Anda di halaman 1dari 6

Tugas PKN

Nama : Muhammad Bahresy Makmur

Nim : D021191056

Kelas : Mesin A

Amandemen Konstitusi
A. Latar belakang
Sebelum saya ke pembahasannya saya terlebih dahulu menjelaskan apa itu
konstitusi.Konstitusi adalah sebuah norma sistem politik dan hukum bentukan pada
pemerintahan negara biasanya dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Hukum ini tidak
mengatur hal-hal yang terperinci, melainkan hanya menjabarkan prinsip-prinsip yang menjadi
dasar bagi peraturan-peraturan lainnya. Dalam kasus bentukan negara, konstitusi memuat aturan
dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum. Istilah ini merujuk secara khusus untuk
menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum
termasuk dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara
pada umumnya.
Pada tanggal 21 Mei 1998 presiden Soeharto menyatakan berhenti dari jabatan presiden setelah
terjadi gelombang unjuk rasa besar-besaran, yang dimotori oleh manusia, pemuda, dan berbagai
komponen bangsa lainnya, di Jakarta dan di daerah-daerah. Berhentinya presiden soeharto di
tengah krisis ekonomi dan moneter yang sangat memberatkan kehidupan masyarakat Indonesia
menjadi awal dimulanya era reformasi di tanah air .
Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen) terhadap
UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena pada masa Orde
Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan di tangan rakyat),
kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu "luwes" (sehingga
dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat
penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
ALASAN AMANDEMEN UUD 1945
a.UUD 1945 bersifat sementara
Sifat kesementaraan UUD 1945 ini sebetulnya telah disadari sepenuhnya oleh para
perumus UUD 1945. Mereka berpacu dengan momentum kekalahan bala tentara jepang dalam
perang pasifik .oleh karena itu UUD sementara harus segera diselesaikan dengan harapan bisa
dijadikan landasan sementara bagi Negara yang hendak didirikan. Para pemimpin kita tidak mau
berlama-lama membuat undang-undang dasar karena harus mengutamakan kemerdekaan bangsa.

