Contoh Kisah Inspiratif 3 PDF
Contoh Kisah Inspiratif 3 PDF
Keharmonisan di Kalibaru
(Ayu Wandira)
108 | H A R M O N I
kompetensi dalam bidang keagaaman harus dioptimalkan. Dari kompetensi
yang saya miliki, sedikit tergambar kegiatan apa saja yang akan saya
lakukan di lokasi KKN nantinya. Mungkin saya bisa mengajar di sekolah,
atau mengajar ngaji di suatu Majelis Ta’lim. Kemudian bersosialisasi
langsung dengan masyarakat, mengadakan penyuluhan-penyuluhan, dan
lain sebagainya.
Pandangan awal saya mengenai KKN yaitu kegiatan yang berisi
tentang sosialisasi dengan masyarakat dan membaur langsung dengan
masyarakat, serta memberikan pelayanan untuk masyarakat. Setelah
melakukan KKN, pandangan saya tentang hal itu ternyata hanya sebagian
kecil dari apa yang dilakukan ketika KKN. Karena pada saat KKN tidak
hanya bercengkerama langsung dengan masyarakat, melainkan kita
berusaha menyatukan 18 orang dengan latar belakang dan karakter yang
berbeda-beda menjadi satu kesatuan, satu kelompok, HARMONI. Karena
kekompokan sebuah tim atau kelompok KKN akan berpengaruh besar
terhadap keberhasilan setiap program yang akan dilaksanakan. Selain itu,
KKN juga menjadi wadah bagi saya untuk menguji bagaimana saya ketika
harus berhadapan langsung dengan masyarakat dengan suasana baru,
budaya baru, kebiasaan baru, dan konfik permasalahan yang tidak jarang
baru ditemui ketika KKN. Hal itu membuat pemikiran dan pandangan saya
menjadi luas mengenai hidup bermasyarakat.
Keharmonisan HARMONI
109 | H A R M O N I
macam jurusan dan fakultas yang berbeda. Namun, ketika pelaksanaan
KKN saya hanya beranggotakan 18 orang, dikarenakan teman saya
berhalangan mengikuti KKN. 17 orang baru itu akan hidup bersama saya
selama satu bulan, dengan karakter dan latar belakang yang berbeda-beda.
Dengan perbedaan latar belakang, karakter, maka terdapat pula
beragam kompetensi yang dimiliki setiap anggota kelompok. Seperti halnya
ketua kelompok KKN saya, yaitu Kabir yang merupakan mahasiswa
Jurusan Komisi Penyiaran Islam yang kompeten dalam bidang agama. Dia
sudah memiliki banyak pengalaman dalam mengisi kajian-kajian islam,
sehingga sangat membantu program kerja kelompok, seperti memimpin
pengajian rutin setiap malam jum’at di Mushalla Al-Marwah, dan dalam
acara-acara keagamaan lainnya. Selain itu, ada pula Mariani mahasiswi
Jurusan Pendidikan Agama Islam yang berkompeten dalam mengajarkan
ilmu-ilmu agama kepada anak-anak, seperti rukun islam, rukun iman, dan
lain sebagainya hingga mengajarkan baca tulis Al-Qur’an. Selain itu, Yani
panggilan akrabnya, juga sangat pandai dalam memasak. Dia merupakan
anggota Divisi Konsumsi yang sangat pandai dan inovatif dalam mengatur
daftar menu yang akan dijadikan santapan dimakan pagi dan sore anggota
kelompok. Di Divisi Konsumsi, Yani dibantu dengan Laras yang juga tidak
kalah pandai memasak dan mempunyai banyak ide menarik dalam
memasak. Dalam bidang keagamaan, masih banyak lagi anggota kelompok
yang sangat kompeten seperti Faizi, Zainal, Nilam, Mahdi, Nailah, dan
hampir seluruh anggota kelompok memiliki kompetensi yang cukup untuk
mengajarkan ilmu agama, termasuk baca tulis Al-Qur’an. Karena pada
dasarnya setiap mahasiswa UIN sudah dibekali dengan kompetensi
tersebut yang didapatkan dari Praktek Qira’ah dan Praktek Ibadah yang
didapatkan dibangku perkuliahan.
