Anda di halaman 1dari 15

Makalah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2012

BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia tertuju
pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional. Para ekonom dan
politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin, yang menganut sistem
kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat mendambakan dan menomorsatukan
pertumbuhan ekonomi (economic growth). Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu
mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP
relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan
yang membesarkan hati. “Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam kehidupan
ekonomi semua negara di dunia dewasa ini. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya
program-program pembangunan di negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-
rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional.
Mengingat konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian pertumbuhan
ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak boleh
ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber
pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang
berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output per kapita yang terus menerus
dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya
makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu
distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan
per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi riil melalui
penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan pengetahuan, peningkatan ketrampilan,
penambahan kemampuan berorganisasi dan manajemen.
Indonesia sebagai Negara berkembang tentunya sangat mendambakan pertumbuhan
ekonomi yang pesat untuk menambah kesejahteraan masyarakatnya dan untuk mensejajarkan
dirinya dengan Negara maju. Maka dari itu disini kita akan membahas kondisi pertumbuhan
ekonomi yang dialami Indonesia pada awal tahun 2012 ini.

LANDASAN TEORI

Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan ekonomi.Dalam


makalah pertumbuhan ekonomi ini,penulis ingin menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi
hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan
pada peningkatan output agregat khususnya output agregat per kapita. Pertumbuhan ekonomi
dapat diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara
berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan
ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian
yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Perekonomian dikatakan
mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil terhadap penggunaan faktor-faktor
produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya.
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat Pertumbuhan Ekonomi:
a. Tingkat Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
b. Tingkat Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)

Dalam zaman ahli ekonomi klasik, seperti Adam Smith dalam buku karangannya yang
berjudul An Inguiry into the Nature and Causes of the Wealt Nations, menganalisis sebab
berlakunya pertumbuhan ekonomi dan faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Setelah
Adam Smith, beberapa ahli ekonomi klasik lainnya seperti Ricardo, Malthus, Stuart Mill, juga
membahas masalah perkembangan ekonomi .

1. Teori Inovasi Schum Peter


Pada teori ini menekankan pada faktor inovasi enterpreneur sebagai motor penggerak
pertumbuhan ekonomi kapitalilstik. Dinamika persaingan akan mendorong hal ini.

2. Model Pertumbuhan Harrot-Domar


Teori ini menekankan konsep tingkat pertumbuhan natural.Selain kuantitas faktor produksi
tenaga kerja diperhitungkan juga kenaikan efisiensi karena pendidikan dan latihan.Model ini
dapat menentukan berapa besarnya tabungan atau investasi yang diperlukan untuk memelihara
tingkat laju pertumbuhan ekonomi natural yaitu angka laju pertumbuhan ekonomi natural
dikalikan dengan nisbah kapital-output.

3. Model Input-Output Leontief.


Model ini merupakan gambaran menyeluruh tentang aliran dan hubungan antarindustri. Dengan
menggunakan tabel ini maka perencanaan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan secara
konsisten karena dapat diketahui gambaran hubungan aliran input-output antarindustri.
Hubungan tersebut diukur dengan koefisien input-output dan dalam jangka pendek/menengah
dianggap konstan tak berubah .

4. Model Pertumbuhan Lewis


Model ini merupakan model yang khusus menerangkan kasus negara sedang
berkembang banyak (padat) penduduknya. Tekanannya adalah pada perpindahan kelebihan
penduduk disektor pertanian ke sektor modern kapitalis industri yang dibiayai dari surplus
keuntungan.

5. Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow


Model ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahap-tahap pertumbuhan ekonomi serta ciri dan
syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap masyarakat tradisional, tahap prasyarat
lepas landas, tahap lepas landas, tahap gerakan ke arah kedewasaan, dan akhirnya tahap
konsumsi tinggi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KENAIKAN PRODUKTIVITAS
Sementara negara-negara miskin berpenduduk padat dan banyak seperti Indonesia hidup
pada taraf batas hidup dan mengalami kesulitan menaikkannya, beberapa negara maju seperti
Amerika Serikat dan Kanada, negara-negara Eropa Barat, Australia, Selandia Baru, dan Jepang
menikmati taraf hidup tinggi dan terus bertambah. Pertambahan penduduk berarti pertambahan
tenaga kerja serta berlakunya hukum Pertambahan Hasil yang Berkurang mengakibatkan
kenaikan output semakin kecil, penurunan produk rata-rata serta penurunan taraf hidup.
Sebaliknya kenaikan jumlah barang-barang kapital, kemajuan teknologi, serta kenaikan kualitas
dan keterampilan tenaga kerja cenderung mengimbangi berlakunya hukum Pertambahan Hasil
yang Berkurang. Penyebab rendahnya pendapatan di negara-negara sedang berkembang adalah
berlakunya hukum penambahan hasil yang semakin berkurang akibat pertambahan penduduk
sangat cepat, sementara tak ada kekuatan yang mendorong pertumbuhan ekonomi berupa
pertambahan kuantitas dan kualitas sumber alam, kapital, dan kemajuan teknologi.

B. FAKTOR PENGGERAK PERTUMBUHAN EKONOMI


Dua hal esensial harus dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi adalah, pertama
sumber-sumber yang harus digunakan secara lebih efisien. Ini berarti tak boleh ada sumber-
sumber menganggur dan alokasi penggunaannya kurang efisien. Yang kedua, penawaran atau
jumlah sumber-sumber atau elemen-elemen pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan
pertambahannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:
1. Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh
SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat
lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku
subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses
pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam
melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam
yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan
dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya
percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan
manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan
kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya
berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan
tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong
pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun
budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros,
KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan
kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.

C. STRATEGI PERTUMBUHAN EKONOMI

1. Industrialisasi Versus Pembangunan Pertanian


Pembangunan pertanian bersifat menggunakan teknologi padat tenaga kerja dan secara
relatif menggunakan sedikit kapital; meskipun dalam investasi pada pembuatan jalan, saluran
dan fasilitas pengairan, dan pengembangan teknologinya. Kenaikan produktivitas sektor
pertanian memungkinkan perekonomian dengan menggunakan tenaga kerja lebih sedikit
menghasilkan kuantitas output bahan makanan yang sama. Dengan demikian sebagian dari
tenaga kerja dapat dipindahkan ke sektor industri tanpa menurunkan output sector pertanian. Di
samping itu pembangunan atau kenaikkan produktivitas dan output total sektor pertanian akan
menaikan pendapatan di sektor tersebut.
2. Strategi Impor Versus Promosi Ekspor
Stategi industrialisasi via substitusi impor pada dasarnya dilakukan dengan membangun
industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor. Alternatif kebijakan lain adalah
strategi industrialisasi via promosi ekspor. Kebijakan ini menekankan pada industrialisasi pada
sektor-sektor atau kegiatan produksi dalam negeri yang mempunyai keunggulan komparatif
hingga dapat memproduksinya dengan biaya rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar
internasional. Strategi ini secara relatif lebih sukar dilaksanakan karena menuntut kerja keras
agar bisa bersaing di pasar internasional.
3. Perlunya Disertivikasi
Usaha mengadakan disertivikasi bagi negara-negara pengekspor utama minyak dan gas
bumi merupakan upaya mempertahankan atau menstabilkan penerimaan devisanya.

