapat dilihat dari
jenis pekerjaan sebagian besar bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan aktivitas
sehari-hari yang tergolong ringan. Lansia juga jarang melakukan olah raga secara
Proses metabolisme yang menurun pada lanjut usia, bila tidak diimbangi
dengan peningkatan aktifitas fisik atau penurunan jumlah makanan, sehingga kalori
yang berlebih akan diubah menjadi lemak yang mengakibatkan kegemukan. Selain
kegemukan secara keseluruhan, kegemukan pada bagian perut lebih berbahaya karena
penyakit jantung koroner daripada lemak bagian lain (Depkes, 2006). Bagi mereka
yang mempunyai aktivitas fisik relatif rendah akan mengalami pertambahan berat
badan lebih cepat dari pada orang yang lebih aktif. Hasil beberapa penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang cukup dapat mengurangi total lemak tubuh
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Gunawati, 2000 tentang analisis
konsumsi makanan dan status gizi ibu hamil. Hasil penelitian menunjukkan ada
hubungan bermakna antara konsumsi makanan dengan status gizi. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah sampel yang dilakukan pada usia lanjut. Penelitian yang
dilakukan Himawati, 2000 mengatakan semakin baik pola konsumsi balita maka
semakin baik pula status gizi balita. Perbedaan dari penelitian ini adalah dalam
nilai Continuity Correction = 1,000 (p>0,05). Uji ini menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi lansia. Meskipun secara statistik
tidak ada hubungan, namun secara proporsi lansia dengan status gizi normal lebih
banyak terdapat pada lansia yang tidak menderita penyakit infeksi dalam satu bulan
terakhir, dengan proporsi sebesar 39,5%. Sedangkan lansia dengan status gizi tidak
normal lebih banyak terdapat pada lansia yang menderita penyakit infeksi dalam satu
infeksi dalam satu bulan terakhir sebanyak 14 orang (24,6%) atau lebih sedikit
daripada lansia yang tidak menderita penyakit infeksi. Hal ini diakibatkan tingkat
kesadaran masyarakat lansia menjaga kesehatan semakin tinggi dan kehidupan sosial
juga relatif mendukung. Penyakit infeksi yang diderita berupa demam dan batuk.
Lansia menderita penyakit infeksi hanya satu kali dalam satu bulan dan hanya
besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi terhadap status gizi itu
sendiri. Beberapa contoh bagaimana infeksi bisa berkontribusi terhadap kurang gizi
46
beberapa penyakit infeksi kronis lainnya bisa menyebabkan anemia dan parasit pada
usus dapat menyebabkan anemia (Schaible & Kauffman, 2007 dalam Anwar, 2009).
Pada dasarnya jenis penyakit baik infeksi maupun non infeksi mempunyai faktor
resiko untuk menjadi gizi baik, gizi kurang bahkan gizi buruk, hal ini tergantung sifat
perjalanan penyakit tersebut yaitu akut atau kronis (Tomkins, 1992 dalam Huda,
2004).
penurunan nafsu makan selama sakit, namun karena sakit yang diderita bukan
merupakan penyakit kronis, hal tersebut tidak menyebabkan penurunan berat badan
secara drastis dan tidak mempengaruhi status gizi lansia. Selain itu beberapa lansia
mengalami penurunan keadaan fisiologis tubuh seperti keterbatasan gigi, hal ini
A. Kesimpulan
1. Tidak ada hubungan antara pola konsumsi terhadap status gizi lansia Binaan
2. Tidak ada hubungan antara penyakit infeksi terhadap status gizi lansia Binaan
B. Saran
nabati seperti tahu dan tempe, serta mengkonsumsi buah-buahan secara teratur.
utama 3 kali sehari dan 2 kali snack sebagai selingan diantara waktu makan.
2. Perlu perubahan dalam pola aktivitas pada waktu luang, yang biasa digunakan
secara teratur.
sehingga daya tahan tubuh meningkat dan terhindar dari penyakit infeksi.
47
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Darmojo, B.R. 1999. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Depkes RI. 1996. 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
Depkes RI. 2000. Gizi Seimbang Menuju Hidup Sehat Bagi Usia Lanjut, Pedoman
Petugas Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
RI.