Dalam bidang pendidikan ada Nita yang merupakan mahasiswi
Jurusan Pendidikan Matematika, dia sangat kompeten dalam mengajarkan
matematika baik ditingkat SD, SMP, hingga SMA. Selain itu ada pula
Tamam mahasiswa Jurusan Kimia dan Nilam mahasiswi Jurusan Biologi,
mereka sudah handal dalam mengajarkan ilmu pengetahuan alam terlebih
terhadap anak-anak yang hampir setiap malam rutin mengunjungi posko
KKN untuk belajar berbagai macam mata pelajaran. Termasuk bahasa
asing, salah satunya adalah bahasa inggris, Rahma dapat dihandalkan
dalam bidang ini, karena dia merupakan mahasiswi Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris. Selain bahasa inggris, anak-anak juga diajarkan bahasa arab,
110 | H A R M O N I
Novia merupakan mahasiswi Sastra Arab yang tentu saja sudah
berkompeten dalam hal ini. Ada pula Baiq yang merupakan mahasiswi
Pendidikan Islam Anak Usia Dini, yang sangat membantu dalam program
mengajar di Yayasan PAUD dan TK yang terdapat di Desa Kalibaru. Tidak
hanya mahasiswa yang bersangkutan dengan bidang pendidikan yang telah
disebutkan sebelumnya, mahasiswa lain seperti Miftah yang merupakan
mahasiswa Fakultas Ekonomi, Faizi, Mahdi, Eki, Alfinda, Amel juga selalu
mengajar dan membimbing anak-anak dalam belajar. Seperti mengajarkan
membaca, menulis, berhitung kepada anak-anak disekitar Desa Kalibaru.
Di Desa Kalibaru, masih banyak anak-anak yang sudah duduk di kelas 4 SD
tetapi masih belum lancar bahkan belum bisa membaca. Sehingga tidak
jarang mengajarkan membaca dijadikan sebagai fokus utama dalam
mengajar. Mengajar yang saya maksudkan disini bukanlah mengajar secara
formal di lembaga pendidikan langsung, melainkan bisa disebut sebagai
membimbing belajar anak-anak tersebut diluar jam sekolah, tepatnya
dimalam hari.
Dalam bidang dokumentasi, ada Alfinda yang sangat bisa diandalkan.
Dia adalah mahasiswi Jurusan Komisi Penyiaran Islam. Alfinda sangat
pandai dalam mengambil gambar dan mengabadikan momen-momen yang
terjadi disetiap kegiatan yang dilakukan kelompok KKN, baik dalam
pelaksanaan program kerja hingga kejadian-kejadian sehari-hari seperti
memasak, bersenda gurau, dan lain sebagainya. Selain itu, dia juga bisa
mengedit video untuk di bagikan di media sosial KKN HARMONI. Dalam
hal ini Alfinda, Tamam, dan Nilam selalu meluangkan waktu untuk
mengedit foto-foto dan video-video kegiatan semenarik mungkin yang
kemudian diunggah di media sosial. Nilam juga sangat pandai dalam
mendesain sertifikat yang akan diberikan sebagai cenderamata. Selain itu
ada pula Laras, yang sangat kreatif dan pandai dalam mendesain banner90
yang sangat diperlukan sebagai perlengkapan dalam setiap acara.
Kelompok KKN HARMONI mengadakan kegiatan renovasi Taman
Baca Masyarakat yang ada di Desa Kalibaru. Salah satu yang kelompok saya
renovasi adalah rak buku. Tentunya dalam menyusun buku agar terlihat
rapi, maka buku-buku tersebut harus dikategorikan dalam berbagai macam
kategori. Dalam hal ini, Amel yang merupakan mahasiswi Ilmu
Perpustakaan, dia sangat bisa diandalkan. Dia mengerti bagaimana
90 Spanduk
111 | H A R M O N I
penyusunan buku layaknya di perpustakaan. Dia sangat membantu dalam
mengkategorikan buku-buku di taman baca, sehingga taman baca yang
tadinya cukup berantakan, setelah direnovasi terlihat lebih rapi.