b.UUD 45 Memiliki kelemahan dan terlalu sederhana


sebagai sebuah konstitusi yang dibuat secara darurat dan terkesan buru-buru, UUD 1945
memiliki kelemahan yang cukup mendasar. Kita ketahui bahwa UUD 45 yang hanya berisi 37
pasal itu terlalu sederhana untuk sebuah konstitusi bagi Negara sebesar dan seberagam
Indonesia. Hal ini bukannya tanpa disadari oleh para pembuatnya. Mereka berpendapat bahwa
pelaksanaan UUD 1945 bisa diatur lebih lanjut dalam Undqang-Undang(UU).
Kelemahan UUD 1945 yang lain adalah belum secar tegas mengatur kehidupan yang
demokratis, supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia, dan otonomi daerah. Konstitusi
kita tersebut juga tidak mengatur peamberdayaan rakyat sehingga terjadi kesenjangan social
ekonomi. Praktik monopoli, oligopoly, dan monopsoni tumbuh dengan susbur tanpa kendali.
c. UUD 1945 Memberi Kekuasaan Yang Besar Kepada Presiden
UUD 1945 jelas-jelas memberi kekuasaan terlau besar kepada presiden. Setidaknya 12
pasal dari 37 pasal UUD 1945 (pasal 4-pasal 15)memberikan hak kepada presiden tanpa adanya
perimbangan. Persiden mempunayi hak prerogative dan legislative sekaligus. Dampak dari
pelimpahan kekuasaan itu adalah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan, munculnya kekuasaan
otoriter, korup dan menindas rakyat, serta menciptakan penyelenggaraan Negara yang buruk. Hal
itu bisa kita selama kepemimpinan presiden Ir.soekarno dan soeharto.
d. UUD 1945 Tidak Menganut Checks and Balances
UUD 1945 mendelegasikan kekuasaan yang sangat besar kepada kepada eksekutif.
Menurut penjelasan UUD 1945, presiden adalah penyelenggara pemerintahan Negara yang
tertinggi dibawah majelis. Presiden merupakan pusat kekuasaan yang diberi kewenangan
menjalankan pemerintahan sekaligus berkuasa membuat Undang-Undang.
Dua cabang kekuasaan yang berada ditangan presiden ini menyebabkan tidak jalannya prinsip
saling mengawasi dan saling mengimbangi(checks and balances). Selain itu, kekuasaan yang
menumpuk pada satu orang berpotensi melahirkan kekuasaan yang otoriter. Inilah yang menjadi
selama kepemimpinan dua orde di Indonesia.
e.Pasal-Pasal UUD 1945 terlalu “luwes”
Sebagai sebuah konstitusi , UUD 1945 selain sederhana juga hanya berisi pokok-pokok.
Harapannya segera ditindaklanjuti dengan Undang-Undang. Namun, hal ini justru menetapkan
UUD 1945 sebagai sesuatu yang luwes dan multitafsir. UUD 1945 dapat dengan mudah
diinterpretasikan oleh siapapun termasuk penguasa. Oleh karena itu, kepentingan pribadi atau
golongan bisa dengan mudah menyelinap dalam praktik pemerintahan dan ketatanegaraan kita
.misalnya pada pasal 7 UUD 1945 disebutkan,”presiden dan wakil presiden memegang
jabatannya selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali.
B.Tujuan Amandemen Konstitusi
Secara estimologis, amandemen berasal dari Bahasa Inggris: to amend diartikan sebagai to
make better, to remove the faults. Selanjutnya amandement diartikan sebagai a change for the
better; a correction of error, faults etc. Sementara itu, dalam istilah pengertian ketatanegaraan
(US Convention) amendment adalah an addition to, or a change of a constitution or an organic
act which is a pendent to the document rather than intercalated in the text (Smith and Zurcher
1966:14).
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari amandemen UUD 1945 ialah
untuk menyempurnakan UUD yang sudah ada agar tetap sesuai dengan perkembangan zaman.
Adapun amandemen yang dilakukan bertujuan untuk membawa bangsa ini menuju perubahan
yang lebih baik di berbagai bidang dengan senantiasa selalu memperhatikan kepentingan rakyat
 Tujuan yang pertama adalah untuk menyempurnakan beberapa aturan dasar yang berkaitan
dengan tatanan negara dalam rangka untuk mencapai tujuan nasional yang telah tercantum
dalam Alinea ke 4 Pembukaan UUD 1945. Selain itu juga untuk memperkokoh atau
memperkuat NKRI yang dasar negaranya adalah Pancasila.
 Tujuan yang kedua adalah untuk menyempurnakan aturan dasar yang berhubungan dengan
jaminan dan pelaksanaan kedaulatan rakyat dan juga untuk memperluas partisipasi rakyat
atau warga negara dalam pemerintahan agar menjadi negara yang sesuai dengan paham
demokrasi.
 Tujuan yang ketiga adalah untuk menyempurnakan aturan dasar yang berhubungan dengan
penyelenggaraan negara secara demokratis dan juga secara modern.
 Tujuan yang keempat adalah untuk menyempurnakan aturan dasar yang berkaitan dengan
jaminan dan perlindungan ham (hak asasi manusia) dan peradaban umat manusia yang
sekaligus merupakan syarat bagi suatu negara hukum yang dicita-citakan oleh UUD 1945.
 Tujuan yang kelima adalah untuk menyempurnakan aturan dasar yang berkaitan dengan
jaminan konstitusional dan kewajiban suatu negara untuk mewujudkan kesejahteraan
sosial bagi seluruh rakyatnya, mencerdaskan kehidupan bangsa, menegakkan etika, moral
dan solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusian dalam perjuangan mewujudkan negara yang maju dan
sejahtera.
 Tujuan yang keenam adalah untuk melengkapi aturan dasar yang sangat penting yang
sebelumnya mungkin belum ada atau masih kurang terutama yang berkaitan dengan
penyelenggaraan negara bagi eksistensi negara dan perjuangan negara dalam mewujudkan
negara yang demokratis, sebagai contoh adalah aturan yang berkaitan dengan pemilu dan
pengaturan wilayah negara.
 Tujuan yang terakhir adalah untuk menyempurnakan aturan dasar tentang kehidupan
bernegara dan juga berbangsa yang sesuai dengan perkembangan aspirasi, kebutuhan, serta
kepentingan bangsa dan negara Indonesia, selain itu juga untuk mengakomodasikan
kecenderungannya untuk masa yang akan datang.
C.Hasil Perubahan Amandemen Konstitusi
Perubahan terhadap UUD 1945 dilakukan sebanyak empat kali melalui mekanisme sidang MPR
yaitu:
 Sidang Umum MPR 1999 tanggal 14-21 Oktober 1999
 Sidang Tahunan MPR 2000 tanggal 7-18 Agustus 2000
 Sidang Tahunan MPR 2001 tanggal 1-9 November 2001
 Sidang Tahunan MPR 2002 tanggal 1-11 Agustus 2002.
Perubahan UUD Negara RI 1945 dimaksudkan untuk menyempurnakan UUD itu sendiri bukan
untuk mengganti. Secara umum hasil perubahan yang dilakukan secara bertahap MPR adalah
sebagai berikut.
Perubahan pertama terhadap UUD 1945 ditetapkan pada tgl. 19 Oktober 1999 dapat dikatakan
sebagai tonggak sejarah yang berhasil mematahkan semangat yang cenderung mensakralkan atau
menjadikan UUD 1945 sebagai sesuatu yang suci yang tidak boleh disentuh oleh ide perubahan.
Perubahan Pertama terhadap UUD 1945 meliputi 9 pasal, 16 ayat, yaitu :
Pasal yang Diubah :
 5 ayat 1
 Pasal 7
 Pasal 9 ayat 1 dan 2
 Pasal 13 ayat 2 dan 3
 pasal 14 ayat 1
 pasal 14 ayat 2
 pasal 15
 Pasal 17 ayat 2 dan 3
 Pasal 20 ayat 1 - 4
 Pasal 21
Isi perubahan :
 Hak Presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR
 Pembatasan masa jabatan Presiden dan Wakil Presiden
 Sumpah Presiden dan Wakil Presiden“
 Pengangkatan dan Penempatan Duta
 Pemberian Grasi dan Rehabilitasi
 Pemberian amnesty dan abolisi
 Pemberian gelar, tanda jasa dan kehormatan lain
 Pengangkatan Menteri
 DPR
 Hak DPR untuk mengajukan RUU
Perubahan Kedua. Perubahan kedua ditetapkan pada tgl. 18 Agustus 2000, meliputi 27 pasal
yang tersebar dalam 7 Bab, yaitu:
Bab yang Diubah:
 Bab VI
 Bab VII
 Bab IXA
 Bab X
 Bab XA
 Bab XII
 Bab XV

