Anda di halaman 1dari 15

PENERAPAN EKOLOGI INDUSTRI

PADA PENGOLAHAN TEBU DI KAWASAN

INDUSTRI KUJANG CIKAMPEK

Makalah yang Disusun untuk Melengkapi Tugas

Mata Kuliah Kimia Lingkungan 2

Semester II/2016

Dosen Pengajar :
Dr.Nopi Stiyati.P, S.Si, MT.
NIP. 19841118 200812 2 003

OLEH
Wahyu Mahardika Subianto
H1E110546

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpah kan rahmat dan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas
Makalah ini dengan baik meskipun saya sebagai penulis menyadari banyak
kekurangan di dalamnya.Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan mengenai penerapan te
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr.Nopi Stiyati.P, S.Si, MT.
selaku dosen mata kuliah Kimia Lingkungan 2 yang telah mempercayakan tugas
pembuatan makalah yang berjudul Penerapan Ekologi Industri Pada.
Saya selaku penulis menyadari sepenuhnya masih banyak terdapat
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi isi maupun
penulisannya. Sebelumnya Saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan Saya memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di waktu mendatang.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ..........................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN ........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGENALAN EKOLOGI INDUSTRI ............................................. 3
2.2 CONTOH PENERAPAN EKOLOGI INDUSTRI
PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEBU ........................................ 4
2.3 PENERAPAN KONSEP KUNCI EKOLOGI INDUSTRI ................... 7
2.3.1 ANALISA SISTEM dan TRANSFORMASI
MATERIAL ....................................................................... 7
2.3.2 JENIS SISTEM PADA KAWASAN EKOLOGI
INDUSTRI KUJANG CIKAMPEK .................................. 8
2.3.3 ANALOGI ALAM dan PENDEKATAN MULTI-
DISIPLINER PADA KAWASAN INDUSTRI
KUJANG CIKAMPEK ..................................................... 9

BAB III: PENUTUP


3.1 KESIMPULAN ................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan berkembangya zaman, kebutuhan manusia terus-menerus


meningkat. Berbagai barang dan bahan harus diolah dan diproduksi setiap
harinya. Pemenuhan kebutuhan ini dijalankan perannya oleh dunia industri.
Industri pun ikut pula berkembang mengikuti perubahan arus zaman, perubahan
itulah yang mendorong terciptanya revolusi industri. Revolusi industri membawa
pengaruh besar, diantaranya adalah terciptanya banyak pabrik pengolahan baik
dari proses barang mentah menjadi setengah jadi sampai yang mengolah bahan
setengah jadi tersebut menjadi sesuatu yang bisa langsung dimanfaatkan.
Berdirinya banyak industri dan pabrik – pabrik baru bukannya tanpa dampak,
banyaknya kebutuhan yang harus diproduksi berbanding lurus pula dengan
banyaknya limbah dan energi yang harus dikeluarkan dan dibuang.

Dampak –dampak tersebut disadari akan berakibat buruk bagi kelangsungan


hidup manusia. Dampak tersebut paling besar terkena pada lingkungan hidup,
namun berdampak pula pada kehidupan sosial. Produksi yang setiap hari terus –
menerus dipacu menghasilkan sampah dan limbah yang jugasama banyaknya, hal
ini mendorong terciptanya ekologi industri. Penerapan ekologi industri hadir
sebagai solusi bagi lingkungan industri yang mengiginkan menjadi industri yang
bersahabat bagi lingkungan. Penerapan ekologi industri sedikit demi sedikit
mengubah tatanan industri yang selama ini hanya berorientasi pada keuntungan
material menjadi bagaimana industri tetap bisa untung namun tidak merugikan
lingkungan dan masa depan kehidupan manusia.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengenalan ekologi industri ?

2. Bagaimana contoh penerapan konsep kunci ekologi industri yang didalamnya


terdapat analisa sistem, transformasi aliran material, pendekatan
multidisipliner, analogi pada sistem alam dan sistem linear dengan siklik pada
penerapan ekologi industri ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini untuk mengetahui Apa itu ekologi industri,
bagaimana contoh penerapannya, serta bagaimana konsep kuncinya yang
didalamnya terdapat analisa Sistem, transformasi aliran material, pendekatan
multidisipliner, analogi pada sistem alam dan Sistem linear dengan siklik pada
penerapan ekologi industri.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengenalan Ekologi Industri