Dalam mengadakan setiap kegiatan, selalu diawali dengan sosialisasi
dengan warga mengenai kegiatan yang akan kelompok adakan. Hal ini
dilakukan demi kelancaran dan kesuksesan acara yang akan
diselenggarakan. Zainal, Miftah, dan Eki selalu menjadi orang yang selalu
membagikan undangan ke setiap pejabat di desa tersebut. Seperti ketua
RT, RW, Jaro, hingga ke Sekretaris Desa dan Kepala Desa. Hampir setiap
acara yang diadakan oleh kelompok selalu mereka yang menyebarkan
undangan sembari mensosialisasikannya terhadap mereka. Selain mereka
bertiga, ada pula Kabir, Faizi, dan Mahdi yang melakukan sosialisasi acara
terdapat tokoh agama setempat. Tak lupa seluruh anggota kelompok yang
selalu melakukan hal yang sama terhadap warga di sekitar Desa Kalibaru
tersebut. Hal ini sangat berdampak positif bagi kelancaran acara, karena
akan mengundang lebih banyak warga untuk datang. Dengan adanya
sosialisasi tersebut, tidak jarang saya mendapatkan banyak bantuan dari
warga untuk menyelenggarakan acara, seperti salah satunya acara
Pemeriksaan dan Pengobatan Gratis yang bekerja sama dengan Yayasan
Amanah Takaful, warga sangat membantu dalam mendirikan tenda, dan
menyediakan kursi untuk tempat duduk warga yang mengantri untuk
diperiksa dan diobati. Hal itu tentu sangat menggembirakan, terlebih
warga yang datang juga melebihi ekspektasi saya.
Banyak sekali momen-momen yang tak terlupakan yang terjadi
selama hidup bersama selama satu bulan. Seperti ketika saya dan teman-
teman menyiapkan semua hal-hal yang dibutuhkan untuk kegiatan, ketika
melakukan rapat, briefing 91 , dan evaluasi yang tidak jarang mengundang
gelak tawa seluruh anggota kelompok. Kemudian ada pula momen yang
terjadi ketika saya dan teman-teman akan melaksanakan pembukaan KKN
di Kantor Desa Kalibaru. Sebagai bentuk simbolis tanda dibukanya secara
resmi kegiatan KKN, saya dan teman-teman berinisiatif untuk mengadakan
acara ‘Potong Tumpeng’. Dirasa tidak mampu untuk membuatnya,
Bahwasanya setiap sesuatu yang dilakukan bersama-sama, dengan satu
rasa, satu tujuan, maka hasilnya insyaallah akan sesuai dengan apa yang
kelompok saya harapkan. meminta tolong kepada warga sekitar untuk
91 Pengarahan
112 | H A R M O N I
membuatkan tumpeng. Kebesokan harinya, dipagi hari sebelum acara
dimulai, saya mengambil tumpeng tersebut ke rumah warga yang saya
pasrahkan untuk membuat tumpeng tersebut. Betapa terkejutnya saya,
ketika melihat tumpeng tersebut tidak berbentuk kerucut layaknya
tumpeng pada umumnya. Dengan cepat, saya dan Rahma pun langsung
bergegas ke rumah ketua RT untuk meminjam cetakan tumpeng, namun
beliau tidak memilikinya, akhirnya saya dan Rahma hanya meminjam
semacam wadah untuk memasak nasi yang berbetuk kerucut. Disinilah
momen itu tercipta, ketika saya dan teman-teman mencoba untuk
membuat tumpeng tersebut berbentuk seperti pada umumnya. saya
mencoba berulang kali namun masih tetap gagal. Akhirnya, saya
mencobanya kembali dengan kerja sama seluruh anggota kelompok, ada
yang memasukkan nasi ke dalam cetakan, ada yang memegang cetakannya,
ada yang menghias tumpeng agar terlihat lebih menarik, ada pula yang
mengarahkannya, dan ada pula yang selalu berdo’a agar usaha saya dan
teman-teman berhasil. saya menunggu hasilnya seraya terus berdo’a terus
dan detak jantung sudah sedikit tidak normal menunggu hasilnya. Dengan
kekuatan kebersamaan, akhirnya dipercobaan terakhir ini, tumpeng
tersebut berbentuk seperti tumpeng pada umumnya. Hal ini tentu saja
menambah keharmonisan dan kekompakan dalam kelompok. Bahwasanya
setiap sesuatu yang dilakukan bersama-sama, dengan satu rasa, satu tujuan,
maka hasilnya insyaallah akan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Selain itu masih banyak lagi momen-momen yang tak terlupakan.