Depkes RI. 2006. Pedoman Tatalaksana Gizi Usia Lanjut Untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Fitriati. 2006. Hubungan Antara Pola Konsumsi dan Penyakit Infeksi dengan Status
Gizi Usia Lanjut di Desa Sidas Kecamatan Sengah Temila Kabupaten
Landak. Karya Tulis Ilmiah tidak diterbitkan. Politeknik Kesehatan Depkes
Pontianak.
Gunawati. 2000. Analisa Pola Konsumsi Makan dan Status Gizi Ibu Hamil di
Kabupaten Dati II Purworejo. Tugas Akhir tidak diterbitkan. Program Pasca
Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Hardywinoto dan Tony S. 1999. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai
Aspek. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Harper. 1986. Pangan, Gizi dan Pertanian. Penerjemah Suhardjo. Jakarta: UI Press.
Himawati. 2000. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi dengan Pola Konsumsi Makanan
dan Status Gizi Anak Balita Purworejo. Tugas Akhir tidak diterbitkan.
Program Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/Batuk
Huda, N. 2004. Hubungan Antara Status Gizi Awal Dengan Status Pulang dan Lama
Rawat Inap Pasien Dewasa di Rumah Sakit, Jurnal Gizi Klinik Indonesia
Volume 1 No. 1 tahun 2004, Yogyakarta.
Rabe, et.al. 1996. Body Mass Index of The Elderly Derived From Height and From
Armspan. Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition Volume 5 Number 2: 79-8
Suwarsa. 2006. Kiat Sehat Bagi Lansia; Menjadi Tua, Tidak Harus Pikun. Jadilah
Dokter Bagi Diri Anda Sendiri!. Bandung: MQS Publishing.
Sudiarti, T. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Departemen Gizi dan Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Tanaya, Z.A. 2009. Hubungan Antara Aktifitas Fisik Dengan Status Gizi Lansia
Binaan Puskesmas di Jakarta Barat Tahun 2007. Tugas Akhir tidak
diterbitkan, Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta.
Tanchoco, et.al. 2001. Arm Span and Knee Height as Proxy Indicators for Height.
Journal of the Nutritional Dietitians of the Philippines, April-June, Vol. 15
No.2, Philippines
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII. 2004. Ketahanan Pangan dan Gizi di
Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta: LIPI.
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN POLA KONSUMSI DAN PENYAKIT INFEKSI
TERHADAP STATUS GIZI LANSIA BINAAN YAYASAN
MUTIARA TIMUR KELURAHAN DALAM BUGIS
KECAMATAN PONTIANAK TIMUR
No Sampel :.............
Tanggal :.............
A. Identitas Lansia
1. Nama :......................................... ..
2. Alamat :................................... ........
3. Umur : . . . . . . . . . . . . . tahun
4. Pekerjaan :................................... ........
5. Jenis Kelamin :
1. Laki – laki
2. Perempuan
B. Pola Konsumsi Lansia
1) Jenis konsumsi
1. Apa saja jenis makanan yang bapak/ibu konsumsi setiap hari?
a. Nasi, lauk pauk
b. Nasi, lauk pauk, dan sayur
c. Nasi, lauk pauk, sayur, dan buah
d. Nasi, lauk pauk, sayur, buah, dan susu
2) Jumlah konsumsi
1. Berapa kali bapak/ibu minum susu dalam satu hari?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
d. Tidak ada
2. Apakah bapak/ibu mengkonsumsi minuman (kopi, teh, sari buah, dll) setiap
hari?
a. Ya
b. Tidak
4. Berapa banyak gula yang bapak/ibu tambahkan dalam satu gelas minuman?
a. 1 sdt
b. 1 sdm
c. > 1 sdm
d. Tidak ada
3) Frekuensi makanan
1. Berapa kali bapak/ibu makan dalam satu hari?
a. 2 kali
b. 3 kali
c. > 3 kali
C. Penyakit Infeksi
1. Apakah dalam sebulan terakhir bapak/ibu menderita sakit?
a. Ya
b. Tidak pernah
Formulir ke-1
No.sampel :...........
Nama :.................................................
Alamat :.................................................
Umur : . . . . . . . . tahun
Hari ke :
Tanggal :
Bahan Makanan
No. Waktu Nama Hidangan
Jenis BM URT Berat (gr)
Formulir ke-2
No.sampel :...........
Nama :.................................................