D. ASPEK HUBUNGAN EKONOMI INTERNASIONAL DALAM


PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Perluasan Perdagangan
Negara-negara maju telah berkembang merupakan sumber atau pensuplai barang-barang
kapital. Di samping itu mereka juga merupakan pasar yang luas dan cukup besar yang membeli
ekspor hasil-hasil pertanian, pertambangan, bahan mentah, ataupun barang-barang manufaktur
oleh negara-negara sedang berkembang. Penurunan harga di pasar dunia akan bahan-bahan
mentah produk pertanian ataupun hasil pertambangan akan sama seperti halnya turunnya harga
minyak bumi ataupun harga tembaga di pasaran internasional.
2. Aliran Penanaman Modal (Investasi) Asing
Aliran kapital atau investasi asing dari luar negeri baik oleh sector pemerintah maupun
swasta asing dapat merupakan suplemen atau pelengkap bagi usaha pemecahan lingkaran setan
kemiskinan. Penanaman modal asing banyak bergerak di sektor eksplorasi sumber alam berupa
pertambangan, kehutanan, perikanan, dan juga di sektor manufacturing. Swasta asing yang
melakukan investasi umumnya merupakan perusahaan besar multinasional.
3. Bantuan Luar Negeri Berupa Hadiah dan Pinjaman
Bantuan asing bisa diberikan secara langsung atau melalui lembaga keuangan
internasional. Contoh bantuan langsung berupa hadiah atau pinjaman yang diberikan oleh US-
AID (United State Agency for International Development), suatu lembaga bantuan luar negeri
pemerintah Amerika Serikat, atau dari badan-badan luar negeri yang serupa dari negara-negara
maju telah berkembang lainnya.

D. ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA


I. NILAI PDB MENURUT LAPANGAN USAHA TRIWULAN I-2011,
TRIWULAN IV-2011, DAN TRIWULAN I-2012
PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2011 mencapai Rp1.750,9 triliun,
kemudian pada triwulan IV-2011 meningkat menjadi Rp1.921,6 triliun dan pada triwulan I-2012
meningkat lagi menjadi Rp1.972,4 triliun. Demikian pula PDB atas harga konstan 2000 triwulan
I-2011 adalah sebesar Rp595,2 triliun kemudian triwulan IV-2011 meningkat menjadi Rp624,0
triliun dan pada triwulan I-2012 meningkat lagi menjadi Rp632,8 triliun.
Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang
terbesar pada triwulan I-2012 adalah Sektor Industri Pengolahan sebesar Rp465,8 triliun,
kemudian Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan sebesar Rp300,2 triliun,
disusul oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar Rp266,5 triliun, Sektor
Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp251,0 triliun, Sektor Jasa-jasa sebesar Rp202,0 triliun,
Sektor Konstruksi sebesar Rp198,5 triliun, Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan
sebesar Rp143,4 triliun, dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar Rp130,2 triliun, serta
terakhir Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih sebesar Rp14,8 triliun.
Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, kesembilan sektor di atas memberikan
nilai tambah bruto berturut-turut yaitu Sektor Industri Pengolahan sebesar Rp160,6 triliun,
Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Rp112,0 triliun, Sektor Pertanian, Peternakan,
Kehutanan, dan Perikanan Rp82,1 triliun, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Rp63,9 triliun,
Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan Rp61,6 triliun, Sektor Jasa-jasa Rp59,1
triliun, Sektor Pertambangan dan Penggalian Rp48,2 triliun, Sektor Konstruksi Rp40,5 triliun
dan Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih Rp4,8 triliun.
Tabel 1
PDB Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000
(triliun rupiah)
Harga Berlaku Harga Konstan 2000
Lapangan Usaha Triw I-2011 Triw IV-2011 Triw I-2012 Triw I-2011 Triw IV-2011 Triw I-2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 274,8 241,8 300,2 79,0 67,9 82,1

2.Pertambangan dan Penggalian 208,8 239,9 251,0 46,9 47,9 48,2

3.Industri Pengolahan 422,7 470,6 465,8 152,0 163,9 160,6

4.Listrik, Gas, dan Air Bersih 13,1 14,6 14,8 4,5 4,9 4,8

5.Konstruksi 173,8 204,3 198,5 37,8 42,2 40,5

6.Perdagangan, Hotel dan Restoran 237,5 268,2 266,5 103,2 114,1 112,0
7.Pengangkutan dan Komunikasi 116,9 129,3 130,2 57,9 63,0 63,9
8.Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 128,7 139,0 143,4 57,9 60,2 61,6
9.Jasa-Jasa 174,6 213,9 202,0 56,0 59,9 59,1

