Penyusun
DAFTAR ISI
Kata “diabetes” berasal dari kata “diabere” yang berarti siphon atau
tabung yang berfungsi untuk mengalirkan atau memindahkan cairan dari satu
tempat ke tempat lain. Disebut dengan penyakit diabetes karena salah satu
gejala atau ciri pengidap penyakit diabetes adalah sering buang air kecil.
Penyakit diabetes sudah dikenal jauh sebelum abad masehi. Kira-kira pada
1500 tahun SM, di Mesir, pada Papyrus Ebers ditemukan sebuah penyakit
dengan gejala banyak kencing (Alamsyah. 2013).
Setelah itu berabad-abad kemudian sekitar 30 tahun SM, Celsus atau
Paracelsus juga menemukan penyakit yang gejalanya mirip dengan yang
ditemukan di Mesir jauh sebelumnya. Namun pada saat itu belum ada
penamaan untuk gejala penyakit tersebut, hanya saja digunakan istilah
“penyakit aneh” untuk menamakannya. Baru sekitar 200 tahun kemudian-lah,
Areteaus menamakan penyakit aneh tersebut dengan nama diabetes. Areteaus
menggambarkan penyakit diabetes sebagai meleleh atau larutnya daging dan
tungkai ke dalam cairan urine (Alamsyah. 2013).
Seperti dikutip dari situs News Medical, istilah diabetes diciptakan
Aretaeus, seorang filsuf dari Kapadokia, Yunani. Istilah ini berasal dari kata
Yunani “diabainein”, yang berarti berjalan atau berdiri dengan kaki terbelah.
Dari sinilah konon asal mula penggunaan “diabetes” sebagai nama untuk
penyakit yang melibatkan pembuangan urine berlebihan. Kata diabetes
pertama yang tercatat dalam bahasa Inggris dalam bentuk diabete, dalam
sebuah teks medis yang ditulis sekitar tahun 1425.
Pada tahun 1675, seorang dokter dari Inggris bernama Thomas Willis
menambahkan kata mellitus, dari bahasa Latin yang berarti madu, sebuah
referensi untuk rasa manis dari urine. Rasa manis ini diketahui setelah melihat
urine orang Yunani kuno, China, Mesir, India, dan Persia yang disukai semut.
Matius Dobson pada tahun 1776 mengungkapkan bahwa rasa manis itu
disebabkan kelebihan gula dalam urine dan darah penderita diabetes.
Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh ahli faal di perancis,
Claude Bernard (1813-1878), menemukan glukosa tubuh di timbun di hari
sebagai glikogen. Pada 1889, Oskar Minkowski (1858-1931) dan Joseph Von
Mering (1849-1908) dari Stasbourg menemukan adanya hubungan antara
pankreas dan diabetes. Paul Langerhans (1847-1888), dalam tesis doktor nya
pada 1869 di berlin, menemukan sel-sel pada jaringan pankreas yang
menghasilkan hormon yang dapat menurunkan glukosa. Sel –sel ini sekarang
disebut sebagai The Islets Of Langerhans. Pada awal adab ke 20, beberapa
sarjana termasuk Geor Zuelzer dari berlin , Nicolas Paulesco dari roma, serta
Ernest scott dan israel kleiner dari amerika, secara bersamaan menemukan
ekstrak pankreas yang bisa menurunkan gula darah.
Penyakit diabetes mellitus dipandang sebagai hukuman mati di zaman
kuno. Bahkan, filsuf Hippocrates memilih untuk tidak menyebutkan penyakit
itu. Bisa jadi hal ini dilatarbelakangi Hippocrates merasa penyakit itu tak
dapat disembuhkan. Aretaeus tidak berusaha untuk mengobatinya, tetapi tidak
bisa memberikan prognosis yang baik. Ia hanya berkomentar bahwa hidup
(dengan diabetes) pendek, menjijikkan, dan menyakitkan.
Apabila diuraikan lagi, sejarah perjalanan penyakit yang juga disebut
kencing manis ini masih sangat panjang. Jelasnya, mereka yang punya riwayat
keturunan menderita diabetes, yang disebut diabetisi, berpontensi besar
mewarisi penyakit ini.
Umumnya, gejala diabetes baru terdeteksi di atas usia 40. Namun,
bukan berarti mereka yang tak memiliki riwayat keturunan takkan terkena
penyakit ini. Bukan berarti pula orang muda tak akan terkena penyakit ini.
Selain faktor genetic, penyebab penyakit ini adalah perubahan gaya hidup,
kebiasaan makan yang buruk, perubahan komposisi tubuh, adanya penyakit
penyerta, usia lanjut, dan pemakaian obat-obatan rutin.
Sekalipun penyakit diabete sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu,
baru 100 tahun terakhir ini kita bisa mengatasi atau mengobati diabetes
dengan lebih baik. Dulu, sebeblum ditemukan obat insulin, penderita
dianbetes, terutama yang tipe 1, tidak akan dapat bertahan hidup lebih dari 1
tahun. Beruntung sekali pada musim panas 1921, seorang dokter spesialis
bedah mudah dari Universitas Toronto yang bernama Dr. Frederick G.
Banting(1891-1941) bersama mahasiswa asistennya, Charles Best (1899-
1978) berhasil menemukan insulin dalam penelitian mereka. Penelitian ini
dilakukakan dilaboratorium ahli fisiologi J.J.R. Macleod (1876-1935) yang
dibantu asistennya, seorang ahli biokimia bernama james B. Collip (1892-
1965). Pada tahun 1923, banting dan macleod memperoleh hadiah nobel
dalam bidang kedookteran berkat penemuan ini. Kedua orang ini kemudian
membagi penghargaan luar biasa ini dengan rekan mereka best dan collip..
Namun para ahli kemudian sadar bahwa insulin saja tidak cukup untuk
menyembuhkan diabetes. meskipun bermanfaat sekali untuk mempertahankan
hidup pasien, suntikan harus dilakukan seumur hidup. Dan, kerja insulin yang
singkat serta tidak diketahui dosis yang tepat memunculkan masalah baru.
Para dokter pada era 1920-an juga berdebat tentang penting atau tidaknya
kontrol gula darah yang baik. Ketika itu, orang tidak percaya bahwa diet dan
olahraga sunguh penting dan beranggapan bahwa satu-satunya obat diabetes
adaalah insulin. Pada 1930an dan 1940an, baru ditemukan insulin yang dapat
bekerja dalam waktu lama (selama satu haru penuh).
Sampai sekarang,telah ditemukan bermacam-macam insulin dengan
cara kerja yang berbeda,sehingga penangan pasien diabetes tipe 1 menjadi
makin sempurna selain itu, bagi pengidap dabetes tipe 2,kontrol gula menjadi
jauh lebeih baik dengan pemakaian kombinasi tablet dan suntuk insulin.
Hans tandra. 2017. panduan lengkap mengenal dan mengatasi diabetes dengan
cepat dan mudah. PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta