PENGANTAR
Komunikasi meliputi aktivitas organisasi; itu adalah proses dimana hal-hal dilakukan
dalam organisasi. Setiap karyawan terus terlibat dan dipengaruhi oleh proses komunikasi. Bagi
para manajer, berkomunikasi secara efektif adalah keterampilan yang penting karena manajer
merencanakan, mengatur, dan mengendalikan fungsi yang hanya dapat dioperasionalkan
melalui aktivitas komunikatif. Karena pentingnya untuk efektivitas organisasi, kami
menyediakan bab untuk memberikan pemahaman tentang proses komunikasi dan untuk tugas
memahami bagaimana menjadi komunikator yang lebih baik.
PENTINGNYA KOMUNIKASI
Apa itu Komunikasi ?
Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communis, yang berarti "umum" -
komunikator berusaha untuk membangun "kesamaan" dengan penerima. Oleh karena
itu, kita dapat mendefinisikan komunikasi sebagai transmisi informasi dan pemahaman
melalui penggunaan simbol umum.
Proses
Proses umum komunikasi terdiri dari lima elemen: komunikator, pesan, medium,
penerima, dan umpan balik. Dapat diringkas secara sederhana sebagai: Siapa
mengatakan apa, dengan cara apa, kepada siapa, dengan efek apa.
MODEL KLASIK
Model proses komunikasi yang dikenal luas telah berkembang terutama dari karya
awal Shannon, Weaver, dan Schramm. Elemen elemen yang termasuk : komunikator, encoder,
pesan, media, decoder, penerima, umpan balik, dan kebisingan.
a. Komunikator (penghubung)
Dalam kerangka kerja organisasi, komunikator adalah karyawan dengan ide,
niat, informasi, dan tujuan untuk berkomunikasi. Sebagai contoh, seorang komunikator
bisa menjadi perawat ruang gawat darurat yang berbagi ide dengan atasannya tentang
cara mengurangi waktu tunggu pasien pada malam akhir pekan yang sibuk.
b. Encoder (pengkodean)
Proses pengkodean harus dilakukan yang menerjemahkan gagasan komunikator
ke dalam serangkaian simbol sistematis — ke dalam bahasa yang mengekspresikan
tujuan komunikator. Bentuk utama dari pengkodean adalah bahasa. Fungsi pengkodean
adalah untuk menyediakan bentuk di mana ide dan tujuan dapat diungkapkan atau
dikemas sebagai pesan.
c. Pesan
Hasil dari proses encoding adalah pesan. Tujuan komunikator diungkapkan
dalam bentuk pesan — baik verbal maupun nonverbal. Manajer memiliki banyak tujuan
untuk berkomunikasi, seperti untuk membuat orang lain memahami ide-ide mereka,
untuk memahami ide-ide orang lain, untuk mendapatkan penerimaan dari diri mereka
sendiri atau ide-ide mereka, atau untuk menghasilkan tindakan.
d. Media
Media adalah pembawa pesan — sarana yang digunakan untuk mengirim pesan.
Organisasi memberikan informasi kepada anggota dalam berbagai cara, termasuk
komunikasi tatap muka, percakapan telepon, pertemuan kelompok, teks, email, memo,
pernyataan kebijakan, sistem imbalan, jadwal produksi, dan konferensi video.
e. Decoding/Penerima
Agar proses komunikasi selesai, pesan harus diterjemahkan sehingga relevan
dengan penerima. Decoding, istilah teknis untuk proses berpikir penerima, melibatkan
interpretasi. Penerima mengartikan (mendekode) pesan berdasarkan pengalaman
mereka sebelumnya dan kerangka referensi.
f. Umpan balik
Bagi manajer, umpan balik komunikasi dapat datang dalam banyak cara. Dalam situasi
tatap muka, umpan balik langsung melalui pertukaran verbal adalah mungkin.
g. Kebisingan
Dalam kerangka komunikasi manusia, kebisingan dapat dianggap sebagai
semua faktor yang mengubah pesan yang dimaksud. Kebisingan dapat terjadi pada
masing-masing elemen komunikasi.
Pesan Non Verbal
Informasi yang dikirim oleh seorang komunikator yang tidak terkait dengan informasi
verbal. Atau, pesan yang dikirim dengan postur tubuh, ekspresi wajah, dan gerakan tangan dan
mata; sama pentingnya dengan komunikasi verbal. Salah satu aspek paling menarik dari
komunikasi nonverbal adalah bahwa komunikasi itu efektif dan tidak tertekan.
BERKOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
Budaya terdiri dari moral, hukum, dan adat istiadat yang memengaruhi perilaku dan yang
dimiliki oleh semua atau hampir semua anggota kelompok sosial. Ketika manajer dari dua
budaya yang jauh berusaha untuk berkomunikasi, kesalahpahaman dapat terjadi (Gambar
15.3).
a. Words (Kata-kata)
Budaya berbeda dalam jumlah informasi kontekstual yang diperlukan ketika
orang berinteraksi satu sama lain. Individu dari budaya komunikasi konteks tinggi tidak
memerlukan pertukaran informasi yang terperinci, tetapi lebih mengandalkan
pengetahuan yang mereka miliki tentang individu lain sebelum interaksi. Budaya Asia
dan Amerika Latin cenderung masuk dalam kategori ini.
Sebaliknya, budaya konteks rendah seperti di Jerman, Australia, dan Amerika
Serikat memerlukan pertukaran informasi yang eksplisit dan terperinci ketika dua atau
lebih individu berinteraksi satu sama lain. Masalah dapat terjadi ketika seorang individu
dari budaya konteks tinggi harus melakukan bisnis dengan mitra dalam budaya konteks
rendah.
b. Space (Ruang)
Setiap orang memiliki batas ruang tak terlihat yang mengelilingi dirinya. Di
beberapa budaya (mis., Eropa utara), batasnya luas, sedangkan di budaya lain (mis.
Negara-negara Timur Tengah), ruang ini bisa sangat sempit. Kesalahpahaman dapat
terjadi ketika seorang pengusaha dari budaya di mana pria bersentuhan dan merangkul
satu sama lain sebagai bagian dari normal, kehidupan sehari-hari memulai kontak fisik
dengan rekannya dari budaya di mana sentuhan antara pria jarang terjadi dan hanya
terjadi dengan anggota keluarga. Individu yang terakhir akan merasa tidak nyaman dan
dapat salah menafsirkan maksud dari kontak fisik.
c. Time (Waktu)
Individu di Asia, Timur Tengah, dan Amerika Latin cenderung memandang
waktu secara berbeda daripada kebanyakan individu dari Amerika Serikat, Inggris, dan
Jerman. Contoh paling umum dari kesalahpahaman terjadi sehubungan dengan waktu
penunjukan. Seorang Amerika tiba di kantor mitranya di Meksiko sekitar 10 menit
sebelum pertemuan yang dijadwalkan dan menemukan bahwa orang tersebut tidak akan
tiba sampai sekitar satu jam lagi.
d. Behavior (Tingkah laku)
Membaca bahasa tubuh seseorang dapat menjadi latihan yang menantang
karena melibatkan penilaian komunikasi nonverbal yang subyektif. Misalnya,
anggukan kepala, yang berarti ya di Amerika Serikat tetapi tidak di Bulgaria. Tanda
OK dengan ibu jari dan telunjuk berarti "uang" di Prancis, "tidak berharga" di Jepang,
dan sesuatu yang sangat cabul di Brasil. Melambaikan tangan, ucapan selamat tinggal
di Amerika Serikat, merupakan penghinaan besar di Yunani dan Nigeria.
BERKOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
a. Arah Komunikasi
Desain organisasi harus menyediakan komunikasi dalam empat arah yang berbeda: ke
bawah, ke atas, horisontal, dan diagonal. Keempat arah ini membentuk kerangka kerja
di mana komunikasi dalam suatu organisasi berlangsung.
i) Komunikasi ke bawah
mengalir dari individu di tingkat hierarki yang lebih tinggi ke yang berada di
level yang lebih rendah. Bentuk paling umum dari komunikasi ke bawah adalah e-
mail yang didistribusikan secara berkelompok atau massal, instruksi kerja, memo
resmi, pernyataan kebijakan, prosedur, manual, dan publikasi perusahaan.
ii) Komunikasi ke atas
Komunikasi mengalir dari level yang lebih rendah ke level yang lebih tinggi
dalam suatu organisasi; termasuk kotak saran, pertemuan kelompok, dan prosedur
pengaduan.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi yang mengalir antar individu dalam situasi tatap muka dan
kelompok. Komunikasi interpersonal adalah sarana utama komunikasi manajerial; pada
hari-hari biasa, lebih dari tiga perempat komunikasi manajer terjadi dalam interaksi
tatap muka.
Manajer berhubungan dan belajar dari lingkungan (termasuk orang-orang di
lingkungan itu) terutama melalui informasi yang diterima dan dikirim. Dan bagaimana
manajer menerima dan mengirimkan informasi sebagian tergantung pada bagaimana
mereka berhubungan dengan dua pengirim informasi yang sangat penting: diri mereka
sendiri dan orang lain.
a) Gaya Interpersonal
Mengacu pada bagaimana seseorang lebih suka berhubungan dengan orang lain
(cara). Fakta bahwa sebagian besar hubungan interpersonal apa pun melibatkan
komunikasi menunjukkan pentingnya gaya interpersonal.
