Anda di halaman 1dari 9

Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 76 - 84, 2013

ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN AMOBILISASI α-AMILASE DARI


Aspergillus oryzae FNCC 6004
Dwi Jayanti, Wuryanti, Taslimah
Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Universitas Diponegoro
djeuwie@yahoo.com

ABSTRAK

Isolasi, karakterisasi, dan amobilisasi α-amilase dari Aspergillus oryzae FNCC 6004 dilakukan
untuk mendapatkan α-amilase yang diisolasi dari Aspergillus oryzae FNCC 6004 dengan aktivitas spesifik
tertinggi, mendapatkan data karakteristik α-amilase hasil isolasi yang meliputi suhu dan pH optimum,
memperoleh α-amilase amobil, aktivitas α-amilase amobil, dan uji perulangan α-amilase amobil dari
Aspergillus oryzae FNCC 6004. Alfa amilase yang berhasil diisolasi kemudian dilakukan pengukuran
aktivitas spesifik sebelum amobilisasi dan dilakukan karakterisasi yang meliputi penentuan suhu optimum
dan pH optimum serta dilakukan amobilisasi menggunakan matriks bacto agar. Aktivitas spesifik α-
amilase sebelum diamobilisasi sebesar 3,26 Unit/mg protein. Hasil karakterisasi α-amilase menunjukkan
0
suhu optimum sebesar 36 C dan pH optimum 4,5. Aktivitas α-amilase setelah diamobilisasi mengalami
penurunan sebesar 17,91 %, yaitu dari 6,81 Unit menjadi 5,59 Unit dengan uji perulangan sampai 2 kali.

Kata kunci: Aspergillus oryzae, α-amilase, karakterisasi, dan amobilisasi.

ABSTRACT

Isolation, characterization, and immobilization of α-amylase from Aspergillus oryzae FNCC 6004
done to obtain α-amylase was isolated from Aspergillus oryzae FNCC 6004 with the highest specific
activity, get the data characteristics of α-amylase results isolation which include temperature and pH
optimum, to get immobilized α-amylase, the activity of immobilized α- amylase, and reccurence test of
immobilized α- amylase of Aspergillus oryzae FNCC 6004. Alpha amylase that successfully isolated a
specific activity measurements subsequently before immobilization and carried out characterization that
includes the determination of the optimum temperature and optimum pH and done immobilization using
bacto agar matrix. The specific activity of α-amylase before immobilized of 3.26 Unit/mg of protein. The
results of the characterization of α-amylase shows a optimum temperature of 40 °C and optimum pH 4.5.
The activity of immobilized α-amylase after experiencing a decrease of 17.91 %, it that is from 6.81 Unit
became 5.56 Unit with two times reccurence test.

Key words: Aspergillus oryzae, α-amylase, characterization, and amobilisasi.

1. PENDAHULUAN
Alfa amilase (α-1,4-glucan- digunakan dalam industri seperti industri
glucanohydrolase) adalah enzim gula, industri bir, dan monosodium
1
ekstraseluler yang menghidrolisis ikatan glutamat [ ]. Penggunaan α-amilase yang
α-1,4-glikosidik secara acak pada rantai cukup besar pada bidang industri
amilosa dan membentuk unit maltosa menjadi alasan untuk eksplorasi sumber
Enzim tersebut memecah pati secara acak α-amilase yang lebih efisien.
pada ikatan α-1,4-glikosida, akan tetapi Alfa amilase dapat diisolasi dari
tidak memberikan efek terhadap ikatan α- hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme.
1,6-glikosida yang terdapat pada struktur Mikroorganisme dinilai lebih ekonomis,
7
amilopektin [ ]. Alfa amilase banyak karena dapat menghasilkan enzim