Arti singkatan:
bh : buah sdg : sedang
bj : biji bsr : besar
btg : batang ptg : potong
btr : butir sdm : sendok makan
bks : bungkus sdt : sendok teh
pk : pak gls : gelas
kcl : kecil ckr : cangkir
Untuk cairan:
1 sdm = 3 sdt = 10 ml
1 gls = 24 sdm = 240 ml
1 ckr = 1 gls = 240 ml
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
POL_KON * ST_GZ 57 100,0% 0 ,0% 57 100,0%
ST_GZ
Normal Tdk Normal Total
POL_KON Baik Count 11 10 21
Expected Count 8,1 12,9 21,0
% wit hin POL_KON 52,4% 47,6% 100,0%
Tdk Baik Count 11 25 36
Expected Count 13,9 22,1 36,0
% wit hin POL_KON 30,6% 69,4% 100,0%
Total Count 22 35 57
Expected Count 22,0 35,0 57,0
% wit hin POL_KON 38,6% 61,4% 100,0%
Chi-Square Tests
Crosstabs
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
INF * ST_GZ 57 100,0% 0 ,0% 57 100,0%
INF * ST_GZ Crosstabulati on
ST_GZ
Normal Tdk Normal Total
INF Tidak Count 17 26 43
Expected Count 16,6 26,4 43,0
% wit hin INF 39,5% 60,5% 100,0%
Ya Count 5 9 14
Expected Count 5,4 8,6 14,0
% wit hin INF 35,7% 64,3% 100,0%
Total Count 22 35 57
Expected Count 22,0 35,0 57,0
% wit hin INF 38,6% 61,4% 100,0%
Chi-Square Tests
Statistics
Frequency Table
POLA_KON
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 21 36,8 36,8 36,8
Tidak Baik 36 63,2 63,2 100,0
Total 57 100,0 100,0
JENIS
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 35 61,4 61,4 61,4
Tidak Baik 22 38,6 38,6 100,0
Total 57 100,0 100,0
ENERGI
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 45 78,9 78,9 78,9
Tidak Baik 12 21,1 21,1 100,0
Total 57 100,0 100,0
PROTEIN
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 43 75,4 75,4 75,4
Tidak Baik 14 24,6 24,6 100,0
Total 57 100,0 100,0
FREKUENS
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 34 59,6 59,6 59,6
Tidak Baik 23 40,4 40,4 100,0
Total 57 100,0 100,0
INFEKSI
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 43 75,4 75,4 75,4
Ya 14 24,6 24,6 100,0
Total 57 100,0 100,0
STATUS_G
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Normal 22 38,6 38,6 38,6
Tidak Normal 35 61,4 61,4 100,0
Total 57 100,0 100,0
Frequency Table
BRP_JNS
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 3 jenis 13 22,8 22,8 22,8
4 jenis 18 31,6 31,6 54,4
5 jenis 26 45,6 45,6 100,0
Total 57 100,0 100,0
SNACK
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 5 8,8 8,8 8,8
Ya 52 91,2 91,2 100,0
Total 57 100,0 100,0
JNS_SNCK
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Burjo 2 3,5 3,5 3,5
Kue 50 87,7 87,7 91,2
Tidak 5 8,8 8,8 100,0
Total 57 100,0 100,0
BENTUK
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Nasi Biasa 57 100,0 100,0 100,0
SUPLEMEN
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 40 70,2 70,2 70,2
Ya 17 29,8 29,8 100,0
Total 57 100,0 100,0
SUPL_APA
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid B Kompleks 8 14,0 14,0 14,0
Tidak 40 70,2 70,2 84,2
Vitamin C 9 15,8 15,8 100,0
Total 57 100,0 100,0
SUSU
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 kali 7 12,3 12,3 12,3
2 kali 16 28,1 28,1 40,4
3 kali 2 3,5 3,5 43,9
Tidak ada 32 56,1 56,1 100,0
Total 57 100,0 100,0
MINUMAN
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 8 14,0 14,0 14,0
Ya 49 86,0 86,0 100,0
Total 57 100,0 100,0
BRP_KL
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid > 3 kali 4 7,0 7,0 7,0
1 kali 29 50,9 50,9 57,9
2 kali 11 19,3 19,3 77,2
3 kali 5 8,8 8,8 86,0
Tidak 8 14,0 14,0 100,0
Total 57 100,0 100,0
GULA
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid > 1 sdm 9 15,8 15,8 15,8
1 sdm 36 63,2 63,2 78,9
1 sdt 5 8,8 8,8 87,7
Tidak 7 12,3 12,3 100,0
Total 57 100,0 100,0
FREK_MKN
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid > 3 kali 6 10,5 10,5 10,5
2 kali 24 42,1 42,1 52,6
3 kali 27 47,4 47,4 100,0
Total 57 100,0 100,0
SARAPAN
