ABSTRAK
Isolasi, karakterisasi, dan amobilisasi α-amilase dari Aspergillus oryzae FNCC 6004 dilakukan
untuk mendapatkan α-amilase yang diisolasi dari Aspergillus oryzae FNCC 6004 dengan aktivitas spesifik
tertinggi, mendapatkan data karakteristik α-amilase hasil isolasi yang meliputi suhu dan pH optimum,
memperoleh α-amilase amobil, aktivitas α-amilase amobil, dan uji perulangan α-amilase amobil dari
Aspergillus oryzae FNCC 6004. Alfa amilase yang berhasil diisolasi kemudian dilakukan pengukuran
aktivitas spesifik sebelum amobilisasi dan dilakukan karakterisasi yang meliputi penentuan suhu optimum
dan pH optimum serta dilakukan amobilisasi menggunakan matriks bacto agar. Aktivitas spesifik α-
amilase sebelum diamobilisasi sebesar 3,26 Unit/mg protein. Hasil karakterisasi α-amilase menunjukkan
0
suhu optimum sebesar 36 C dan pH optimum 4,5. Aktivitas α-amilase setelah diamobilisasi mengalami
penurunan sebesar 17,91 %, yaitu dari 6,81 Unit menjadi 5,59 Unit dengan uji perulangan sampai 2 kali.
ABSTRACT
Isolation, characterization, and immobilization of α-amylase from Aspergillus oryzae FNCC 6004
done to obtain α-amylase was isolated from Aspergillus oryzae FNCC 6004 with the highest specific
activity, get the data characteristics of α-amylase results isolation which include temperature and pH
optimum, to get immobilized α-amylase, the activity of immobilized α- amylase, and reccurence test of
immobilized α- amylase of Aspergillus oryzae FNCC 6004. Alpha amylase that successfully isolated a
specific activity measurements subsequently before immobilization and carried out characterization that
includes the determination of the optimum temperature and optimum pH and done immobilization using
bacto agar matrix. The specific activity of α-amylase before immobilized of 3.26 Unit/mg of protein. The
results of the characterization of α-amylase shows a optimum temperature of 40 °C and optimum pH 4.5.
The activity of immobilized α-amylase after experiencing a decrease of 17.91 %, it that is from 6.81 Unit
became 5.56 Unit with two times reccurence test.
1. PENDAHULUAN
Alfa amilase (α-1,4-glucan- digunakan dalam industri seperti industri
glucanohydrolase) adalah enzim gula, industri bir, dan monosodium
1
ekstraseluler yang menghidrolisis ikatan glutamat [ ]. Penggunaan α-amilase yang
α-1,4-glikosidik secara acak pada rantai cukup besar pada bidang industri
amilosa dan membentuk unit maltosa menjadi alasan untuk eksplorasi sumber
Enzim tersebut memecah pati secara acak α-amilase yang lebih efisien.
pada ikatan α-1,4-glikosida, akan tetapi Alfa amilase dapat diisolasi dari
tidak memberikan efek terhadap ikatan α- hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme.
1,6-glikosida yang terdapat pada struktur Mikroorganisme dinilai lebih ekonomis,
7
amilopektin [ ]. Alfa amilase banyak karena dapat menghasilkan enzim
76
Chem Info
77
Chem Info
78
Chem Info
merendamnya dalam bufer asetat 0,005 BSA 2,00 mg/mL dan direaksikan
M dan diaduk menggunakan magnetic dengan reagensia Lowry kemudian
0
stirrer pada suhu 5 C. Bufer asetat diukur serapannya menggunakan
diganti tiap dua jam sekali hingga tidak spektrofotometer UV-Vis pada rentang
ada amonium sulfat yang tersisa. panjang gelombang 600-800 nm.