76
Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 76 - 84, 2013

dalam waktu yang pendek, tidak akan dilakukan amobilisasi α-amilase


bergantung musim dan kondisi reaksi dengan metode penjerapan pada matriks
seperti pH dan temperatur mudah diatur bacto agar. Amobilisasi dilakukan
3 dengan menggunakan matriks bacto
[ ]. Mikroorganisme yang banyak
digunakan untuk menghasilkan α- agar karena matriks bacto agar dapat
amilase adalah jamur dan bakteri. menjerap α-amilase, dimana tidak
Jamur banyak digunakan sebagai terjadi ikatan kimia dan reaksi antara
penghasil α-amilase karena mempunyai enzim yang diamobilisasi dengan
kelebihan diantaranya α-amilase yang matriksnya sehingga tidak akan
dihasilkan dari jamur lebih stabil jika mempengaruhi konformasi α-amilase
dibandingkan dengan α-amilase yang 4
yang diamobilisasi [ ].
dihasilkan dari bakteri sehingga lebih
menguntungkan jika digunakan untuk 2. METODOLOGI
8
kepentingan industri [ ]. Jamur yang 2.1 Alat dan Bahan
banyak digunakan sebagai penghasil α- Peralatan yang digunakan dalam
amilase adalah kelompok Aspergillus. penelitian ini antara lain: alat-alat gelas
Salah satu spesies Aspergillus yang laboratorium kimia, lampu spirtus,
berpotensi menghasilkan α-amilase autoklaf, penangas air, inkubator,
6
adalah Aspergillus oryzae [ ]. mikropipet, spektrofotometer UV-Vis,
Pada penelitian ini akan dilakukan sentrifus, membran selofan, magnetic
isolasi α-amilase dari Aspergillus oryzae stirrer, shaker, oven, pH meter, blender,
FNCC 6004 pada substrat amilosa. Alfa kasa, kapas, kawat ose, dan kompor
amilase yang diperoleh dilakukan listrik.
karakterisasi yang meliputi penentuan Bahan yang digunakan adalah biakan
suhu optimum dan pH optimum, hal ini murni Aspergillus oryzae, PDA (Potato
Dextrose Agar), amilosa, bufer asetat,
dikarenakan mekanisme kerja α-amilase
sangat dipengaruhi oleh kondisi yeast, pepton, (NH4)2SO4, CaCl2,
lingkungan seperti suhu dan pH untuk MgSO4, DNS (3,5-dinitrosalisilic acid),
mengoptimalkan proses reaksinya. FeSO4,NaOH, Fenol, Kalium natrium
tartat, Na2S03, EDTA alkali, Na2CO3,
Penggunaan enzim pada bidang BaCl2, BSA (Bovine Serum Albumin),
industri memiliki kelemahan karena CuSO4, NaCl, folin ciocalteau, maltosa,
hanya dapat digunakan satu kali. Hal ini iodin, bacto agar.
disebabkan karena enzim sulit untuk
2.2 Sterilisasi Alat dan Bahan
dipisahkan dari campuran produk.
Alat-alat dari kaca dibungkus
Kondisi ini mengakibatkan penggunaan
enzim tidak efisien dan membutuhkan menggunakan alumunium foil dan
o
biaya yang besar, sehingga dibutuhkan plastik lalu diautoklaf pada suhu 121 C
suatu metode agar enzim dapat tekanan 2 atm selama 20 menit,
digunakan secara berulang. Salah satu termasuk dalam hal ini media cair untuk
metode yang umum digunakan adalah produksi α-amilase.
amobilisasi enzim. Pada penelitian ini

