Anda di halaman 1dari 6

Nama : Firstnandita Keisha Almira Nugraha

NIM : 19/439867/TP/12405
Prodi/Fakultas : TPHP/ TP
Dosen : Prof. Dr. Armaidy Armawi M.Si

PENGERTIAN NEGARA

1. PENGERTIAN NEGARA

Pengertian negara menurut ahli hukum tata negara :


1. Menurut Plato, Negara ialah suatu tubuh yang senantiasa maju ,berafiliasi yang terdiri
dari individu/orang.
2. Menurut Hans kelsen, Negara ialah suatu ketertiban dari kaedah/norma yang terdapat
dalam masyarakat serta mempunyai sifat memaksa.
3. Menurut Soenarko, Negara ialah Organisasi masyarakat yang mempunyai
wilayah/daerah tertentu ,dimana kekuasaan didalam negara tersebut berlaku sepenuhnya
sebagai kekuasaan tertinggi.
Pengertian negara dalam arti formil dan materil
1. Negara dalam arti formil ialah negara mempunyai kewenangan untuk menjalankan
kekuasaan dan pemaksaan secara fisik namun sah menurut ketentuan hukum yang
berlaku.jadi negara dalam arti formil sama dengan negara ditinjau dari aspek kekuasaan.
2. Negara dalam arti materil ialah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya
baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang
berada di wilayah tersebut.
Pengertian negara menurut hukum Internasional
Negara ialah kesatuan politik yang mampu mengadakan gara negara pada umumnya
dengan beberapa unsur yaitu :
 Adanya warga negara sebagai pendukung keberadaan negara tersebut.
 Adanya daerah atau wilayah.
 Adanya pemerintahan yang berdaulat.
 Adanya pengakuan dari negara lain yang pada akhirnya dapat menjalin hubungan
secara diplomatik.
2. ASAL MULA NEGARA

Asal mula negara secara garis besar dapat dilihat berdasarkan :


1. Berdasarkan kenyataan sejarah.
2. Segi teori.

Asal mula Negara berdasarkan kenyataan sejarah


Negara terjadi berdasarkan kenyataan sejarah terjadi karena :
1. Terdapat suatu daerah yang belum ada yang menguasainya ,kemudian datang
penduduk secara bergantian dan akhirnya mereka mendirikan negara tersebut,
contohnya : Liberia yang diproklamasikan kemerdekaannya tahun 1847.
2. Terdapat adanya suatu daerah yang semula merupakan bagian dari wilayah negara
tertentu kemudian melepaskan diri dari negara induknya dan menyatakan dirinya
merdeka, contohnya : Malaysia yang memisahkan diri dari Singapura kemudian
menyatakan merdeka.
3. Beberapa negara bagian yang ada dalam suatu negara ,kemudian mereka
memisahkan diri serta melebur (fusi) menjadi suatu negara baru.

Asal mula negara dari segi teori


Asal mula negara dilihat dari segi teori yaitu :
1.Teori spekulatif yang meliputi :
 Teori perjanjian bermasyarakat
Menurut teori ini, negara terbentuk karena sekelompok manusia yang
semula masing–masing hidup sendiri–sendiri mengadakan perjanjian untuk
membentuk organisasi yang dapat menyelenggarakan kepentingan bersama.
Teori ini didasarkan pada suatu paham kehidupan manusia dipisahkan dalam dua
jaman yaitu pra negara (jaman alamiah) dan negara.
Teori ini dipelopori oleh Thomas Hobbes.
 Teori Theokratis/teori ketuhanan
Dasar pemikiran teori ini adalah suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu
yang ada atau terjadi di alam semesta ini adalah semuanya kehendak Tuhan.
Sisa–sisa perlambang teori theokratis nampak dalam kalimat yang tercantum di
berbagai Undang–Undang Dasar negara, seperti : “….. Atas berkat rahmat Allah
Yang Maha Kuasa” atau “By the grace of God”.
Teori ini dipelopori oleh Agustinus, Friedrich Julius Stahl, dan Kraneburg.
 Teori kekuatan (Match theory)
Menurut teori ini negara terbentuk karena adanya kekuasaan, sedangkan
kekuasaan berasal dari mereka-mereka yang paling kuat dan berkuasa, sehingga
dengan demikian negara terjadi karena adanya orang yang memiliki
kekuatan/kekuasaan menaklukkan yang lemah.

2.Teori historis (Evolosionistis) yang dimulai dari :


 Zaman Yunani kuno
 Zaman Romawi
 Zaman abad pertengahan (sebelum adanya perang salib dan sesudah perang
salib).
 Zaman Reneisance.
 Zaman berkembangnya aliran hukum alam.
 Zaman berkembangnya theori kekuasaan/kekuatan.
 Zaman berkembangnya teori positifisme.
 Zaman modern.