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kadang2 5 8,8 8,8 8,8
Tidak pernah 3 5,3 5,3 14,0
Ya 49 86,0 86,0 100,0
Total 57 100,0 100,0
ALKOHOL
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 57 100,0 100,0 100,0
JLH
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 57 100,0 100,0 100,0
INFEKSI
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 43 75,4 75,4 75,4
Ya 14 24,6 24,6 100,0
Total 57 100,0 100,0
KELUHAN
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Batuk 11 19,3 19,3 19,3
Demam 3 5,3 5,3 24,6
Tidak 43 75,4 75,4 100,0
Total 57 100,0 100,0
BRP_KALI
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid > 3 kali 2 3,5 3,5 3,5
1 kali 10 17,5 17,5 21,1
2 kali 1 1,8 1,8 22,8
3 kali 1 1,8 1,8 24,6
Tidak 43 75,4 75,4 100,0
Total 57 100,0 100,0
BRP_LM
Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 2-3 hari 4 7,0 7,0 7,0
4-5 hari 8 14,0 14,0 21,1
6-7 hari 2 3,5 3,5 24,6
Tidak 43 75,4 75,4 100,0
Total 57 100,0 100,0
NFS_MKN
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 34 59,6 59,6 59,6
Ya 23 40,4 40,4 100,0
Total 57 100,0 100,0
KNP_1
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid By k pikiran 1 1,8 1,8 1,8
Naf su mkn krg 9 15,8 15,8 17,5
Sakit 13 22,8 22,8 40,4
Tidak 34 59,6 59,6 100,0
Total 57 100,0 100,0
MNGUNYAH
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 48 84,2 84,2 84,2
Ya 9 15,8 15,8 100,0
Total 57 100,0 100,0
KNP_2
Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Gigi t erbatas 9 15,8 15,8 15,8
Tidak 48 84,2 84,2 100,0
Total 57 100,0 100,0
Data Responden
No Tanggal Nama Alamat JK U Pekerjaan BB RL konv_TB IMT E (kall) prsn_E P (gr)
1 05/06/10 Syf. Ramlah RT.01/RW.01 P 68 Ibu RT 50 159 151.79 21.70 1098.10 68.63 34.80
2 05/06/10 Aisyah Ilyas RT.01/RW.01 P 62 Ibu RT 52 162 154.70 21.52 1489.90 93.12 34.90
3 05/06/10 Sy. Arun RT.01/RW.01 L 72 Pensiunan 45 166 159.68 17.65 1526.00 74.44 35.40
4 05/06/10 Rafiah RT.01/RW.01 P 79 Ibu RT 52 162 151.81 22.56 1636.90 102.31 46.60
5 05/06/10 Milawati RT.01/RW.01 P 65 Ibu RT 47 149 146.00 22.05 1517.80 94.86 36.50
6 05/06/10 Syf. Aisyah RT.01/RW.01 P 69 Ibu RT 69 154 148.47 31.30 1703.90 106.49 50.10
7 05/06/10 Syf. Yuliana RT.01/RW.01 P 65 Ibu RT 42 154 149.15 18.88 1339.80 83.74 32.60
8 05/06/10 Tardilah RT.01/RW.01 P 64 Ibu RT 45 152.5 148.38 20.44 2181.80 136.36 78.30
9 05/06/10 Syf. Aisyah RT.02/RW.01 P 61 Ibu RT 55 156.5 151.41 23.99 1519.60 94.98 57.90
10 05/06/10 Syf. Halijah RT.02/RW.01 P 69 Ibu RT 54 147.5 146.76 25.07 1860.40 106.31 64.20
11 07/06/10 Syf. Sa'diah RT.02/RW.01 P 63 Ibu RT 51 146 145.64 23.81 1859.60 106.26 55.20
12 07/06/10 Syf. Zubaidah RT.01/RW.02 P 68 Ibu RT 68 158 151.16 29.76 1296.00 81.00 25.80
13 07/06/10 Sy. Ahmad RT.01/RW.02 L 64 Swasta 64 165 159.96 25.01 1914.70 93.40 59.00
14 07/06/10 Sy. Al Mutahar RT.01/RW.02 L 60 Pensiunan 75 171 161.92 28.61 1946.30 94.94 66.30
15 07/06/10 Sy. Ali RT.01/RW.02 L 72 Ibu RT 75 178 163.04 28.21 1529.70 74.62 67.80
16 07/06/10 Syf. Zahara RT.01/RW.02 P 64 Ibu RT 60 153 148.69 27.14 1774.90 110.93 52.70
17 07/06/10 Syf. Nurhayati RT.01/RW.02 P 60 Ibu RT 67 163 155.67 27.65 1813.30 113.33 65.30
18 07/06/10 Hafsah Mastora RT.02/RW.02 P 71 Ibu RT 42 147.5 144.04 20.24 1932.60 120.79 79.50
19 07/06/10 Syf. Nur RT.02/RW.02 P 75 Ibu RT 55 156.5 151.92 23.83 1582.10 90.41 50.20
20 07/06/10 Zubaidah RT.02/RW.02 P 69 Ibu RT 60 164 156.64 24.45 1674.00 95.66 52.50
21 08/06/10 Hj. Hamidah RT.02/RW.02 P 78 Ibu RT 34 157.5 149.15 15.28 1697.60 106.10 69.40
22 08/06/10 Hartati RT.02/RW.02 P 65 Ibu RT 60 163 155.84 24.71 1821.40 104.08 37.70
23 08/06/10 Hafinah RT.02/RW.02 P 76 Pensiunan 50 158 153.20 21.30 1866.50 106.66 75.20
24 08/06/10 Sy. Abdulah RT.02/RW.02 L 63 Pensiunan 42 170 161.43 16.12 1485.80 72.48 38.60
25 08/06/10 Syf. Fatimah RT.02/RW.02 P 65 Ibu RT 56 160 152.93 23.94 2158.20 134.89 68.90
