Abstract
Abstrak
Promethee Sebagai SPK Pemilihan Anggota Bem Fmipa Unlam Banjarbaru(Megi Adhiyani)| 26
Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK)
Volume 02, No.02 September 2015
ISSN: 2406-7857
1. PENDAHULUAN
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA UNLAM Banjarbaru adalah salah
satu organisasi perwakilan mahasiswa yang bertugas sebagai fungsi eksekutif dan
menjadi penghubung antara mahasiswa dengan lembaga. Sebagai organisasi yang
menjadi penghubung antara mahasiswa dengan lembaga, BEM memerlukan
anggota yang berkualitas agar dapat menyambung roda organisasi mahasiswa agar
terus berjalan dengan baik. BEM melakukan pergantian kepengurusan setiap
tahunnya, dimana biasanya ketua BEM akan dipilih langsung oleh mahasiswa. Pada
pemilihan anggota BEM, ketua akan memilih langsung calon anggota setelah
dilakukan beberapa tes penyeleksian berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan,
yaitu IPK, nilai wawancara, nilai keaktifan.
Proses pemilihan anggota BEM di FMIPA UNLAM Banjarbaru masih
dilakukan secara manual sehingga pemilihan anggota BEM memerlukan waktu yang
lama dan terkadang subjektif. Pemilihan yang subjektif muncul, apabila terdapat
hubungan personal antara juri dan calon anggota BEM. Namun, dimungkinkan
masih ada calon anggota lain yang memiliki kemampuan lebih dari calon anggota
yang terpilih tersebut. Oleh karena itu, diperlukan sebuah sistem pendukung
keputusan yang dapat mempermudah proses pengambilan keputusan. Sistem
Pendukung Keputusan adalah sebuah sistem yang mendukung untuk
menyelesaikan masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi pada
keputusan tertentu yang dihadapi oleh seorang manager maupun sekelompok
manager (6).
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam sebuah sistem
pengambilan keputusan, salah satunya adalah metode Promethee. Metode
Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisa yang
masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan (2).
2. METODE PENELITIAN
2.1 Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation
(PROMETHEE)
Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis
multikriteria.Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan.
Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam promethee adalah penggunaan
nilai dalam hubungan outranking (Brans, 1998). Ini adalah metode peringkat yang
cukup sederhana dalam konsep dan aplikasi dibandingkan dengan metode lain
untuk analisis multikriteria.
Dalam fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan
dominasi masing-masing kriteria.Indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking
secara grafis disajikan berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan. Data dasar
untuk evaluasi dengan metode Promethee disajikan sebagai berikut :
Tabel 1. Data dasar analisis Promethee
f1(.) f2(.) … fj(.) … fk(.)
a1 f1(a1) f2(a1) … fj(a1) … fk(a1)
a2 f1(a2) f2(a2) … fj(a2) … fk(a2)
… … … … … … …
Promethee Sebagai SPK Pemilihan Anggota Bem Fmipa Unlam Banjarbaru(Megi Adhiyani)| 27
Kumpulan jurnaL Ilmu Komputer (KLIK)
Volume 02, No.02 September 2015
ISSN: 2406-7857
Dimana:
ai : alternatif i
fk (ai) : kriteria yang ditetapkan untuk alternatif i
Strukutur preferensi yang dibangun atas dasar kriteria:
∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐴 𝑓(𝑎) > 𝑓(𝑏) 𝑎 𝑃 𝑏
}
𝑓(𝑎), 𝑓(𝑏) 𝑓(𝑎) = 𝑓(𝑏) 𝑎 𝐼 𝑏
Struktur kriteria di atas mempunyai pengertian bahwa setiap alternatif a dan
yang merupakan elemen himpunan A, apabila nilai dari alternatif a untuk kriteria
yang ditetapkan untuk alternatif a lebih dari nilai dari alternatif b, maka alternatif a
lebih dipilih (prefer) daripada alternatif b, sedangkan jika nilai dari alternatif a sama
dengan nilai dari alternatif b, maka dapat disimpulkan bahwa alternatif a tidak
mempunyai perbedaan (indifference) dengan fungsi b, sehingga untuk menentukan
alternatif mana yang lebih diprioritaskan dilakukan dengan memperhatikan nilai
dari alternatif lainnya (Brans et. al, 1986).
2.2.2. PROMETHEE I
Nilai terbesar pada leaving flow dan nilai yang kecil dari entering flow
merupakan alternatif yang terbaik. Leaving flow dan entering flow menyebabkan:
aP+b jika Φ + (a) > Φ + (b)
aI+b jika Φ + (a) = Φ + (b)
aP-b jika Φ - (a) < Φ - (b)
aI-b jika Φ - (a) = Φ - (b)
Promethee I menampilkan partial preorder (PI, II, RI) dengan
mempertimbangkan interaksi dari dua preorder:
2.2.3. PROMETHEE II
Dalam kasus complete preorder dalam K adalah penghindaran dari bentuk
incomparable, Promethee II complete preorder (PII, III) disajikan dalam bentuk net
flow disajikan berdasarkan pertimbangan persamaan : aPIIb jika (a) > Φ (b) aPIIb
jika (a) = Φ (b) Melalui complete preorder, informasi bagi pembuat keputusan lebih
realistik.
Dari hasil keputusan oleh sistem diatas didapatkan hasil keputusan yang
berbeda dengan hasil keputusan dari sistem manual di BEM FMIPA UNLAM, hal ini
dikarenakan adanya subjektifitas pada hasil keputusan sistem manual. Berdasarkan
sistem yang dibuat, dapat diketahui bahwa Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan
Anggota BEM dengan metode Promethee ini mendapatkan nilai kesesuaian 89,80%
dan sisanya 10,20% tidak sesuai dengan keputusan dari BEM FMIPA UNLAM. Dari
hasil sistem dapat dibuktikan bahwa dengan menggunakan metode Promethee
sebagai penentu keputusan berdasarkan perhitungan seluruh kriteria sudah sesuai
dengan sistem keputusan pemilihan anggota BEM FMIPA UNLAM Banjarbaru.
3.3. Implementasi
Berikut adalah hasil perangkingan terhadap 12 sampel calon anggota yang
dihasilkan sistem dengan menggunakan penerapan metode PROMETHEE .
4. KESIMPULAN
Dari hasil penerapan metode PROMETHEE pada sistem yang telah dibuat,
dapat diketahui bahwa Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Anggota BEM ini
mendapatkan nilai kesesuaian 89,80% dan sisanya 10,20% tidak sesuai dengan
keputusan dari BEM FMIPA UNLAM. Hal ini membuktikan bahwa dengan
digunakannya metode Promethee sebagai penentu keputusan berdasarkan
perhitungan seluruh kriteria sudah sesuai dengan sistem keputusan di BEM FMIPA
UNLAM, tetapi dalam beberapa hal pertimbangan keputusan sistem berbeda
dengan keputusan dari BEM FMIPA UNLAM, hal ini dikarenakan adanya
subjektifitas yang terjadi di BEM FMIPA UNLAM.
DAFTAR PUSTAKA