77
Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 76 - 84, 2013

2.3 Peremajaan Aspergillus oryzae 2.5 Produksi α-amilase


FNCC 6004 Sebanyak 1 mL inokulum
Aspergillus oryzae FNCC 6004 Aspergillus oryzae FNCC 6004 hasil
yang berasal dari isolat murni diambil peremajaan dipindahkan secara aseptik
sebanyak satu kawat ose dan kedalam media fermentasi dengan
diinokulasikan pada media agar miring volume 100 mL sebagai starter.
PDA (potato dextro agar) secara Sebanyak 5 mL starter Aspergillus
berulang sampai tiga kali. Setelah itu oryzae FNCC 6004 dipindahkan secara
dilakukan pemindahan inokulum pada secara aseptik kedalam media
erlenmeyer yang berisi media fermentasi dengan volume 500 mL
fermentasi cair secara aseptik. Media sebagai kultur produksi. Media
fermentasi tersebut kemudian diinkubasi fermentasi ini diinkubasi selama
pada incubator shaker. sembilan hari sesuai dengan kurva
Tabel 1: Komposisi media fermentasi pertumbuhan. Setelah itu, media
10 pertumbuhan tersebut disaring dengan
[ ]
Komposisi Jumlah (g/L) kertas saring lalu disentrifugasi pada
Yeast extract 30 kecepatan 4000 rpm selama 15 menit
Pepton 20
untuk memisahkan filtrat dan endapan.
(amilosa) 10
(NH4)2SO4 2,0
CaCl2
2.6 Fraksinasi Enzim dengan
2,0
Amonium Sulfat
MgSO4 0,5
FeSO4
Kedalam larutan ekstrak kasar
0,1
Bufer asetat Sampai 1000 mL enzim ditambahkan amonium sulfat
dengan tingkat kejenuhan 0-20%
2.4 Penentuan Kurva Pertumbuhan dikelompokan menjadi fraksi 1 (F1),
Aspergillus oryzae FNCC 6004 20-40% fraksi 2 (F2), 40-60% fraksi 3
Sebanyak 13 buah tabung masing- (F3), 60-80% fraksi 4 (F4) dan 80-100%
masing diisi dengan 50 mL media fraksi 5 (F5). Selanjutnya endapan
fermentasi dalam bufer asetat pH 5 dibiarkan selama satu malam untuk
kemudian disterilisasi. Sebanyak 12 mencapai kesetimbangannya, kemudian
buah tabung masing-masing disentrifugasi pada suhu 4 °C dengan
ditambahkan 1 mL inokulum kapang kecepatan 4000 rpm selama 20 menit.
Aspergillus oryzae FNCC 6004 secara Hasil sentrifugasi akan terpisah antara
aseptik dan satu buah yang lain filtrat dan endapan. Filtrat yang
dijadikan sebagai kontrol. Kemudian 13 diperoleh dilanjutkan untuk tahap
tabung tersebut diikubasi menggunakan fraksinasi selanjutnya, sedangkan
incubator shaker pada suhu ruang. endapannya dilarutkan dengan bufer
Selanjutnya sampel diambil tiap 24 jam asetat 0,05 M pH 5.
sekali selama kurun waktu 288 jam (9
hari) untuk diukur berat keringnya. 2.7 Dialisis Enzim Hasil Fraksinasi
Proses dialisis dilakukan dengan
memasukkan masing-masing fraksi
kedalam membran selofan dan