26 08/06/10 Sy. Husein RT.02/RW.02 L 66 Pensiunan 67 171 161.50 25.69 1697.90 82.82 52.50
27 08/06/10 Syf. Julita RT.02/RW.02 P 63 Ibu RT 49 152 148.23 22.30 1755.80 109.74 54.10
28 08/06/10 Rubiah RT.01/RW.03 P 60 Ibu RT 51 148.5 146.54 23.75 1563.70 97.73 41.40
29 08/06/10 Syf. Emi RT.02/RW.03 P 65 Ibu RT 39 155 149.10 17.54 1250.50 78.16 41.40
30 08/06/10 Syahrum RT.03/RW.03 P 60 Ibu RT 33 148.5 146.54 15.37 1957.30 122.33 44.10
31 09/06/10 Halimah RT.03/RW.03 P 72 Ibu RT 45 160 154.46 18.86 1307.50 81.72 43.30
32 09/10/10 Poniah RT.01/RW.03 P 65 Ibu RT 66 160 152.93 28.22 1808.20 113.01 93.30
33 09/14/10 Syf. Maryam RT.02/RW.03 P 68 Ibu RT 45 158 153.71 19.05 1219.20 69.67 38.30
34 09/18/10 Sy. Alwi RT.03/RW.03 L 74 Penjahit 59 178 164.09 21.91 2380.60 105.80 76.80
35 09/22/10 Syf. Mahni RT.01/RW.05 P 80 Pensiunan 55 161 154.75 22.97 1150.30 65.73 56.10
36 09/26/10 Syf. Usman RT.02/RW.05 P 69 Ibu RT 94 162 155.72 38.76 977.80 55.87 40.10
37 09/30/10 Syf. Aminah RT.02/RW.05 P 65 Ibu RT 69 159 152.30 29.75 1444.10 90.26 62.50
38 10/04/10 Sy. Ali Husein RT.02/RW.06 L 68 Ibu RT 67 170 161.08 25.82 1695.10 82.69 65.40
39 10/08/10 Sy. Edi RT.02/RW.06 L 68 Swasta 52 166 159.96 20.32 1990.90 97.12 62.70
40 10/12/10 Syf. Aminah RT.02/RW.06 P 65 Ibu RT 59 152 147.89 26.98 1682.80 105.18 54.00
41 11/06/10 Syf. Zaleha RT.02/RW.06 P 80 Ibu RT 30 156 147.86 13.49 1111.60 69.48 29.60
42 11/06/10 Syf. Maryam RT.02/RW.07 P 76 Ibu RT 48 149 147.70 22.00 1756.20 100.35 50.40
43 11/06/10 Syf. Aminah RT.02/RW.08 P 72 Ibu RT 37 148 144.18 17.80 1184.90 74.06 41.60
44 11/06/10 Syf.Aisyah RT.02/RW.10 P 70 Ibu RT 60 157 150.19 26.60 1122.30 70.14 31.60
45 11/06/10 Syf. Fatimah RT.03/RW.04 P 73 Ibu RT 49 152 146.53 22.82 1786.10 111.63 70.00
46 11/06/10 Rohani RT.03/RW.05 P 62 Ibu RT 48 160.5 153.76 20.30 1780.90 111.31 66.50
47 11/06/10 Halimah RT.03/RW.05 P 60 Ibu RT 56 154.5 150.32 24.56 1433.70 89.61 37.30
48 11/06/10 Sahri RT.03/RW.05 P 80 Ibu RT 45 170 160.42 17.49 1506.90 86.11 79.20
49 11/06/10 Zahara RT.03/RW.07 P 77 Ibu RT 49 161 151.52 21.34 1544.80 96.55 53.20
50 11/06/10 Ruqayah RT.03/RW.08 P 75 Ibu RT 52 162 152.49 22.36 1855.80 115.99 66.80
51 12/06/10 Syf. Kalsum RT.03/RW.08 P 70 Ibu RT 65 162.5 153.66 27.53 1884.50 117.78 63.00
52 12/06/10 Faizah RT.03/RW.09 P 63 Ibu RT 45 153 148.86 20.31 1542.80 96.43 46.90
53 12/06/10 Senah RT.04/RW.05 P 70 Ibu RT 57 162 155.72 23.51 1560.20 89.15 43.90
54 12/06/10 Syf. Maryam Budiarti RT.04/RW.10 P 79 Ibu RT 40 152.5 145.83 18.81 1336.20 83.51 54.80
55 12/06/10 Salasih RT.04/RW.10 L 75 Pensiunan 71 174 163.11 26.69 1580.50 70.24 44.10
56 12/06/10 Khadizah RT.04/RW.12 P 60 Ibu RT 52 150 147.48 23.91 866.30 54.14 27.20
57 12/06/10 Sy. Ahmad RT.03/RW.09 L 65 Pensiunan 57 170 161.29 21.91 2319.30 113.14 51.40
Data Responden
prsn_P Kat. E Kat. P Jenis Frekuensi Polkon Infeksi Stts_Gz Kategori
69.60 Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Normal Normal
69.80 Baik Tidak Baik Baik Baik Tidak Baik Tidak Normal Normal
70.80 Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Kurus
93.20 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Normal Normal
73.00 Baik Tidak Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Normal Normal
100.20 Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Obesitas
65.20 Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Normal Normal
156.60 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Normal Normal
115.80 Baik Baik Baik Baik Baik Ya Tidak Normal Gemuk
128.40 Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Gemuk
110.40 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Tidak Normal Gemuk
51.60 Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Ya Tidak Normal Obesitas