PDB 1 750,9 1 921,6 1 972,4 595,2 624,0 632,8


PDB Tanpa Migas 1 603,9 1 765,5 1 807,9 560,1 589,1 597,8

II. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN I-2012

Perekonomian Indonesia pada triwulan I-2012 bila dibandingkan dengan triwulan


sebelumnya (q-to-q), yang digambarkan oleh PDB atas dasar harga konstan 2000, mengalami
peningkatan sebesar 1,4 persen. Peningkatan tersebut terjadi pada Sektor Pertanian, Peternakan,
Kehutanan, dan Perikanan (20,9 persen), Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan (2,3
persen), Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (1,3 persen), dan Sektor Pertambangan dan
Penggalian (0,7 persen). Sektor-sektor yang mengalami penurunan adalah Sektor Jasa-Jasa
(turun 1,3 persen), Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih (turun 1,5 persen), Sektor Perdagangan,
Hotel, dan Restoran (turun 1,8 persen), Sektor Industri Pengolahan (turun 2,0 persen), dan Sektor
Konstruksi (turun 4,1 persen).
Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan pada triwulan I-2012 meningkat
tajam 20,9 persen terhadap triwulan IV-2011, sebagai refleksi dari mulai adanya musim panen
tanaman padi, dengan kenaikan Subsektor Tanaman Bahan Makanan sebesar 61,0 persen.
Subsektor Pertanian lainnya mengalami penurunan masing-masing sebesar 17,7 persen untuk
Subsektor Kehutanan, 16,0 persen untuk Subsektor Tanaman Perkebunan, 3,1 persen Subsektor
Peternakan dan Hasil-hasilnya, dan 2,1 persen untuk Subsektor Perikanan.
Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan (q-to-q) tumbuh sebesar 2,3 persen.
Peningkatan di Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan tersebut terutama ditunjang
oleh Subsektor Bank yang tumbuh sebesar 4,8 persen.
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi (q-to-q) tumbuh sebesar 1,3 persen, dimana
penyumbang terbesar ditunjang oleh Subsektor Komunikasi yang tumbuh sebesar 2,1 persen.
Sektor Pertambangan dan Penggalian (q-to-q) tumbuh sebesar 0,7 persen. Peningkatan di
Sektor Pertambangan dan Penggalian tersebut terutama ditunjang oleh Subsektor Pertambangan
Bukan Migas yang tumbuh sebesar 3,8 persen.
PDB Tanpa Migas secara berantai (q-to-q) triwulan I-2012 dibandingkan triwulan IV-
2011 tumbuh sebesar 1,5 persen. Sementara bila triwulan I-2012 dibanding triwulan yang sama
tahun sebelumnya (y-on-y) tumbuh sebesar 6,7 persen.

Tabel 2
Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha
(persen)

Sumber
Triwulan I-2012 Triwulan I-2012
Pertumbuhan
Lapangan Usaha terhadap terhadap
Triwulan I-2012
Triwulan IV-2011 Triwulan I-2011 ( y-on-y )
(1) (2) (3) (4)

1.Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 20,9 3,9 0,5


2.Pertambangan dan Penggalian 0,7 2,9 0,2
3.Industri Pengolahan -2,0 5,7 1,4
4.Listrik, Gas, dan Air Bersih -1,5 6,1 0,1
5.Konstruksi -4,1 7,3 0,5
6.Perdagangan, Hotel, dan Restoran -1,8 8,5 1,5
7.Pengangkutan dan Komunikasi 1,3 10,3 1,0
8.Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 2,3 6,3 0,6
9.Jasa-Jasa -1,3 5,5 0,5