78
Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 76 - 84, 2013

merendamnya dalam bufer asetat 0,005 BSA 2,00 mg/mL dan direaksikan
M dan diaduk menggunakan magnetic dengan reagensia Lowry kemudian
0
stirrer pada suhu 5 C. Bufer asetat diukur serapannya menggunakan
diganti tiap dua jam sekali hingga tidak spektrofotometer UV-Vis pada rentang
ada amonium sulfat yang tersisa. panjang gelombang 600-800 nm.
Pengujian adanya amonium sulfat Pembuatan kurva standar BSA
dalam bufer dilakukan dengan dilakukan serupa dengan penetuan
menambahkan larutan BaCl2. panjang gelombang maksimum dimana
pembuatan kurva standar dilakukan
2.8 Penentuan Aktivitas α-amilase
dengan membuat variasi konsentrasi
Penentuan aktivitas α-amilase
larutan BSA antara 2,00-4,25 mg/mL
diawali dengan penentuan panjang dengan rentang 0,25 mg/mL dan diukur
gelombang maksimum larutan standar serapannya pada panjang gelombang
maltosa dan penentuan kurva standar maksimum. Penentuan kadar protein
maltosa. Panjang gelombang maksimum dilakukan dengan mereaksikan 0,1 mL
ditentukan dengan mereaksikan 1 mL enzim dengan reagensia Lowry dan
maltosa 0,2 mg/mL dengan reagensia diukur serapannya pada panjang
DNS dan diukur serapannya dengan gelombang maksimum.
spektrofotometer UV-Vis pada rentang
panjang gelombang 400-600 nm. 2.10 Karakterisasi α-Amilase
Penentuan kurva standar maltosa
Karakterisasi α-amilase meliputi
dilakukan serupa dengan penentuan
penentuan suhu dan pH optimum.
panjang gelombang maksimum dimana
Penentuan suhu optimum dilakukan
pada penentuan kurva standar dilakukan
dengan mereaksikan 0,1 mL enzim α-
dengan membuat variasi konsentrasi
amilase terhadap 1 mL amilosa pada pH
dari 0,2-0,5 mg/mL dengan rentang
5 dan waktu inkubasi 20 menit dengan
konsentrasi 0,05 mg/mL dan diukur
membuat variasi suhu antara 20 °C
serapannya pada panjang gelombang
sampai 40 °C dengan rentang 5 °C.
maksimum. Penentuan aktivitas enzim
Hasil inkubasi tersebut ditambah
dilakukan dengan mereaksikan 0,1 mL
dengan 1 mL larutan DNS dan diukur
enzim dengan 1 mL amilosa dan
serapannya untuk mengetahui unit
diinkubasi selama 30 menit. Hasil
aktivitas tertinggi antara rentang
inkubasi ditambahkan dengan 1 mL
tersebut. Perlakuan ini diulang terhadap
larutan DNS dan diukur serapannya
suhu yang memberikan unit aktivitas
pada panjang gelombang maksimum.
tertinggi dengan rentang yang lebih
2.9 Penentuan Kadar protein kecil, yaitu rentang (2 °C) . Hal serupa
Penentuan kadar protein diawali dilakukan terhadap penentuan pH
optimum dimana rentang pH yang
dengan penentuan panjang gelombang
digunakan adalah 4,0-6,0 dengan
larutan standar BSA dan pembuatan
interval 0,5 dan diteruskan terhadap pH
kurva standar BSA. Penentuan panjang
yang memberikan hasil uji unit aktivitas
gelombang maksimum larutan standar
tertinggi dengan interval 0,2.
BSA dilakukan dengan membuat larutan

79
Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 76 - 84, 2013

2.11 Amobilisasi α-amilase Berdasarkan kurva tersebut, hari


Sebanyak 300 mg bacto agar pertama merupakan fase adaptasi. Hari
dilarutkan kedalam 2 mL NaCl 25% kesembilan merupakan fase
pada suhu 70 °C kemudian didinginkan eksponensial yang ditandai dengan
sampai suhu 36 °C lalu dimasukkan 0,5 kenaikan massa sel dari Aspergillus
mL α-amilase dari fraksi IV amonium oryzae FNCC 6004 secara signifikan,
sulfat (kejenuhan 60-80%), diaduk hal tersebut mengindikasikan bahwa
hingga homogen, didinginkan pada suhu pada range waktu tersebut Aspergillus
kamar, dicuci dengan aquades dan oryzae FNCC 6004 membelah dengan
dipotong. Enzim tersebut kemudian cepat. Fase eksponensial yang ditandai
diuji aktivitasnya. dengan pembelahan sel secara cepat
membutuhkan gula sederhana sebagai
3. HASIL sumber energi dalam jumlah yang
3.1 Pembuatan kuva pertumbuhan banyak pula, sehingga pada fase ini
Aspergillus oryzae FNCC 6004 mikroba akan mensekresikan α-amilase
Pembuatan kurva pertumbuhan yang berperan dalam pemecahan
bertujuan untuk mengetahui tahap-tahap amilosa menjadi gula sederhana seperti
pertumbuhan mikroorganisme sehingga maltosa dalam jumlah yang banyak. Hal
akan diketahui waktu panen paling tepat ini yang mendasari dilakukannya massa
untuk proses fermentasi. Kurva panen pada fase eksponensial yang
pertumbuhan dibuat berdasarkan berat berada pada hari kesembilan. Hari ke 10
kering sel karena jamur Aspergillus sampai hari ke 12 merupakan fase
oryzae FNCC 6004 tidak homogen stasioner.
dalam medium pertumbuhannya.
3.2 Produksi α-amilase
Pengukuran berat kering Aspergillus
oryzae FNCC 6004 dilakukan setiap 24 Produksi α-amilase diawali dengan
jam dimana media tumbuh disaring, membuat starter. 5 mL starter
dikeringkan dengan oven dan desikator Aspergillus oryzae FNCC 6004 diambil
secara berulang sampai massanya tetap dan diinokulasikan kedalam media
kemudian ditimbang massanya. Gambar fermentasi dengan volume 500 mL.
I. berikut merupakan fase pertumbuhan. Selanjutnya media fermentasi tersebut
Aspergillus oryzae FNCC 6004. diinkubasi selama sembilan hari sesuai
dengan data kurva pertumbuhan dimana
Aspergillus oryzae FNCC 6004
mencapai puncak fase eksponensial
pada hari kesembilan, kemudian media
fermentasi tersebut disaring dengan
kertas saring untuk memisahkan massa
selnya. Filtrat hasil saringan dilanjutkan
Gambar I. Kurva pertumbuhan dari dengan sentrifugasi untuk memisahkan
Aspergillus oryzae FNCC spora atau sel mikroba yang lolos pada
6004 saat penyaringan. Filtrat yang diperoleh