98.33 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Tidak Normal Gemuk
110.50 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Tidak Normal Obesitas
113.00 Tidak Baik Baik Baik Baik Tidak Baik Ya Tidak Normal Obesitas
105.40 Baik Baik Baik Baik Baik Ya Tidak Normal Gemuk
130.60 Baik Baik Baik Baik Baik Ya Tidak Normal Gemuk
159.00 Baik Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Normal Normal
100.40 Baik Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Gemuk
105.00 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Tidak Normal Gemuk
138.80 Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Kurus
75.40 Baik Tidak Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Gemuk
150.40 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Normal Normal
64.33 Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Kurus
137.80 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Tidak Normal Gemuk
87.50 Baik Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Ya Tidak Normal Gemuk
108.20 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Normal Normal
82.80 Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Gemuk
82.80 Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Kurus
88.20 Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Kurus
86.60 Baik Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Ya Normal Normal
186.60 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Tidak Normal Obesitas
76.60 Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Ya Normal Normal
128.00 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Normal Normal
112.20 Tidak Baik Baik Baik Baik Baik Ya Normal Normal
80.20 Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Obesitas
125.00 Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Obesitas
109.00 Baik Baik Baik Baik Baik Ya Tidak Normal Gemuk
104.50 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Normal Normal
108.00 Baik Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Gemuk
59.20 Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Kurus
100.80 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Normal Normal
83.20 Tidak Baik Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Kurus
63.20 Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Ya Tidak Normal Gemuk
140.00 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Normal Normal
133.00 Baik Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Normal Normal
74.60 Baik Tidak Baik Baik Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Gemuk
158.40 Baik Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Kurus
106.40 Baik Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Normal Normal
133.60 Baik Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Ya Normal Normal
126.00 Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Gemuk
93.80 Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Baik Ya Normal Normal
87.80 Baik Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Gemuk
109.60 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Normal Normal
73.50 Tidak Baik Tidak Baik Baik Baik Tidak Baik Tidak Tidak Normal Gemuk
54.40 Tidak Baik Tidak Baik Baik Tidak Baik Tidak Baik Ya Tidak Normal Gemuk
85.67 Baik Baik Baik Baik Baik Tidak Normal Normal
Output Kuesioner
No Nama Brp_jns Kons_snack Jenis_apa Bentuk_nasi Suplemen Supl_apa Susu Minuman Brp_kali Gula
1 Syf. Ramlah 3 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak 1 kali Ya 2 kali 1 sdm
2 Aisyah Ilyas 3 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 2 kali > 1 sdm
3 Sy. Arun 3 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya Vitamin C Tidak ada Ya 2 kali 1 sdm
4 Rafiah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 1 kali 1 sdm
5 Milawati 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya B Kompleks 2 kali Tidak Tidak Tidak