PDB 1,4 6,3 6,3


PDB Tanpa Migas 1,5 6,7

III. STRUKTUR PDB MENURUT LAPANGAN USAHA TRIWULAN I-2012

Pada Triwulan I-2012, sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah Sektor
Industri Pengolahan yaitu sebesar 23,6 persen, diikuti oleh Sektor Pertanian, Peternakan,
Kehutanan, dan Perikanan sebesar 15,2 persen, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar
13,5 persen, Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 12,7 persen, dan Sektor Jasa-jasa
sebesar 10,2 persen, serta Sektor Konstruksi sebesar 10,1 persen. Secara keseluruhan keenam
sektor tersebut mempunyai andil peranan sebesar 85,3 persen dalam PDB. Sedangkan tiga sektor
lainnya mempunyai andil masing-masing kurang dari 10 persen. Sementara itu peranan seluruh
sektor ekonomi tanpa migas pada triwulan I-2012 sebesar 91,7 persen.
Sektor Pertambangan dan Penggalian, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, Sektor
Konstruksi, dan Sektor Jasa-jasa mengalami kenaikan peranan pada triwulan I-2012 dibanding
triwulan I-2011, sedangkan Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan, Sektor
Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi, dan Sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan mengalami penurunan. Bila
dibandingkan dengan triwulan IV-2011 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan,
Sektor Pertambangan dan Penggalian, dan Sektor Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan
mengalami peningkatan sedang sektor-sektor lainnya relatif turun. Dengan demikian, khusus
peranan Sektor Pertambangan dan Penggalian pada triwulan I-2012 mengalami peningkatan baik
dibanding triwulan I-2011 ataupun triwulan IV-2011 (lihat Tabel 3).

Tabel 3
Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010–2011,
Triwulan I-2011, Triwulan IV-2011, dan Triwulan I-2012
(persen)
2011
Lapangan Usaha 2010 2011 Triw I Triw IV Triw I-2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan 15,3 14,7 15,7 12,6 15,2
2. Pertambangan dan Penggalian 11,1 11,9 11,9 12,5 12,7
3. Industri Pengolahan 24,8 24,3 24,1 24,5 23,6
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,8 0,8 0,7 0,8 0,8
5. Konstruksi 10,3 10,2 9,9 10,6 10,1
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,7 13,8 13,6 14,0 13,5
7. Pengangkutan dan Komunikasi 6,6 6,6 6,7 6,7 6,6
8. Keuangan, Real Estat, dan Jasa Perusahaan 7,2 7,2 7,4 7,2 7,3
9. Jasa-Jasa 10,2 10,5 10,0 11,1 10,2

PDB 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0


PDB Tanpa Migas 92,2 91,5 91,6 91,9 91,7

IV. PDB Menurut Pengeluaran Triwulan I-2012

Ditinjau dari sisi pengeluaran atau permintaan, PDB Indonesia terdiri dari berbagai
komponen pengeluaran, yaitu Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga, Komponen
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Komponen Investasi Fisik (PMTB dan Perubahan
Inventori), serta Komponen Ekspor dan Impor Barang dan Jasa.

Tabel 4
PDB menurut Pengeluaran
Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (triliun rupiah)

Harga Berlaku Harga Konstan 2000


Jenis Pengeluaran Triw I-2011 Triw IV-2011 Triw I-2012 Triw I-2011 Triw IV-2011 Triw I-2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 964,4 1 063,1 1 085,1 334,6 349,5 351,2
2.Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 118,3 223,9 137,4 36,3 70,0 38,4
3.Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 543,8 649,3 628,0 140,4 162,1 154,3
4.Perubahan Inventori+Diskrepansi Statistik 90,3 -19,4 120,7 22,7 -30,5 23,7
5.Ekspor Barang dan Jasa 441,9 511,7 489,4 280,0 325,3 301,9
6.Dikurangi Impor Barang dan Jasa 407,8 507,0 488,2 218,8 252,4 236,7

