PENDAHULUAN
I. Informasi Jurnal
1. Judul jurnal
Antepartum Haemorrhage
2. Penulis
Rosalba Giordano, Alessandra Cacciatore, Pietro Cignini, Roberto Vigna,
Mattea Romano
3. Tahun
Received: 14 March 2019
Accepted: 15 March 2019
a. Latar Belakang
Pada umumnya plasenta terletak di segmen uterus bagiam segmen
atas. Solusio plasenta adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan
maternal plasenta dari tempat implantasinya yang normal pada lapisan
desidua endometrium sebelum waktunya yakni sebelum anak lahir. Ini
terjadi pada sekitar satu dari 80 kasus dan sumber utama kematian
perinatal dan morbiditas. Studi epidemiologi baru-baru ini melaporkan
mulai dari 5,9 hingga 6,5 per 1000 kelahiran tunggal dan 12,2 per 1000
kelahiran kembar. Angka kematian perinatal 119 per 1000 kelahiran
abrupsi. Risiko abrupsi dapat berulang pada kehamilan berikutnya
meningkat sebanyak 10 kali lipat. Penyebab pasti dari solusio tidak
diketahui.
Abrupsi muncul dari perdarahan ke dalam desiduas basalis
plasenta, yang menghasilkan pembentukan hematoma dan peningkatan
tekanan hidrostatik yang mengarah ke pemisahan plasenta yang
berdekatan. Haematoma yang dihasilkan mungkin kecil dan terbatas atau
mungkin berlanjut melalui lapisan desidua. Namun demikian perdarahan
dapat terjadi secara menyeluruh atau sebagian disembunyikan, jika
1
haematoma tidak mencapai batas plasenta dan serviks maka kehilangan
darah bisa terungkap. Pendarahan bisa mencapai miometrium dan dapat
disebut Couvelaire rahim. Pembuluh plasenta yang abnormal dapat
menjadi faktor predisposisi iskemia, sehingga solusio plasenta terlihat
lebih sering pada penyakit hipertensi gestasional, peningkatan paritas,
polihidramnion, chorioamnionitis, pecahnya membran yang lama, trauma,
dan kemungkinan trombofilia.
Plasenta previa didefinisikan sebagai plasenta yang terletak
seluruhnya atau sebagian dalam segmen rahim bawah. Prevalensi plasenta
previa yang jelas secara klinis diperkirakan sekitar 4 atau 5 per 1000
kehamilan. Secara klasik, plasenta previa dibagi dalam empat jenis yaitu
plasenta previa totalis, parsialis, marginalis dan letak rendah. Klasifikasi
ini sulit digunakan dalam praktik, karena definisi segmen bawah uterus
lebih konseptual daripada anatomi. Tetapi dengan pemeriksaan USG
klasifikasi plasenta previa dapat terlihat. Placenta previa disebabkan oleh
implantasi blastocyst rendah di rongga rahim. Faktor yang terkait dengan
perkembangan plasenta previa termasuk peningkatan paritas ibu, usia ibu
lanjut, semakin meningkat ukuran plasenta (kehamilan multipel),
kerusakan endometrium (dilatasi dan kuretase sebelumnya), riwayat
Operasi caesar, bekas luka rahim dan patologi (sebelumnya os
miomektomi atau endometritis), patologi plasenta (insersi tali pusat dan
lobus succenturiate), riwayat bpravia plasenta, dan merokok. Meskipun
plasenta akreta sangat jarang (0,004%) pada wanita dan dapat terjadi di
9,3% wanita namun menurut data dari California Selatan.
b. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang jenis perdarahan
antepartum, pemeriksaan penunjang, faktor risiko dan penangannya secara
umum.