80
Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 76 - 84, 2013

dari hasil sentrifugasi merupakan terbentuk endapan putih pada saat


ekstrak kasar α-amilase ekstraseluler. penambahan BaCl2.

3.3 Fraksinasi dengan Amonium 3.5 Uji Aktivitas α-amilase


Sulfat Aktivitas α-amilase diukur dengan
2
Ekstrak kasar α-amilase diendapkan menggunakan metode Bernfeld [ ],
dengan menambahkan garam amonium dimana total gula pereduksi ditentukan
sulfat pada berbagai tingkat kejenuhan. dengan menggunakan reagen DNS (3,5-
Pengendapan dengan garam akan terjadi dinitrosalicylic acid). Aktivitas enzim
kompetisi antara garam dan protein didasarkan perhitungan pada kurva
dalam memperebutkan air. Garam akan standar maltosa dan kurva standar
mengikat air, sehingga protein akan protein.
mengendap. Pada proses fraksinasi, Fraksi dengan nilai aktivitas
terjadi penurunan kelarutan protein spesifik tertinggi merupakan fraksi
akibat naiknya konsentrasi garam, dengan jumlah enzim paling banyak
5
peristiwa ini disebut salting out [ ]. dibandingkan fraksi lain, sehingga
Amonium sulfat banyak digunakan kemungkinan menemukan enzim lebih
untuk mengendapkan protein karena besar dimana aktivitas spesifik
kelarutannya tinggi, harga murah, dan merupakan rasio antara unit aktivitas
umumnya tidak mempengaruhi struktur enzim dengan total protein dalam
9
protein [ ]. miligram. Hal ini berarti aktivitas
spesifik menggambarkan tingkat
3.4 Dialisis kemurnian suatu enzim. Unit aktivitas
Proses dialisis dalam penelitian ini dalam penelitian ini didefinisikan
dilakukan untuk membebaskan protein sebagai kemampuan α-amilase untuk
dari garam amonium sulfat. Prinsip menghidrolisis amilosa menjadi maltosa
dialisis adalah difusi, yakni terjadinya sebanyak 1 mg. Berikut adalah diagram
aliran zat terlarut dari konsentrasi tinggi masing-masing fraksi dengan nilai
ke konsentrasi rendah yang melalui aktivitas spesifiknya.
membran semi permeabel. Proses difusi
ini akan mencapai kesetimbangan saat
laju aliran amonium sulfat keluar
membran sama dengan laju kembalinya
amonium sulfat kedalam membran. Saat
mencapai kestimbangan, bufer yang
digunakan sebagai pelarut harus diganti
agar proses dialisis tetap berjalan
sampai semua amonium sulfat yang ada Gambar II. Diagram aktivitas spesifik
dalam suspensi protein dapat keluar. tiap fraksi
Identifikasi bebasnya amonium sulfat Berdasarkan diagram diatas, maka fraksi
dilakukan dengan menambahkan larutan keempat merupakan fraksi dengan nilai
BaCl2 ke dalam bufer yang digunakan. aktivitas spesifik tertinggi sebesar 3,26
Proses ini dihentikan sampai tidak Unit/mg protein. Hal tersebut