PDB 1 750,9 1 921,6 1 972,4 595,2 624,0 632,8

V. PROFIL SPASIAL PEREKONOMIAN INDONESIA MENURUT


KELOMPOK PROVINSI TRIWULAN I-2012
Struktur perekonomian Indonesia secara spasial pada triwulan I-2012 masih didominasi
oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kelompok provinsi di Pulau Jawa
memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto, yakni sebesar 57,5 persen,
diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 23,6 persen, Pulau Kalimantan 9,8 persen, Pulau Sulawesi
4,5 persen, Bali dan Nusa Tenggara 2,4 persen, dan kontribusi terkecil berasal kelompok provinsi
di Pulau Maluku dan Papua, yakni sebesar 2,2 persen.
Provinsi-provinsi yang memberikan sumbangan terbesar Di Pulau Jawa, adalah DKI
Jakarta (16,2 persen), Jawa Timur (14,7 persen), Jawa Barat (14,2 persen) dan Jawa Tengah (8,4
persen). Pada Pulau Sumatera, tiga provinsi penyumbang terbesar adalah Riau (6,9 persen),
Sumatera Utara (5,3 persen) dan Sumatera Selatan (3,0 persen).
Provinsi penyumbang terbesar di Pulau Kalimantan adalah Kalimatan Timur sebesar 6,9
persen, sedangkan provinsi penyumbang terbesar di Pulau Sulawesi adalah Sulawesi Selatan
sebesar 2,2 persen.

Tabel 5
Peranan Wilayah/Pulau dalam Pembentukan PDB Nasional
(persen)
2011 Triw I-
Wilayah/Pulau 2010 2011 Triw I Triw IV 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.Sumatera 23,1 23,5 23,5 23,6 23,6


2.Jawa 58,1 57,6 57,9 57,5 57,5
3.Bali dan Nusa Tenggara 2,7 2,6 2,5 2,6 2,4
4.Kalimantan 9,2 9,6 9,3 9,7 9,8
5.Sulawesi 4,5 4,6 4,5 4,6 4,5
6.Maluku dan Papua 2,4 2,1 2,3 2,0 2,2

Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0


BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 masih tetap stabil dan mampu bertahan dari gejolak
ekonomi yang melanda Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Indonesia mengalami pertumbuhan
ekonomi sebesar 6,3 persen. Indonesia akan mempertahankan angka pertumbuhan 6,3 persen
dengan mewaspadai adanya pelemahan ekspor dan capital outflow pada tahun ini. Momentum
pertumbuhan di Asia sedikit mengalami penurunan, akibat krisis utang di Eropa, kenaikan harga
minyak serta terganggunya rantai distribusi akibat bencana di Jepang. Dibandingkan dengan
banyak negara lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak rendah. Bahkan ketika krisis
keuangan global yang menimpa hampir semua negara, sebagai akibat dari krisis kredit
perumahan (prime morgate loans) di Amerika, yang bermula pada tahun 2006 sampai tahun
2009, ekonomi Indonesia tidak mengalami goncangan yang berarti. Kemampuan untuk meredam
akibat dari keuangan ini dapat terjadi berkat kebijakan makro ekonomi yang hati-hati dan tepat,
di samping kondisi keterbukaan yang memangnya tidak sebesar negara-negara tetangga seperti
Singapore dan Malaysia.
Sejauh ini kesimpulan umum yang muncul adalah Asia relatif bisa mengatasi krisis, bahkan Asia,
termasuk Indonesia, berpotensi memakmurkan rakyat. Perbankan Asia sudah belajar dari krisis
1997 dengan memperkuat modal sehingga relatif kuat menghadapi gejolak ekonomi.
Pemerintahan Asia juga punya dana cadangan untuk menolong pasar dalam kasus terjadi pelarian
investor. Sektor konsumsi domestik di negara-negara Asia termasuk Indonesia, menjadi salah
satu pengaman dalam menjaga ketahanan ekonomi secara keseluruhan dan berlindung terhadap
dampak krisis secara langsung. Tingkat investasi swasta juga diperkirakan makin meningkat
terutama bagi Indonesia dan India karena saat ini Asia merupakan wilayah yang paling
menjanjikan untuk berinvestasi.
Namun, dengan pertumbuhan yang diperkirakan masih stabil, lanjut dia, pemerintah patut
mewaspadai tingginya laju inflasi pada tahun depan. Laju inflasi dapat menjadi `potential risk`
dan patut diwaspadai. Untuk itu dibutuhkan kebijakan moneter yang tepat dalam penentuan suku
bunga dan mendukung pertumbuhan ekonomi, bagi Indonesia, potensi lain masih tersedia seperti
pembangunan wilayah dengan tujuan agar pembangunan tidak timpang alias terfokus di satu
wilayah seperti Pulau Jawa. Karena berkembangnya pembangunan wilayah lain juga akan
menghasilkan sumber permintaan baru. Inilah sekelumit kesempatan pembangunan ekonomi,
karena Asia dan Indonesia masih dalam tahap awal pembangunan. Indonesia dan Asia belum
berada pada titik jenuh ekonomi, bahkan memiliki banyak kesempatan untuk mengembangkan
ekonomi yang pada akhirnya memakmurkan rakyat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
relative stabil ini masih menyisakan pekerjaan rumah bagi Indonesia untuk melaksanakan
pemerataan pendapatan serja juga untuk melaksanakan pemerataan pembangunan.
SARAN
Pertumbuhan ekonomi yang pesat dan stabil tentu bukan menjadi apa-apa jika tidak diimbangi
dengan pemerataan pendapatan dari masyarakat Indonesia itu sendiri. Jadi alangkah baiknya jika
pemerintah juga sangat memperhatikan pemerataan pendapatan yang terjadi dewasa ini.
Pemerataan pembangunan infrastruktur Indonesia juga patut menjadi sorotan. Karena
pembangunan infrastruktur yang memadai akan membawa daerah tersebut pada iklim ekonomi
dan investasi yang menjanjikan. Saat ini, pembangunan hanya terpusat di Pulau Jawa dan diikuti
Pulau Sumatera. Pulau-pulau besar seperti Sulawesi, Kalimantan, Papua masih jauh dari
infrastruktur yang memadai. Hal ini mungkin dapat menjadi masukan untuk pemerintah supaya
mengembangkan pemerataan infrastruktur untuk memaksimalkan potensi pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Berita Resmi Statistik No. 31/05/Th. XV, 7 Mei 2012. 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Anonymousa. 2011. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2012 diperkirakan stabil, (Online),
(http://www.pajak.go.id/content/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-2012-diperkirakan-stabil,
diakses tanggal 31 mei 2012).
BPS. 2011. Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan di Indonesia, (Online),
(http://jaktimkota.bps.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=194:pertumbuhan-ekonomi-dan-kemiskinan-di-
indonesia&catid=57:frontpage, diakses tanggal 31 Mei 2012).
Saragih, Simon & Marcus Suprihadi. 2012. Indonesia Punya Potensi Besar Makmurkan Rakyat,
(Online),
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/30/14593465/Indonesia.Punya.Potensi.Besar.
Makmurkan.Rakyat, diakses tanggal 31 Mei 2012).
Anonymousb. 2011. Makalah Pertumbuhan Ekonomi, (Online),
(http://fikhbosua.blogspot.com/2011/10/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html, diakses tanggal 27
Mei 2012).
Ramdhani, Pratama R. 2010. Contoh Makalah Pertumbuhan Ekonomi, (Online),
(http://matakuliahekonomi.wordpress.com/2010/10/21/contoh-makalah-pertumbuhan-ekonomi/,
diakses tanggal 27 Mei 2012).
Anonymousc. 2011. Teori Pertumbuhan Ekonomi, (Online),
(http://jurnalpendidikanislam.blogspot.com/2011/12/makalah-ekonomi-teori-pertumbuhan.html,
diakses tanggal 27 Mei 2012).
Angrumningsi, Risa. 2011. Tugas Makalah Perekonomian Indonesia, (Online),
(http://risnaangrum.wordpress.com/2011/04/05/tugas-makalah-perekonomian-indonesia/, diakses
tanggal 27 Mei 2012).
Anonymousd. 2009. Makalah Pertumbuhan Ekonomi, (Online), (http://cafe-
ekonomi.blogspot.com/makalah-pertumbuhan-ekonomi.html, diakses tanggal 27 Mei 2012).

Anda mungkin juga menyukai