Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Bahresy Makmur

NIM : D021191056
Departemen : Teknik Mesin (A)

Hak dan Kewajiban Warga Negara Bidang Agama


Hak Kebebasan Beragama Dalam Hukum Indonesia
Wacana kebebasan beragama sesungguhnya sudah berkembang sejak bangsa ini akan
diproklamirkan tahun 1945 silam, bahkan jauh sebelum itu. Melalui Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), wacana ini hangat diperdebatkan founding
father, khususnya dalam perumusan pasal 29 UUD 1945. Dengan arti kata, masalah kebebasan
beragama memang tidak pernah tuntas diperdebatkan hingga sekarang. Semula, rancangan awal
pasal 29 dalam UUD 1945 BPUPKI berbunyi: “Negara berdasar atas ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Kemudian diubah lewat
keputusan rapat PPKI, 18 Agustus 1945 menjadi: “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa”. Rumusan ini menghilangkan tujuh kata (dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi
pemeluk-pemeluknya), yang justru dipandang prinsipil bagi kalangan nasionalis-Islam. Rumusan
inilah yang dipakai dalam konstitusi Indonesia hingga sekarang dan tidak mengalami perubahan
meski telah empat kali mengalami amandemen: 1999,2000, 2001, dan 2002.UUD 1945 dalam
untuk melindungi kebebasan beragama bagi setiap warga negaranya. Dengan demikian,
kebebasan beragama di Indonesia dijamin oleh UUD 1945 terutama pasal 28E, 28I, dan 29.
Pembatasan terhadap kebebasan itu hanya dapat dilakukan melalui UU sebagaimana ditur dalam
Pasal 28J UUD 1945 tersebut. Dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
juga diatur adanya hak-hak asasi manusia dan kewajiban dasarmanusia. Pasal 22 UU Nomor 39
Tahun 1999 menegaskan bahwa:
 Setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing danuntuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu.
 Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanyamasing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dankepercayaannya itu.
Tetapi Undang-Undang yang sama juga mengatur adanya kewajiban dasar manusia, yaitu
seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan tidak memungkinkan terlaksananya dan
tegaknya HAM, sebagaimana diatur dalam Pasal-pasal 1, 67, 68, 69 dan 70 UU tersebut. Tentang
pembatasan hak dan kebebasan hanya dapat dilakukan oleh UU sebagaimana diatur Pasal 73 UU
tersebut. Demikian pula kebebasan beragama dijamin oleh Kovenan Internasional Hak Sipil dan
Politik yang telah diratifikasi menjadi UU Nomor 12 Tahun 2005. Dalam Pasal 18 ayat (1), (2)
dan (3) UU ini, disebutkan sebagai berikut:
 Setiap orang berhak atas kebebasan berpikir, berkeyakinan danberagama. Hak ini
mencakup kebebasan untuk menganut ataumenerima suatu agama atau kepercayaan atas
pilihannya sendiri, dankebebasan baik secara individu maupun bersama-sama dengan
orang lain, dan baik di tempat umum atau tertutup, untuk menjalankan agama atau
kepercayaannya dalam kegiatan ibadah, ketaatan,pengamalan dan pengajaran.
 Tidak seorang pun boleh dipaksa sehingga mengganggu kebebasannya untuk menganut
atau menerima suatu agama atau kepercayaannya sesuai dengan pilihannya.
 Kebebasan untuk menjalankan agama atau kepercayaannya seseorang hanya dapat
dibatasi oleh ketentuan hukum, yang diperlukan untuk melindungi keamanan, ketertiban,
kesehatan atau moral masyarakat atau hak dan kebebasan mendasar orang lain.

Berdasarkan Pasal 29
Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.
Penjelasan dari kedua pasal di atas:
Dari isi pasal 29 ayat 1 dijelaskan ideologi negara Indonesia dalah Ketuhanan yang Maha
Esa, oleh karena segala kegiatan di negara Indonesia harus berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa. Dan itu besifat mutlak. Prinsip Ketuhanan yang ditanamkan dalam UUD 1945 merupakan
perwujudan dari pengakuan keagamaan. Oleh karena itu, setiap orang bebas memeluk agama dan
beribadah menurut agamanya yang warganya anggap benar dan berhak mendapatkan pendidikan
yang layak, serta hak setiap warga negara untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak dan
nyaman untuk tinggal dan berhak menentukan kewarganegaraan sendiri.
Berikutnya, dari isi pasal 29 ayat 2 dijelaskan bahwa setiap warga negara memiliki agama
dan kepercayaanya sendiri tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun. Dan tidak ada yang bisa
melarang orang untuk memilih agama yang diyakininya. Setiap agama memiliki cara dan proses
ibadah yang bermacam-macam, oleh karena itu setiap warga negara tidak boleh untuk melarang
orang beribadah. Supaya tidak banyak konflik-konflik yang muncul di Indonesia.
Dalam Pasal 29 ayat 2 menyimpulkan bahwa dalam Negara Indonesia diberi kebebasan kepada
rakyatnya untuk memeluk dan beribadat sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.
Menjalankan perintah-Nya adalah sebuah kewajiban sebagai umat yang beragama. Kita harus
saling menghormati antara pemeluk agama lain agar dapat terciptanya ketentraman dan toleransi
antar pemeluk agama, Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup, Percaya
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
maisng merupakan hak setiap warga negara. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk
untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu. Negara memberi fasilitas bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga
negara dan mediator ketika terjadi konflik agama.
Oleh karena itu di dalam negara Indonesia tidak boleh ada pertentangan dalam hal Ketuhanan
Yang Maha Esa, dan sikap atau perbuatan yang anti terhadap Ketuhanan Yang Maha Esa, anti
agama. Sedangkan sebaliknya dengan paham Ketuhanan Yang Maha Esa ini hendaknya
diwujudkan kerukunan hidup beragama, kehidupan yang penuh toleransi dalam batas-batas yang
diizinkan oleh atau menurut tuntutan agama masing-masing, agar terwujud ketentraman dan
kesejukan di dalam kehidupan beragama .
Untuk senantiasa memelihara dan mewujudkan 3 model hidup yang meliputi:
 Kerukunan hidup antar umat seagama
 Kerukunan hidup antar umat beragama
 Kerukunan hidup antar umat beragama dan Pemerintah
setiap warga negara memiliki agama dan kepercayaanya sendiri tanpa ada unsur paksaan dari
pihak manapun. Dan tidak ada yang bisa melarang orang untuk memilih agama yang
diyakininya. Setiap agama memiliki cara dan proses ibadah yang bermacam-macam, oleh karena
itu setiap warga negara tidak boleh untuk melarang orang beribadah. Supaya tidak ada konflik-
konflik yang muncul di Indonesia, tentunya dengan menjaga kerukunan umat, saling
menghormati, dan menjaga persatuan.
Pasal 29 ayat (1) : “ Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.”
 Hak : Memeluk agama sesuai keinginan.
 Kewajiban : Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pasal 29 ayat (2) : “ Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”
 Hak : Bebas memeluk agama.
 Kewajiban : Beribadat menurut agama dan kepercayaan.

Anda mungkin juga menyukai