Ekologi industri memang masih merupakan ilmu yang relatif baru. Ekologi
industri berkembang atas gagasan Robert Frosch dan Nicholas Gaulopoullus pada
tahun 1989 walaupun sebelumnya pernah dikenalkan pada seminar di komisi
ekonomi eropa oleh Harry Zvi Evan pada tahun 1973 di Polandia. Ekologi
Industri merupakan konsep dimana suatu proses industri dianalogikan seperti
alam, dimana hasil dari suatu proses industri dapat dimanfaatkan dan terjadi aliran
simbiosis antara satu industri dengan industri lainnya dimana terjadi pertukaran
material dalam suatu siklus. Diharapkan jika suatu siklus telah terbentuk dapat
meminimalisir penggunaan sumber daya alam dan energi yang dipakai. Ekologi
industri melihat suatu sistem industri bukan sebagai sistem terpisah, melainkan
menjadi suatu sistem yang saling mendukung melalui proses aliran material dalam
prosesnya, sehingga dapat mengelola aliran energi menjadi efisien dengan tingkat
polusi yang rendah.1
Konsep dasar ekologi industri dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini.
Misalnya sebuah pabrik mengolah bahan murni menjadi bahan yang digunakan
oleh industri lainnya atau langsung dikonsumsi oleh konsumen. Hasil samping
dan sisa konsumsi konsumen dilakukan proses ulang supaya dapat dipakai lagi
sebagai pertumbuhan material murni. Sistem yang terbentuk adalah sistem
tertutup, karena sisa produksi dipulihkan kembali. Sulit untuk membuat semua
proses menjadi efesiensi yang penuh, karena pasti ada hilangnya sumber daya saat
prose daur ulang dilakukan. Tetapi tujuan ekologi industri untuk mengurangi
penggunan material murni, khususnya yang tidak dapat diperbaharui sudah
diusahakan.2

1
http://www.jambiprov.go.id/images/ragam/masterplan/laporan_antara_bab_7.pdf
2
Putra. Agusta Samudra,dkk. Ekologi Industri Pengebangan Bioetanol Berbahan Dasar Limbah
Pangan Sebagai Salah Satu Bentuk Kemandirian Energi di Indonesia, (Bandung:LIPI, 2009) , 2.
2.2 Contoh Penerapan Ekologi Industri Pada Industri Pengolahan
Tebu

Industri pengolahan tebu pada umumya merupakan industri penghasil gula,


karena tebu merupakan bahan baku gula kristal putih atau white sugar plantation.
Pada proses industri ini tentunya ada sejumlah limbah yang dihasilkan. Limbah
tersebut berbentuk padatan, cairan, dan gas.

Limbah – limbah tersebut seperti :

1.Ampas Tebu

Gambar 2.1 Ampas tebu

Ampas tebu merupakan limbah yang dihasilkan oleh stasiun penggilingan


pabrik gula. Ampas tebu sebagian besar langsung digunakan sebagai bahan bakar
ketel. Karena yang langsung dimanfaatkan hanya sebagian besar, sementara
sebagian lainnya hanya terlantar di pabrik yang menyebabkan pencemaran udara,
bau tidak sedap , dan juga pemandangan yang tidak layak di sekitar pabrik
pengolahan gula. Ampas tebu memiliki kandungan air, serat, gula dan mikroba
yang bilamana ditumpuk akan terjadi proses fermentasi dan dapat menghasilkan
panas, akibatnya adalah jika suhunya cukup tinggi sekitar 940 C dapat langsung
menyebabkan kebakaran dalam waktu singkat.
2.Blotong

Gambar 2.1 Blotong

Blotong merupakan limbah yang berasal dari stasiun pemurnian nira, limbah
ini berupa limbah padat. Pemanfaatan langsungnya adalah sebagai pupuk bagi
pertanian.

3.Gas SO2

Gambar 2.3 Cerobong reaktor sulfitir

Gas Belerang Oksida (SO2) merupakan limbah yang dihasilkan oleh


cerobong reaktor sulfitir. Gas ini terbentuk karena proses pemurnian nira tebu
yang kurang sempurna. Gas ini dapat menyebabkan polusi udara dan dapat
menyebabkan pemakaian belerang menjadi lebih tinggi dari normal. Mengatasi
limbah ini adalah dengan melakukan optimasi waktu, pH, dan suhu dalam proses
pemurnian nira agar tingkat efektifas penggunaan bahan murni menjadi lebh
tinggi.
4. Molasses / Tetes

Gambar 2.4 Tetes tebu / Molasses

Tetes tebu adalah produk yang sebagian besar digunakan sebagai bahan baku
produksi industri lainnya, seperti spiritus, L-lysine, dan Sodium glutamate. Namun
tidak semua Tetes bisa dimanfaatakan untuk proses industri tersebut, hanya yang
memiliki kandungan gula cukup tinggi bisa dimanfaatkan. Sehingga Tetes dengan
kadar gula rendah tidak bisa dimanfaatkan dan hanya ditampung saja, padahal
Tetes yang ditampung saja bisa mengakibatkan ledakan karena mengalami proses
komposisi.

