Anda di halaman 1dari 4

Kekeruhan merupakan kondisi air, dimana air mengandung materi tersuspensi/terlarut yang dapat

menghalangi masuknya cahaya matahari sehingga jarak pandang dalam air menjadi terbatas ( untuk
melihat kedalaman air yang makin dalam akan sulit). Materi tersuspensi tersebut memiliki variasi
ukuran, mulai dari yang berukuran koloidal hingga yang berukuran agregat kasar. Dimana, semakin
besar total suspended solids yang terdapat dalam air maka akan semakin besar turbiditas nya.
Kekeruhan juga dapat menunjukkan nilai air disaat kehilangan transparansinya ataupun warna
aslinya karena partikel yang tersuspensi. Semakin banyak padatan yang tersuspensi di dalam air
akan mengakibatkan warnanya semakin terlihat gelap dan semakin besar kekeruhannya. Selain
itu, sifat kekeruhan yang menghambat masuknya cahaya ke dalam air, mengakibatkan tumbuhan
didalam air terhambat proses fotosintesisnya sehingga menurunkan kadar oksigen terlarut (dissolved
oxygen). Kekeruhan dapat juga menunjukkan sifat optis air, yang mengakibatkan pembiasan cahaya
ke dalam air. Semakin keruh air, semakin tinggi daya hantar listriknya dan semakin banyak pula
padatannya.

Penyebab Kekeruhan

Kekeruhan di perairan terbuka bisa disebabkan oleh pertumbuhan fitoplankton, kegiatan manusia
yang berhubungan dengan tanah, seperti konstruksi, industri tertentu
seperti penggalian, pertambangan batubara dan pemulihan. Penyebab lain dari kekeruhan yaitu,
tingginya debit limbah, sedimen dan erosi, partikel koloid batuan, aktifitas pertanian, air buangan dari
daerah perkotaan dan industri.

Selain itu, kekeruhan juga dapat terjadi karena adanya materi yang terapung dan terurainya zat
tertentu, seperti bahan organik, jasad renik, lumpur, tanah liat dan benda lain yang melayang atau
terapung dan sangat halus.
Konsentrasi kekeruhan dalam penyebarannya didalam air dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Pertama, dipengaruhi intensitas penyinaran matahari dan komponen materi tersuspensi yang
terkandung di dalamnya. Kedua, dipengaruhi faktor dinamika seperti arus dan turbulensinya. Daerah
tengah atau pusat air memiliki turbiditas yang tinggi, karena pada daerah inilah terdapat arus atau
aliran yang maksimum.

Dampak Kekeruhan

Dalam segi untuk air minum, semakin tinggi tingkat kekeruhan, semakin tinggi risiko bahwa orang
mungkin terkena penyakit pencernaan. Terutama masalah kekebalan tubuh, karena kontaminan
seperti virus atau bakteri dapat melekat pada padatan tersuspensi. Dalam air permukaan
seperti danau , sungai dan waduk , tingkat kekeruhan yang tinggi dapat mengurangi jumlah cahaya
yang mencapai kedalaman lebih rendah, yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman air dan
akibatnya mempengaruhi spesies yang tergantung pada mereka, seperti ikan dan kerang. Tingkat
kekeruhan yang tinggi juga dapat mempengaruhi kemampuan insang ikan menyerap oksigen terlarut.
Kekeruhan yang tinggi dapat menghambat dan merusak fungsi insang pada ikan. Dampak dari
kekeruhan yang lain adalah dapat menurunkan nilai estetika pada air minum. Selain itu, kekeruhan
akan membentuk deposit (endapan) pada pipa-pipa maupun unit-unit pada Water Treatment Plant.
Akibatnya kerja sistem pengolahan akan mengalami gangguan.
Materi tersuspensi juga menjadi transport bagi kontaminan (partikulat nutrisi, logam dan toxicants
potensial lainnya), mendorong pertumbuhan patogen dan penyakit yang ditularkan melalui air, serta
dapat menyebabkan penipisan oksigen terlarut dalam air. Hal ini merupakan dampak dari adanya
partikulan bahan organik. Secara keseluruhan, tingkat kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan
penurunan produksi dan keragaman spesies.

Kekeruhan menjadi parameter kualitas air dan penting untuk dilakukan pengukuran karena tiga
alasan penting, yaitu masalah estetika, desinfeksi dan filtrasi. Tingkat kekeruhan pada air akan
memperngaruhi ketertarikan konsumen walaupun kekeruhan tidak berpengaruh langsung pada
kesehatan. Air yang memiliki kekeruhan yang tinggi, akan mempesulit kerja unit filtrasi pada
pengolahan air bersih dan tentunya harganya akan semakin lebih mahal. Desinfektan yang
digunakan pun akan berbeda sesuai dengan kandungan organisme berbahaya penyebab kekeruhan
pada air tersebut. Kekeruhan merupakan parameter air yang penting karena secara langsung
mempengaruhi jumlah cahaya yang tersedia untuk fotosintesis oleh ganggang laut, termasuk
vegetasi terendam air.

Metode Pengukuran

Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu :

1. Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya


yang dating
2. Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam
lapisan medium yang keruh.
3. Instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen ini
intensitas diukur secara langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan
larutan standar.
Kekeruhan dinyatakan dalam satuan turbiditas yang setara dengan 1mg/liter SiO2. Satuan kekeruhan
pada umumnya adalah NTU: Nephelometric Unit Kekeruhan. JTU ( jackson turbidity unit) , FTU
(formazin turbidity unit). Nilai kekeruhan ditunjukkan oleh banyaknya materi tersuspensi pada
jalannya sinar melalui sampel. Dimana kekekruhan ini disebabkan oleh kandungan benda koloid yang
tercampur dalam air. Peralatan yang pertama kali digunakan untuk mengukur turbiditas atau
kekeruhan adalah Jackson Candler Turbidimeter, yang dikalibrasi dengan menggunakan silika.
Kemudian, Jackson Candler Turbidimeter dijadikan sebagai alat baku atau standar bagi pengukuran
kekeruhan.

Satu Unit turbiditas Jackson Candler Turbidimeter dinyatakan dengan satuan 1 JTU. Pengukuran
kekeruhan dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter bersifat visual, yaitu
membandingkan air sampel dengan standar.

Selain dengan menggunakan Jackson Candler Turbidimeter, kekeruhan sering diukur dengan
metode Nephelometric. Pada metode ini, sumber cahaya dilewatkan pada sampel dan intensitas
cahaya yang dipantulkan oleh bahan-bahan penyebab kekeruhan diukur dengan menggunakan
suspensi polimer formazin sebagai larutan standar. Satuan kekeruhan yang diukur dengan
menggunakan metode Nephelometric adalah NTU (Nephelometric Tubidity Unit). Satuan JTU dan
NTU sebenarnya tidak dapat saling mengkonversi, akan tetapi Sawyer dan MC Carty (1978)
mengemukakan bahwa 40 NTU setara dengan 40 JTU. Menurut Lloyd (1985) peningkatan nilai
turbiditas pada perairan dangkal dan jernih sebesar 25 NTU dapat mengurangi 13%-50%
produktivitas primer. Peningkatan turbiditas sebesar 5 NTU di danau dan sungai dapat

Anda mungkin juga menyukai