1. Arena
Wilayah yang paling kondusif bagi hubungan interpersonal dan komunikasi
yang efektif disebut arena. Dalam pengaturan ini, baik komunikator (diri) dan
penerima (orang lain) tahu semua informasi yang diperlukan untuk melakukan
komunikasi yang efektif. Agar upaya komunikasi berada di wilayah arena, para
pihak yang terlibat harus berbagi perasaan, data, asumsi, dan keterampilan yang
identik. Karena arena adalah bidang pemahaman bersama, semakin besar jadinya,
komunikasi semakin efektif.
2. Titik buta.
Ketika informasi yang relevan diketahui oleh orang lain tetapi tidak untuk diri
sendiri, blind spot akan muncul. Ini merupakan cacat bagi diri sendiri, karena
seseorang hampir tidak dapat memahami perilaku, keputusan, dan potensi orang
lain tanpa memiliki informasi yang menjadi dasarnya. Yang lain memiliki
keuntungan mengetahui reaksi mereka sendiri, perasaan, persepsi, dan sebagainya,
sementara diri tidak menyadari hal ini. Akibatnya, hubungan dan komunikasi
antarpribadi menderita.
3. Fasad.
Ketika informasi diketahui oleh diri sendiri tetapi tidak diketahui oleh orang
lain, seseorang (diri) dapat menggunakan komunikasi yang dangkal — yaitu,
menghadirkan “front palsu,” atau fasad. Informasi yang kita anggap berpotensi
merugikan suatu hubungan atau bahwa kita menjaga diri kita sendiri dari rasa takut,
keinginan untuk kekuasaan, atau apa pun, yang membentuk fasad. Situasi seperti
itu sangat merusak ketika bawahan "tahu" dan atasan langsung "tidak tahu."
b) Strategi Interpersonal
Seorang individu dapat meningkatkan komunikasi interpersonal dengan menggunakan
dua strategi: paparan dan umpan balik.
1) Exposure (paparan)
Meningkatkan area arena dengan mengurangi area fasad mengharuskan individu
terbuka dan jujur dalam berbagi informasi dengan orang lain.
2) Umpan Balik
Ketika diri tidak tahu atau mengerti, komunikasi yang lebih efektif dapat dikembangkan
melalui umpan balik dari mereka yang tahu. Dengan demikian, blind spot dapat
dikurangi dengan peningkatan yang sesuai di arena. Mendapatkan umpan balik
tergantung pada kerja sama aktif orang lain, sementara paparan membutuhkan perilaku
aktif dari komunikator dan mendengarkan secara pasif orang lain.
c) Gaya Managerial
Kegiatan manajer sehari-hari terkait erat dengan komunikasi interpersonal yang
efektif. Manajer memberikan informasi (yang harus dipahami), mereka memberikan
perintah dan instruksi (yang harus dipatuhi dan dipelajari), dan mereka melakukan
upaya untuk mempengaruhi dan membujuk (yang harus diterima dan ditindaklanjuti).
Jadi, bagaimana manajer berkomunikasi, baik sebagai pengirim dan penerima, sangat
penting untuk kinerja yang efektif. Setidaknya empat gaya manajerial yang berbeda
dapat diidentifikasi.
1. Type A
Manajer yang merupakan pemimpin otokratis, biasanya menyendiri dan dingin; seringkali
komunikator interpersonal yang buruk.
2. Type B
Manajer yang mencari hubungan baik dengan bawahan tetapi tidak mampu
mengungkapkan perasaan secara terbuka; seringkali komunikator interpersonal yang tidak
efektif.
3. Type C
Manajer hanya tertarik pada gagasan mereka sendiri, bukan gagasan dan pendapat orang
lain; biasanya komunikator tidak efektif. Bawahan segera menyadari bahwa manajer semacam
itu tidak terlalu tertarik untuk berkomunikasi, hanya mengatakan, dan terutama tertarik untuk
mempertahankan rasa penting dan prestise mereka sendiri.
4. Type D
Manajer yang merasa bebas mengekspresikan perasaan kepada orang lain dan meminta
orang lain mengungkapkan perasaan; komunikator interpersonal yang paling efektif
1. Menindaklanjuti (Followup)
Teknik ini digunakan ketika Anda menganggap bahwa Anda salah paham dan,
jika mungkin, berusaha untuk menentukan apakah makna yang Anda maksudkan
benar-benar diterima.