Selain limbah-limbah di atas terdapat juga limbah yang berasal dari proses
analisa labotaorium yaitu bahan penjernih Pb-asetat basa. Perbandingan
penggunaan bahan ini adalah, jika sebuah pabrik memiliki kapasitas 4000 ton tebu
per hari maka diperluka sebanyak 100 kg Pb-asetat basa. Sayangnya limbah ini
hanya di buang saja tanpa pemanfaatan kembali (Darmayani,2013).
2.3 Penerapan Konsep Kunci Ekologi industri
2.3.1 Analisa Sistem dan Transformasi aliran material
Contoh kawasan ekologi industri limbah tebu dapat di temukan di kawasan
Industri Kujang Cikampek. Berikut ini adalah diagram transfomasi aliran material
yang diterapkan pada Kawasan Industri Kujang Cikampek

Alkohol Pupuk
Tetes Residu Alkohol
Gula

Pabrik Alkohol Pabrik pupuk

Tebu Lumpur Semen


Pabrik Semen
Perkebunan Tebu Pabrik Gula
Black Liquid Lumpur Putih
Pabrik Pulp Alkali Recovery
Ampas Tebu
Logam Alkali
Air Pabrik Kertas
Limbah Pulp Kertas

Sumber : Sudrajat.H dan Subandrio A.W Pradipta.2015. Ekologi Industri : Prospek Penerapannya di
Indonesia.Yogyakarta : UGM.

Kawasan industri di atas menggambarkan sebuah kawasan ekologi industri


yang bermulai dari perkebunan tebu. Kawasan Industri Kujang Cikampek ini
memang merupakan pabrik tebu penghasil gula, namun telah diintegrasikan
dengan beberapa industri lainnya. Industri tersebut seperti pupuk, kertas, alkohol,
dan semen sehingga terbentuklah kawasan ekologi industri.

Sesuai dengan diagram di atas proses pengolahan tebu dimulai pengangkutan


dari perkebunan menuju tempat atau pabrik gula untuk diproduksi. Dalam proses
pengolahan gula di pabrik tersebut menghasilkan limbah yaitu, ampas tebu
(bagasse), residu lumpur, dan Tetes ( mollases). Limbah ampas tebu digunakan
kembali oleh pabrik pulp sebagai bahan baku yang kemudian akan diproduksi
menjadi Pulp dengan hasil samping berupa air limbah, dan black liquid.
Selanjutnya Pulp akan diolah ke pabrik kertas untuk bahan baku produksi menjadi
kertas dan tisu. Sementara itu air limbah akan dialirkan ke unit pengolahan limbah
dan black liquid yang mengandung banyak logam alkali akan dialirkan menuju
unit alkali recovery untuk diproses. Hasil pengolahan black liquid pada Alkali
Recovery adalah lumpur putih. Lumpur putih ini selanjutnya dialirkan menuju
pabrik semen sebagai bahan baku. Pada proses alkali recovery juga menghasilkan
logam-logam alkali yang kemudian dialirkan kembali ke pabrik pulp.

Sementara itu Tetes (Molasses) yang dihasilkan oleh pabrik tebu akan
dialirkan menuju pabrik alkohol. Di pabrik alkohol ini tetes tebu akan diolah
menjadi alkohol yaitu etanol ataupun spirtus. Pabrik alkohol ini menghasilkan
limbah berupa residu alkohol yang kemudian akan dialirkan ke pabrik pupuk
untuk diolah. Hasil dari pabrik pupuk merupakan pupuk yang sebagiannya
dikembalikan ke perkebunan untuk dimanfaatkan dan sebagian lainnya akan
dijual. Selain Molasses dan Bagasse, pabrik gula juga menghasilkan limbah
lumpur. Residu lumpur ini langsung dialirkan menuju pabrik semen dan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen bersama dengan lumpur putih
hasil dari Alkali Recovery.