3. SIFAT DAN HAKIKAT NEGARA

1. Bersifat Memaksa
Salah satu sifat negara adalah memaksa dimana negara dapat memaksa warga
negara untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara tersebut.
Pemaksaan ini bersifat legal dan dilakukan agar kehidupan berbangsa dan bernegara
dapat berjalan secara teratur dan akan diberikan sanksi bagi pelanggarnya. Agar sifat
memaksa ini dapat dilakukan secara menyeluruh harus ada elemen-elemen yang
mendukunganya, adapun elemen tersebut seperti:
 Adanya Aturan – Adanya peraturan perundang-undangan yang berfungsi untuk
mengatur seluruh aspek kehidupan dalam berbangsa dan bernegara disertai sanksi
yang mengikat untuk meminimalisir adanya pelanggaran.
 Adanya Lembaga Penegak Hukum – Aturan tidak dapat berjalan maksimal tanpa
adanya lembaga penegak hukum seperti keberadaan polisi yang bertugas untuk
menindak para pelaku pelanggaran hukum. Tidak hanya polisi saja tetapi juga
lembaga peradilan yang mengadili berbagai pelanggaran pidana maupun perdata.
(Baca juga: Proses Peradilan Pidana)
2. Bersifat Memonopoli
Negara juga memiliki sifat memonopoli segala aspek kehidupan masyarakatnya,
namun tetap menghormati norma dalam masyarakat yang dijunjung sejak dulu.
Monopoli dilakukan untuk menetapkan tujuan bersama sehingga seluruh warga negara
beserta pemerintah memiliki visi dan misi yang sama mau dibawa kemana negara yang
ditinggali tersebut. Monopoli ini dapat berupa monopoli terhadap sumber daya alam
yang berada di wilayah suatu negara atau adanya larangan-larangan terhadap tindakan
tertentu yang tidak sesuai dengan tujuan nasional negara, adapun tujuan negara
Indonesia terletak dalam pembukaan UUD (Undang-Undang Dasar) 1945 Alinea IV.
3. Bersifat Mencakup Semua atau All Embracing
Sifat mencakup semua ini menunjukkan bahwa peraturan perundang-undangan
yang berlaku di suatu negara berlaku untuk seluruh warga negara tanpa kecuali yang
tinggal di negara tersebut sehingga kedudukan, kekayaan, tampang, atau apapun tidak
dapat mempengaruhi pemberlakuan aturan tersebut.

4. UNSUR-UNSUR NEGARA
1. Rakyat
Rakyat adalah semua orang yang ada di wilayah suatu negara dan taat pada
peraturan pada negara tersebut. Rakyat lah yang mendirikan negara dan kemudian
tinggal di dalamnya. Tanpa ada rakyat maka tidak ada negara.
Secara umum, ada dua jenis rakyat dalam suatu negara yakni :
 Penduduk, yakni semua orang yang tinggal dan menetap di suatu negara, bisa
dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga negara.
 Bukan penduduk, yakni orang asing yang tinggal sementara di suatu negara,
misalnya turis yang sedang berlibur.
2. Wilayah
Wilayah negara merupakan tempat tinggal rakyat dan penyelenggara pemerintahan.
Sebuah negara tidak mungkin berdiri jika tidak memiliki wilayah. Wilayah suatu
negara meliputi daratan, lautan dan udara. Terdapat batas negara antar satu negara
dengan negara lain, di antaranya bisa meliputi :
 Batas alamiah, misalnya seperti gunung atau sungai.
 Batas buatan, misalnya seperti pos penjagaan atau gerbang.
 Batas secara geografis, yakni batas berdasarkan garis lintang dan garis bujur.
 Batas perjanjian, yakni batas yang dibuat dari konvensi atau kesepakatan.

3. Pemerintah yang berdaulat


Unsur-unsur berdirinya negara berikutnya adalah adanya pemerintahan yang sah
dan berdaulat. Yang dimaksud yaitu sebuah pemerintah yang mempunyai kekuasaan
tertinggi untuk mengamankan, mempertahankan, mengatur dan melancarkan tata cara
penyelenggaraan pemerintahan negara secara penuh. Kedaulatan yang dimiliki oleh
pemerintah meliputi kedaulatan ke dalam (intern) dan ke luar (ekstern).
 Kedaulatan ke dalam (intern), yakni kekuasaan untuk mengatur rumah
tangganya sendiri tanpa campur tangan negara lain.
 Kedaulatan ke luar (ekstern), yakni kekuasaan untuk bekerja sama ataupun
berhubungan dengan negara lain.

4. Pengakuan negara lain


Unsur-unsur negara terakhir adalah adanya pengakuan dari negara lain. Hal ini
diperlukan dalam tata hubungan internasional. Namun hal ini termasuk unsur
deklaratif, artinya tanpa pengakuan, asalkan sudah terpenuhi 3 unsur lain (rakyat,
wilayah, pemerintah), maka sudah sah menjadi suatu negara. Secara umum pengakuan
dari negara lain meliputi pengakuan de facto dan pengakuan de jure.
 Pengakuan de facto, yakni pengakuan berdasarkan kenyataan bagi negara baru
yang telah memiliki unsur konstitusif.
 Pengakuan de jure, yakni pengakuan terhadap suatu negara baru yang sesuai
dengan hukum internasional.
Sumber :
https://butew.com/2017/12/30/pengertian-negara-dan-sejarah-asal-mula-negara/
https://christianbudiman000.wordpress.com/asal-mula-negara/
https://guruppkn.com/sifat-hakikat-negara
https://www.zonareferensi.com/unsur-unsur-negara/

Anda mungkin juga menyukai