81
Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 76 - 84, 2013

mengindikasikan bahwa pada fraksi Penentuan pH Optimum


tersebut keberadaan protein enzim Kondisi pH berpengaruh terhadap
paling banyak dibandingkan dengan aktivitas enzim, dimana aktivitas α-
fraksi lain. Tahap selanjutnya fraksi amilase mengalami peningkatan pada
tersebut akan diteruskan untuk pH 4,5 (pH optimum) dengan unit
karakterisasi dan amobilisasi. aktivitas sebesar 5,67 Unit/mL.
Perubahan pH mempengaruhi muatan
3.6 Karakterisasi α-amilase
total protein enzim yang dapat
Penentuan Suhu Optimum
mempengaruhi aktivitasnya, baik
Suhu berperan dalam meningkatkan dengan perubahan struktur maupun
interaksi antara substrat dengan enzim dengan perubahan muatan pada residu
dalam suatu reaksi enzimatis. Aktivitas asam amino yang berfungsi mengikat
α-amilase mengalami peningkatan substrat. Berikut adalah grafik unit
sampai suhu 36 °C (suhu optimum) aktivitas terhadap perubahan pH.
dengan unit aktivitas sebesar 7,33
Unit/mL. Kenaikan aktivitas enzim di
bawah suhu optimum disebabkan
karena kenaikan energi kinetika
molekul-molekul yang bereaksi, namun
jika suhu tetap dinaikkan terus, energi
kinetik molekul-molekul enzim menjadi
besar sehingga memecahkan ikatan-
ikatan yang mempertahankan enzim Gambar IV. Nilai pH optimum α-
dalam bentuk aslinya dan akibatnya amilase dalam menghidrolisis substrat
enzim mengalami denaturasi. Adanya amilosa menjadi maltosa
perubahan suhu akan mempengaruhi
ikatan hidrogen atau interaksi 3.7 Amobilisasi Enzim
hidrofobik yang berperanan dalam Amobilisasi enzim mencegah difusi
11 enzim ke dalam campuran reaksi
menjaga konformasi molekul enzim [ ]
. Berikut adalah grafik unit aktivitas sehingga enzim mudah diperoleh
terhadap perubahan suhu. kembali dan dapat digunakan kembali.
Pada penelitian dilakukan amobilisasi α-
amilase dengan metode penjerapan pada
matriks bacto agar. Amobilisasi
dilakukan dengan menggunakan matriks
bacto agar karena matriks bacto agar
dapat menjerap α-amilase, dimana tidak
terjadi ikatan kimia dan reaksi antara
Gambar III. Suhu optimum α-amilase enzim yang diamobilisasi dengan
dalam menghidrolisis substrat amilosa matriksnya sehingga tidak akan
menjadi maltosa. mempengaruhi konformasi α-amilase
4
yang diamobilisasi [ ].