2. Mengatur Arus Informasi
Mengatur komunikasi dapat memastikan aliran informasi yang optimal kepada
manajer, sehingga menghilangkan hambatan komunikasi yang berlebihan. Komunikasi
dapat diatur dalam kualitas dan kuantitas.
3. Menggunakan Umpan Balik
Kita mungkin berharap bahwa umpan balik dalam bentuk komunikasi ke atas
akan lebih didorong dalam organisasi organik, tetapi mekanisme yang mendorong
komunikasi ke atas ditemukan dalam banyak desain organisasi yang berbeda.
Organisasi yang sehat membutuhkan komunikasi ke atas yang efektif jika komunikasi
ke bawahnya memiliki peluang untuk menjadi efektif.
Intinya adalah mengembangkan dan mendukung mekanisme umpan balik
melibatkan jauh lebih banyak daripada menindaklanjuti komunikasi. Sebaliknya, agar
efektif, umpan balik harus menarik, responsif, dan diarahkan menuju hasil yang
diinginkan.
4. Empati
Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam peran orang lain dan
menganggap sudut pandang dan emosi individu tersebut. Empati mengharuskan
komunikator untuk menempatkan diri pada posisi penerima untuk mengantisipasi
bagaimana pesan itu kemungkinan akan diterjemahkan. Manajer menganggap diri
mereka sebagai komunikator yang jauh lebih baik daripada bawahan mereka
memandang mereka.
5. Pengulangan
Pengulangan adalah prinsip pembelajaran yang diterima. Memperkenalkan
pengulangan atau redundansi ke dalam komunikasi (terutama yang bersifat teknis)
memastikan bahwa jika satu bagian dari pesan tidak dipahami, bagian lain membawa
pesan yang sama.
6. Mendorong Kepercayaan Bersama
Tekanan waktu sering berarti bahwa manajer tidak dapat menindaklanjuti
komunikasi dan mendorong umpan balik atau komunikasi ke atas setiap kali mereka
berkomunikasi. Dalam keadaan seperti itu, suasana saling percaya dan kepercayaan
antara manajer dan bawahan mereka dapat memfasilitasi komunikasi.
7. Pengaturan waktu yang efektif
Manajer harus menyadari bahwa ketika mereka berusaha berkomunikasi dengan
penerima, pesan lain diterima secara bersamaan. Dengan demikian, pesan yang dikirim
manajer mungkin tidak terdengar. Pesan yang tidak bersaing dengan pesan lain lebih
mungkin dipahami. Karena masalah ini, banyak organisasi menggunakan "retret" ketika
kebijakan atau perubahan penting dibuat.
8. Bahasa yang disederhanakan
Manajer harus ingat bahwa komunikasi yang efektif melibatkan transmisi
pemahaman serta informasi. Jika penerima tidak mengerti, maka komunikasi menjadi
tidak efektif. Bahkan, banyak teknik yang dibahas dalam bagian ini sebagai tujuan
tunggal mereka mempromosikan pemahaman. Manajer harus menyandikan pesan
dengan kata-kata, permohonan, dan simbol yang bermakna bagi penerima.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "CEO Tokopedia Akui 49 Barang
Dicurangi Pegawai saat Flash
Sale", https://tekno.kompas.com/read/2018/08/28/19480017/ceo-tokopedia-akui-49-
barang-dicurangi-pegawai-saat-flash-sale.
Penulis : Yudha Pratomo
Editor : Reza Wahyudi
MASALAH
Pada saat peringatan ulangtahun Tokopedia yang ke 9, beberapa karyawan melakukan
kecurangan dalam bentuk perubahan harga produk. Hal itu kemudian diketahui oleh CEO
Tokopedia. Hal ini menimbulkan integritas dan juga pamor Tokopedia terganggu.
Memang hanya sedikit barang yang diubah harganya, tetapi dampaknya pada
kelangsungan dan pamor Tokopedia di masyarakat.
PEMBAHASAN
Menurut kami, kasus tersebut termasuk dalam hambatan komunikasi antara karyawan
dengan atasan. Yang dimaksud adalah penyaringan informasi yang dilakukan dalam
bentuk kecurangan (perubahan harga). Atasan hanya mengetahui bahwa harga sudah
diturunkan tapi nyatanya belum atau bahkan diubah menjadi lebih mahal.
SOLUSI
Menurut kami solusi yang dilakukan oleh pihak Tokopedia sendiri sudah tepat, yakni
memecat beberapa karyawan yang terindikasi melakukan kecurangan. Hal itu ditujukan
agar kedepannya, karyawan-karyawan Tokopedia tidak melakukan kecurangan dan yang
lebih penting adalah melakukan komunikasi yang intens dengan atasan.