2.3.2 Jenis Sistem Pada kawasan ekologi Industri Kujang


Cikampek

Sistem yang digunakan pada kawasan Industri Kujang Cikampek ini dapat
dinyatakan sebagai sebuah sistem tertutup atau siklik.
Gambar 2.5 Diagram alir Sistem tertutup

Hal ini terlihat dari proses yang dijalankan kawasan industri ini dimana
mengolah dan mendaur ulang limbah hasil dari pabrik tebu sehingga bisa menjadi
bahan baku bagi industri lainnya. Proses daur ulang bahan sisa hasil produksi
seperti ampas dan tetes tebu menunjukkan kawasan Industri Kujang Cikampek
sebagai kawasan ekologi industri yang menjalankan proses siklik dan tidak
menjalankan proses linear yaitu dimana proses industri yang sederhana dengan
langsung membuang sisa hasil produksi ke lingkungan sehingga dapat
mengakibatkan pencemaran.

2.3.3 Pendekatan Multidisiplener dan Analogi alam Pada


Kawasan Industri Kujang Cikampek

Penerapan konsep ekologi Industri pada kawasan industri Kujang


Cikampek merupakan proses perencanaan yang matang dari berbagai disiplin
ilmu. Penentuan lokasi industri merupakan salah satu contohnya. Kawasan ini
memiliki temperatur sekitar 250-300 C dengan kelembapan sebersar 73% - 94%
relatif sekitar 73% sampai 94%, sedangkan arah angin utama dari Utara ke
Selatan. Kawasan ini berada pada Zona 3 berdasarkan klasifikasi zona gempa
Indonesia. Terletak pada pertemuan segitiga jalan menuju Jakarta, Bandung
dan Cirebon, tepatnya di interchange Tol Jakarta-Cikampek dan Jakarta-
Bandung, sekitar 1,5 km dari pintu Cikampek km 68. (Sudrajat,2015).

Ekologi industri dalam praktiknya pastilah akan menghasilkan


optimalisasi antara bahan baku dengan limbah yang terbuang. Contoh pada
industri gula adalah bagaimana bisa memanfaatkan limbah dari proses pabrik gula
menjadi sesuatu yang terus dapat diolah kembali serta menghasilkan keuntungan
secara finansial. Prinsipnya adalah memperoleh produk dengan harga jual tinggi
dengan bahan baku yang minimal.
Manfaat bagi lingkungan adalah mengurangi limbah –limbah dari setiap
tahapan pengolahan di industri. Limbah-limbah tersebut diharapkan dapat
digunakan kembali sebagai bahan baku bagi industri lain. Kesinambungan ini
tentunya membawa dampak positif bagi lingkungan hidup.
BAB III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah ekologi industri merupakan sebuah


konsep yang mulai harus diterapkan pada proses industri. Ekologi Industri
membawa banyak manfaat bagi lingkungan khususnya masalah penanganan
limbah. Selain itu ekologi industri juga dapat meminimalisir penggunaan sumbar
daya alam dan energi yang berlebihan.

Kawasan Industri Kujang Cikampek merupakan salah satu contoh penerapan


ekologi industri di Indonesia. Kawasan ini merupakan pabrik tebu yang juga
terintegrasi dengan pabrik lain yang ada dalam satu kawasan ini. Kawasan ekologi
industri di Indonesia masih sangat sedikit dan perlu pembangunan lebih
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Herman.Fredy.2006. Kuliah-2 Ekologi Industri (Sebua Pengantar)


http://slideplayer.info/slide/3266714/
(diakses pada 23 Mei 2016).

Malikalkarim.2011. Ekologi Industri Sebagai Wujud Sistem Industri Menuju


Pembangunan Berkelanjutan
http://www.malikalkarim.com/ekologi-industri-sebagai-wujud-sistem-
industri-menuju-pembangunan-berkelanjutan/

(diakses pada 24 mei 2016).

Pemprov Jambi.2007. Masterplan Jambi Agro Industrial Park I


http://www.jambiprov.go.id/images/ragam/masterplan/laporan_antara_bab_7.
pdf.
(diakses pada 22 Mei 2016).

Putra. Agusta Samudra,dkk. 2009. Ekologi Industri Pengebangan Bioetanol


Berbahan Dasar Limbah Pangan Sebagai Salah Satu Bentuk Kemandirian
Energi di Indonesia. LIPI :Bandung.

Satya. Darmayani. dkk. 2010. Ekologi Industri Berbasis Industri Pengolahan


Tebu. UGM : Yogyakarta.

Sudrajat.H dan Subandrio A.W Pradipta. 2015. Ekologi Industri : Prospek


Penerapannya di Indonesia.Yogyakarta : UGM.

Anda mungkin juga menyukai