Isi perubahan :
 Pemerintahan Daerah
 Dewan Perwakilan Daerah
 Wilayah Negara
 Warga Negara dan Penduduk
 Hak Asasi Manusia
 Pertahanan dan Keamanan
 Bendera, Bahasa, Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan
Perubahan Ketiga. Perubahan ketiga ditetapkan pada tgl. 9 November 2001, meliputi 23 pasal
yang tersebar 7 Bab, yaitu:
Bab yang Diubah:
 Bab I
 Bab II
 Bab III
 Bab V
 Bab VIIA
 Bab VIIB
 Bab VIIIA
Isi perubahan:
 Bentuk dan Kedaulatan
 MPR
 Kekuasaan Pemerintahan Negara
 Kementerian Negara
 DPR
 Pemilihan Umum
 BPK
Perubahan Keempat, ditetapkan 10 Agustus 2002, meliputi 19 pasal yang terdiri atas 31 butir
ketentuan serta 1 butir yang dihapuskan. Dalam naskah perubahan keempat ini ditetapkan
bahwa:
 UUD 1945 sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama, kedua, ketiga, dan
keempat adalah UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan
diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
 Perubahan tersebut diputuskan dalam rapat Paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18 Agustus
2000 Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
 Bab IV tentang “Dewan Pertimbangan Agung” dihapuskan dan pengubahan substansi
pasal 16 serta penempatannya kedalam Bab III tentang “Kekuasaan Pemerintahan
Negara”.

Anda mungkin juga menyukai