6 Syf. Aisyah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak 2 kali Ya 1 kali 1 sdm
7 Syf. Yuliana 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 3 kali > 1 sdm
8 Tardilah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak 1 kali Ya 1 kali 1 sdm
9 Syf. Aisyah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 2 kali 1 sdm
10 Syf. Halijah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak 2 kali Ya 2 kali 1 sdm
11 Syf. Sa'diah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya > 3 kali 1 sdm
12 Syf. Zubaidah 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 1 kali 1 sdm
13 Sy. Ahmad 3 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 1 kali 1 sdm
14 Sy. Al Mutahar 3 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 3 kali 1 sdt
15 Sy. Ali 3 jenis Ya Burjo Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 1 kali 1 sdm
16 Syf. Zahara 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 1 kali 1 sdm
17 Syf. Nurhayati 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya B Kompleks 2 kali Tidak Tidak Tidak
18 Hafsah Mastora 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 3 kali 1 sdm
19 Syf. Nur 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak 2 kali Ya 1 kali > 1 sdm
20 Zubaidah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 3 kali 1 sdm
21 Hj. Hamidah 5 jenis Tidak Tidak Nasi Biasa Tidak Tidak 2 kali Ya 2 kali 1 sdm
22 Hartati 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak 2 kali Ya 1 kali 1 sdm
23 Hafinah 3 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 1 kali 1 sdm
24 Sy. Abdulah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak 1 kali Ya 1 kali 1 sdm
25 Syf. Fatimah 3 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya Vitamin C 2 kali Tidak Tidak Tidak
26 Sy. Husein 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak 2 kali Ya > 3 kali > 1 sdm
27 Syf. Julita 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 1 kali 1 sdm
28 Rubiah 3 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak 1 kali Ya 1 kali 1 sdm
29 Syf. Emi 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya Vitamin C 2 kali Ya 1 kali 1 sdm
30 Syahrum 5 jenis Tidak Tidak Nasi Biasa Tidak Tidak 2 kali Ya 1 kali 1 sdm
31 Halimah 3 jenis Tidak Tidak Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 1 kali 1 sdt
32 Poniah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 1 kali 1 sdt
33 Syf. Maryam 3 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak 2 kali Ya 1 kali 1 sdm
34 Sy. Alwi 3 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 1 kali 1 sdm
35 Syf. Mahni 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya Vitamin C 1 kali Ya 2 kali 1 sdm
36 Syf. Usman 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya Vitamin C 1 kali Ya 1 kali 1 sdt
37 Syf. Aminah 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 3 kali 1 sdm
38 Sy. Ali Husein 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 1 kali 1 sdm
39 Sy. Edi 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya B Kompleks Tidak ada Ya 1 kali 1 sdm
40 Syf. Aminah 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya B Kompleks 3 kali Tidak Tidak Tidak
41 Syf. Zaleha 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya Vitamin C Tidak ada Ya > 3 kali > 1 sdm
42 Syf. Maryam Ayu 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya Vitamin C Tidak ada Ya > 3 kali > 1 sdm
43 Syf. Aminah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya Vitamin C 3 kali Tidak Tidak 1 sdm
44 Syf.Aisyah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak 2 kali Ya 1 kali 1 sdm
45 Syf. Fatimah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya B Kompleks 1 kali Ya 1 kali 1 sdm
46 Rohani 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya B Kompleks 2 kali Ya 1 kali 1 sdm