Ketika membantu mengajar di yayasan An-Najam, ketika jam istirahat saya
bersama Alfinda dan Amel selalu membeli baso ayam gelas yang tidak
pernah absen berjualan disana. Tidak jarang pula ketika ada yang menjual
makanan/kue tradisional, saya dan teman-teman juga membelinya.
113 | H A R M O N I
tersumbat dan berisi sampah. Kendati demikian, saya juga kagum dengan
adanya beberapa yayasan pondok pesantren yang ada didaerah tersebut.
Hal itu menunjukkan bagusnya pendidikan keagamaan yang ada didaerah
tersebut. Setelah melaksanankan KKN, saya juga merasa kagum,
dikarenakan banyaknya TPQ yang ada di daerah dusun yang saya tinggali,
total ada 7 TPQ. Namun, masih banyak keluhan yang saya dapatkan dari
masing-masing TPQ, salah satunya yaitu keluhan dari minimnya fasilitas
yang mereka miliki. Kendati demikian, mereka tetap mengajar anak-anak
meskipun dengan fasilitas seadanya.
Banyak momen yang tercipta ketika saya melakukan kegiatan KKN
ini. Salah satu momen yang sangat berkesan yaitu ketika saya berada di
Yayasan Pendidikan An-Najam. Ketika itu, kelompok saya sedang
mengadakan program Pelatihan Manajemen Keuangan Keluarga yang
berkerja sama dengan Social Trust Fund92 (STF). Peserta dari pelatihan itu
sendiri adalah wali murid dari Yayasan Pendidikan An-Najam. Saat acara
sedang berlangsung, semua peserta pelatihan masuk kedalam ruang kelas,
sedangkan murid An-Najam berada diluar kelas. Saat itu saya sedang
berada diluar kelas, menemani anak-anak disana. Disanalah saya bertemu
dengan Elan, salah satu murid di yayasan tersebut. Pertama kali melihat dia,
saya merasa ada sesuatu yang aneh dari tingkah laku dia, dia tidak bergaul
dengan teman-temannya, dan tidak beraktivitas seperti layaknya anak-
anak disana. saya mencoba mendekati dan mencoba berbicara dengan dia.
Dia mulai sedikit mau membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang saya lontarkan. Tiba-tiba Pendiri sekaligus guru di
Yayasan An-Najam tersebut menghampiri Elan dan berkata seraya meraba
punggung Elan, “Elan hari ini ga pake baju robotnya?” dengan bingung saya
langsung bertanya kepada beliau. Ternyata dulu Elan pernah mengalami
patah tulang belakang, sehingga mengharuskan dia memakai “baju robot”
tersebut. Hal itu membuat dia harus menunda sekolah selama setahun,
sehingga dia sedikit sulit untuk bercengkerama dengan teman-temannya.