Pengujian adanya amonium sulfat Pembuatan kurva standar BSA
dalam bufer dilakukan dengan dilakukan serupa dengan penetuan
menambahkan larutan BaCl2. panjang gelombang maksimum dimana
pembuatan kurva standar dilakukan
2.8 Penentuan Aktivitas α-amilase
dengan membuat variasi konsentrasi
Penentuan aktivitas α-amilase
larutan BSA antara 2,00-4,25 mg/mL
diawali dengan penentuan panjang dengan rentang 0,25 mg/mL dan diukur
gelombang maksimum larutan standar serapannya pada panjang gelombang
maltosa dan penentuan kurva standar maksimum. Penentuan kadar protein
maltosa. Panjang gelombang maksimum dilakukan dengan mereaksikan 0,1 mL
ditentukan dengan mereaksikan 1 mL enzim dengan reagensia Lowry dan
maltosa 0,2 mg/mL dengan reagensia diukur serapannya pada panjang
DNS dan diukur serapannya dengan gelombang maksimum.
spektrofotometer UV-Vis pada rentang
panjang gelombang 400-600 nm. 2.10 Karakterisasi α-Amilase
Penentuan kurva standar maltosa
Karakterisasi α-amilase meliputi
dilakukan serupa dengan penentuan
penentuan suhu dan pH optimum.
panjang gelombang maksimum dimana
Penentuan suhu optimum dilakukan
pada penentuan kurva standar dilakukan
dengan mereaksikan 0,1 mL enzim α-
dengan membuat variasi konsentrasi
amilase terhadap 1 mL amilosa pada pH
dari 0,2-0,5 mg/mL dengan rentang
5 dan waktu inkubasi 20 menit dengan
konsentrasi 0,05 mg/mL dan diukur
membuat variasi suhu antara 20 °C
serapannya pada panjang gelombang
sampai 40 °C dengan rentang 5 °C.
maksimum. Penentuan aktivitas enzim
Hasil inkubasi tersebut ditambah
dilakukan dengan mereaksikan 0,1 mL
dengan 1 mL larutan DNS dan diukur
enzim dengan 1 mL amilosa dan
serapannya untuk mengetahui unit
diinkubasi selama 30 menit. Hasil
aktivitas tertinggi antara rentang
inkubasi ditambahkan dengan 1 mL
tersebut. Perlakuan ini diulang terhadap
larutan DNS dan diukur serapannya
suhu yang memberikan unit aktivitas
pada panjang gelombang maksimum.
tertinggi dengan rentang yang lebih
2.9 Penentuan Kadar protein kecil, yaitu rentang (2 °C) . Hal serupa
Penentuan kadar protein diawali dilakukan terhadap penentuan pH
optimum dimana rentang pH yang
dengan penentuan panjang gelombang
digunakan adalah 4,0-6,0 dengan
larutan standar BSA dan pembuatan
interval 0,5 dan diteruskan terhadap pH
kurva standar BSA. Penentuan panjang
yang memberikan hasil uji unit aktivitas
gelombang maksimum larutan standar
tertinggi dengan interval 0,2.
BSA dilakukan dengan membuat larutan
79
Chem Info
80
Chem Info
81
Chem Info
82
Chem Info
83
Chem Info
[8] Suganthi, R., Benazir, J.F., Santhi R., Kumar [10] Ul-Haq-Ikram, Abdullah Roheena, Ashraf
R.V., Hari A., Meenakshi N., Nidhiya Hamad dan Hussain Athar Shah, 2002,
K.A., Kavitha G., dan Lakshmi R., 2011, Isolation and Screening of Fungi for
Amylase Production by Aspergillus niger Biosynthesis of Alpha Amilase,
under Solid State Fermentation Using Biotechnology, Volume 1 Number 2-4,
Agroindustrial Wastes, Internetional 61-66.
Journal of Engineering Science and [11] Wijaya, Rudi, 2005, Karakteristik Enzim
Technology (IJEST), 1736-1739. Serupa Tripsin dari Cacing Tanah,
[9] Suhartono, M.T. 1989. Enzim dan Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bioteknologi. Direktorat Jenderal Bogor, Bogor, 24-39.
Pendidikan Tinggi Antar Universitas
Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.
172-220.
Pembimbing I Pembimbing II
84