INFEKSI STAPHYLOCOCCUS
• Manifestasi yang timbul dari infeksi ini dapat berupa impetigo, ektima,
folikulitis, dan furunkulosis.
• Daerah predileksi yang paling sering terkena infeksi adalah di daerah nares,
pharynx, ekstremitas superior, inguinal, aksila, perirectal, rectal,
Manifesktasi klinis yang dapat timbul dari infeksi Staphylococcus aureus berupa :
6. Karbunkel
Merupakan kumpulan dari beberapa furunkel (furunkulosis) yang
terletak lebih dalam, lebih ekstensif, sangat nyeri. Daerah predileksi paling
sering yaitu pada leher belakang, punggung, dan paha. Lesi berupa pustule
multiple pada sekitar folikel rambut disertai eritema pada kulit sekitar. Pada
pustule ditemukan lubang kuning keabuan ireguler ditengahnya. Pada pasien
disertai demam, malaise, dan nyeri sekali. Terapi secara umum yaitu menjaga
kebersihan dan mencegah luka-luka kulit. Bila ditemukan lesi infiltrat dapat
diberikan antibiotik topical. Pada lesi yang sudah matang, dilakukan insisi dan
aspirasi, kemudian dilakukan pemasangan drainase, kompres NaCl 0.9% serta
diberikan antibiotika sistemik.
7. Abses
Abses terjadi pada folikulosentrik. Lesi dapat berupa nodul eritematous
yang membesar secara progresif. Terapi dapat diberikan antibiotika sistemik.
8. Botryomycosis
Merupakan infeksi purulent kronis pada daerah subkutan. Faktor
predisposisi dari manifestasi ini adalah trauma, imunosupresi, alcoholism, dan
diabetes mellitus. Lesi ditemukan soliter paling sering pada area genital berupa
nodul eritem lunak dengan batas tegas. Terapi dapat dilakukan dengan kompres
dengan NaCl 0.9%. Dilakukan pemberian antibiotik topical (Mupirocin atau
Clindamycin) serta antibiotik sistemik.
9. Staphylococcal paronychia
Daerah predileksi ditemukan pada kuku jari. Lesi berupa kemerahan
pada lipatan kuku yang teraba hangat, dan lunak disertai abses. Terapi dapat
dilakukan dengan kompres dengan NaCl 0.9%. Dilakukan pemberian antibiotik
topical (Mupirocin atau Clindamycin) serta antibiotik sistemik.
sekitar yang teraba hangat, keras dan edem pada jari. Terapi dapat dilakukan
dengan kompres dengan NaCl 0.9%. Dilakukan pemberian antibiotik topical
(Mupirocin atau Clindamycin) serta antibiotik sistemik.
11. Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
Merupakan suatu penyakit epidermolitik yang disebabkan oleh toksin
stafilokokus. Patogen paling sering yang menyebabkan manifestasi ini adalah
Staphylococcus aureus. Lesi ditandai dengan epidermolisis luas eritema.
Kondisi ini terjadi terutama pada bayi dan anak <2 tahun. Pada pemeriksaan
didapatkan demam tinggi disertai Infeksi saluran napas atas. Lesi berupa
eritema yang timbul mendadak pada daerah muka,leher,ketiak, lipat paha
secara menyeluruh dalam 24 jam. Kemudian muncul bula-bula berdinding
kendur dalam 24-48 jam. Pada pemeriksaan didapatkan Nikolsky sign (+).
Dalam 2-3 hari pengeriputan spontan disertai pengelupasan lembaran-
lembaran kulit sehingga tampak daerah-daerah erosif. Terapi dapat diberikan
antibiotik sistemik kloksasilin (dewasa 3x250 mg; neonatus 3x50 mg),
klindamisin serta sefalosporin generasi I. Terapi topical dengan Sufratulle serta
krim antibiotik.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam infeksi stafilokokus antara lain :
• Pengecatan gram
• Kultur bakteri
• Radiografi
Manajemen diagnostic dalam infeksi stafilokokus dapat dilihat pada bagan berikut :