Namun, sekarang Elan sudan tidak mengenakan “Baju Robot” tersebut, dia
sudah berangsur-angsur mulai pulih. Disamping itu, para peserta pelatihan
diminta untuk menuliskan harapannya. Ada salah seorang peserta yang
menarik perhatian saya, beliau menulis harapannya “jika saya masih ada
umur, saya ingin melihat cucu saya wisuda”, sungguh harapan yang sangat
114 | H A R M O N I
sederhana dan mulia. Hal yang sangat langka ditemukan di Desa Kalibaru.
Dan yang lebih menariknya lagi, ternyata beliau adalah Nenek dari Elan.
Hal itu hampir saja membuat saya menitikkan air mata. Melihat cucunya
tumbuh dewasa dan menggapai gelar sarjana dengan kondisi Elan yang
dulu pernah sakit parah. Nenek Elan selalu mengantarkan dan menemani
cucunya hingga pulang sekolah. Setiap saya melihat Nenek Elan, saya
melihat banyaknya kasih sayang dan kesungguhan dalam mendidik Elan
menjadi pribadi yang baik. Hal yang dapat saya ambil dari kisah ini, yaitu
pentingnya menanamkan pentingnya pendidikan oleh keluarga. Karena
keluarga merupakan wadah pertama seorang anak dalam mempelajari
norma-norma dalam kehidupan. Dengan menanamkan kepada anak akan
pentingnya pendidikan, semangat dan harapan yang ada dalam diri
seseorang untuk selalu menimba ilmu setinggi-tingginya tidak akan pernah
pudar walaupun mereka berada pada kondisi ekonomi, bahkan kondisi
masyarakat yang tidak mendukung mereka untuk mencapainya.
Budaya, kebiasaan, dan terlebih lagi bahasa yang ada disana
merupakan hal yang sangat menarik bagi saya. Bahasa dan logat yang
mereka gunakan sangat menggelitik. Seperti kata “sekolah” menjadi
“kolah”, kemudian kata “sepeda” menjadi “peda”, kata “kecelakaan” menjadi
“laka”, dan masih banyak lagi. Logat dari bahasa mereka pun sangatlah
berbeda dan menarik. Hingga suatu ketika mulai berbahasa dengan logat
tersebut karena seringnya mendengar mereka berbicara. Semua budaya,
kebiasaan, dan bahasa mereka sangatlah menjadi pengalaman dan
pembelajaran baru dalam hidup saya. Kalibaru selalu menjadi tempat yang
akan saya rindukan.
115 | H A R M O N I
tersebut terhadap lingkungan sekitar. Mencetak generasi muda dengan
karakter yang baik tentu saja akan memberikan perubahan besar yang
menuju ke arah positif untuk Desa Kalibaru itu sendiri. Selama saya KKN
disana, ada beberapa waktu saya melakukan pertemuan dengan Karang
Taruna Desa, hal yang mengejutkan ketika mengetahui bahwa anggota
karang taruna itu sendiri bukanlah remaja-remaja di desa tersebut. Hal ini
menunjukkan kurangnya ikut campur generasi muda dalam pembangunan
desa. Untuk itu, seharusnya remaja-remaja di desa tersebut diikiutsertakan
dalam hal tersebut, sehingga hal tersebut akan menambahkan pengalaman
dan pengetahuan mereka.
Kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan haruslah ditanamkan
dalam jiwa anak sejak kecil. Seperti dengan memasukkan anak ke lembaga
pendidikan untuk anak usia dini disertai dengan bimbingan dari orangtua
ketika dirumah. Sehingga keingintahuan anak mengenai sesuatu pun
menjadi meningkat. Selain itu pula, warga juga bisa menanamkan
pentingnya membaca, karena di desa ini terdapat beberapa taman baca
yang bisa dimanfaatkan oleh warga.
Harapan saya bagi Desa Kalibaru yaitu, semoga Kalibaru semakin
berkembang, semakin maju, dan semoga Kalibaru selalu mendapatkan
keberkahan, kemakmuran, kejayaan, dan keharmonisan.
116 | H A R M O N I