Anda di halaman 1dari 2

Contoh Kasus

Kode etik audit

Kasus Harry Azhar Aziz Ketua BPK

Koalisi Selamatkan BPK menuntut Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Harry Azhar
Aziz untuk mundur. Desakan muncul pasca Majelis Kehormatan Kode Etik (MKKE) BPK RI
menyatakan Harry terbukti melanggar kode etik. Pasal 19 huruf b UU 15/2016 tentang BPK,
menurut dia, telah mengatur jelas bahwa pelanggar kode etik BPK harus diberhentikan
dengan tidak hormat dari jabatannya. Wakil Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW)
Agus Sunaryanto mengatakan, mundurnya Harry sebagai Ketua BPK penting dilakukan untuk
menjaga kehormatan institusi BPK. Peraturan BPK no 2 tahun 2011 tentang Kode Etik BPK.
Pasal 11 peraturan tersebut mengatur dua jenis sanksi atas pelanggaran kode etik anggota
BPK, yakni hukuman peringatan tertulis dan hukuman pemberhentian dari keanggotaan
BPK. Harry diketahui memiliki perusahaan di negara suaka pajak (tax haven) bernama Sheng
Yue International Ltd. Hal tersebut terungkap pasca dokumen milik firma hukum asal
Panama ‘Mossack Fonseca’ bocor ke publik. Harry tidak mencantumkan keterkaitannya
terhadap perusahaan tersebut dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara
(LHKPN). Atas itu Koalisi melaporkan indikasi adanya pelanggaran etik yang dilakukan Harry.
Sidang Putusan MKKE BPK RI lalu memutuskan Harry terbukti melanggar Kode Etik. Dia
dinilai melanggar ketentuan Peraturan BPK no 2 tahun 2011 yaitu tidak mematuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 7 ayat (1) huruf b), dan
menjalankan pekerjaan dan profesi lain yang dapat mengganggu independensi, integritas,
dan profesionalismenya selaku anggota BPK. (Pasal 8 ayat 2 huruf d).

Regulasi Audit

Kasus Garuda

Garuda Indonesia adalah maskapai penerbangan nasional plat merah yang dimiliki
Indonesia. Baru-baru ini perusahaan negara garuda indonesia melakukan tindak manipulasi
atas laporan keuangan, dimana laporan pada desember 2018 mengalami laba yang cukup
signifikan ditopang dari pendapatan atas kerjasama dengan mahata, hal tersebut
berbanding terbalik dengan laporan pada kuartal III pada tahun 2018 mengalami kerugian.
Dalam kurun waktu yang sangat singkat garuda indonesia mampu mencetak laba dengan
jumlah yang sangat signifikan. Kejadian tersebut membuat banyak masyarakat dan
pemerintah ingin mengetahui laporan keuangan yang dibukukan oleh garuda indonesia dan
diaudit oleh KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan rekan yang merupakan auditor
independen. Atas adanya indikasi yang tidak wajar di tubuh Badan Usaha Milik Negara
garuda indonesia, Badan Pemeriksa Keuangan memanggil KAP yang melakukan audit
terhadap laporan keuangan garuda indonesia tahun buku 2018, untuk dimintai keterangan
pengungkapan laba dari pendapatan atas piutang kontrak kerjasama yang dilakukan dengan
mahata. BPK menidentifikasi hal tersebut sebagai temuan atas manipulasi laporan keuangan
yang dilakukan garuda indonesia dan lolos audit yang dilakukan oleh KAP, hal tersebut tidak
sesuai dengan kaidah akuntansi yang berlaku di Indonesia atas pengakuan pendapatan
piutang yang tidak wajar

Anda mungkin juga menyukai