82
Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 76 - 84, 2013

Pada proses amobilisasi 5. DAFTAR PUSTAKA


menggunakan matriks bacto agar [1] Afifi A.F., Kamel E.M., Khalil A.A., Foaad
mengalami penurunan aktivitas sebesar M.A., Fawzi E.M., dan Houseny M.M.,
2008, Purification and Caracterization
17,91 %, yaitu dari 6,81 Unit menjadi of α-amylase from Penicillium olsonii
5,59 Unit dengan uji perulangan sampai under the Effect of Some Antioxidant
2 kali. Uji perulangan tersebut hanya Vitamins, Global Journal of
dapat dilakukan sampai dua kali karena Biotechnology and Biochemistry 3 (1):
14-21.
pada uji perulangan ke dua, persen
[2] Bernfeld, P., 1955, Amylases α and β, Dalam
penurunannya sudah mencapai 50,95 % Colowick, S.P. and N.O. Kaplan (Eds),
dengan unit aktivitas sebesar 3,34 Methods in Enzymology and Related of
Unit/mL sehingga kurang efektif jika Biochemistry. Academic Press, New
diteruskan untuk uji perulangan York.
selanjutnya. Hal ini disebabkan enzim [3] Harsono Y., 2001, Pemurnian enzim α-
amylase dengan Menggunakan Filtrasi
terjerap dalam matrik sehingga untuk
Gel, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika
bereaksi dengan substrat, enzim dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
terhalang oleh matrik. Penurunan Pertanian Bogor, Bogor, 7-9.
aktivitas pada proses amobilisasi
tersebut juga dikarenakan tidak adanya [4] Prakash, O., dan Jaiswal, N., 2011,
Immobilization of a Thermostable
pengikatan secara kimia antara enzim Amylase on Agarose and Agar Matrices
dengan matriks bacto agar sehingga and its Application in Starch Strain
Removal, World Applied Sciences
enzim mudah lepas dan keluar bersama
Journal, 13 (3), 572-577.
produk yang terbentuk. [5] Scopes, R.K., 1993, Protein Purification:
rd
Principles and Practice 3 edition,
4. KESIMPULAN Sringer, Boston, USA, 71-100.
Alfa amilase telah diisolasi dari [6] Sivaramariskhnan, S., Gangadharan, D.,
Nampoothiri, K.M., Soccol, C.R., dan
Aspergillus oryzae FNCC 6004 dengan Pandey, A., 2007, Alpha amylase
aktivitas spesifik tertinggi pada fraksi production by Aspergillus oryzae
employing solid-state fermentation, J
IV amonium sulfat (kejenuhan 60-80%) SCI IND RES volume 66, 621-626
sebesar 3,26 Unit/mg protein. Kondisi [7] Sobreira A.G., Nascimento R.S., Taborda
optimum kerja α-amilase dicapai pada M.L., CunhaMorales A.A., Pepe
0 deMoraes L., Araripe F.G.T., SoniaMaria
suhu 36 C, dan pH 4,5. Hasil
dan Jos´e C.U., 2011, Biochemical And
amobilisasi α-amilase sebelum diamobil Structural Characterization Of Amy1: An
dan sesudah diamobil menggunakan Alpha-Amylase Fromcryptococcus
matriks bacto agar mengalami Flavus Expressed In Saccharomyces
penurunan aktivitas sebesar 17,91 %, Cerevisiae, SAGE-Hindawi access to
research, enzyme research, volume 2011,
yaitu dari 6,81 Unit menjadi 5,59 Unit
Article ID 157294, 2-5.
dengan uji perulangan sampai 2 kali.

83
Chem Info

Vol 1, No 1, Hal 76 - 84, 2013

[8] Suganthi, R., Benazir, J.F., Santhi R., Kumar [10] Ul-Haq-Ikram, Abdullah Roheena, Ashraf
R.V., Hari A., Meenakshi N., Nidhiya Hamad dan Hussain Athar Shah, 2002,
K.A., Kavitha G., dan Lakshmi R., 2011, Isolation and Screening of Fungi for
Amylase Production by Aspergillus niger Biosynthesis of Alpha Amilase,
under Solid State Fermentation Using Biotechnology, Volume 1 Number 2-4,
Agroindustrial Wastes, Internetional 61-66.
Journal of Engineering Science and [11] Wijaya, Rudi, 2005, Karakteristik Enzim
Technology (IJEST), 1736-1739. Serupa Tripsin dari Cacing Tanah,
[9] Suhartono, M.T. 1989. Enzim dan Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bioteknologi. Direktorat Jenderal Bogor, Bogor, 24-39.
Pendidikan Tinggi Antar Universitas
Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.
172-220.

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Wuryanti, M.Si. Dra. Taslimah, M.Si


NIP 1957 05 11 1987 03 2 001 NIP 1956 07 09 1987 03 2 001

84

Anda mungkin juga menyukai