2
Diagnosis solusio plasenta dibuat secara klinis dan kemudian
dipastikan kembali dengan pemeriksaan penunjang seperti USG. Tanda
dan gejalanya seperti dengan perdarahan vagina, sakit perut, kontraksi
rahim dan nyeri tekan. Dalam kasus yang parah ibu yang mengalami
solusio plasenta dapat menunjukkan dekompensasi divaskular dengan
bukti hypovolemia. Jantung janin mungkin tidak ada, dan ada risiko serius
pengembangan koagulopati di ibu karena faktor pembekuan darah. Tanda
tanda klinik kehilangan darah yang tidak proporsional dengan jumlah
perdarahan vagina. Hal tersebut dapat membuat morbiditas janin
meningkat, dapat menyebabkan bayi lahir prematur, BBLR, anemia,
hiperbilirubin. Solusio plasenta tidak terdeteksi dalam 20–35% dan
terungkap pada 65–80% dari kasus. Pada solusio berat, komplikasi
termasuk pendarahan yang banyak dan membutuhkan transfusi darah ibu
bahkan kematian. Penelitian di Inggris sebagian besar wanita yang
mengalami solusio plasenta akan menjalani pemindaian rutin 21–23
minggu (pemindaian anomali). Klasifikasi wanita hadir dengan derajat
ringan dari vagina tanpa rasa sakit perdarahan tanpa adanya nyeri
persalinan. Perdarahan pada daerah vagina sering terjadi karena
pembentukan pada segmen bawah uterus. Malpresentasi janin ditemukan
dalam sepertiga kasus dan banyak kasus plasenta previa tidak berdarah
sampai awal persalinan. Diagnosis plasenta previa paling sering dibuat
pada pemeriksaan USG. Sebanyak 26% dari plasenta ditemukan terletak
rendah pada pemeriksaan USG pada trimester kedua awal. Ultrasonografi
transvaginal aman untuk dilakukan dalam menemukan tepi plasenta.
Klasifikasi plasenta previa.
• Tipe I Plasenta previa totalis yang menutupi seluruh bagian
Ostium Uteri Internum
• Tipe II Plasenta parsialis yang menutupi sebagian OUI
• Tipe III Plasenta marginalis yang tepinya berada pada pinggir
OUI
• Tipe IV Plasenta letak rendah yang berimplantasi pada segmen
bawah uterus jaraknya kurang lebih 2 cm dari OUI.
3
Klasifikasi solusio plasenta
Ruptur sinus marginalis : plasenta terlepas pada pinggirnya
saja
Solusio plasenta parsialis : plasenta terlepas sebagian dari
tempat perekatannya
Solusio plasenta totalis : seluruh permukaan maternal
plasenta lepas
d. Kesimpulan
Setelah solusio plasenta dan plasenta previa dicurigai, tindakan
harus cepat dilakukan prognosis untuk ibu dan janin diperparah oleh
waktu. Resusitasi ibu dan pengobatan syok hipovolemik utama dilakukan
jika banyak kekurangan darah. Pada plasenta previa tidak terasa nyeri
tekan dan darah keluar tanpa sebab, sedangkan pada solusio plasenta nyeri
tekan sangat terasa dan warna darah kehitaman. Pemeriksaan USG sangat
dianjurkan untuk mendiagnosis perdarahan anterpartum. Pada solusio
plasenta dan plasenta previa tipe totalis dan marginalis harus dilakukan
sectio caesarea. Os juga dapat diberikan antibiotik, analgetik, tokolitik dan
steroid dalam membantu mengurangi gejala simptomatik.
BAB II
TELAAH JURNAL
4
suatu penelitian sangat bergantung dari desain penelitian dimana uji klinis
menempati urutan tertinggi. Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu
penelitian dimulai dari komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi.
Masing-masing komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam
menentukan apakah hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai
referensi.
Telaah kritis meliputi semua komponen dari suatu penelitian dimulai dari
komponen pendahuluan, metodologi, hasil, dan diskusi. Masing-masing
komponen memiliki kepentingan yang sama besarnya dalam menentukan apakah
hasil penelitian tersebut layak atau tidak digunakan sebagai referensi.
2. Intervention
Pada penelitian ini tidak dilakukan intervensi subjek penelitian.
3. Comparison
5
Penelitian ini membandingkan variabel kontrol yang rutin menggunakan
pemeriksaan USG untuk mendeteksi gejala dari perdarahan antepartum.
4. Outcome
Hampir 26% kelainan plasenta ditemukan pada kehamilan trimester kedua.
5. Validity
Research question
a) Is the data collected in accordance with the purpose of the research?
Iya. Data yang diambil sesuai dengan tujuan penelitian.
Randomization
Was the randomization list concealed from patients, clinicians, and
researchers?
Tidak. Pada penelitian ini baik pasien, peneliti maupun tenaga kesehatan
mengetahui kelompok perlakuan yang telah ditentukan.
6. Importancy
6
Is this study is important?
Ya, penelitian ini penting karena hasil penelitian ini mengevaluasi
seberapa penting pemeriksaan USG untuk mengetahui diagnosis perdarahan
antepartum.
7. Applicability
Is your environment so different from the one in study that the methods
could not be use there?
Telaah Applicability
BAB III
SIMPULAN
7
DAFTAR PUSTAKA