47 Halimah 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya Vitamin C Tidak ada Ya 1 kali 1 sdm
48 Sahri 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 2 kali > 1 sdm
49 Zahara 3 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Tidak Tidak Tidak
50 Ruqayah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak 2 kali Tidak Tidak Tidak
51 Syf. Kalsum 4 jenis Ya Burjo Nasi Biasa Ya B Kompleks Tidak ada Ya 2 kali 1 sdm
52 Faizah 5 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak 2 kali Ya 1 kali 1 sdt
53 Senah 4 jenis Tidak Tidak Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 2 kali > 1 sdm
54 Syf. Maryam Budiarti 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 1 kali > 1 sdm
55 Salasih 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Ya 2 kali 1 sdm
56 Khadizah 4 jenis Ya Kue Nasi Biasa Ya B Kompleks Tidak ada Ya 1 kali 1 sdm
57 Sy. Ahmad 4 jenis Tidak Tidak Nasi Biasa Tidak Tidak Tidak ada Tidak Tidak Tidak
Output Kuesioner
Frek_mkn Sarapan Kons_alkhl Jlh Infksi Keluhan Brp_kali Brp_lama Nfs_mkn Knp_1 Mngunyah Knp_2
2 kali Kadang2 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2 kali Kadang2 Tidak Tidak Ya Batuk 1 kali 4-5 hari Ya Sakit Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Ya Demam 1 kali 4-5 hari Ya Sakit Tidak Tidak
2 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Nafsu mkn krg Ya Gigi terbatas
2 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Gigi terbatas
2 kali Ya Tidak Tidak Ya Batuk 3 kali 2-3 hari Ya Sakit Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
> 3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Nafsu mkn krg Ya Gigi terbatas
2 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Nafsu mkn krg Tidak Tidak
2 kali Kadang2 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Nafsu mkn krg Tidak Tidak
3 kali Kadang2 Tidak Tidak Ya Demam 2 kali 4-5 hari Ya Sakit Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Gigi terbatas
2 kali Kadang2 Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Byk pikiran Ya Gigi terbatas
3 kali Ya Tidak Tidak Ya Batuk 1 kali 4-5 hari Ya Sakit Tidak Tidak
> 3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2 kali Ya Tidak Tidak Ya Batuk 1 kali 4-5 hari Ya Sakit Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Nafsu mkn krg Ya Gigi terbatas
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Ya Batuk > 3 kali 2-3 hari Ya Sakit Ya Gigi terbatas
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Ya Batuk 1 kali 4-5 hari Ya Sakit Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Nafsu mkn krg Tidak Tidak
2 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Nafsu mkn krg Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2 kali Tidak pernah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Nafsu mkn krg Tidak Tidak
2 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Ya Batuk 1 kali 6-7 hari Ya Sakit Tidak Tidak
2 kali Tidak pernah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2 kali Tidak pernah Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
> 3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
> 3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
> 3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
2 kali Ya Tidak Tidak Ya Batuk > 3 kali 2-3 hari Tidak Tidak Ya Gigi terbatas
2 kali Ya Tidak Tidak Ya Demam 1 kali 6-7 hari Ya Sakit Ya Gigi terbatas
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Ya Batuk 1 kali 2-3 hari Ya Sakit Tidak Tidak
2 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ya Nafsu mkn krg Tidak Tidak
2 kali Ya Tidak Tidak Ya Batuk 1 kali 4-5 hari Ya Sakit Tidak Tidak
3 kali Ya Tidak Tidak Ya Batuk 1 kali 4-5 hari Ya Sakit Tidak Tidak
> 3 kali Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak